PERENCANAAN DRAINASE
OLEH :
ZULIS ERWANTO, ST., MT.
KATA PENGANTAR
Tugas besar merupakan salah satu kegiatan dari perkuliahan yang
dimaksudkan untuk mengaplikasikan dan memperdalam teori-teori yang telah di
peroleh sebelumnya. Melalui tugas besar diharapkan mahasiswa tidak hanya
mengerti tentang teori-teori perencanaan drainase tetapi dapat merencanakan
drainase suatu kawasan sebagai bekal kerja nantinya. Salah satu media yang dapat
membantu memperlancar dan mencapai hasil maksimal adalah Petunjuk
Praktikum/Tugas, oleh karena itu perlu disusun modul tersebut.
Buku ini berisi arahan dalam merencanakan drainase permukaan, yang
terdiri dari perencanaan sistem drainase suatu kawasan, aspek hidrologi dan
hidrolika dalam perencanaan drainase. Dalam perencanaan sistem drainase akan
dipelajari bagaimana sistem yang sesuai dan efisisen untuk suatu kawasan. Aspek
hidrologi akan membahas mengenai cara menghitung debit rencana untuk suatu
saluran drainase.Sedangkan aspek hidrolika akan membahas mengenai disain dan
dimensi saluran yang memadai.
Mudah-mudahan buku ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh
para mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil dan mereka yang
membutuhkannya.
Pembina,
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul...
Kata Pengantar...
ii
Daftar Isi....................
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Umum
10
10
11
12
5. Pengeplotan Probabilitas....
13
13
16
17
20
21
25
3.4 Data..
26
27
31
34
35
4.4 Data.
38
38
LAMPIRAN
BAB
PENDAHULUAN
1
1.1.Pengertian Umum
drainase
perkotaan
adalah
ilmu
drainase
yang
Pra Studi
Kelayakan
Identifikasi
Proyek
EVALUASI
DAN
MONITORING
Studi
Kelayakan
PERENCANAAN
DAN
PEMROGRAMAN
Perencanaan
Rinci
Persiapan
Konstruksi
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
Konstruksi
Project
Completion
Report
(PCR)
BAB
SISTIM DRAINASE
2
2.1. Landasan Teori
yang
terlindungi
(dilindungi
oleh
penutup
atap)
untuk
Jenis
Drainase
Letak
bangunan
Menurut
fungsi
Menurut
konstruksi
Alamiah
Buatan
Permukaan tanah
Bawah perm. tanah
Sigle purpose
Multi purpose
Terbuka
Tertutup
SISTEM
DRAINASE
sirip
Terbuka
Pola Jaringan
Drainase
garpu
Grid iron
jaring - jaring
Tertutup
Sistem blok
Sistem radial
Sistem Terpisah
Sistem
Buangan
Sistem Tercampur
Sistem Kombinasi
Peta topografi
Peta topografi terdapat garis-garis kontur dimana digambarkan
dengan beda tinggi 0,5 m untuk lahan yang sangat datar atau 1 m untuk
lahan curam. Peta topografi sangat penting dalam melihat arah aliran
limpasan air hujan, jadi dalam perencanaan drainase terutama dalam
pembuatan saluran drainase hanya mengikuti kontur pada peta topografi
tersebut. Jika beda kontur terlalu curam hendaknya dalam perencanaan
saluran drainase menggunakan bangunan terjunan untuk menghindari
terjadinya pengikisan atau erosi pada saluran drainase.
permukaan.
Besarnya
aliran
permukaan
tergantung
dari
Nama
Sub
Luas Sub
Panjang
Saluran
DAS
DAS (m2)
Saluran (m)
Kwarter
Beda elevasi
(m)
Tersier
A+B
C+D
Sekunder
Sub
DAS
Gabngn
Primer
DAS
total
BAB
ASPEK HIDROLOGI
3
3.1 Landasan Teori
Analisis data yang dilakukan dengan maksud agar data siap untuk
dianalisis selanjutnya.
