Anda di halaman 1dari 8

MANAGEMENT BUDIDAYA YANG PERLU DIPERHATIKAN

Ada 3 (Tiga) persyaratan penting yang saling menunjang dalam proses budidaya
sebagai factor utama keberhasilan.

1. Management Budidaya/Tata Laksana


Tata Laksana merupakan program harian yang telah direncanakan sesuai
dengan produksi yang hendak dicapai. Langkah awal didalam program budidaya
hal prinsip yang perlu diperhatikan :
1. PEMILIHAN LOKASI
 Terdapat sumber air yang cukup selama masa budidaya.
 Lokasi tersebut berpotensi untuk area pengembangan.
 Kondisi lingkungan khususnya temperature air sesuai dengan jenis ikan
yang akan dipelihara.
 Dekat dengan daerah pemasaran atau proses produksi.
2. KONSTRUKSI KOLAM
Pembuatan konstruksi kolam sebainya dibuat untuk jangka panjang dan
mudah dalam pelaksanaan teknis selama budidaya berlangsung.
a. Budidaya kolam darat di air tenang
Pengembangan jenis ikan di area ini seperti ikan lele, gurami, dan patin
pada prinsipnya tidak memerlukan luasan kolam yang lebar, tetapi diperlukan
pengaturan system pemasukan air dan pengeluaran air yang sistematis agar
kontrol kualitas air dapat dilakukan dengan sempurna.
Kolam Beton
Model kolam beton yang dibangun di atas tanah menjadi pilihan petama
dengan pertimbangan sebagai berikut :

 Mudah dilakukan program sanitasi (suci hama)


 Pengeringan kolam lebih cepat dan praktis.
 Perubahan kualitas air seperti pH, suhu, warna air dan faktor pemicu
Infeksi seperti amoniak dapat cepat teratasi.

3. PENEBARAN BIBIT
Penebaran bibit dikolam pembesaran sebaiknya dengan menggunakan
ukuran yang cukup besar agar bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
baru.
Proses Adaptasi/ Aklimatisasi
Sebelum bibit di tebar, penting sekali untuk dilakukan adaptasi/penyesuaian
dengan kondisi air yang baru dengan cara sebagai berikut :
 Menyesuaikan parameter kualitas air (pH, suhu) pada kolam.
 Meletakkan kantong plastic bibit di permukaan air kolam dan di diamkan
beberapa saat (5 – 10) menit.
 Masukkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastic (untuk
menyesuaikan suhu dan pH).
 Sebelum ditebar, dilakukan proses sanitasi bibit dengan cara di
celup/diping larutan garam (200 - 300 gr/m3) + MB (1 - 2 cc/m3) selama
beberapa detik (untuk mengobati luka).
 Kemudian bibit di tebar kedalam kolam secara perlahan.

UKURAN TEBAR BIBIT PADA PETAKAN PEMBESARAN

Jenis Ikan Ukuran Rata-rata Padat Tebar Jenis Kolam


Berat Badan
Ikan Lele 4 – 6 cm 2 gram 150 – 250 Kolam
ekor/m3 Beton/Tanah
Ikan Patin 4 – 6 cm 4 gram 25 – 35 ekor/m3 Kolam
Beton/Tanah
Ikan Nila 7 – 9 cm 10 gram 100 – 150 Jaring
ekor/m3 Apung/keramba/
Air Deras
Ikan Mas 7 – 9 cm 10 gram 50 – 150 ekor/m3 Jaring
Apung/keramba/
Air Deras
Ikan Bandeng 3 – 4 cm 2 gram 0,5 – 1,5 ekor/m3 Tambak
Ikan Gurami 3 – 4 cm 6 gram 15 – 30 ekor/m3 Kolam
Beton/Tanah

Catatan :

1. Jenis ikan lele, patin, mas, bandeng di ukur panjang badan dan untuk ikan
gurami diukur lebar badan.
2. Padat Tebar :
 Disesuaikan dengan daya dukung lahan di masing-masing daerah.
 Kualitas dan kunantitas air sebagai dasar untuk menentukan tinggi
rendahnya padat tebar.

4. PROGRAM PAKAN
Pemberian pakan meliputi beberapa hal :
 Prosentase pakan (Feeding rate)
 Frekwensi pakan per hari (Daily Feeding Frequency)
 Ukuran pakan/pellet/butiran disesuaikan dengan besarnyaikan
 Kebutuhan protein disesuaikan dengan masa awal-akhir.
Masa Awal Masa Pertumbuhan Masa Akhir
Jenis Ikan
2-20 gr 20–50 gr 50-100 gr 100-300 gr 300-600 gr 600-Up gr
Ikan Lele 8–6% 6–4% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%
Ikan Patin 8–6% 6–4% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%
Ikan Nila 6–5% 5–4% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%
Ikan Mas 6–5% 5–4% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%
Ikan Bandeng 4–3% 4–3% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%
Ikan Gurami 4 -3% 4–3% 4–3% 3- 2% 3- 2% 2–1%

5. PEMERIKSAAN KUALITAS AIR


 Kualitas air sumber
Pemeriksaan kualitas air sumber yang akan dipergunakan untuk budidaya
perlu dilakukan agar tidak timbul permasalahan. Batasan Normal kualitas air
untuk budidaya di air tawar :
 FISIKA
- pH = 7-8
- Suhu = 28 – 30 oC
- O2 = 3 – 7 ppm
 KIMIA
- NH3 < 0,1 ppm
- NO2 < 0,1 ppm
- CaCo3 = 150 - 250 ppm
- Fe < 1,0
- Hg < 0,05

 Sumber Air
Sumber air yang berasal dari perairan umum seperti air irigasi,
sungai,sangat penting untuk dilakukan pemeriksaans ecara rutin untuk
mencegah timbulny penyalit/kematian ikan yang disebabkanoleh
keracuan.
TAHAPAN YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MELAKUKAN BUDIDAYA IKAN

1. PERSIAPAN KOLAM
 Kolam di jemur sampai kering (macak-macak = kalau di injak kaki masuk
sedalam 1 – 2 cm) kurang lebih 2 hari.
 Kolam di balik dengan cangkul sedalam 20 cm secara merata.
 Kolam di beri kapur tohor sebanyak 15 – 25 gr/m2
 Kolam setelah itu di beri pupuk kandang sebanyak 400 – 500 gr/m2
 Kolam diberi pupuk urea dan TSP 15 gr/m2 : 10 gr/m2.
 Kolam di brantas hama dengan akar tuba/saponin/tiodan.
 Kolam diberi air setinggi 15 cm dan dibiarkan menguap (berkurang)
 Air ditambah lagi secara bertahap menjadi 20 cm dan seterusnya sampai
ketinggian air yang dikehendaki (kurang lebih 1 minggu)
 Setelah air berwarna hijau kecolkatan tanda pakan alami sudah tumbuh
dan ikan sudah boleh ditebar.

2. PESIAPAN AIR
 Air yang akan digunakan untuk budidaya sebainya di endapkan telebih
dahulu dan di beri kapur/kaporit 20 gr/liter (untuk membrantas
pathogen/bakteri/virus).
 Air setelah diendapkan selama 2 hari bisa digunakan untuk mengisi
kolam budidaya.
 Sebelum air dimasukkan di saring dengan waring halus terlebih dahulu,
agar hama penyakit yang masuk berkurang.
 Penambahan air harus menggunakan air dari petak pengendapan air
tidak secara langsung.

