Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hanavi, S.

Kom
Simulasi : Analisis Penilaian Risiko Menggunakan Metode Delphi
Youtube Channel : Hanavi

I. Ringkasan

Teknik delphi dikembangkan oleh Dalkey dan Helmer di Rand


Corporation pada tahun 1950-an. Metode delphi adalah proses yang
dilakukan dalam kelompok untuk mensurvei dan mengumpulkan
pendapat dari para ahli terkait topik tertentu. Metode delphi berguna
untuk menstrukturkan proses komunikasi kelompok sehingga
prosesnya berjalan efektif sehingga dapat menyelesaikan masalah.
Metode ini cocok diterapkan saat dibutuhkan penilaian para ahli namun
faktor waktu atau jarak membuat para ahli sulit secara panel untuk
duduk bersama.

II. Definisi
Metode delphi secara definisi adalah proses dalam kelompok yang
melibatkan interaksi antara peneliti dan sekelompok ahli terkait topik
tertentu, biasanya melalui bantuan kuesioner (Yousuf, 2007). Metode
ini digunakan untuk mendapatkan konsensus mengenai proyeksi/tren
masa depan menggunakan proses pengumpulan informasi yang
sistematis. Pada bidang kajian manajemen risiko TI, metode delphi
dapat digunakan pada tahap apapun pada proses risiko manajemen
atau pada sembarang fase ketika sebuah konsensus pendapat ahli
dibutuhkan. Beberapa tahapan yang sering menggunakan metode ini
adalah tahap identifikasi risiko dan penilaian risiko. Teknik ini dapat
digunakan menurut ISO 310010. Menurut Skutch dan Hall (1973)
metode ini mengumpulkan penilaian tentang hal yang kompleks ketika
informasi yang tepat tidak tersedia.

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


III. Tahapan Metode Delphi
Menurut Brooks dalam tesis Hurin Iin (2017) Penerapan metode delphi
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Mengidentifikasi panelis ahli
2. Menanyakan kesediaan anggota panelis untuk terlibat dalam panel
atau topik yang dibahas
3. Mengumpulkan pendapat dari setiap individu yang dianggap ahli
yang akan dijadikan sebagai laporan dasar permasalahan
4. Menganalisa data dari panel ahli
5. Melakukan kompilasi informasi pada kuesioner baru, kemudian
mengirimkannya kepada setiap ahli untuk direview
6. Melakukan analisa informasi baru dan mengembalikannya kepada
anggota panel untuk mendistribusikannya.
7. Meminta setiap panel ahli untuk mempelajari data dan
mengevaluasi posisi mereka dalam kelompok. Jika terdapat
pendapat ahli yang tidak konsensus, maka para ahli diharapkan
dapat memberikan alasan dari perbedaan yang ada

8. Melakukan analisa input, selanjutnya berbagi dengan panel


minoritas dan panel pendukung.

IV. Persyaratan Metode Delphi


Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasian
metode delphi.
1. Pemilihan panel ahli (expert)
Pemilihan ahli secara objektif dan dengan hati-hati menjadi salah
satu hal yang menentukan kesuksesan penerapan metode ini
(Chan dkk, 2001). Pemilihan ahli dapat mengacu pada
pengalaman, bidang pengetahuan profesional, penelitian yang
telah dilakukan pada bidangnya, hingga sertifikasi yang dimiliki.
2. Jumlah panelis ahli
Murply dkk (1998) menyatakan semakin banyak panelis maka
dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dan dapat diandalkan.
Widiasih (2015) menyatakan jumlah ahli yang dilibatkan tidak

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


menjadi masalah. Hal tersebut karena tidak berpengaruh terhadap
akurasi serta efektivitas penerapan metode delphi karena tidak
terdapat korelasi antara ketiganya (Boje & Murningham, 1982).
3. Jumlah putaran
Dalkey dkk (1970) menyatakan setidaknya dua iterasi dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil yang konsensus. Untuk iterasi yang lebih
dari itu, perlu memperhatikan faktor kelelahan panelis ahli, tingkat
pengurangan waktu dan biaya (Hasson dkk, 2000).
4. Proses feedback anonym
5. Kebutuhan waktu
6. Pengukuran konsensus

Pengukuran konsensus dari data yang diberikan responden dapat


dilakukan menggunakan pengukuran deviasi, koefisien kendall’s
concordance (W) dan Chi-Square. Nilai konsensus delphi dapat
diketahui dari nilai standar deviasi dan IQR dengan ketentuan
bahwa nilai standar deviasi dibawah 1.5 dan nilai IQR dibawah 2.5
(Kittel-Limerick, 2005) dalam (Gainnarou, 2014).

