4 Penebaran dan pemantauan benih / Seed stocking and monitoring
Tahapan berikutnya setelah benih-benih ikan sampai di lokasi budidaya adalah aklimatisasi dan penebaran benih ikan ke dalam jaring di Karamba Jaring Apung. Penebaran benih ikan yang sesuai ukuran dan jumlah di dalam satu jaring pemeliharaan merupakan salah satu kunci sukses usaha pembesaran. Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian suhu dan kualitas air dari kantong benih ikan terhadap perairan lokasi budidaya KJA dilakukan. Tahapan proses aklimatisasi adalah sebagai berikut: 1. Letakkan kantong-kantong ikan di perairan lokasi kja dengan perlahan. 2. Jika KJA sudah dilengkapi atap paranet, maka kantong-kantong benih bisa langsung ditempatkan di petakan-petakan jaring yang sudah disiapkan. 3. Distribusikan kantong benih di tiap-tiap petakan sesuai dengan kepadatan ikan. 4. Biarkan kantong benih di permukaan air selama 10-15 menit agar ikan menyesuaikan dengan kondisi perairan. 5. Buka kantong dan masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam kantong 6. Bibit ikan siap ditebar dengan mulut kantong menghadap agak ke bawah dan biarkan bibit ikan kerapu berenang keluar kantong dengan sendirinya. Waktu penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, ketika suhu udara masih sejuk. Padat Penebaran Padat penebaran adalah jumlah individu ikan bawal bintang per satuan volume. Misalnya untuk penebaran benih ikan bawal bintang ukuran 5-6 cm adalah 500 ekor ikan per petakan jaring karamba dengan ukuran 3 x 3 x 3,5 m dengan kedalaman 3 m. Padat tebar yang terlalu rendah, akan menyebabkan produktivitas menjadi tidak maksimal. Sebaliknya, jika padat tebar terlalu tinggi, ikan akan mudah mengalami stress karena persaingan pakan dan ruang. Padat tebar ideal untuk pembesaran ikan bawal bintang di KJA dapat dilihat di tabel berikut ini: Bulan Kisaran ukuran Berat ikan Kepadatan ikan Ke- (cm) (gram/ekor) (ekor/jaring) 1 5-6 9-10 2 9-10 30-35 500 - 600 3 14-15 65-75 4 18-19 90-105 5 20-21 160-175 300 - 400 6 22-23 240-260 7 25-26 370-380 250 - 300 8 29-30 465-525 Pemantauan kesehatan ikan Pembudidaya ikan disarankan untuk selalu memantau kesehatan benih ikan dan kondisi kualitas air lingkungan budidayanya agar penyebaran penyakit dan penurunan kuaitas air budidaya perikanan dapat diantisipas sebelum menyebabkan kerugian bagi pelaku usaha budidaya perikanan itu sendiri. Pencatatan adalah pendukung utama dalam keberhasilan budidaya, sebab ingatan manusia sangat terbatas, sehingga dengan pencatatan yang baik, maka pembudidaya dapat lebih mudah mengevaluasi kejadian yang telah berlalu dalam masa pemeliharaan seperti perubahan lingkungan parameter kualitas air dan seterusnya yang menyebabkan ikan sakit dan mati. Secara bergantian anggota kelompok bertanggungjawab melakukan pencatatan. Beberapa catatan penting saat melakukan pemantauan adalah sebagai berikut: - Dilakukan tiap hari untuk parameter kualitas air: suhu, DO, pH, salinitas. Data pendukung seperti, cuaca, arah angin, bencana, tumpahan minyak, aktifitas meracun ikan, dll - Pada saat penggantian jaring dapat juga dilakukan pengukuran kandungan amoniak, fosfat, nitrat dan nitrit - Monitoring lingkungan dilakukan untuk mengetahui bila ada perubahan ekosistem seperti terumbu karang, padang lamun. - Serta, pemantauan ikan yang ada di luar jaring seperti intensitas penampakan penyu, ikan hiu, dan ikan besar lainnya yang bukan dari daerah sekitar KJA.