Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. DASAR-DASAR ILMU GIZI

PRODI S1 GIZI - FT

“William’s Basic Nutrition and SKOR NILAI :


Diet Therapy”

“Ilmu Gizi Teori dan Terapi”

NAMA MAHASISWA :

HERTIANA PANJAITAN (5213240035) NABILA NUR AZIZAH PANE (5213540004)

INTAN SYABINA (52135400310) NATALIA REPITA MUNTE (5212540001)

LISNA HANDAYANI MALAU (5213240018) NAZLA SALVIKA ZUCHRY (5213240005)

MARTIN D LUMBANTORUAN (5213540027) NURUL FAJAR HIDAYATI (5212540001)

MOHAMMAD HABIEB ATTARIQH (5212520002) OKTAVIA FERAWATI BR NABABAN (5213540032)

MUTIA AMANDA HSB (5213540011) PRISKA DABUKKE (5213240035)

NABILA AULIAH (5211240012) PUSPA KHAIRANI NASUTION (5211240004)

DOSEN PENGAMPU : YATTY DESTANI SANDY, S.ST, M.Gizi

MATA KULIAH : DASAR-DASAR ILMU GIZI

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

..SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Critical Book Report dari tugas mata kuliah
Dasa-Dasar Ilmu Gizi dengan membandingkan 2 buku yang berjudul, “William’s Basic
Nutrition and Diet Therapy” karya Staci Nix,MS,RD,CD dan “Ilmu Gizi Teori dan Terapi”
karya Prof.Dr. Hardiansyah,MS dan I Dewa Nyoman Supariasa,MPS. Dalam makalah ini
pembahasan kami adalah mengenai Vitamin, adapun makalah ini dibuat agar mahaiswa dapat
lebih mengenal, memahami serta menjelaskan apa tujuan dan manfaat dari vitamin yang
dikonsumsi oleh tubuh manusia.

Banyak hambatan dalam proses pembuatan makalah ini sehingga masih jauh dari kata
sempurna,baik dari segi isi dan pembahasannya. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Dalam pembuatan makalah ini tidak sedikit bantuan yang kami peroleh dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Dosen Pengampu Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas M.Si ,yang telah memberikan
bimbingan pada kami
2. Rekan-rekan yang telah memberi bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
3. Keluarga yang telah memberikan dukungan

Semoga makalh ini bisa bermanfaat terkhususnya kepada kami dan pembaca.
1.1 Pengantar
Buku “William’s Basic Nutrisoin and Diet Therapy” karya Staci Nix,MS,RD,CD terdiri dari
4 bab pokok pembahasan dan pada makalah ini kami membahas bab 1, yaitu“Introduction to
Basic Principles of Nutrition Science” dimana di bab ini mencakup 12 materi dan yang akan
kami bahas ada pada materi ke 7, yaitu“Vitamins”.

2.1 Pengamtar

Buku “Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi” karya Prof. Dr. Hardiansyah, MS dan I Dewa
Nyoman Supariasa, MPS terdiri dari 48 bab dan pada makalah ini kami membahas bab 6, yaitu
“Vitamin”.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................................i


Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
1.1 Latar belakang CBR.......................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan CBR....................................................................................1
1.3 Manfaat CBR..................................................................................................2
1.4 Identitas buku yang diriview…………………………………………………2
Bab II Ringkasan isi buku.................................................................................................3
2.1 Ringkasan buku utama.....................................................................................3
2.2 Ringkasan buku pembanding...........................................................................4
a. Pengertian vitamin..................................................................................4
b. Jenis dan klasifikasi vitamin...................................................................5
c. Penyerapan vitamin ................................................................................5
d. transportasi vitamin................................................................................5
e. penyimpanan vitamin dalam tubuh.........................................................6
f. ekskresi vitamin.......................................................................................6
g. bioavailabilitas vitamin...........................................................................6
h. fungsi vitamin……………………………………………………………7
i. dampak defisiensi vitamin……………………………………………….9
j. dampak kelebihan vitamin……………………………………………..10
k. sumber vitamin…………………………………………………………11
l. kebutuhan vitamin……………………………………………………….11
Bab III pembahasan ................…………………………………………………………13
1.1 Pembahasan isi buku....................................................................................13
1.2 Kelebihan dan kekurangan buku..................................................................17
Bab IV penutup…………………………………………………………………………..18
1.3 kesimpulan…………………………………………………………………..18
1.4 saran…………………………………………………………………………19
1.5 daftar pustaka………………………………………………………………..20
1.6 lampiran………………………………………………………………………21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang CBR


Critical Book Review secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku atau
artikel. Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel
tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa
mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut
dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review akan menguji
pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Dan Critical Book Review bukan merupakan pembuktian benar atau
salah suatu buku, namun menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan suatu buku juga yang
akan dijadikan pertimbangan bagi reviewer.

Dalam Critical Book Report ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku yang
terkakreditasi, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh
mahasiswa yang melakukan Critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan
kelemahan dan keunggulan dari jurnal yang akan dikritisi dengan membandingkannya dengan
jurnal yang sejenis. Tidak hanya itu dengan Critical Book Report yang kami sajikan ini juga
dapat membantu kita memahami isi dari Buku Buku mengenai ilmu Gizi Dari yang kami
dapatkan tentang Dasar Dasar Ilmu Gizi , Ilmu Gizi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari ” Proses Makanan sejak masuk mulut sampai dicerna oleh organ-organ
pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan
zat non gizi) dalam darah dan dalam sel-sel tubuh membentuk jaringan tubuh dan organ-organ
tubuh dengan fungsinya masing-masing dalam suatu sistem, sehingga menghasilkan
pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental) , kecerdasan, dan produktivitas sebagai syarat
dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera.”

B. Tujuan Critical Book Review


 Mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku
 Mengulas isi kedua buku sehingga memperdalam ilmu mengenai tentangisi dari setiap
isi buku.
 Untuk melatih mahasiswa berfikir kritis dalam mencari informasi yangdisajikan dalam
buku setiap babnya.
 Melatih kemampuan mahasiswa untuk menganalisa sebuah buku.
 Mencari kelebihan dan kekurangan isi dari kedua buku.
C. Manfaat Critical Book Review
 Secara tidak langsung pengetahuan mahasiswa bertambah terhadap materiyang di bahas
karena kedua buku tersebut telah dibaca dan di analisis.
 Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku itu,sekaligus
memberikan masukan terhadap buku itu.
 Mengetahui lebih luas mengenai Filsafat Pendidikan.