1 Ra
Ra
R
R
r2 + a r3 + .... + a rn
r1 +
n R1
R2
R3
Rn
Dimana :
ra
Ra
R1Rn
r1rn
= hujan pada saat yang sama dengan hujan yang akan dicari dari
stasiun 1 s/d n.
10
Salah
satu
cara
untuk
menguji
konsistensi
adalah
dengan
menggunakan analisis kurva massa ganda (double mass curve analysis) untuk
data hujan musiman atau tahunan dari suatu DAS.
1
(R1 + R 2 + R3 + .... + Rn )
n
dimana :
R
R=
Rn
An
Wn
= An /A
11
c. Metode Isohiet
R=
dimana :
R
A1, A2, , An
R1, R2, , Rn
Distribusi Gumbel
12
Parameter
Sample
x=
Rata rata
Populasi
1 n
xi
n i =1
= E( X ) =
xf ( x)dx
Simpangan baku
2
1 n
(xi x )2
s=
n 1 i =1
Koefisien variasi
CV =
s
x
= {E[( x ) 2 ]}
CV =
Koefisien skewness
G=
n ( xi x)3
i =1
E ( x )2
(n 1)(n 2).s 3
1
2
5. Pengeplotan Probabilitas
m
.100%
n +1
dimana :
m
13
y 2
y < x 2 , maka data probabilitas hujan dapat
Derajad kepercayaan,
0,20
0,10
0,05
0,01
0,45
0,51
0,56
0,67
10
0,32
0,37
0,41
0,49
15
0,27
0,30
0,34
0,40
20
0,23
0,26
0,29
0,36
25
0,21
0,24
0,27
0,32
30
0,19
0,22
0,24
0,29
35
0,18
0,20
0,23
0,27
40
0,17
0,19
0,21
0,25
45
0,16
0,18
0,20
0,24
50
0,15
0,17
0,19
0,23
N>50
1,07
N 0,5
1,22
N 0,5
1,36
N 0,5
1,63
N 0,5
14
PERCENTILE, P
0,995
0,99
0,975
0,95
0,90
0,75
0,50
0,25
7,88
6,63
5,02
3,94
2,71
1,32
0,455
0,102
10,6
9,21
7,38
5,99
4,61
2,77
1,39
0,575
12,8
11,3
9,35
7,81
6,25
4,11
2,37
1,21
14,9
13,3
11,1
9,49
7,78
5,39
3,36
1,92
16,7
15,1
12,8
11,1
9,24
6,63
4,35
2,67
18,5
16,8
14,4
12,6
10,6
7,84
5,35
3,45
20,3
18,5
16,0
14,1
12,0
9,04
6,35
4,25
22,0
20,1
17,5
15,5
13,4
10,2
7,34
5,07
23,6
21,7
19,0
16,9
14,7
11,4
8,34
5,90
10
25,2
23,2
20,5
18,3
16,0
12,5
9,34
6,74
11
26,8
24,7
21,9
19,7
17,3
13,7
10,3
7,58
12
28,3
26,2
23,3
21,0
18,5
14,8
11,3
8,44
13
29,8
27,7
24,7
22,4
19,8
16,0
12,3
9,30
14
31,3
29,1
26,1
23,7
21,1
17,1
13,3
10,2
15
32,8
30,6
27,5
25,0
22,3
18,2
14,3
11,0
16
34,3
32,0
28,8
26,3
23,5
19,4
15,3
11,9
17
35,7
33,4
30,2
27,6
24,8
20,5
16,3
12,8
18
37,2
34,8
31,5
28,9
26,0
21,6
17,3
13,7
19
38,6
36,2
32,9
30,1
27,2
22,7
18,3
14,6
20
40,0
37,6
34,2
31,4
28,4
23,8
19,3
15,5
21
41,4
38,9
35,5
32,7
29,6
24,9
20,3
16,3
22
42,8
40,3
36,8
33,9
30,8
26,0
21,3
17,2
23
44,2
41,6
38,1
35,2
32,0
27,1
22,3
18,1
24
45,6
43,0
39,4
36,4
33,2
28,2
23,3
19,0
25
46,9
44,3
40,6
37,7
34,4
29,3
24,3
19,9
26
48,3
45,6
41,9
38,9
35,6
30,4
25,3
20,8
27
49,6
47,0
43,2
40,1
36,7
31,5
26,3
21,7
28
51,0
48,3
44,5
41,3
37,8
32,6
27,3
22,7
29
52,3
49,6
45,7
42,6
39,1
33,7
28,3
23,6
30
53,7
50,9
47,0
43,8
40,3
34,8
29,3
24,5
40
66,8
63,7
59,3
56,8
51,8
45,6
39,3
33,7
50
79,5
76,2
