Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki dunia industri yang semakin modern akan diikuti oleh


penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin kompleks dan
rumit, tenaga kerja yang semakin ahli dan terampil. Namun tidak selamanya
penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan yang bervariasi dalam suatu
industri diikuti dengan selaras oleh keterampilan dan keahlian tenaga kerjanya
yang mengoperasikan peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses industri
tersebut. Kemungkinan timbulnya bahaya yang besar berupa kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja ini dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman,
kemampuan serta ketrampilan tenaga kerja yang kurang memadai. Masalah
tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah
maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi masalah tersebut maka diperlukan
peningkatan pelaksanaan K3 di tempat kerja baik listrik maupun mekanik agar
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikurangi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apayang dimaksud dengan keselamatan kerja listrik?
2. Apa sajakah dasar hukum dan tujuan K3 listrik?
3. Apa sajakah bahaya listrik ?
4. Bagaimana upaya pencegahan kecelakaan kerja listrik?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan kerja listrik.
2. Untuk mengetahui dasar hukum dan tujuan K3 listrik.
3. Untuk mengetahui bahaya listrik.
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja listrik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Kerja Listrik
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan.
Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau
orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau adanya tegangan listrik disekitarnya,
baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan. Pada dasarnya keselamatan kerja
listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.

2.1.1 Dasar Hukum K3 Listrik


Dasar hukum mengenai persyaratan keselamatan listrik tertuang pada Permen
Tenaga Kerja No.Per. 04/MEN?1988. Prinsip- prinsip keselamatan pemasangan
listrik Antara lain:
 Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disyahkan
 Mengundahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan (PUIL)
 Harus menggunakan tenaga terlatih
 Bertanggungjawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga
kerjanya
 Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
pemasangan instalasi listrik harus ahli dibidang listrik, memahami
peraturan listrik dan memiliki sertifikat dari instalasi yang berwenang.
 ketentuan lain mengenai persyaratan  Keselamatan Kerja Bidang
Ketenagalistrikan
 instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji
sebelum dialiri listrik oleh pegawai pengawas spesialis listrik
 instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung
jawab satu tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan
pemasangan instalasi

3
2.1.2 Tujuan K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
 bahaya sentuhan langsung
 bahaya sentuhan tidak langsung
 bahaya kebakaran
2.1.3 Bahaya Listrik
1. Kejut Listrik

Kejut listrik terjadi karenabeberapa kemungkinan,antara lain :

– Menyentuh kabel telanjang berarus listrik


– Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak
– Kegagalan peralatan
– Terkena muatan listrik statis
– Disambar petir

Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan


otot. Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat
menyebabkan luka bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik
yang suhunya dapat mencapai 2.500°C. Tegangan lebih dari 500 V merupakan
resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa. Arus bolak-balik menimbulkan
rangsangan otot berupa kejang-kejang. Bila arus tersebut melalui jantung,
kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah cukup untuk menimbulkan gangguan
jantung (fibrilasi ventrikel).

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Efek Sengatan Listrik


Beberapa faktor yang mengakibatkan beraneka ragam dampak sengatan listrik
adalah :

1. Ukuran fisik bidang kontak


Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan perlengkapan
listrik,semakin rendah hambatan instalasinya, semakin banyak arus listrik yang
mengalir melewati tubuh dan akibatnya semakin parah.

4
2. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang
terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan lebih
parah dari korban yang dalam kondisi prima.
3. Hambatan / tahanan tubuh
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat
aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara
langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan sehat
rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan
cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi kulit benar-
benar kering sangat jarang dijumpai, kecendrungannya setiap orang akan
mengelurkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu tubuh dianggap
selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena sengatan
menjadi tinggi.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang
dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar
yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan
hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.
Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.

4. Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula
resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia. Batas ambang sengatan
listrik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Tingkatan Bahaya Akibat Arus Listrik

Batas Arus Pengaruh yang mungkin pada tubuh manusia

1 mA Level persepsi, terasa adanya arus listrik sedikit

5 mA Merasa terkejut, tidak menyakitkan tapi mengganggu

6-30 mA Sakit dan sangat mengejutkan, otot kehilangan kontrol

5
50-150 mA Sakit yang hebat, pernapasan tertahan, otot berkontraksi
keras dan tidak sanggup lagi melepaskan penghantar,
mungkin terjadi kematian

1000-4300 Ventricular fibrillation (jantung kehilangan irama


mA denyut), kontraksi otot dan kerusakan syaraf terjadi.
Sangat mungkin terjadi kematian.