D. Identitas Buku Utama

Buku utama yang dipakai sebagai bahan Critical Book Report :

1. Judul : Basic Nutrition and Diet Therapy


2. Edisi : Edisi ke-14
3. Pengarang /(Editor,jika ada) : Staci Nix Mclntosh
4. Penerbit : Elsevier : Missouri.,2013
5. Kota terbit : St. Louis, Amerika Serikat
6. Tahun terbit : Juli 2013
7. ISBN : 978-0-323-08347-8
8. Tebal halaman : 538 halaman
Identitas buku pembanding

Buku pembanding yang dipakai sebagai bahan Critical Book Report :

1. Judul : Ilmu Gizi Teori & Aplikasi


2. Edisi : Cetakan ke 1
3. Pengarang /(Editor,jika ada) : Prof. Dr. Hardinsyah, MS & I Dewa Nyoman Supariasa,
MPS
4. Penerbit : EGC
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2016
7. ISBN : 978-979-044-725-7
8. Tebal halaman : 621 halaman
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Utama
SUPLEMENTASI VITAMIN

Undang-Undang Kesehatan dan Pendidikan Suplemen Makanan (DSHEA) tahun 1994 secara
resmi mendefinisikan suplemen sebagai

produk (selain tembakau) yang memiliki:

1. karakteristik:
 Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi diet.
 Mengandung satu atau lebih bahan makanan (termasuk vitamin, mineral, herbal atau
tumbuhan lainnya,
 asam amino, dan zat lain
2. konstituen.
 Ini dimaksudkan untuk diminum sebagai pil, kapsul, tablet atau cairan.
 Dan itu diberi label di panel depan sebagai suplemen makanan.

REKOMENDASI UNTUK SUPLEMENTASI NUTRISI

Pedoman DRI secara eksplisit menetapkan rekomendasi terpisah untuk wanita selama
kehamilan dan menyusui. Wanita mungkin menemukan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
meningkat, kehamilan sulit dengan diet saja sebagai akibat dari bioavailabilitas nutrisi,
toleransi, preferensi makanan, atau faktor lainnya. faktor yang dapat meminggirkan diet
mereka (yaitu, secara efektif mengurangi nutrisi yang disediakan makanan mereka).
Suplemen kemudian dapat menjadi cara yang layak untuk memastikan asupan yang cukup
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan nutrisi.

→ Bayi, Anak, dan Remaja


American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa:
Semua bayi yang diberi ASI menerima 400 IU suplemen vitamin D setiap hari untuk
membantu mencegah rakhitis. Bayi yang tidak menyusui, anak-anak, dan remaja yang
tidak mengkonsumsi setidaknya 1 qt/hari susu yang diperkaya vitamin D atau jika tidak
memiliki asupan 400 IU vitamin D harus juga menerima 400 IU vitamin D tambahan
setiap hari.
→ Orang tua
penyerapan nutrisi, penyimpanan, dan penggunaan (lihat Bab 12).
Institute of Medicine merekomendasikan bahwa orang-orang yang berusia 50 tahun atau
lebih, konsumsi 2,4 mcg/hari suplemen vitamin B12. Bertambahnya usia juga
menurunkan kemampuan kulit untuk memproduksi vitamin D. Dengan demikian,
semakin tua orang dewasa dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin D ekstra dari
makanan yang diperkaya atau suplemen makanan.32
→ Gaya hidup
Pilihan gaya hidup pribadi juga mempengaruhi kebutuhan individu untuk suplementasi
nutrisi.
→ Diet Terbatas
Orang yang terbiasa mengikuti diet mode mungkin menemukan pertemuan banyak dari
standar asupan nutrisi yang sulit, terutama jika makanan mereka memberikan kurang
dari 1200 kkal/hari. Sangat diet ketat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan
defisiensi nutrisi multipel. Program penurunan berat badan yang bijaksana harus
memenuhi semua kebutuhan nutrisi.
→ Merokok
Merokok sigaret mempengaruhi kesehatan dalam banyak hal, termasuk mengurangi
kolam vitamin C tubuh. Riset menunjukkan bahwa perokok memiliki vitamin serum
yang jauh lebih sedikit C daripada bukan perokok. 34 Institute of Medicine menetapkan
RDA vitamin C pada 35 mg/hari lebih tinggi bagi perokok untuk mengkompensasi stres
oksidatif yang disebabkan oleh merokok. Tambahan vitamin C belum tentu perlu berasal
dari suplemen makanan; namun, jika

B. Ringkasan Buku Pembanding

1. Pengertian Vitamin
Kata vitamin berasal dari bahasa Latin, yaitu gabungan dari kata “vital” artinya “hidup”
dan amina(amin) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen(N).
Pengertian ini didasarkan pada konsep awal penemuan vitamin, yaitu semua vitamin yang
gak mengandung atom N. Akan tetapi, pada akhirnya diketahui bahwa banyak vitamin sama
sekali tidak memiliki atom N (Bender, 2003).

Vitamin berdasarkan keperluan studi aspek gizi dapat didefenisikan sebagai berikut (Com,
2012).

 Suatu senyawa organik yang berbeda dari karbohidrat , lemak dan protein.
 Suatu komponen alamiah pada makananyang dibutuhkan dalam jumlah kecil.
 Zat gizi penting untuk dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk menjalankan fungsi
fisiologis secara normal.
 Suatu zat yang ketidahadirannya dapat meyebabkan gangguan spesifik.
 Zat yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis secara normal.

2. Jenis dan klasifikasi vitamin


Terdapat 13 jenis atau kelompok zat gizi yang diakui sebagai vitamin. Empat jenis vitamin
bersifat larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D,E, dan K, sedangkan dua jenis vitamin larut
dalam air, yaitu vitamin B dan C.

Vitamin Larut Lemak

Vitamin larut lemak lebih domina bersifat aromatic dan alifatik serta larut dalam pelarut
non-polar, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Penyimpangan dalam tubuh disimpan di hati dan jaringan lemak.


 Dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh
 Vitamin larut lemak di serap melalui usus kecil bersama lemak-lemak makanan yang
diekskresikan perlahan.
 Dapat menyebabkan toksisits (keracunan).

Vitamin Larut Air

Setelah dikonsumsi dan melalui usus, vitamin larut air akan diserap ke dalam pembuluh
darah portal dan tidak dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama oleh tubuh, kecuali
vitamin B12 (kobalamin). Penyimpanan vitamin larut air terjadi dari hasil ikatannya dengan
enzim dan transpor protein.

3. Penyerapan vitamin

Untuk dapat digunakan oleh tubuh, vitamin harus melalui proses pencernaan. Produksi
enzim pancreas merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pencernaan vitamin, untuk
selanjutnya diserap. Penyerapan vitamin larut lemak sangat dipengaruhi oleh kandungan
lemak dalam makanan serta proses penyerapan terjadi bersaam dengan proses penyerapan
lemak yang berbentuk misel bersifat hidrofobik dan diangkut oleh kilomikron kedalam
sirkulasi limfatik. Sementara untuk vitamin larut air diserap di usus halus, kemudian
langsung menuju pembuluh darah. Tidak semua vitamin yang dikonsumsi dapat diserap.
Beberapa vitamin (vitamin A , niasin, vitamin B12) dapat di serap 90%, tetapi sebagian
vitamin hanya dapat di serap dalam presentase yang kecil. Rendahnya penyerapan vitamin
dapat disebabkan oleh insifisiensi pancreas dan empedu, defenisi enzim tertentu dan
kandungan zat anti vitamin dalam makanan, serta bioavailabilitas dari vitamin.

4. Transportasi vitamin

Setelah diserap, vitamin diangkut oleh berbagai media. Sebagai vitamin berikatan dengan
lipoprotein, sebagai berikatan dengan protein spesifik dan non-spesik, diangkut bersama
eritrosit, berikatan dengan intraseluler binding protein, dan sebagian beredar bebas di plasma.
Selanjutnya, vitamin larut lemak dalam tubuh, dalam waktu lama, yang tersebar di jaringan
adipose, hati, dan otot. Sementara vitamin larut air umumnya tidak dapat di simpan di dalam
tubuh; jika terjadi kelebihan, akan dibuang bersama urine, kecuali vitamin B12 dan B6 dapat
disimpan sedikit lebih besar dari vitamin larut air lainnya. Vitamin larut lemak umumnya
dibuang (ekskresi) melalui fases.

5. Penyimpanan vitamin dalam tubuh

Simpanan dan distribusi dalam jaringan tubuh sangat bergantung pada sifat kimia dan
fisik vitamin. Vitamin larut lemak bertahan lebih lama dalam tubuh karena penyimpanannya
pada jaringan lemak tubuh, seperti hati dan jaringan adipose sehingga dapat disimpan dan
digunakan sebagai cadangan vitamin yang akan digunakan pada saat asupan vitamin tidak
cukup. Semua vitamin larut lemak (kecuali vitamin K) disimpan di jaringan adipose dan
tidak mudah dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebaliknya vitamin larut air paling cepat
dikeluarkan dari dalam tubuh sehingga cadangan/simpanan di dalam tubuh sangat terbatas.
Oleh sebab itu vitamin larut air harus dikonsumsi setiap hari.

6. Ekskresi vitamin

Pengeluaran atau ekskresi vitamin larut lemak terjadi secara umum bersama dengan
feses melalui sirkulasi enterohepatik; kecuali vitamin A dan E, yang pada batas tertentu
mempunyai metabolit yang larut air seperti turunan rantai pendek asam retinoat dan
dikeluarkan melalui urine. Sebaliknya vitamin larut air umumnya diekskresikan melalui
urine, baik dalam bentuk utuh, yaitu riboflavin dan asam pantotenat, maupun sebagai hasil
metabolit (Vitamin C, tiamin, niasin, riboflavin, piridoksin, biotin, folat, dan vitamin B12.

7. Bioavailabilitas vitamin

Bioavailabilitas suatu zat gizi adalah persentase zat gizi yang terdapat dalam makanan
yang dapat digunakan oleh tubuh. Bioavailabilitas dipengaruhi oleh proses pencernaan
makanan, penyerapan zat gizi setelah dicerna, dan metabolisme zat gizi. Tidak semua
vitamin dalam makanan dapat digunakan secara keseluruhan oleh tubuh.

Untuk itu perlu diketahui jumlah kandungan vitamin dalam setiap bahan makanan agar
diketahui Berapa jumlah yang harus dikonsumsi sehingga dapat terpenuhi kecukupan atau
kebutuhan vitamin. Jumlah vitamin yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh pada
tingkat seluler disebut bioavailabilitas vitamin. Semakin tinggi jumlah vitamin yang diserap
dan dimanfaatkan dari suatu makanan, bioavailabilitas vitamin semakin baik.

Bioavailabilitas vitamin sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan jenis makanan
sebagai sumber vitamin. Beberapa faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas vitamin adalah
(Comb, 2012) sebagai berikut.

 Perbedaan bio potensi, yaitu perbedaan sifat yang dimiliki oleh setiap vitamer
tertentu.
 Kehilangan vitamin dalam makanan selama proses penyimpanan, pengolahan, dan
pemasakan.
 Efek makanan yaitu komposisi dan jenis makanan akan berpengaruh pada penyerapan
beberapa vitamin, seperti Vitamin yang larut lemak akan sangat kurang
penyerapannya pada makanan yang rendah lemak.
 Status kesehatan, yaitu beberapa kondisi tertentu akibat penyakit dapat mengganggu
proses pencernaan penyerapan, dan utilisasi vitamin.

Bender 2003 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


bioavailabilitas vitamin.

 Banyak vitamin diserap oleh transpor aktif sehingga memudahkan proses penyerapan
titik namun, persentase penyerapan akan menurun pada saat asupan vitamin
meningkat.
 Vitamin larut lemak (A, D, E ,K) diserap dalam bentuk Misel yang larut dalam lemak
titik penyerapan akan terganggu jika makanan yang dikonsumsi rendah lemak.
 Banyak jenis vitamin larut air terdapat di dalam makanan berikatan dengan protein
sehingga untuk pelepasannya terkait dengan aktivitas asam lambung.
 Penggunaan obat-obatan dan senyawa lainnya yang secara alami sudah terdapat
dalam makanan akan mempengaruhi penyerapan vitamin.
 Zat atau senyawa yang secara alamiah terdapat dalam makanan dapat berperan
sebagai anti vitamin yang dapat mempengaruhi pada kerusakan atau menyebabkan
vitamin menjadi aktif.
 Ketersediaan cadangan vitamin dalam tubuh atau terutama vitamin larut lemak
mempengaruhi penyerapan vitamin.
 Beberapa vitamin terdapat dalam makanan dalam bentuk kimia atau bukan bentuk
aktif sehingga tidak mudah dihidrolisis oleh enzim selama proses pencernaan.
8. Fungsi vitamin

Vitamin secara bersamaan dengan komponen senyawa lainnya berfungsi dalam berbagai
aspek untuk memelihara kesehatan . Vitamin berfungsi dalam metabolisme energy,
pembentukan dan pembekuan darah, metabolisme protein dan asam amino, kesehatan tulang,
ekspresi gen dan antioksidan (Bryd-Bredbenner, dkk., 2007).

Vitamin mempunyai fungsi yang berbeda dengan jenis zat gizi lainnya seperti karbohidrat
protein dan lemak. Vitamin lebih banyak berperan dalam fungsi fisiologis tubuh terutama
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga vitamin sangat dibutuhkan untuk
kehidupan manusia, Berdasarkan fungsi metabolik, vitamin mempunyai lima fungsi dasar,
yaitu sebagai koenzim, antioksidan biologis, ko-faktor dalam reaksi metabolik oksidasi-
reduksi dan hormon.

 Antioksidan Biologis

Vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin E dan C. Vitamin E dalam
tubuh berperan sebagai antioksidan dengan cara menghentikan reaksi berantai yang
disebabkan oleh radikal bebas yang berpotensi merusak sel-sel tubuh. Salah satu bentuk
peran vitamin E sebagai antioksidan adalah menghentikan reaksi berantai peroksida lipid di
dalam tubuh dengan cara mendonasikan atom hidrogen ke radikal lipid sehingga reaksi
oksidasi berhenti dan melindungi lemak tubuh.

Contoh lain vitamin E melindungi membran sel dengan cara menetralisasi radikal profil
lipid dan mencegah peroksidasi. Vitamin C sebagai donor elektron merupakan faktor yang
berperan dalam beberapa metaloenzim dan sebagai antioksidan titik peran vitamin c adalah
sebagai antioksidan melalui donasi elektron untuk radikal bebas sehingga menjadi stabil.

 Koenzim

Sebagian besar vitamin larut air berperan sebagai prekursor dari enzim untuk
metabolisme antara enzim. Sementara itu, hanya satu vitamin larut lemak yang berfungsi
sebagai koenzim, yaitu vitamin K. Beberapa vitamin larut air yang berfungsi sebagai
koenzim adalah Vitamin C, tiamin, niasin, riboflavin, vitamin B6, biotin, asam pantotenat,
folat, dan vitamin B12. Akan tetapi tidak semua enzim kofaktor nya berupa vitamin.

 Sebagai Hormon

Vitamin A dan vitamin D juga berperan sebagai hormon. Vitamin D berperan sebagai
hormon steroid. Pada peran ini, vitamin D bukan dalam bentuk fungsional sehingga harus
dikonversi terlebih dahulu ke bentuk metabolismenya, yaitu menjadi metabolit
terhidroksilasi, 1,25 (OH) 2-D3.

 Sebagai Kofaktor

Vitamin yang berperan sebagai kofaktor adalah vitamin k c,, riboflavin dan asam
pantotenat.

 Sebagai Elemen Transkripsin Gen

Vitamin berperan sebagai elemen penting dalam proses transkripsi gen yang terjadi pada
tahap pertama proses ekspresi gen.

 Fungsi Spesifik Vitamin

Setiap vitamin mempunyai gejala yang spesifik jika terjadi kekurangan. Ini menunjukkan
bahwa setiap vitamin mempunyai peran dan fungsi spesifik dalam tubuh.

Vitamin Fungsi
Vitamin A Pigmen penglihatan di retina
Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel
Antioksidan
Vitamin D Homeostasis kalsium dan metabolisme kalsium
Menjaga absorpsi CO2 + dan mobilisasi mineral tulang
Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel

Vitamin E Antioksidan terutama dalam membran sel


Berperan dalam pengiriman sinyal ke sel

Vitamin K Koenzim dalam pembentukan karbon glutamat dalam enzim pembekuan


darah

Vitamin C Koenzim dalam hidroksilasi prolin dan lisin dalam sintesis kolagen
Reduktan dan hidroksilasi pembentukan karnitin dan dalam metabolisme
obat dan steroid
Antioksidan
Peningkatkan penyerapan zat besi
Vitamin B1
Koenzim untuk dekarboksilasi dari asam 2-keto (seperti piruvat) dan
transketolasi
Regulasi CL-channel dalam konduksi saraf
Vitamin B2
Koenzim dalam reaksi oksidasi dan reduksi dari asam lemak dan siklus
asam trikarboksilat
Group protetik dari flavoprotein
Niasin
Koenzim dalam beberapa dehidrogenasi
Bagian fungsional dari NAD dan NADP
Vitamin B6 Berperan dalam regulasi kalsium di intraseluler dan sinyal sel

Koenzim dalam metabolisme asam amino (transaminasi dan dekarboksilasi


asam amino) dan glikogen
Asam Folat Modulasi dari aktivitas hormon steroid

Biotin Koenzim dalam metabolisme karbon tunggal (transfer fragmentasi satu


karbon)

Sebagai koenzim dalam reaksi dekarboksilasi, yaitu sintesis


Asam glukoneogenesis dan asam lemak
Pantotenat Berperan dalam meregulasi siklus sel

Vitamin B12 Bagian fungsional dari koenzim A dan pembawa Asil protein
Sintesis dan metabolisme asam lemak

Sebagai koenzim dalam metabolisme propionat, asam amino, dan unit


karbon tunggal.
9. Dampak defisiensi vitamin

Defisiensi vitamin dapat terjadi akibat ketidakseimbangan antara jumlah asupan dengan
kebutuhan vitamin sehingga menyebabkan gangguan metabolik. Defisiensi vitamin dapat
diklasifikasikan menjadi defisiensi primer dan sekunder (Comb, 2012). Defisiensi primer
merupakan suatu kondisi ketika jumlah vitamin yang masuk dari makanan yang dikonsumsi
tidak mencukupi kebutuhan fisiologis. Sedangkan defisiensi sekunder terjadi akibat
ketidakmampuan tubuh menggunakan vitamin akibat kurangnya penyerapan, atau
ketidakmampuan tubuh menggunakan (utilisasi) vitamin setelah proses penyerapan.

Kekurangan vitamin menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan. Secara umum,


kekurangan vitamin berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan
fungsi fisiologis dalam tubuh sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

Vitamin Gangguan yang Ditimbulkan Akibat Kelompok Risiko


Defisiensi Defisiensi
Vitamin B1 Beri-beri,oto lemah, anoreksia, takikardia, Penggunaan alkohol, lansia
(tiamin) pembesaran hati, edema. Gangguan penyerapan
Gangguan saraf perifer atau skripsi sistem
saraf pusat (Wernicke-Korsakoff syndrome)

Vitamin B2 Ariboflavinosis, cheilosis , Glositis, Penggunaan alkohol,


(riboflafin) Hyperemia. trauma, kondisi
Edema faring dan mukosa membran mulut, hipermetabolik
angular stomatitis, photophobia, Sebhoehoic
dermatitis.
Vitamin B3 Pelagra, diare, photosensitive dermatitis Penggunaan alkohol,
(niasin, asam Gangguan mental atau demensia Kondisi malabsorpsi ,
nikotinat, Depresive psychosis Hartnup
nikotinamida
)
Defisiensi sangat jarang terjadi Penggunaan alkohol
Asam Mati rasa (numbness) dan terasa (tingling) di Kondisi malabsorpsi
pantotenat tangan dan kaki, muntah
Kelelahan

Gangguan fungsi saraf perifer (nutritional Konsumsi telur mentah


Biotin melalgia atau “burning food syndrome” berlebihan, pengguna
Defisiensi sangat jarang terjadi; anorexia alkohol,
Mual, glositis, depresi, Gangguan penyerapan
Kulit bersisik dan kering (malabsorpsi)

Gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat Lansia, pengguna alkohol,


Vitamin B6 Dermatitis pengguna obat tertentu
(piridoksin, Dermatitis, glositis Penggunaan alkohol
piridoksal, Emosi tidak stabil (convulsion) Gangguan penyerapan
piridoksamin Gangguan metabolisme asam amino (malabsorpsi)
)

Anemia megaloblastik, diare, kelelahan Penggunaan obat-obatan


,depresi konsumsi tertentu
Folat

Anemia megaloblastik, degenerasi, saraf Lanjut usia


perifer Vegetarian yang ketat,
Vitamin B12 anemia pernisiosa,
(kobalamin) beberapa gangguan terkait
pencernaan dan usus

Sariawan (scurvy), hiperkeratosis Lanjut usia penggunaan


Folikel rambut, gangguan psikologis, alkohol dan perokok
Vitamin C penyembuhan luka yang lama, perdarahan gusi
(asam ,pecah pembuluh kapiler secara spontan
arkorbat) ( pembuluh kapiler tidak elastis)
Kehilangan semen gigi, hemoragik subkutan

10. Dampak kelebihan vitamin

Efek keracunan (toksisitas) akibat kelebihan vitamin dapat terjadi terutama pada vitamin
larut lemak. Akan tetapi, efek toksik baru terjadi jika konsumsi melebihi 5-10 kali lebih besar
dari angka kecukupan yang dianjurkan pemberian suplementasi biasanya hanya memasok
kurang dari 2 kali nilai kecukupan harian sehingga efek toksik jarang terjadi terutama pada
orang dewasa (Byrd-Bredbenner, dkk., 2007).

 Akibat Kelebihan Vitamin A

Tanda dan gejala yang disebabkan oleh kelebihan vitamin A disebut dengan
hiperavitaminosis, yang biasa terjadi akibat suplementasi jangka panjang dengan dosis 5-
10 kali dari kebutuhan gizi yang dianjurkan (KAG). Untuk vitamin A vitamin retinoid A
karotenoid tidak ada penetapan batas maksimum (upper level) konsumsi karena dapat
lebih dampak kelebihan vitamin A hanya disebabkan oleh kelebihan konsumsi retinoid.
Terdapat tiga jenis dampak kelebihan vitamin A yaitu akut, kronis, dan teratogenik.

 Akibat Kelebihan Vitamin D


Kelebihan asupan vitamin C sangat berhubungan dengan meningkatnya sirkulasi 25-
OH-D3. Toksisitas vitamin D dapat terjadi karena kelebihan vitamin D dari suplementasi.
Kondisi kelebihan vitamin D tidak terjadi akibat konsumsi secara alami dari makanan
atau pajanan sinar matahari karena vitamin D di kulit sangat mudah dipecah. Kelebihan
vitamin D dapat menyebabkan kelebihan penyerapan kalsium dan hiperkalsemia.
Kelebihan penyerapan kalsium di dalam darah menyebabkan penumpukan kalsium di
ginjal, hati dan paru; mual, muntah, demineralisasi tulang, kelelahan, dan disorientasi.
Kelebihan vitamin D akibat suplementasi yang terus-menerus dapat berakibat fatal.

 Akibat kelebihan vitamin

Vitamin E relatif tidak toksik, tetapi kelebihan konsumsi dapat mempengaruhi peranan
vitamin K dalam proses pembekuan darah yang menyebabkan insufisiensi pembekuan
dan resiko pendarahan. Risiko tersebut sering terjadi pada individu yang menggunakan
obat-obatan aspirin atau antikoagulan. Mega dosis vitamin E dapat menyebabkan
pendarahan berat.

 Akibat Kelebihan Vitamin K

Vitamin K disimpan di hati dan tulang, tetapi merupakan salah satu vitamin larut
lemak yang sangat mudah diekskresikan dari tubuh dibanding vitamin larut lemak
lainnya. Konsumsi vitamin K alami dalam bentuk filokuinon atau menakuinon
menyebabkan peningkatan jumlah vitamin K akan tetapi tidak menyebabkan efek yang
berbahaya. Namun, jumlah vitamin K dalam bentuk menadion atau bentuk sintetik
vitamin K yang tinggi dapat mengakibatkan anemia hemolitik peningkatan bilirubin
dalam darah dan kematian bayi baru lahir.