71,4
67,5
63,2
56,3
49,3
42,9
60
92,0
88,4
83,3
79,1
74,4
67,0
59,3
52,3
61,7
70
104,2
100,4
95,0
90,5
85,5
77,6
69,3
80
116,3
112,3
106,6
101,9
96,6
88,1
79,3
71,1
90
128,3
124,1
118,1
113,1
107,6
98,5
89,3
80,6
100
140,2
135,8
129,6
124,3
118,5
109,1
99,3
90,1
15
Si
Hitung hujan atau banjir kala ulang T dengan menghitung antilog dari Log XT.
16
waktu konsentrasi (tc) dari rumus distribusi hujan jam jaman dengan
menggunakan model MONONOBE; (3) waktu konsentrasi untuk DAS kecil
di daerah pertanian.
A. Waktu konsentrasi (tc) ditinjau dari 2 komponen (t0 + td)
Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat dihitung menjadi 2 (dua)
komponen :
1. Inlet time (to), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir diatas
permukaan tanah menuju kesaluran drainasi terdekat.
2. Conduit time (td), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir
dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran.
tc = to + td
to = 2/3 x 3.28 x L x n/S1/2
td = Ls/60 V
Dimana
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan lahan
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran diatas saluran drainasi (m)
V = kecepatan aliran air pada saluran drainasi (m/dt)
17
t2 = x2
B
Saluran drainasi
R
RT = 24
t
t 3
T
Dimana :
RT
R24
T
t
18
Rt = t.RT (t 1)( RT 1 )
Dimana :
RT
Rt
Dimana :
Rn
= Kemiringan DAS
19
C=
Ci. Ai
i =1
n
Ai
i =1
Dimana:
Ai
Ci
Koefisien Aliran, C
Bisnis :
Perkotaan
0.70 0.95
Pinggiran
0.50 0.70
Perumahan :
rumah tunggal
0.30 0.50
multiunit, terpisah
0.40 0.60
multiunit, tergabung
0.60 0.75
perkampungan
0.25 0.40
apartemen
0.50 0.70
Industri :
ringan
0.50 0.80
berat
0.60 0.90
Perkerasan :
0.70 0.95
batu-bata, paving
0.50 0.70
Atap
0.75 0.95
20
datar 2%
0.05 0.10
rata-rata 2-7%
0.10 0.15
curam, 7%
0.15 0.20
datar 2%
0.13 0.17
rata-rata 2-7%
0.18 0.22
curam, 7%
0.25 0.35
0.10 0.35
0.20 0.35
Taman, perkuburan
0.10 0.25
Hutan :
datar 0-5%
0.10 0.40
bergelombang, 5-10%
0.25 0.50
berbukit 10-30%
0.30 0.60
Rt
(mm / jam)
t
Dimana :
It = Intensitas CH persatuan waktu t dalam (mm/jam)
Rt = Tinggi hujan selama t (dalam mm)
t
21
I=
a
t +b
Dimana :
I
a=
[I .t ]I 2 I 2 .t [I ]
N [I 2 ] [I ][I ]
b=
[I ][I .t ] N I 2 .t
N [I 2 ] [I ][I ]
a
tn
Dimana :
I
= konstanta
log a =
22
a
t +b
Dimana :
I
a dan b = konstanta
I t I I t [I ]
N [I ] [I ][I ]
I I . t N I t
b =
N [I ] [I ][I ]
a=
Dimana :
[ ] = jumlah angka angka dalam tiap suku
N = banyaknya data
1. Tentukan besarnya curah hujan yaitu dari perkalian antara tinggi hujan
dengan 60 menit dibagi durasi hujan yang bersangkutan.