10.000 mA Kegiatan jantung tertahan, terbakar hebat, dan terjadi


kematian

b. Pertolongan Pertama pada Kejut Listrik

Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena arus
listrik mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik
tersebut:
1. Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MCB (Mini atur
Circuit Breaker) lokasi atau menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut
tusuk kontak dari kotak kontaknya.Jika tegangan tidak dapat dimatikan,
cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan menggunakan alat-alat ini
: kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering atau
bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit.

2. Jauhkan korban dari area tersebut


 Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah
tidak. Lakukan pernafasan buatan bila korban tidak bernafas lagi
 Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus
ditutupi selimut agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain
bila perlu.

c. Efek dari Kejut Listrik Terhadap Manusia


Sengatan listrik (electric shock) memiliki efek terhadap manusia, seperti :

6
 Efek pada jantung (Cardiac)
Arus AC 30-200mA dapat menyebabkan ventricular fibrillation (VF)*.
Sementara arus diatas 5A dapat menyebabkan asystole*. Efek lainnya
adalah rusaknya pembuluh jantung (myocardial).
 Efek pada otot tulang
Arus listrik lebih dari 15 -20 mA memunculkan gejala kontraksi yang
hebat (tetanic contraction) yang menyebabkan tubuh sulit melepaskan diri
dari sumber listrik mengakibatkan sindrome pelepasan lengan dan tulang
belakang jika sengatan listrik mengenai lengan.
 Cedera otot
Thrombosis (pembekuan darah) dan occlusion (penyumbatan dalam
pembuluh) yang menghasilkan ischaemia (arteri koroner) dan necrosis
(kematian sel atau jaringan).Yang terjadi pada lengan mengakibatkan
kerusakan otot dan memerlukanamputasi.
 Cedera susunan syaraf (Neurological injuries)
Dapat terjadi kerusakan terpusat atau sebagian dan seketika
maupun jangka panjang. Jika sengatan listrik melewati kedua bahu, maka
kerusakaan sumsum tulang belakang dapat terjadi.Sementara sengatan
listrik pada bagian kepala menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan,
dan pengaruh jangka panjangnya seperti epilepsi, encephalopathy, dan
Parkinsonism.

Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal ginjal, pecahnya gendang
telinga (tegangan tinggi), katarak.

d. Cara Mencegah Terjadinya Kejut Listrik

1. Jangan bergurau saat memasang instalasi

2. Tidak boleh menekan tombol semabarangan

3. Memakai sepatu yang tertutup dan bersol baik (sepatu safety)

4. Pastikan kondisi badan tidak basah saat memasang instalasi.

2. Kebakaran

7
Timbulnya kebakaran listrik akibat penggunaan energi listrik disebabkan oleh:
1. Penggunaan stop kontak atau adaptor  yang berlebihan
Yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang berlebihan
sehingga melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya.
Sehingga terjadi percikan api pada saat mencolokkan listrik. Bila percikan
tersebut mengenai benda yang mudah terbakar, maka kebakaran bukan hal yang
mustahil untuk terjadi.
2. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan beban
Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah
besar arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel atau penghantar tersebut
sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbuka atau tertutup. Hal ini karena
isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua, mutu kabel jelek
dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban listrik yang
mengalirinya. Dasar pertimbangannya adalah efek pemanasan yang dialami oleh
penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas arus terlampaui maka
akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan yang akhirnya bisa merusak
isolasi dan atau membakar benda-benda sekitarnya. Agar terhindar dari peristiwa
kapasitas lebih semacam ini maka ukuran kabel harus disesuaikan dengan
peraturan instalasi listrik.
3. Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi
Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya di
mana terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar.

