Coobs Test
Coobs Test
Pada praktikum Direk Coomb’s test ini suspensi darah yang digunakan adalah
suspensi sel 5%. Dalam pengerjaannya pertama-tama ditambahkan 1 tetes suspensi darah
pasien pada ke-2 tabung reaksi berbeda yang telah disiapkan, selanjutnya darah pasien
(suspensi 5%) dicuci sebanyak 3 kali dengan menggunakan saline. Pencucian ini bertujuan
untuk menghilangkan sisa globulin pada darah, menghindari pengenceran serum coomb’s
test dan agar coomb’s serum dapat bereaksi dengan sempurna. Setelah dicuci, supernatanya
dibuang dan ditambahkan 2 tetes coob’s serum pada tabung I, dan saline 2 tetes kedalam
tabung II. Setelah itu diputas/dipusingkan pada centrifuge 3000rpm selama 15 detik dan
dibaca hasilnya terhadap aglutinasi.
Dalam pemeriksaan Direk Coomb’s test ini dilakukan pemeriksaan terhadap pasien
dengan identitas Nama ????? didapatkan hasil pada tabung I , yaitu tidak terbentuk aglutinasi/
negatif. Tidak terbentuknya aglutinasi artinya pada sel darah merah tidak terdapat antibody.
Untuk tabung ke II hasil haruslah negatif, karena hanya terdapat sel darah yang telah dicuci
dan saline (tidak terdapat ikatan), tabung II ini berfungsi sebagai kontrol.
a. Normal
Tidak ditemukan antibodi (hasil test negatif)Direct Coombs’ Test negatif berarti
tidak ada antibodi dalam sel darah merah
Indirect Coombs’ Test negatif berarti darah pendonor dan darah penerima
kompatibel (cocok)
Indirect Coombs’ Test negatif pada wanita Rh- yang hamil berarti tidak ada
antibodi anti Rh+ dalam darah dan belum terjadi sensitisasi
b. Abnormal
Direct Coombs’ Test positif berarti ada antibodi yang akan melawan dan
menghancurkan sel darah merah. Hal ini dapat disebabkan oleh transfusi darah
yang tidak cocok atau penyakit anemia hemolitik
Indirect Coombs’ Test positif berarti darah pendonor tidak cocok dengan darah si
penerima
Indirect Coombs’ Test positif pada wanita Rh- yang hamil atau berencana untuk
hamil berarti dia memiliki antibodi terhadap darah Rh+ (sensitisasi Rh). Saat
awal kehamilan jenis darah bayi akan diperiksa, jika darah bayi Rh+ maka ibu
harus mendapat pengawasan ketat selama kehamilan untuk mencegah masalah
dengan sel darah merah bayi. Jika sensitisasi belum terjadi maka dapat dicegah
dengan suntikan Immunoglobulin anti RhD
1. Tabung reaksi yang digunakan haruslah bersih, bebeas dari air, atau kotoran sabun
2. Pencucian harus dilakukan dengan benar aitu dengan menggunakan Saline
3. Tes yang telah dlakukan harus divalidari dengan reagen CCC, hal ini bertujuan untuk
memastikan apakah tahap pengerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur
atau tidak. Setelah penambahan CCC hasil aglutinasi dilihat. Apabila hasilnya possitif
maka pengerjaan yang kita lakukan sudah benar
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA