TP C 30 13120114 Rizal Akbar Maulana Al Hakim
TP C 30 13120114 Rizal Akbar Maulana Al Hakim
Modul C
Uji Impak
Oleh:
Rizal Akbar Maulana Al Hakim
13120114
Anggota:
Kelompok 30
Dito Ata’ul Momin Wicaksono 13120070
Agung Setiawan Wysan 13120071
Rizal Akbar Maulana Al Hakim 13120114
Miftahul Falah Akmal 13120185
Jawaban
1. a. Pembebanan statik adalah pembebanan yang dilakukan dengan intensitas beban
tetap secara terus-menerus pada suatu sistem dan tidak bergantung pada waktu.
b. Pembebanan dinamik adalah pembebanan yang besar bebannya berubah-ubah
terhadap waktu.
c. Pembebanan impak adalah pembebanan yang dilakukan dalam kurun waktu yang
sangat singkat (laju pembebanan tinggi). Selain itu, juga terjadi proses penyerapan
energi yang besar dari energi kinetik suatu beban yang menumbuk material dan dapat
mengakibatkan material seperti logam yang tadinya ulet menjadi getas.
2. a. Patahan fibrous: Failure dari suatu material yang dihasilkan dari retakan material
ulet.
b. Patahan cleavage: Patahan yang terjadi pada suatu bidang planar, sehingga hasil
patahan cenderung memiliki permukaan yang rata.
3. Metode uji impak yang sering digunakan adalah metode Charpy karena metode ini
dinilai memiliki hasil pengujian yang lebih akurat, pengujiannya lebih mudah untuk
dilaksanakan, waktu pengujiannya relatif lebih singkat, dan biaya yang dikeluarkan
juga relatif lebih murah.
4. Prinsip pengujian impak adalah memberi pembebanan pada sistem dengan laju
pembebanan yang tinggi, sehingga terjadi penyerapan energi yang besar ketika beban
menumbuk benda uji. Penyerapan energi akan menyebabkan terjadinya kerusakan
material berupa patah atau bengkok. Dengan mengacu pada jenis kerusakan yang
terjadi, maka kita dapat mendefinisikan ketahanan material tersebut.
5. a. DBTT (Ductile to Brittle Temperature Transition): Temperatur transisi pada saat
material mengalami perubahan sifat mekanik dari ulet menjadi getas.
b. FTP (Fracture Transition Plastic): Temperatur ketika perpatahan akan mengalami
perubahan benda dari ulet sempurna menjadi patah getas.
c. NDT (Nil Ductile Temperature): Temperatur ketika mulai terjadi patahan tanpa
didahului dengan deformasi plastik (temperatur tanpa keuletan/keuletan material
menjadi nol).
d. FATT (Fracture-Appearance Transition Temperature): Temperatur di mana
permukaan patahan mengalami 50% patahan fibrous dan 50% patahan cleavage (50%
material bersifat ulet dan 50% bersifat getas).