4. Instalasi kontak yang jelek


Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat
positip dan kawat negatip yang beraliran listrik. Terkadang untuk memperkuat
sekering atau MCB (miniature Circuit Breaker), mengganti dengan ukuran yang
lebih besar. Sehingga listrik tidak jatuh saat terjadi beban berlebihan, tetapi akan
mengakibatkan sambungan listrik terbakar.
5. Penggunaan peralatan listrik dengan kualitas rendah.
a. Dampak Kebakaran Listrik Terhadap Manusia
 Mengalami luka bakar

8
Kecelakaan listrik dapat menyebabkan manusia mengalami luka ringan
maupun berat.
 Kematian
Kecelakaan listrik yang arusnya besar dapat menyebabkan kematian
terhadap manusia
 Kerugian material
Dalam kejadian kebakaran listrik di sebuah rumah ataupun industry
menyebabkan harta benda manusia ikut terbakar.
b. Pencegahan dan penanggulan bahaya Kebakaran
 Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal
tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika
mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan
perbaikan.
 Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian MCB trip kembali
sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan
segera kita informasikan Crew untuk mengecek / memperbaikinya.
 Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan
alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya
3. Radiasi
Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita
pada jarak + 3 meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkungan
yang terjangkau radiasi.
2.1.4 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Listrik
Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya :
 Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut
 Jaringan dengan hantaran telanjang
 Peralatan listrik yang rusak
 Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila 
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau
body
 Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka

9
 Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran
 Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak) dengan
kotak tusuk lebih satu (bertumpuk)

2.1.5 Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Listrik

Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat


bekerja dengan aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :

 Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi:


a) Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
b) Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.
 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain :
sepatu bot dari bahan karet atau berisolasi dan tidak
diperkenankan dengan kaki telanjang.
 Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada
waktu bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik. 
 Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik
yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi). 
 Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi
listrik yang dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik. 
 Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik
lainnya, bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan
terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa
keadaan panel tersebut dan segera mengunci.
 Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam
kondisi terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus
segera diperbaiki dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan
isolator. 
 Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau
instalasi listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik.

10
 Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan
disesuaikan dengan kebutuhan. 
 Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik. 
 Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam
kondisi mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau
switch on / off “Aliran listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan
tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja. 
 Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah
dicabut dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan yang

11
bertujuan untuk melindungi tenaga kerja yang melakukan tugas di bagian listrik.
Kecelakaan kerja listrik diantaranya adalah kejut listrik, sambaran petir,
kebakaran, dan radiasi. Kecelakaan listrik umumnya disebabkan oleh penggunaan
ataupun pemasangan alat listrik yang tidak sesuai standar yang dapat
menyebabkan beberapa kecelakaan listrik tersebut.
Keselamatan kerja mekanik adalah keselamatan kerja yang berkaitan
dengan pekerjaan seorang mekanik. Kecelakaan mekanik diantaranya
Terjungkit/terguling,terjepit/terpotong,peledakan, roboh, tertimpa/tertimbun dan
terkena radiasi. Kecelakaan mekanik dapat kita hidari dengan cara memperhatikan
peralatan yang hendak kita pakai agar tejaga keamanannya.

12
Daftar Rujukan
Kustono, D., Solichim & Anny Martiningsih,2015. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Malang: Aditya Media Publishing

Hilman Muqayyimah , 2015, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dibidang


Kelistrikan, (online),
http://muqayyimah.blogspot.co.id/2013/11/keselamatan-dan-kesehatan-
kerja_25.html, Diakses 3 oktober 2016

Prasetya Purwa, 2014, Pengawasan-K3-Mekanik, (online),


https://id.scribd.com/doc/196698855/Pengawasan-K3-Mekanik, diakses 3 oktober
2016

_____, Cara Menangani Listrik Sesuai Prosedur K3, (online),


http://jurnalk3.com/cara-menangani-listrik-sesuai-prosedur-k3.html, diakses 3
oktober 2016

Sekar, 2014, k3-mekanik , (online), https://id.scribd.com/doc/239382202/k3-


mekanik, diakses 2 oktober 2016
Chica Mayonnaise , 2010, Alat-Pelindung-Diri-K3,(online),
https://id.scribd.com/doc/31588533/Alat-Pelindung-Diri-K3, diakses 2
oktober 2016

Manguneh Alfian, Leni Nuraeni, Riza Julianty, Stefanus T. K3 (Kesehatan dan


keselamatan kerja) Alat pelindung diri k3, (online),
https://id.scribd.com/doc/31588533/Alat-Pelindung-Diri-K3 diakses 3
oktober 2016
_____.pedoman-keselamatan-dari-jaringan-kabel-listrik-atas, (online),
http://jurnalk3.com/pedoman-keselamatan-dari-jaringan-kabel-listrik-
atas.html, diakses 2 oktober 2015

Ammha Tasmah, 2015, K3-bidang-kelistrikan , (online)


https://id.scribd.com/doc/256245882/K3-bidang-kelistrikan, diakses 2
oktober 2016

13

Anda mungkin juga menyukai