V. Simulasi Penilaian Risiko Menggunakan Metode Delphi


Simulasi menggunakan 9 panelis ahli yang berasal dari berbagai
bidang dan jabatan pada sebuah perusahaan. Adapun tahapan yang
dilakukan adalah :
1. Pemaparan informasi terkait instrumen penilaian
Tahapan ini dilakukan untuk memaparkan instrumen penilaian
yang akan dinilai oleh panelis ahli. Pemaparan juga dilakukan
untuk menseragamkan persepsi masing-masing narasumber.
Instrumen-instrumen penilaian yang dimaksud adalah :
a. Tingkat Kesalahan entry data
b. Helpdesk lupa menginformasikan prosedur
c. Log permintaan layanan TI tidak lengkap
d. Kesalahan melakukan distribusi TI
e. Penanganan Insiden TI melebihi batas
f. Ketidakpuasan pengguna terhadap layanan

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


g. Penggunan Enggan memberikan feedback
h. Ketidakjelasan status insident TI
i. Penyalahgunaan hak akses permintaan layanan TI
2. Distribusi Terbuka
Tahapan ini memberikan kesempatan pada panelis ahli untuk
memberikan tanggapan dan tambahan informasi dari pengetahuan
dan pengalaman terkait instrumen penilaian.
3. Penarikan Opini dan Pengukuran Konsensus
Pada tahap ini para panelis diberikan kuesioner/pertanyaan.
Contoh pertanyaan : “Manakah diantara sembilan instrumen
tersebut yang paling potensial menimbulkan risiko terbesar dan
berpengaruh terhadap financial perusahaan ?”

Narasumber akan memberikan jawaban dengan skala 1 s/d 9


berdasarkan tingkat kepentingan instrumen tersebut untuk
diselesaikan. Skala 1 (tidak sangat penting) dan 9 (sangat
penting).

Jawaban dari seluruh panelis ahli akan dianalisis menggunakan


statistik untuk melihat konvergensi atau konsensus. Konsensu atau
konvergensi opini merupakan hasil akhir dari metode delphi. Untuk
menentukan instrumen yang ada telah konvergensi atau
konsensus digunakan analisa statistik dengan pendekatan :
a. Standar Deviasi
Ukuran pertama penilaian konvergensi atau konsensus adalah
ketika jawaban atau penilaian dari panelis ahli memiliki standar
deviasi < 1.5. Rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :

X = jawaban responden A terhadap instrumen n


X = rata-rata jawaban responden terhadap instrumen n
b. Interquartile Range

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


Ukuran kedua penilaian konvergensi atau konsensus adalah
ketika jawaban atau penilaian dari seluruh narasumber memiliki
interquartile range <2.5. rumus interquartile range adalah
sebagai berikut :
IR = Q3 – Q1
Q3 adalah kuartil atas dan Q1 adalah kuartil bawah

Evaluasi untuk menyatakan konvergensi atau konsensus


terhadap seluruh instrumen adalah ketika standar deviasi <1.5
dan interquartile range <2.5. jika salah satu baik standar
deviasi maupun interquartile range tidak bernilai <1.5 dan <2.5
maka instrumen dinyatakan tidak konvergen atau tidak
disepakati (konsensus).

NB : Diasumsikan semua proses sudah dilakukan, dan jawaban


dari panelis ahli sudah diperoleh. Maka selanjutnya dilakukan
penarikan kesimpulan dengan melakukan perhitungan
berdasarkan tahapan delphi.

Proses perhitungan delpi dengan penarikan opini hingga


memperoleh hasil perangkingan dapat dilihat pada tabel 1,
tabel 2 dan tabel 3.

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom
Tabel 1 Penarikan Opini Delphi Putaran 1
Panelis/Narasumber Std. Evaluasi
No Instrumen Rata Modus Q1 Q2 Q3 IR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dev Std.Dev IR
1 Tingkat Kesalahan 7 8 0 8 7 7 5 0 8 5.56 3.28 7 5 7 8 3 DIV DIV
Entry
2 Helpdesk Lupa 9 7 0 9 9 8 5 9 7 7.00 2.96 9 7 8 9 2 DIV KON
Menginformasikan
procedure
3 Log Permintaan 9 6 5 8 8 7 5 9 8 7.22 1.56 8 6 8 8 2 DIV KON
Layanan TI Tidak
Lengkap
4 Kesalahan Melakukan 9 0 5 6 9 6 9 9 8 6.78 2.99 9 6 8 9 3 DIV DIV
Distribusi
5 Penanganan Insiden 9 0 4 6 7 6 9 9 8 6.44 2.96 9 6 7 9 3 DIV DIV
TI Melebihi Batas
6 Ketidakpuasan 7 0 9 5 4 6 9 0 5 5.00 3.32 0 4 5 7 3 DIV DIV
Pengguna Terhadap
Layanan
7 Pengguna Enggan 7 5 6 8 8 7 9 9 6 7.22 1.39 7 6 7 8 2 KON KON
Memberikan Feedback
8 Ketidakjelasan Status 7 0 8 6 4 6 9 7 5 5.78 2.64 7 5 6 7 2 DIV KON
Insident TI
9 Penyalahgunaan Hak 7 0 7 7 4 8 9 0 6 5.33 3.32 7 4 7 7 3 DIV DIV
Akses Permintaan

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


Layanan TI

Keterangan : Std. Dev (Standar Deviasi); IR (Interquartile Range)


Keterangan DIV dan KON pada tabel mengacu pada aturan berikut :
Jika nilai standar deviasi (Std. Dev) < 1.5 Maka Kolom Std.Dev Bernilai KON, Selain Itu Nilainya DIV
Jika nilai Interquartile Range (IR) < 2.5 Maka Kolom IR Bernilai KON, Selain Itu Nilainya DIV

Berdasarkan tabel I, instrumen yang mencapai nilai konsensus adalah Pengguna Enggan Memberikan Feedback. Delapan
instrumen lainnya tidak mencapai konsensus. Oleh karena itu dapat dilakukan penarikan opini putaran 2.

Tabel 1 Penarikan Opini Delphi Putaran 2


Panelis/Narasumber Std. Evaluasi
No Instrumen Rata Modus Q1 Q2 Q3 IR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dev Std.Dev IR
1 Tingkat Kesalahan 7 9 9 8 7 8 8 9 7 8.00 0.87 7 7 8 9 2 KON KON
Entry
2 Helpdesk Lupa 9 9 9 9 9 9 9 8 9 8.89 0.33 9 9 9 9 0 KON KON
Menginformasikan
procedure
3 Log Permintaan 9 7 6 8 8 9 9 9 8 8.11 1.05 9 8 8 9 1 KON KON
Layanan TI Tidak
Lengkap
4 Kesalahan Melakukan 5 0 7 5 5 7 6 6 4 5.00 2.12 5 5 5 6 1 DIV KON
Distribusi

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


5 Penanganan Insiden 5 0 5 5 6 7 6 6 8 5.33 2.24 5 5 6 6 1 DIV KON
TI Melebihi Batas
6 Ketidakpuasan 8 5 8 7 4 7 7 7 4 6.33 1.58 7 5 7 7 2 DIV KON
Pengguna Terhadap
Layanan
7 Pengguna Enggan 9 7 6 8 8 7 9 7 9 7.78 1.09 9 7 8 9 2 KON KON
Memberikan Feedback
8 Ketidakjelasan Status 5 0 8 5 4 6 6 6 4 4.89 2.20 6 4 5 6 2 DIV KON
Insident TI
9 Penyalahgunaan Hak 5 0 7 5 4 8 6 6 0 4.56 2.83 5 4 5 6 2 DIV KON
Akses Permintaan
Layanan TI

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom


Berdasarkan tabel 2, terlihat hasil yang lebih baik dibandingkan putaran 1
yaitu terdapat empat instrumen yang sudah mencapai konsensus. Hal ini
mengindikasikan bahwa panelis ahli menganggap bahwa empat instrumen
tersebut penting dan sangat potensial untuk dimitigasi. Untuk melihat
peringkat instrumen penilaian risiko yang paling penting untuk dimitigasi
dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3 Peringkat Instrumen


Instrumen Nilai Peringkat
Helpdesk lupa menginformasikan procedure 8.89 1
Log Permintaan Layanan TI Tidak Lengkap 8.11 2
Tingkat Kesalahan Entry 8.00 3
Pengguna Enggan Memberikan Feedback 7.78 4
Ketidakpuasan Pengguna Terhadap Layanan 6.33 5
Penanganan Insiden TI Melebihi Batas 5.33 6
Kesalahan Melakukan Distribusi 5.00 7
Ketidakjelasan Status Insident TI 4.89 8
Penyalahgunaan Hak Akses Permintaan Layanan TI 4.56 9

Berdasarkan peringkat, terdapat pilihan instrumen penilaian yang paling


penting dan potensial menyebabkan gangguan sehingga perlu dilakukan
mitigasi risiko. Urutan peringkat tersebut dapat dijadikan sebagai urutan
prioritas instrumen penilaian risiko yang perlu diperhatikan oleh
stakeholder.

Disusun Oleh : Hanavi, S.Kom

Anda mungkin juga menyukai