11. Sumber vitamin

Vitamin terdapat dalam banyak jenis bahan makanan baik hewani maupun nabati. Akan
tetapi, kandungan setiap jenis vitamin berbeda antara jenis bahan makanan. Beberapa jenis
bahan makanan kaya akan jenis vitamin tertentu sebaliknya kurang atau tidak mengandung
jenis vitamin lainnya. Buah-buahan dan sayuran merupakan jenis bahan makanan yang kaya
akan kandungan vitamin. Bahan makanan hewan tertentu seperti hati sapi, susu, telur, dan
ikan merupakan bahan makanan kaya vitamin. Selain dari makanan beberapa vitamin tertentu
seperti vitamin K dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus. Demikian juga vitamin D yaitu
provitamin D yang terdapat di bawah jaringan kulit dapat dikonversi menjadi vitamin D
melalui bantuan sinar ultraviolet dari matahari.

12. Kebutuhan vitamin

Secara individual, banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk vitamin,
yaitu:
1. Faktor fisiologis; antara lain masa pertumbuhan, kondisi hamil dan menyusui, proses
penuaan variasi antar-individu, tingkat aktivitas fisik dan status gizi.

2. Faktor hereditas; antara lain inborn vitamin- dependent; polimorfisme dari perangkat
vitamin reseptor enzim bergantung vitamin dan enzim metabolisme vitamin.

3. Kondisi tertentu yang dapat mengganggu penyerapan vitamin.

4. Hipermetabolik; thyrotoxicosis, pyrexial disease dan adanya infeksi.

5. Kondisi yang menyebabkan gangguan utilisasi seperti penyakit hati kronis dan penyakit
ginjal kronis.

6. Kondisi yang menyebabkan meningkatnya turnover di sel; gangguan kongenital dan


anemia hemolitik, penyakit sickle cell.

7. Kondisi yang menyebabkan peningkatan kehilangan vitamin dari dalam tubuh; luka bakar
parah, bullous dermatoses, enteropati, nefrosis, operasi, hemodialysis, merokok ( Comb,
2012).

Kebutuhan vitamin dapat didefinisikan sebagai tingkat asupan yang dapat memenuhi
kriteria tertentu untuk memenuhi kecukupan, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif
dari sikap kekurangan atau kelebihan vitamin. Kriteria yang digunakan untuk menentukan
kekuatan adalah rentang tingkatan konsumsi yang dapat mencegah terjadinya efek biologis
yang diakibatkan oleh kekurangan atau kelebihan asupan vitamin (WHO, 1998).
BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

1. Klasifikasi Vitamin

Menurut buku utama, vitamin diklasifikasikan atas vitamin larut lemak dan vitamin larut
air. Dalam Vitamin Larut Lemak Sel-sel usus menyerap vitamin yang larut dalam lemak
dengan lemak sebagai misel dan kemudian memasukkan semua nutrisi yang larut dalam
lemak ke dalam kilomikron. Vitamin yang larut dalam lemak dapat menyimpan hati dan
jaringan adiposa untuk waktu yang lama waktu. Tubuh menggunakan cadangan ini pada saat
tidak memadai asupan harian. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan
K. Sedangkan dalamVitamin yang Larut dalam Air Sel-sel usus mudah menyerap vitamin ini.
Dari sel-sel ini, vitamin bergerak langsung ke portal peredaran darah. Karena darah sebagian
besar adalah air, pengangkutan vitamin yang larut dalam air tidak memerlukan bantuan
protein pembawa. Dengan pengecualian cobalamin (vitamin B12) dan pyridoxine (vitamin
B6), tubuh tidak menyimpan vitamin yang larut dalam air sampai batas tertentu. Vitamin
yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan C.

Sedangkan menurut buku kedua, vitamin juga diklasifikasikan atas vitamin larut lemak dan
vitamin larut air. Empat jenis vitamin bersifat larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D,E, dan K,
sedangkan dua jenis vitamin larut dalam air, yaitu vitamin B dan C. Vitamin larut lemak
lebih dominan bersifat aromatic dan alifatik serta larut dalam pelarut non-polar, dengan ciri-
ciri sebagai berikut:

→ Penyimpangan dalam tubuh disimpan di hati dan jaringan lemak.


→ Dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh
→ Vitamin larut lemak di serap melalui usus kecil bersama lemak-lemak makanan yang
diekskresikan perlahan.
→ Dapat menyebabkan toksisits (keracunan).

Untuk Vitamin Larut Air Setelah dikonsumsi dan melalui usus, vitamin larut air akan diserap
ke dalam pembuluh darah portal dan tidak dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama
oleh tubuh, kecuali vitamin B12 (kobalamin). Penyimpanan vitamin larut air terjadi dari hasil
ikatannya dengan enzim dan transpor protein.

Berdasarkkan kedua pendapat di atas vitamin di kelasifikasikan atas vitamin larut lemak dan
vitamin larut air. Empat jenis vitamin bersifat larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan
K, sedangkan dua jenis vitamin larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C.
Vitamin yang larut dalam lemak dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh. Vitamin jenis ini
di serap oleh usus kecil bersama dengan zat nutrisi lainnya. Vitamin ini akan disimpan
didalam hati dan di jaringan adiposa untuk dapat di gunakan disaat tubuh tidak memadai
asupan harian. Sedangkan vitamin larut air adalah vitaminyang mudah di serap oleh usus
kecil untuk kemudian diangkut ke dalam sistem peredaran darah. Sehingga vitamin jenis ini
tidak memerlukan bantuan protein pembawa, kecuali pada (piridoksin) vitamin B6 dan
vitamin B12 (kobalamin). Jenis vitamin ini tidak dapat bertahan lama didalam tubuh kecuali
vitamin B12 (kobalamin.)

2. Fungsi Vitamin

Berdasarkan buku pertama yang telah di review fungsi vitamin secara umum yaitu,

1. Sebagai komponen koenzim;


2. Sebagai antioksidan;
3. Sebagai hormon yang mempengaruhi ekspresi gen;
4. Sebagai komponen membran sel;
5. Sebagai komponen molekul rhodopsin peka cahaya di mata.

Sedangkan berdasarkan buku kedua vitamin memiliki beberapa fungsi dasar yaitu:

1. Sebagai koenzim;
2. Antioksidan biologis;
3. Ko-faktor dalam reaksi metabolik oksidasi-reduksi;
4. Sebagai hormon;
5. Sebagai elemen transkripsin gen.

Sehingga dari kedua pendapat di atas fungsi vitamin secara umum adalah sesuai dengan
fungsi secara garis besar dari masing-masing jenis vitamin. Vitamin adalah mikronutrien
yang memiliki fungsi penting di dalam tubub sebagai zat untuk membantu berjalannya fungsi
fisologis tubuh secara baik dan dapat untuk menopang kehidupan.

