Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Atribusi

Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang

dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain.

Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik

perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku

kita sendiri. Sementara menurut Weiner (Weiner, 1980, 1992) attribution theory is

probably the most influential contemporary theory with implications for academic

motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang paling berpengaruh

dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini dapat diartikan bahwa teori ini

mencakup modifikasi perilaku dalam arti bahwa ia menekankan gagasan bahwa

peserta didik sangat termotivasi dengan hasil yang menyenangkan untuk dapat

merasa baik tentang diri mereka sendiri.

Model Atribusi mengenai motivasi mempunyai beberapa komponen, yang

terpenting adalah hubungan antara atribusi, perasaan dan tingkah laku. Menurut

Weiner, urutan-urutan logis dari hubungan psikologi itu ialah bahwa perasaan

merupakan hasil dari atribusi atau kognisi. Perasaan tidak menentukan kognisi,

misalnya semula orang merasa bersyukur karena memperoleh hasil positif dan

13
14

kemudian memutuskan bahwa keberhasilan itu berkat bantuan orang lain. Hal ini

merupakan urutan yang tidak logis (weiner, 1982 hal 204).

Hubungan antara kepercayaan, pada reaksi afektif dan tingkah laku.

Penyebab keberhasilan dan kegagalan menurut persepsi menyebabkan

pengharapan untuk terjadinya tindakan yang akan datang dan menimbulkan emosi

tertentu. Tindakan yang menyusul dipengaruhi baik oleh perasaan individu

maupun hasil tindakan yang diharapkan terjadi.

Menurut teori atribusi, keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat

dianalisis dalam tiga karakteristik, yakni :

1.Penyebab keberhasilan atau kegagalan mungkin internal atau eksternal. Artinya,

kita mungkin berhasil atau gagal karena factor-faktor yang kami percaya

memiliki asal usul mereka di dalam diri kita atau karena factor yang berasal di

lingkungan kita.

2.Penyebab keberhasilan atau kegagalan seseorang dapat berupa stabil atau tidak

stabil. Maksudnya, jika kita percaya penyebab stabil maka hasilnya mungkin

akan sama jika melakukan perilaku yang sama pada kesempatan lain.

3.Penyebab keberhasilan atau kegagalan dapat berupa dikontrol atau tidak

terkendali. Faktor terkendali adalah salah satu yang kami yakin kami dapat

mengubah diri kita sendiri jika kita ingin melakukannya. Adapun factor tak

terkendali adalah salah satu yang kita tidak percaya kita dengan mudah dapat

mengubahnya.
15

2.1.2 Laporan Keuangan

Roviyanti (2011) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebuah produk

yang dihasilkan oleh sebuah bidang atau disiplin ilmu akutansi. Oleh karena itu,

dibutuhkan yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang

berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan

keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan pengendalian internal yang

memahami dan kompeten dalam akutansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan

organisasional tentang pemerintahan. Laporan keuangan pokok pemerintah terdiri

dari 4 komponen yaitu :

a) Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan sumber, alokasi dan pemakaian

sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah yg

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam

satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan

Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja transfer dan

pembiayaan.

b) Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

asset, kewajiban dan ekuias dana pada tanggal tertentu. Unsur yang

dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.


16

c) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

operasional, investasi asset non keuangan, pembiayaan dan transaksi non

anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan

saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur

yang dicakup dalam Laporan Arus Kasterdiri dari penerimaan dan

pengeluaran kas.

d) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari

angka yang tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

Laporan Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup

informasi tentang kebijakan akutansi yang dipergunakan oleh entitas

pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk

diungkapkan dalam Standar Akutansi Pemerintah serta ungkapan-

ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan

keuangan secara wajar.

Agar dapat memenuhi karakteristik kualitatif maka informasi dalam laporan

keuangan harus disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Pada saat ini, pemerintah di Indonesia sudah mempunyai Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan (PP Nomor 24

tahun 2005 menjadi PP Nomor 71tahun 2010) didalamnya terdapat Kerangka

Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang memuat karakteristik kualitatif laporan


17

keuangan pemerintah. Karakteristik kualitatif itu dapat diartikan sebagai ukuran-

ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas

laporan keuangan yang menjadikan informasi dalam laporan keuangan pemerintah

mempunyai nilai atau manfaat terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan dan

dapat dipahami.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya. Agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, laporan keuangan

pemerintah perlu memenuhi empat karakteristik berikut (PP 24/ 2005 menjadi PP

71/ 2010).