2. Lakukan perhitungan probabililitas sesuai hasil distribusi frekuensi untuk
periode ulang yang dikehendak (periode ulang 1; 2; 5; 10).
3. Menghitung harga tiap suku dalam persamaan Intensitas (suku persamaan
lihat rumus di atas).
4. Menghitung konstanta konstanta untuk persamaan intensitas.
5. Pemeriksaan untuk mendapatkan rumus yang paling cocok. Dilakukan
dengan menelaah deviasi antara data terukur, dimana deviasi terkecil
dianggap sebagai rumus yang paling cocok.
6. Lakukan perhitungan dengan cara yang sama untuk masing masing
periode ulang
7. Gambar kurva atau lengkung Intensitas curah hujan yang menyatakan
hubungan Intensitas (mm/menit) terhadap durasi (menit).
23
Terjadi 1x dlm 10 th
Intensitas CH
Satuan :
mm/jam
m3/det/km2
l/det/ha
Terjadi 1x dlm 5 th
10 th
Terjadi 1x dlm 2 th
5 th
Terjadi 1x dlm 1 th
2 th
1 th
30
120 menit
Rumus MONONOBE
2
R 24 3
I = 24
24 t
Dimana :
I
24
Q = 0,002778.C.I . A
Dimana :
Q = debit puncak banjir untuk periode ulang T tahun (m3/det)
A = luas daerah tangkap hujan (ha)
I
C=
Ci. Ai
i =1
n
Ai
i =1
25
3.4 Data
Kedalaman curah hujan jangka pendek di pos penakar hujan terdekat dengan
lokasi Perumahan ..sebagai berikut:
No
Tahun
Durasi (menit)
1 hr
2 hr
68
76
112
71
100
86
98
116
124
137
80
92
89
79
125
70
75
105
95
119
124
38
54
66
75
114
102
135
49
42
45
67
77
125
124
112
130
22
42
56
52
96
98
95
126
154
29
42
44
30
42
98
53
88
156
166
256
16
34
36
41
59
48
65
88
99
124
145
172
1970
15
18
28
40
43
46
74
128
78
156
133
198
12
1971
11
23
35
29
55
45
55
86
122
185
158
182
13
1972
17
21
32
38
48
51
56
75
125
95
142
163
14
1973
19
25
22
39
52
50
60
70
97
96
94
142
15
1974
21
28
29
43
45
53
61
85
95
174
188
248
16
1976
20
26
31
42
41
42
72
113
89
130
173
227
17
1977
27
27
30
45
35
48
69
55
138
145
169
195
18
1978
16
22
28
44
42
51
62
82
121
122
158
185
19
1979
18
23
37
41
45
46
71
75
89
132
187
235
20
1980
19
24
38
49
58
63
74
115
124
138
185
21
1981
20
25
24
48
48
49
72
147
136
175
216
22
1982
13
26
26
72
42
51
62
85
89
112
119
225
23
1983
18
24
31
50
47
53
61
77
103
89
124
214
24
1984
17
23
18
42
46
49
63
69
99
98
136
154
25
1985
19
27
24
41
51
57
66
88
98
145
128
144
26
1986
22
26
22
38
52
54
68
116
130
104
156
187
27
1987
22
25
30
26
53
53
72
106
125
112
136
152
28
1988
18
22
21
43
45
56
53
108
114
123
156
184
29
1989
19
23
35
39
42
52
65
115
96
107
142
152
30
1990
17
24
26
29
41
50
52
99
105
112
115
122
10
15
30
45
60
120
180
360
720
1960
22
25
30
48
52
53
56
63
64
1961
18
22
32
50
29
54
45
85
1962
16
26
35
42
48
47
60
1963
18
23
26
59
45
56
1964
19
24
36
43
49
1965
20
30
40
41
1966
27
28
17
1967
21
35
1968
14
10
1969
11
26
1.
