Makalah Keselamatan Kerja Listrik
Makalah Keselamatan Kerja Listrik
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan kerja listrik.
2. Untuk mengetahui dasar hukum dan tujuan K3 listrik.
3. Untuk mengetahui bahaya listrik.
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja listrik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Kerja Listrik
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan.
Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau
orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau adanya tegangan listrik disekitarnya,
baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan. Pada dasarnya keselamatan kerja
listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.
3
2.1.2 Tujuan K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
bahaya sentuhan langsung
bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran
2.1.3 Bahaya Listrik
1. Kejut Listrik
4
2. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila yang
terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu akan lebih
parah dari korban yang dalam kondisi prima.
3. Hambatan / tahanan tubuh
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat
aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara
langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan sehat
rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi tinggi dan
cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi kulit benar-
benar kering sangat jarang dijumpai, kecendrungannya setiap orang akan
mengelurkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu tubuh dianggap
selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena sengatan
menjadi tinggi.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang
dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar
yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan
hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.
Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.
4. Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar pula
resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia. Batas ambang sengatan
listrik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Tingkatan Bahaya Akibat Arus Listrik
5
50-150 mA Sakit yang hebat, pernapasan tertahan, otot berkontraksi
keras dan tidak sanggup lagi melepaskan penghantar,
mungkin terjadi kematian
Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena arus
listrik mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik
tersebut:
1. Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MCB (Mini atur
Circuit Breaker) lokasi atau menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut
tusuk kontak dari kotak kontaknya.Jika tegangan tidak dapat dimatikan,
cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan menggunakan alat-alat ini
: kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering atau
bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit.
6
Efek pada jantung (Cardiac)
Arus AC 30-200mA dapat menyebabkan ventricular fibrillation (VF)*.
Sementara arus diatas 5A dapat menyebabkan asystole*. Efek lainnya
adalah rusaknya pembuluh jantung (myocardial).
Efek pada otot tulang
Arus listrik lebih dari 15 -20 mA memunculkan gejala kontraksi yang
hebat (tetanic contraction) yang menyebabkan tubuh sulit melepaskan diri
dari sumber listrik mengakibatkan sindrome pelepasan lengan dan tulang
belakang jika sengatan listrik mengenai lengan.
Cedera otot
Thrombosis (pembekuan darah) dan occlusion (penyumbatan dalam
pembuluh) yang menghasilkan ischaemia (arteri koroner) dan necrosis
(kematian sel atau jaringan).Yang terjadi pada lengan mengakibatkan
kerusakan otot dan memerlukanamputasi.
Cedera susunan syaraf (Neurological injuries)
Dapat terjadi kerusakan terpusat atau sebagian dan seketika
maupun jangka panjang. Jika sengatan listrik melewati kedua bahu, maka
kerusakaan sumsum tulang belakang dapat terjadi.Sementara sengatan
listrik pada bagian kepala menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan,
dan pengaruh jangka panjangnya seperti epilepsi, encephalopathy, dan
Parkinsonism.
Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal ginjal, pecahnya gendang
telinga (tegangan tinggi), katarak.
2. Kebakaran
7
Timbulnya kebakaran listrik akibat penggunaan energi listrik disebabkan oleh:
1. Penggunaan stop kontak atau adaptor yang berlebihan
Yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang berlebihan
sehingga melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya.
Sehingga terjadi percikan api pada saat mencolokkan listrik. Bila percikan
tersebut mengenai benda yang mudah terbakar, maka kebakaran bukan hal yang
mustahil untuk terjadi.
2. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan beban
Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah
besar arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel atau penghantar tersebut
sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbuka atau tertutup. Hal ini karena
isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua, mutu kabel jelek
dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban listrik yang
mengalirinya. Dasar pertimbangannya adalah efek pemanasan yang dialami oleh
penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas arus terlampaui maka
akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan yang akhirnya bisa merusak
isolasi dan atau membakar benda-benda sekitarnya. Agar terhindar dari peristiwa
kapasitas lebih semacam ini maka ukuran kabel harus disesuaikan dengan
peraturan instalasi listrik.
3. Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi
Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya di
mana terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar.
8
Kecelakaan listrik dapat menyebabkan manusia mengalami luka ringan
maupun berat.
Kematian
Kecelakaan listrik yang arusnya besar dapat menyebabkan kematian
terhadap manusia
Kerugian material
Dalam kejadian kebakaran listrik di sebuah rumah ataupun industry
menyebabkan harta benda manusia ikut terbakar.
b. Pencegahan dan penanggulan bahaya Kebakaran
Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal
tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika
mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan
perbaikan.
Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian MCB trip kembali
sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan
segera kita informasikan Crew untuk mengecek / memperbaikinya.
Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan
alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya
3. Radiasi
Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita
pada jarak + 3 meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkungan
yang terjangkau radiasi.
2.1.4 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Listrik
Penyebab terjadinya kecelakaan listrik, diantaranya :
Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut
Jaringan dengan hantaran telanjang
Peralatan listrik yang rusak
Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau
body
Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
9
Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran
Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak ( stop kontak) dengan
kotak tusuk lebih satu (bertumpuk)
10
Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam
kondisi mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau
switch on / off “Aliran listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan
tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.
Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah
dicabut dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan yang
11
bertujuan untuk melindungi tenaga kerja yang melakukan tugas di bagian listrik.
Kecelakaan kerja listrik diantaranya adalah kejut listrik, sambaran petir,
kebakaran, dan radiasi. Kecelakaan listrik umumnya disebabkan oleh penggunaan
ataupun pemasangan alat listrik yang tidak sesuai standar yang dapat
menyebabkan beberapa kecelakaan listrik tersebut.
Keselamatan kerja mekanik adalah keselamatan kerja yang berkaitan
dengan pekerjaan seorang mekanik. Kecelakaan mekanik diantaranya
Terjungkit/terguling,terjepit/terpotong,peledakan, roboh, tertimpa/tertimbun dan
terkena radiasi. Kecelakaan mekanik dapat kita hidari dengan cara memperhatikan
peralatan yang hendak kita pakai agar tejaga keamanannya.
12
Daftar Rujukan
Kustono, D., Solichim & Anny Martiningsih,2015. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Malang: Aditya Media Publishing
13