1.Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang termuat

didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, memprediksi masa depan, dan

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka. Selain itu informasi dapat

dikatakan relevan jika disajikan tepat waktu dan lengkap.

Informasi yang relevan:

a) Memiliki manfaat umpan balik

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi/kejadianmereka di masa lalu.


18

(b) Memiliki manfaat prediktif

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa

yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

(c) Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

(d) Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin,mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhipengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala

yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama

yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar

kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2.Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan

dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Peggunaan informasi yang relevan, tetapi hakikat

atau penyajiannya tidak dapat diandalkan, maka informasi tersebut secara

potensial dapat menyesatkan.


19

Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

(a) Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

(b) Dapat Diverifikasi

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

(c) Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak

pada kebutuhan pihak tertentu.

3.Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.Perbandingan dapat dilakukan

secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila

suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
20

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah

menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi

yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan padaperiode

terjadinya perubahan.

4.Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Sehubungan dengan hal ini, pengguna

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan

operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari

informasi yang dimaksud.

2.1.3 Sumber Daya Manusia

Kompetensi merupakan dasar seseorang untuk mencapai kinerja tinggi

dalam menyelesaikan kinerjanya. Sumber daya manusia yang tidak memiliki

kompetensi tidak akan dapat menyelesaikan laporan keuangan secara efisien,

efektif dan ekonomis. Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat

waktu dan terdapat pemborosan tenaga dan waktu. Dengan adanya kompetensi

sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat

dihemat, dikarenakan sumber daya tersebut telah memiliki pengetahuan dan

pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan

dapat terselesaikan dan dilaporkan tepat waktu, sehingga kinerja SKPD terkait
21

memuaskan. Tingkat kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan,

pelatihan-pelatihan dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan

tugas ( Hanafiah et al, 2016).

Pengetahuan (knowledge) merupakan kemampuan yang dimiliki pegawai

yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya piker serta penguasaan ilmu

yang dimiliki pegawai. Ketrampilan (skill) adalah kemampuan dan penguasaan

teknis operasional dibidang tertentu yang dimiliki pegawai. Ketrampilan

merupakan kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas

yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman

2.1.4 Pengendalian Internal

Menurut Permendagri no 60 tahun 2008 tentang pedoman pengelolaan

keuangan daerah, pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk

memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan dan efektifitas

pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-

undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut :

a. Keterandalan pelaopran keuangan

b. Efisiensi dan efektivitas operasi

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Unsur-unsur sistem pengendalian internal yang diterapkan dipemerintah

menurut Permendagri no 60 tahun 2008 terdiri atas unsur :

1. Lingkungan pengendalian
22

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan

mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak yang terdapat dalam

organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan dasar

dari semua komponen pengendalian internal yang lain, lingkungan

pengendalian meliputi :

a. Penegakan integritas dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Kepemimpinan yang kondusif

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

kebutuhan

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang

pembinaan sumber daya manusia

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah

yang efektif

h. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah

terkait

2. Penilaian Resiko

Penilaian resiko diawali dengan penetapan maksud dan tujuan

instansi pemerintah yang jelas dan konsisten baik pada tingkat

instansi maupun pada tingkat kegiatan. Selanjutnya instansi

pemerintah mengidentifikasi secara efisien dan efektif resiko yang

dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut, baik yang


23

bersumber dari dalam maupun dari luar instansi. Pimpinan instansi

pemerintah merumuskan pendekatan manajemen resiko dan

pengendalian resiko yang diperlukan untuk memperkecil resiko.

Penilaian resiko terdiri atas :

a. Identifikasi resiko

b. Analisis resiko

3. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi

pemerintah untuk mengurangi resiko yang telah diidentifikasi

selama proses penilaian resiko. Kegiatan pengendalian yang

diterapkan dalam suatu instansi pemerintah dapat berbeda dengan

yang diterapkan pada instansi pemerintah lain. Perbedaan

penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan visi, misi dan

tujuan, lingkungan dan cara beroperasi, tingkat kerumitan

organisasi, sejarah dan latar belakang serta budaya, serta resiko

yang dihadapi. Kegiatan pengendalian terdiri atas :

a. Revisi atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan

b. Pembinaan sumber daya manusia

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi

d. Pengendalian fisik atas aset

e. Pemisahan tugas

f. Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting


24

g. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan

kejadian

h. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya

i. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya

j. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian internal

serta transaksi dan kejadian penting.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang berhubungan perlu diidentifikasi, ditangkap dan

dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu yang

memungkinkan agar para pihak memahami tanggung jawab.

Sistem informasi menghasilkan laporan, kegiatan usaha, keuangan

dan informasi yang cukup untuk memungkinkan pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan instansi pemerintah. Informasi yang

dibutuhkan tidak hanya internal namun juga eksternal. Komunikasi

yang efektif harus meluas diseluruh jajaran organisasi dimana

seluruh pihak harus menerima pesan yang jelas dari manajemen

puncak yang bertanggung jawab pada pengawasan. Untuk

menyelenggarakan komunikasi yang efektif pimpinan instansi

pemerintah harus sekurang-kurangnya :

a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan

sarana komunikasi

b. Mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem

informasi secara terus menerus


25

5. Monitoring / Pemantauan Pengendalian Internal

Pemantauan pengenalian internal dilaksanakan melalui

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut

rekomendasi hasil audit atau review lainnya. Pemantauan

berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin,

supervise, pembandingan, rekonsiliasi dan tindakan lain yang

terkait dalam pelaksanaan tugas.

2.1.5. Efektivitas Penerapan SAP Berbasis Akrual

Penerapan akutansi berbasis akrual adalah kerangka waktu implementasi

standar akutansi pemerintahan (SAP) berbasis akrual sebagaimana yang telah

diatur dalam Peraturan Pemerintah no 71 tahun 2010. Pada peraturan pemerintah

tersebut pada tahun 2014 merupakan tahun terakhir pemerintah diperkenankan

menggunakan basis akutansi kas menuju akrual. Pada tahun 2015 pemerintah

pusat dan pemerintah daerah harus menerapkan sistem akutansi berbasis akrual

dalam penyajian laporan keuangan.

Akutansi berbasis akrual merupakan suatu basis akutansi dimana transaksi

ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan

keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas

atau setara kas diterima atau dibayarkan.


26

Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan akutansi berbasis akrual

dmaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif karena

seluruh arus sumber daya dicatat dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan

dan para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan basis kas menuju

akrual yang selama ini dianut. Denan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat

mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana

pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya

sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya. Akutansi

pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk

mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan

mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut.

Untuk mendukung pelaksanaan akutansi berbasis akrual di pemerintah

pusat, Kementrian Keuangan mengembangkan aplikasi terintegrasi agar dapat

digunakan oleh Kementrian Negara/Lembaga. Pengembangan aplikasi tersebut

diharapkan mampu mengintegrasikan proses pelaksanaan dan

pertanggungjawaban sesuai dengan siklus anggaran.

2.2. Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

2.2.1. Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Kualitas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat harus memberikan hasil yang benar atau

valid. Sumber daya manusia yang menyusun LKPD dituntut untuk memiliki

kemampuan atau keahliaan akutansi yang memadai. Apabila sumber daya

manusia yang melaksanakan sistem akutansi tidak memiliki keahlian dibidangnya,


27

maka akan berdampak pada laporan keuangan yang menjadi buruk. Penyusunan

Laporan Keuangan yang berkualitas membutuhkan SDM yang kompeten dan

memahami aturan penyusunan laporan keuangan dengan standar akuntansi

pemerintahan. Kompetensi SDM adalah kemampuan untuk melaksanakan

fungsi-fungsi untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. SDM

merupakan faktor penting demi terciptanya laporan keuangan yang

berkualitas. Dalam hal ini adanya kompetensi SDM mendasari seseorang

mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya memiliki peranan yang sangat

penting untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan entitas yang

bersangkutan

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan sumber daya manusia yang baik,

akan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan. Hal ini

ditunjukan oleh hasil penelitian (Dewi andini,Yusrawati.2015) yang menunjukan

bahwa sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

daerah.