2.
3.
4.
Durasi (menit)
Tahun
5
1960
1961
1962
1963
1964
1965
dst
dst
29
1989
30
1990
10
15
30
45
60
120
180
360
720
hr
hr
Jumlah
Jumlah data
Max
Rata-rata
Sd
Ulang untuk 10 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 120 menit, 180
menit, 300 menit, 720 menit, 1 hr dan 2 hari
27
5. Analisis Frekwensi.
Cari standart deviasinya dengan metode yang sesuai data anda untuk
masing-masing durasi hujan.
No
Tahun
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
10
1969
dst
dst
26
1986
27
1987
28
1988
29
1989
30
1990
X1
(X1-Xrata-rata)
(X1-Xrata-rata)2
Jumlah
Sd
28
29
Table perhitungan debit rencana untuk masing-masing saluran dari data hujan yang tersedia
No
Daerah
Luasan
Koefisien
Kemiringan
panjang
panjang
Koef.
Kecepatan
Waktu
Intensitas
Debit
aliran
DAS
aliran, C
lahan, S
lahan, L
saluran
Manning,
aliran dalam
konsentrasi,
hujan, I
rencana
(m)
drainasi,
saluran , V
tc (menit)
(mm/jam)
(m3/det)
A (ha)
Ls (m)
(m/det )
12. Buatlah skema hasil perhitungan debit untuk DAS yang terdiri dari beberapa sub area.
30
BAB
ASPEK HIDROLIKA
4
4.1 Landasan Teori
31
Batas kecepatan
aliran (m/det)
Min
Max
0.6
0.6
0.6
0.6
0.3
0.1
3
1.5
1.8
1.0
0.6
0.2
Koefisien Manning
Pipa plastik
Lapisan beton
Batu kali diplester
Batu kali kosongan (tidak diplester)
Saluran alam
0.010
0.015 0.20
0.25
0.035 0.45
0.040 0.50
32
1 2 3 12
R S
n
Dimana :
Q = Debit aliran dalam saluran (m3/det)
A = Penampang basah saluran (m2)
V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/det)
Rumus tersebut kemudian berkembang sesuai dengan penggunaan
koefisien kekasaran dindingnya.
UNTUK MANNING :
V=
1 2 3 12
R S
n
Dimana :
V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/det)
n
A
P
Dimana :
R = Radius hidraulik (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
e. Kontrol desain saluran
Pada prinsipnya perencanaan detail saluran drainasi adalah
menentukan besar dimensi atau saluran yang dapat menampung air
limpasan akibat terjadi hujan pada suatu daerah tangkap hujan tertentu.
Dari uraian diatas persamaan sbb:
Kapasitas saluran drainasi = debit banjir rencana
33
Persamaan
persamaan
yang
digunakan
untuk
perhitungan
4
2
B = 2h 3 h 3 = h 3
3
3
1
2
A = h 3 + h 3 h = h 2 3
3
3
1
atau = 60o. Penurunan rumus untuk mencari tinggi air, h:
3
V=
1 2 3 12
R S
n
A h2 3 h
=
=
P 2h 3 2
R=
Q= h
1 2 3 12
R S
n
2
1 h 3
3 . . .S 2
n 2
1
Q = h8 / 3 3. .2 2 / 3.. S 1 / 2
n
h8 / 3 =
Q
1
3. .2 2 / 3.S 1 / 2
n
1
2.667
Q
h=
1 2 / 3 1 / 2
3.n .2 .S
34
Jadi :
Q
h=
1 2 / 3 1 / 2
3.n .2 .S
0.375
(m)
Harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari daerah
pengaliran secara efisien.