Setiap vitamin memiliki fungsi dan peran yang spesifik di dalam tubuh. Berikut adalah fungsi
spesifik dari setiap vitamin berdasarkan buku pertama dan buku kedua yang telah di review.

1) Vitamin A

Berdasarkan buku pertama fungsi vitamin A adalah

a) sebagai pembantu penglihatan;


b) jaringan kekuatan dan kekebalan;
c) pertumbuhan.

Berdasarkan buku kedua fungsi vitamin A adalah sebagai


a) Pigmen penglihatan di retina
b) Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel
c) Antioksidan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, fungsi vitamin A adalah

a) Faktor untuk dapat menjalankan indra penglihatan dengan baik


b) Sebagai alat pertumbuhan untuk memaksimalkan fungsi dari sebuah sel
c) Sebagai jaringan untuk menjaga dan melindungi sel dari paparan radikal bebas.

2) Vitamin D

Berdasarkan buku pertama fungsi vitamin D sebagai :

a) Fungsi Penyerapan Kalsium dan Fosfor dan Mineralisasi Tulang


b) Pengobatan Osteoporosis

Berdasarkan buku kedua, fungsi vitamin D sebagai :

a) Homeostasis kalsium dan metabolisme kalsium


b) Menjaga absorpsi CO2 + dan mobilisasi mineral tulang
c) Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel

Dari kedua pendapat di atas, vitamin D berfungsi sebagai :

→ Menjaga kalsium dalam tubuh untuk tetap seimbang


→ Alat pertumbuhan untuk memaksimalkan fungsi kerja sel
→ Mencegah terjadinya osteoporosis
→ Menjaga keseimbangan absorpsi CO2+ dan mineral tulang

3) Vitamin E

Fungsi vitamin E berdasarkan buku pertama adalah :

a) antioksidan dalam jaringan


b) antiproliferatif pada mata yang tampaknya protektif terhadap kondisi seperti katarak
dan glaukoma.

Fungsi vitamin E berdasarkan buku kedua adalah :

a) Antioksidan terutama dalam membran sel


b) Berperan dalam pengiriman sinyal ke sel

Dari kedua pendapat tersebut, vitamin E berfungsi sebagai :


→ Melindungi membran dan oraganel sel yang bersifat rentan terpapar radikal bebas
→ Antiproliferatif untuk menjaga keseimbangan dan keteraturan homeostasis jaringan
→ Berperan dalam pengiriman sinyal ke sel

4) Vitamin K

Berdasarkan buku pertama, vitamin K memiliki fungsi

a) Berperan dalam pembekuan darah


b) Perkembangan tulang

Sedangkan berdasar pada buku kedua, vitamin K berfungsi sebagai Koenzim dalam
pembentukan karbon glutamat dalam enzim pembekuan darah.

Dari kedua pendapat tersebut, fungsi dari vitamin K adalah

→ Berperan sebagai koenzim dalam pembentukan karbon glutamat dalam enzim


pembekuan darah
→ Membantu perkembangan tulang.

5) Vitamin C

Menurut buku pertama, fungsi vitamin C adalah sebagai :

a) antioksidan dan kofaktor enzim,


b) berperan dalam banyak aktivitas metabolik dan imunologi

Menurut buku kedua, fungsi vitamin C adalah sebagai :

a) Koenzim dalam hidroksilasi prolin dan lisin dalam sintesis kolagen


b) Reduktan dan hidroksilasi pembentukan karnitin dan dalam metabolisme obat dan
steroid
c) Antioksidan
d) Peningkatkan penyerapan zat besi

Sehingga dari kedua pendapat di atas, vitamin C berfungsi :

→ Penjaga sistem kekebalan tubuh dari paparan radikal bebas


→ Membantu aktivitas metabolisme dan imunitas tubuh berjalan baik
→ Membantu hidroksilasi asam amino prolin dan lisin sebagai komponen penting
kolagen
→ Peningkatan penyerapan zat besi.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Nama buku Kelebihan buku Kekurangan buku


Wiliams Basic Cover bukunya menarik dengan Ada beberapa table dalam buku
Nutrition and perpaduan warna cover buku yang tersebut yang tersusun kurang rapi,
Diet Therapy tepat serta covernya memperlihatkan seperti ada table yang berbentuk
bahwa buku ini akan membahas portrait da nada yang berbentu
tentang nutrisi melalui gambar landscape.
sayuran dan buah-buahan di Di dalam materi vitamin hanya
covernya. Dalam penulisan di buku dijelaskan penyakit yang dapat timbul
ini dibuat dalam warna yang berbeda jika kekurangan vitamin
jadi membuat pembaca tertarik tersebut(misalnya kekurangan vitamin
membaca buku ini. A) namun tidak dijelaskan penyakit
Beberapa penjelasan dari buku yang timbul jika kelebihan vitamin
tersebut disertai dengan gambar dan tersebut dan buku ini lebih sulit di
memjelaskan sumber makanan dari pahami oleh orang Indonesia.
setiap jenis vitamin, yang dapat
membantu pembaca untuk
memahami materi yang ada didalam
buku tersebut dan diahkir marteri
dari vitamin di beri beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan
vitamin.
Ilmu Gizi Teori Cover buku menarik dengan warna Tabel dalam buku tersebut terlalu kecil
dan Aplikasi yang tidak terlalu terang dan tidak sehingga tulisannya juga kecil dan
terlalu gelap serta gambar di membuat pembaca sedikit kesulitan
civernya yang berisi berbagai untuk membacanya, terkhusus untuk
makanan olahan. pembaca yang rabun dan memiliki
Materi mengenai penyakit apa yang gambar yang kurang jelas. Penulisan
timbul jika kelebihan dan dibuku ini hanya memiliki satu warna
kekurangan berbagai vitamin yang dapat membuat si pembaca
lengkap dan diahkir halaman dari gampang bosan dan warna font yang
bab vitamin ini diberi ringkasan inti kurang jelas.
yang di jelaskan oleh halaman yang
lalu, dan juga memberi tau arti
singkatan yang ada di buku tersebut.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Vitamin Larut Lemak Sel-sel usus menyerap vitamin yang larut dalam lemak dengan
lemak sebagai misel dan kemudian memasukkan semua nutrisi yang larut dalam lemak ke dalam
kilomikron. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan dalam
Vitamin yang Larut dalam Air Sel-sel usus mudah menyerap vitamin ini. Vitamin larut lemak
lebih dominan bersifat aromatic danalifatik sertalarut dalam pelarut non-polar, dengan ciri-ciri
sebagai berikut:

1) Penyimpangan dalam tubuh disimpan dihati dan jaringan lemak.