H1 : Sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan

2.2.2. Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Kualitas Laporan

Keuangan

Komponen penting yang terkait dengan pengendalian internal akutansi

adalah Sistem dan Prosedur Akutansi. Sistem dan prosedur akutansi pemerintah
28

daerah merupakan serangkaian tahap dan langkah yang harus dilalui dalam

melakukan fungsi akutansi tertentu. Sistem dan prosedur akutansi pemerintah

daerah paling sedikit meliputi (pasal 98 PP Nomor 58 tahun 2005): (1) Sistem dan

prosedur akutansi penerimaan kas; (2) sistem dan prosedur akutansi pengeluaran

kas; (3) sistem dan prosedur akutansi aset; dan (4) sistem prosedur akutansi selain

kas. Sistem pengendalian intern pemerintah merupakan suatu cara untuk

mengarahkan, mengawasi, dan mengukur suatu sumber daya organisasi, serta

berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud).

Pemahaman regulasi merupakan pemahaman mengenai peraturan, prosedur,

dan kebijakan tentang keuangan daerah. Adanya regulasi tentang keuangan

daerah ditujukan untuk membantu anggota dalam melaksanakan perannya dalam

hal ini yaitu melakukan pengawasan keuangan daerah. Regulasi ini berfungsi

sebagai pedoman untuk memastikan apakah pelaksanaan keuangan daerah telah

sesuai dengan tujuan dan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.

Untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan

proses dan tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam sistem akutansi

pemerintah daerah. Sistem akutansi di dalamnya mengatur tentang sistem

pengendalian Intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh

bagus tidaknya sistem pengendalian internal yang dimiliki pemerintah daerah. Hal

ini ditunjukan oleh hasil penelitian (Ida Ayu, Ni Made.2016) yang menunjukan

bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan.
29

H2 : Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan

2.2.3. Hubungan Sistem Akutansi Pemerintah Berbasis Akrual dengan

Kualitas Laporan Keuangan

Penerapan akutansi berbasis akrual di pemerintahan pusat maupun daerah di

Indonesia adalah hal yang baru. Akutansi berbasis akrual ini baru saja dikeluarkan

peraturannya melalui SAP berbasis akrual yang dulunya diatur dalam PP no.24

tahun 2005, tetapi tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah daerah sehingga dikaji ulang

dalam PP no 71 tahun 2010. SAP berbasis akrual tersebut dibuat dengan tujuan agar

informasi yang tersaji dalam laporan keuangan bisa lebih akurat, relevan dan dapat

lebih transparan sehingga diangap lebih dapat meningkatkan kualitas laporan

keuangan.

Menurut SAP akutansi berbasis akrual menghasilkan laporan keuangan

yang bisa dipercaya , akurat komprehensif dan relevan. Laporan keuangan berbasis

akrual menyajikan informasi keuangan secara lebih akurat dan lengkap sehingga

dapat meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas. Semakin tinggi penerapan

Pemahaman Atas Regulasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, maka

semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini

ditunjukan oleh hasil penelitian (Ida Ayu, Ni Made.2016) yang menyatakan


30

bahwa Sistem akutansi pemerintah berbasis akrual berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan.

H3 : Sistem akutansi pemerintah berbasis akrual berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan.

2.3. Penelitian Terdahulu

Dari beberapa penelitian yang terdahulu yang sejenis atau studi yang

pernah dilakukan, maka kajian pustaka yang dijadikan pertimbangan adalah

sebagai berikut:

1. Dewi Andini dan Yusrawati, (2015)

Penelitian ini mengangkat judul Pengaruh kompetensi sumber daya manusia

dan penerapan sistem Akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan

Keuangan daerah. Pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Empat

Lawang Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan sampel 14 Dinas dari 27

SKPD, teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Selanjutnya data diolah

menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kompetensi SDM dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada SKPD Kabupaten

Empat Lawang.

2. Ida Ayu Eny Kiranayanti dan Ni Made AdiErawati, (2016)


31

Penelitian ini mengangkat judul Pengaruh sumber daya manusia, sistem

pengendalian Intern, pemahaman basis akrual terhadap kualitas Laporan keuangan

daerah. Penelitian ini menggunakan sampel 54 SKPD pada Kabupaten Bandung,

teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Selanjutnya data diolah

menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern, dan

pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

3. Luh Kadek Sri megawati, Ni Luh Gede Erni Sulindawati dan Edy Sujana,

(2015)

Penelitian ini mengangkat judul pengaruh penerapan sistem akuntansi

keuangan Pemerintah daerah, kompetensi sumber daya manusia Dan pengelolaan

keuangan daerah terhadap kualitas Laporan keuangan pemerintah daerah (studi

empiris Pada tiga dinas kabupaten buleleng). Penelitian ini menggunakan sampel

3 Dinas pada Pemerintah Kabupaten Buleleng, teknik pengumpulan data

menggunakan kuisioner. Selanjutnya data diolah menggunakan regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

(1) secara parsial penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi

sumber daya manusia dan pengelolaankeuangan daerah berpengaruh

signifikan dan positif terhadap kualitas laporankeuangan pemerintah daerah.