1. Kendali inlet
Besarnya debit yang melalui gorong gorong dapat dihitung dari
persamaan berikut (HENDERSON 1966) :
PEMASUKAN TIDAK TENGGELAM atau H < 1,2 D
Q=
2
2
C.B.H . gH
3
3
Dimana :
B
35
Asumsi :
o Dimisalkan kecepatan air dalam gorong gorong diambil 1,5 m/dtk
diambil 0,8 m.
o Elevasi muka air hulu 1m di bawah muka jalan.
o Lebar jalan lingkungan tergantung pada site plan anda.
x=
Q
V ( B.h)
Cek kecepatan :
V=
Q
syarat : V hitungan < V asumsi (1,5 m/dtk)
x.(B.h )
Dimana :
B
2. Kendali outlet
Pada gorong gorong bertekanan, tinggi tekan air ditentukan dengan
menggunakan persamaan energi antara hulu dan hilir :
Zu +
Vu 2
Vd 2
= Hf + Zd +
2g
2g
Dimana :
Zu
Zd
Hf
V2
n 2 .L
KEHILANGAN TEKANAN = 0,2 + 4 / 3 + 0,1.
R
2g
Dimana : n
37
4.4 Data
4.5 Pembahasan Analisa Hidrolika
1. Merencanakan dimensi masing-masing saluran drainase yang dapat menampung air hujan tersebut! Dibuat tabel!
Contoh perhitungan dimensi saluran :
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN DENGAN METODE SALURAN TRAPESIUM EKONOMIS
Dimensi
(m)
(m)
(m2)
(m)
(m)
(m)
1.82
2.28
5.74
6.31
0.91
0.46
0.035
1500
0.0007
0.6930
3.9800
-0.0008
1.12
1.40
2.17
3.88
0.56
0.28
0.035
720
0.0028
1.0232
2.2250
-0.0001
1.33
1.15
1.43
2.28
3.97
0.57
0.29
0.035
1740
0.0017
0.8188
1.8658
-0.0001
1.23
1.06
1.33
1.95
3.68
0.53
0.27
0.035
520
0.0019
0.8211
1.6019
0.0000
1.26
1.09
1.37
2.07
3.79
0.55
0.27
0.035
1080
0.0009
0.5810
1.2021
0.0000
1.06
0.92
1.15
1.46
3.18
0.46
0.23
0.035
1300
0.0015
0.6671
0.9754
0.0000
1.11
0.96
1.20
1.59
3.32
0.48
0.24
0.035
2340
0.0009
0.5109
0.8107
0.0000
1.13
0.98
1.23
1.67
3.40
0.49
0.25
0.035
960
0.0021
0.8116
1.3563
0.0000
0.84
0.73
0.91
0.91
2.51
0.36
0.18
0.035
320
0.0031
0.8124
0.7416
0.0001
0.88
0.76
0.96
1.01
2.65
0.38
0.19
0.035
840
0.0012
0.5190
0.5253
0.0000
1.29
10
(m)
2.10
(m3/dt)
3.97916
2.22489
1.86576
1.60191
1.20203
0.97543
0.81069
1.35635
0.74169
0.52530
Q Saluran
Kemiringan
Sal.
Luas
Panjang
Sal.
Tinggi
Koef.
Manning
Tinggi Air
Q renc
Tinggi
Jagaan
Lb bawah
Sub
DAS
No.
Jari-jari
Hidrolis
Keliling
Basah
(m)
Kec. Aliran
Q saluran
Qh
V
(m/det)
(m3/dt)
38