2) Dapatbertahanlebih lama di dalam tubuh.
3) Vitamin larut lemak di serap melalui usus kecil bersama lemak-lemak makanan yang
diekskresikan perlahan.
4) Dapatmenyebabkantoksisits (keracunan).

1. Fungsi Vitamin A
→ Faktor untuk dapat menjalankan indra penglihatan dengan baik
→ Sebagai alat pertumbuhan untuk memaksimalkan fungsi dari sebuah sel
→ Sebagai jaringan untuk menjaga dan melindungi sel dari paparan radikal bebas
2. Fungsi Vitamin D
→ Menjaga kalsium dalam tubuh untuk tetap seimbang
→ Alat pertumbuhan untuk memaksimalkan fungsi kerja sel
→ Mencegah terjadinya osteoporosis
→ Menjaga keseimbangan absorpsi CO2+ dan mineral tulang
3. Fungsi Vitamin E
→ Melindungi membran dan oraganel sel yang bersifat rentan terpapar radikal bebas
→ Antiproliferatif untuk menjaga keseimbangan dan keteraturan homeostasis jaringan
→ Berperan dalam pengiriman sinyal ke sel
4. Fungsi Vitamin K
→ Berperan sebagai koenzim dalam pembentukan karbon glutamat dalam enzim pembekuan
darah
→ Membantu perkembangan tulang
5. Fungsi Vitamin C
→ Penjaga sistem kekebalan tubuh dari paparan radikal bebas
→ Membantu aktivitas metabolisme dan imunitas tubuh berjalan baik
→ Membantu hidroksilasi asam amino prolin dan lisin sebagai komponen penting kolagen
→ Peningkatan penyerapan zat besi

B. SARAN

Vitamin memiliki banyak fungsi dan sangat di butuhkan dalam tubuh manusia guna untuk
menjaga kesehatan.

Kami dari kelompok 5 menghimbau dan menyarankan untuk pembaca agar mengkonsumsi
vitamin secukupnya dan menyadari betapa penting nya peran vitamin dalam tubuh manusia.

Kekurangan vitamin juga terkadang dapat berakibat fatal,oleh karena itu kami sangat
menyarankan agar kita memenuhi kebutuhan vitamin dalam tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka Buku Utama

[WHO] World Health Organization (2016). Micronutrient defeciencies.


http://www.who.int/nutrition /topics/vad/en/[acccess:jun 19,2016.

[WHO] World Health Organization. 1998. Joint FAO/WHO Expert Consultation On Human
Vitamin and Mineral Reqiurements (1998): Bangkok,Thailand) Vitamin and mineral
requirements in Human nutrition :report of a joint FAO/WHO expert
consultation,Bangkok,Thailand, 21-30 september 1998.

Bayer.M.2014. Vitamin D-Deficiency Rickets-Where Do we Stand. Austin J


Pediatr,2014;1(1):1001.

Bender.AD. 2003.Nutritional Biochemistry of the vitamins 2th Ed Cambridge University


Press,New york.

Byird-Breadbenner.C,Beshgetoor.D,Moe.G,Berning.J. 2007. Wardlaws Pessfective in


Nutritions.8th Ed. The McGraw.Hill Companies.

Comb,JF.2012.The vitamin:Fourth editio.Elsevier United states Of America.

Edrman JW,Macdonald,IA,Zeisel.SH.2012.Present Knowladge in Nutrition.10th.Ed.ILSI dan


willey Black Well.

Gilbert.C.2013.Xeropthalmia The eye Signs of vitamin a deficiency Community eye health


Journal Vol.26.Issue. 84. 2013

Gropper,SS,Smith.JL.Advanced Nutrition and Human Metabolium. 7th Ed.Wadsworth,USA.

Harvey RA,Ferrier D 2011. Biochemistry edition: Lippincott’s Ilustrated Reviews. Wolter


Kluwer Health and Lippincott williams & Wilkins. Philadelphia.Baltimore New York.London
Buenes Aires.Hongkong.Sidney.Tokyo.
Daftar Pustaka Buku Pendamping

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for calcium,
phosphorous, magnesium, vitamin D, and fluoride. Washington, DC: National Academies Press;
1997.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for thiamin,
riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, biotin, and choline.
Washington, DC: National Academies Press; 2000.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for water, potassium,
sodium, chloride, and sulfate. Washington, DC: National Academies Press; 2004.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for vitamin C,
vitamin E, selenium, and carotenoids. Washington, DC: National Academies Press; 2000.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for vitamin A,
vitamin K, arsenic, boron, chromium, copper, iodine, iron, manganese, molybdenum, nickel,
silicon, vanadium, and zinc. Washington, DC: National Academies Press; 2001.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Dietary reference intakes for energy,
carbohydrate, fiber, fat, fatty acids, cholesterol, protein, and amino acids. Washington, DC:
National Academies Press; 2002.

Hughes S, Kelly P. Interactions of malnutrition and immune impairment, with specific


reference to immunity against parasites. Parasite Immunol. 2006;28(11):577-588.

U.S. Department of Agriculture, Center for Nutrition Policy and Promotion. USDA’s my plate
home page (website): www.choosemyplate.gov. Accessed August 23, 2011.

U.S. Department of Agriculture, U.S. Department of Health and Human Services. Dietary
guidelines for Americans, 2010. Washington, DC: U.S. Government

U.S. Department of Health and Human Services. Healthy people 2020. Washington, DC: U.S.
Government Printing Office; 2010.

Xu J, Kochanek KD, Murphy SL, Tejada-Vera B, Division of Vital Statistics. Deaths: final data
for 2007. Hyattsville, Md: National Center for Health Statistics; 2010.
LAMPIRAN

BUKU UTAMA

1. Cover Buku 2. Halaman Judul

3. Halaman Penerbit 4. Kata Pengantar


5. Daftar isi
BUKU PENDAMPING

1. Cover Buku 2. Halaman Judul

3. Halaman Penerbit 4. Kata Pengantar


5. Daftar isi

Anda mungkin juga menyukai