32

(2) secara simultan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi

sumber daya manusia dan pengelolaan keuangan daerah berpengaruh

signifikan dan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Penelitian dan Variabel dan Metode


No. Sampel Hasil
Tahun Analisis

1. Dewi Andini dan SKPD Variabel Independen : a. Pengaruh sumber

Yusrawati, (2015) Kabupaten daya manusia


X1: Sumber Daya
Empat Lawang berpengaruh terhadap
Manusia
Sumatera kualitas laporan

Selatan. X2: Penerapan Sistem keuangan

Akutansi Keuangan
b. Pengaruh penerapan
Daerah
sistem akutansi

keuangan daerah
33

Penelitian dan Variabel dan Metode


No. Sampel Hasil
Tahun Analisis

Variabel Dependen : berpengaruh kualitas

laporan keuangan
Y: Kualitas Laporan

Keuangan

Metode analisis :

Regresi Linier Berganda

2 Ida Ayu Eny 54 SKPD Variabel Independen : a. Pengaruh sumber

Kiranayanti dan Kabupaten daya manusia


X1: Sumber Daya
Ni Made Bandung berpengaruh terhadap
Manusia
AdiErawati, kualitas laporan

(2016) X2: Sistem Pengendalian keuangan

Intern b. Pengaruh Sistem

pengendalian intern
X3: Pemahaman Basis
berpengaruh terhadap
Akrual
kualitas laporan

keuangan

Variabel Dependen : c. Pemahaman basis

akrual berpengaruh
34

Penelitian dan Variabel dan Metode


No. Sampel Hasil
Tahun Analisis

Y: Kualitas Laporan terhadap kualitas

Keuangan laporan keuangan.

Metode analisis :

Regresi Linier Berganda

3 Luh Kadek Sri 3 Dinas pada Variabel Independen : a. Pengaruh penerapan

megawati, Ni Luh Pemerintah X1: Pengaruh Penerapan sitem akutansi

Gede Erni Kabupaten Sistem Akutansi keuangan pemerintah

Sulindawati dan Buleleng Keuangan Pemerintah daerah terhadap

Edy Sujana, Darah kualitas laporan

(2015) X2: Sumber Daya keuangan

Manusia b. Pengaruh sumber

X3: Pengelolaan daya manusia

Keuangan Daerah terhadap kualitas

laporan keuangan

Variabel Dependen : c. Pengaruh

Y: Kualitas Laporan pengelolaan

Keuangan keuangan daerah


35

Penelitian dan Variabel dan Metode


No. Sampel Hasil
Tahun Analisis

Metode analisis :
terhadap kualitas
Regresi Linier Berganda
laporan keuangan

Sumber : disarikan dari berbagai jurnal

Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi Andini dan

Yusrawati, (2015, Ida Ayu Eny Kiranayanti dan Ni Made AdiErawati, (2016),

Luh Kadek Sri megawati, Ni Luh Gede Erni Sulindawati dan Edy Sujana, (2015).

Beberapa penelitian terdahulu meneliti mengenai faktor–faktor yang

mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penggunaan proksi

dan fenomena yang terjadi membuat penelitian ini menarik untuk dilakukan

penelitian kembali. Dari para penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Persamaannya adalah pada

penggunaan variabel penelitian, sama dengan penelitian Ida Ayu Eny Kiranayanti

dan Ni Made AdiErawati, (2016). Perbedaan dengan yang direplikasi yaitu

dengan menggunakan sampel penelitian lain yaitu SKPD Kota Semarang dengan

metode penelitian analisis statistic program PLS (Partial Least Square).

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Pengaruh Sumber
Daya Manusia
36

H1

Kualitas Laporan
Pengendalian Internal
Keuangan Pemerintah
H2
Daerah

Pemahaman Sistem H3
Akutansi Berbasis
Akrual

Anda mungkin juga menyukai