3. PENEBARAN BENIH
 Bibit yang akan kita tebar harus yang unggul/SPF/hasil dari pembenihan
dan F1.
 Sebaiknya dilakukan pada pagi hari jam o6.00 – 10.00 WIB atau Sore hari
Jam 15.30 – 19.00 WIB.
 Dilakukan Aklimatisasi (adaptasi lingkungan) suhu dan salinitas dengan
cara sebagai berikut :
1. Ikan /udang yang kita bawah dari BBI/Pembenihan udang sesampai di
kolam, kantong benih di masukkan ke dalam kolam dan dibiarkan
selama kurang lebih 15 - 30 menit (ditandai dengan adanya embun di
dalam kantong plastik). Hal ini dianggap penyesuaian suhu sudah
sesuai.
2. Selanjutnya dilakukan penyesuaian salinitas caranya kantong yang
sudah direndam tadi dibuka, kemudian air dimasukkan kedalam
kantong plastik sebanyak 1 gayung di keluarkan 1 gayung dan
dilakukan pengukuran dengan Handrefraktometer (jika salinitas yang
ada di kantong dengan di kolam sudah sama berarti sudah sesuai.
3. Kantong dimasukkan air sampai kantong tenggelam dan biarkan
ikan/udang akan keluar dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi kolam sudah sesuai dengan kondisi lingkungan
ikan/udang saat dipelihara.
 Sebelum ditebar, dilakukan proses sanitasi benih dengan cara
dicelup/diping larutan garam (200 – 300 gr/m3) + MB (1 – 2 cc/m3) selama
beberapa detik (untuk mengobati luka).

 UKURAN TEBAR BIBIT PADA PETAKAN PEMBESARAN

Jenis Ikan Ukuran Rata-rata Padat Tebar Jenis Kolam


Berat Badan
Ikan Lele 4 – 6 cm 2 gram 150 – 250 Kolam
ekor/m3 Beton/Tanah
Ikan Patin 4 – 6 cm 4 gram 25 – 35 ekor/m3 Kolam
Beton/Tanah
Ikan Nila 7 – 9 cm 10 gram 100 – 150 Jaring
ekor/m3 Apung/keramba/
Air Deras
Ikan Mas 7 – 9 cm 10 gram 50 – 150 ekor/m3 Jaring
Apung/keramba/
Air Deras
Ikan Bandeng 3 – 4 cm 2 gram 0,5 – 1,5 ekor/m3 Tambak
Ikan Gurami 3 – 4 cm 6 gram 15 – 30 ekor/m3 Kolam
Beton/Tanah

4. PENGELOLAAN PAKAN ALAMI DAN BUATAN


 Untuk merangsang pertumbuhan pakan alami tumbuh kembali kolam
diberi pupuk susulan urea dan TSP (15 : 10 gr/m3) setiap 2 minggu
sekali.
 Pemberian pakan disesuaikan dengan program pakan yang meliputi :
prosentase pakan, frekrensi pakan per hari, ukuran pakan dan,
kebutuhan protein di sesuaikan dengan masa awal-akhir pemeliharaan.
 Pakan Ikan Nila

Umur Berat Panjang Dosis Pemberian


(Hari) (Gram) (Cm) Pemakaian pakan/hari
% x BB
0 - 60 25 < 10 4 2
60 – 75 25 – 50 10 – 12 3,5 – 4 2
75 - 85 50 – 75 12 – 16 3,2 – 3,5 2
85 - 95 75 – 100 16 – 18 3 – 3,2 2
95 - 110 100 – 150 18 – 21 2,8 – 3 2
110 - 120 150 – 200 21 – 24 2,5 – 2,8 2
120 - 135 200 – 250 24 – 27 2,2 – 2,5 2
135 - 150 250 – 300 27 – 30 2 – 2,2 2
150 – 165 300 - 400 30 – 33 1,6 – 2 2
165 - 180 400 - 500 33 – 35 1,4 -1,6 2
>180 500 - 600  35 1,4 2

 Pakan Bandeng

Umur Berat Panjang Dosis Pemberian


(Hari) (Gram) (Cm) Pemakaian pakan/hari
% x BB
0 - 90 <20  7 4 2
90 – 100 20 – 50 7 – 10 3–4 2
100 - 110 50 – 100 10 – 12 2,5 – 3 2
110 - 120 100 – 150 12 – 15 2,5 2
120 - 130 150 – 200 15 – 18 2,2 – 2,5 2
130 - 140 200 – 250 18 – 20 2 – 2,2 2
140 – 150 250 – 300 20 – 25 2 2
150 - 160 300 - 350 25 – 30 2 2
 160  400  30 1,5 - 2 2

 Pemberian pakan sebaiknya menggunakan alat control berupa anco


untuk mengetahui pakan dimakan atau tidak, sekaligus untuk control
pertumbuhannya.
 Untuk sampling pertumbuhan dilakukan 1 – 2 minggu sekali, untuk
menentukan ukuran pakan, jumlah pakan yang harus diberikan, dan
frekuensinya.
 Pakan diberi campuran probiotik (meniran) untuk daya tahan tubuh
ikan terhadap serangan penyakit caranya pakan direndam dengan
probiotik meniran sebelum diberikan ikan/udang dengan
perbandingan pakan 1 kg : 500 ml selama 5 menik kemudian
diberikan melalui anco.

5. PENGELOLAAN KUALITAS AIR


 Pengontrolan kualitas air dilakukan dengan maksud untuk melihat
apakah kondisi air masih stabil dan aman bagi ikan/udang yang
dipelihara yaitu dengan mengukur parameter kualitas air.
 Parameter yang di ukur meliputi : pH (7- 8 ppt), suhu (28 – 30 oC), O2
(3 – 7 ppt), NH3 (< 0,1 ppt), NO2 (< 0,1 ppt) dll.
 Untuk menghidari terjadinya bloming bakteri perlu di berikan
probiotik, karena probiotik mempunyai peran sebagai :
1. Memperbaiki kualitas air kolam.
2. Membantuk menguraikan bahan organic menjadi nutrient yang
nantinya akan dikonsumsi oleh ikan atau udang.
3. Membantu system ensimatis sehingga makanan dapat mudah
terurai dan membantu pertumbuhan ikan/udang.
4. Merombah gas racun seperti NH3, H2S dan gas-gas lainnya.
 Pemberian probiotik untuk media sebanyak 50 – 100 liter/ha setiap
3 hari sekali dan akan ditingkatkan jika terjadi bloming bakteri/
penyakit kunang-kunang.
 Penambahan air dilakukan manakala salinitas air meningkat.
 Penurunan air dilakukan manakala terjadi peningkatan bahan
organik, bloming planton, dan bakteri, sebanyak 30 – 50 % volume air
kolam setelah itu ditambah lagi air yang baru setinggi volume air
yang di buang dari air pengendapan yang sudah disiapkan.

6. PENGELOLAAN PENYAKIT IKAN/UDANG


 Bila terjadi perubahan terhadap tingkah laku ikan/udang yang
dipelihara segera lakukan tindakan pencegahan yaitu dengan
menangkapnya dan mengujikan pada laboratorium hama dan
penyakit ikan milik pemerintah maupun swasta.
 Jika penyerangan penyakit secara missal, maka dilakukan
pemanenan total.
 Jika penyerangan masih belum menyeluruh dapat diberikan
probiotik dan anti bodi untuk menambah kekebalan ikan/udang
yang dipelihara.
 Penyakit bisa terjadi karena kondisi ikan/udang yang memang
tidak sehat. Dan Juga bisa disebabkan karena kondisi lingkungan
tempat budidaya tidak mendukung atau tercemar.
 Pencegahan labih baik dari pada mengobati yaitu member
imonostimulan misalnya dengan daun meniran yang dicampur
atau direndam pada pakan selama 5 menit. Dan bisa juga pakan
yang dicampur dengan vitamin c sebelum diberikan ikann/udang.
7. PANEN
 Sebelum dipasarkan sebaiknya dicarikan pasaran atau pembelinya
terlebih dahulu.
 Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari, agar ikan dan udang
masih terjaga kesegarannya.
 Panan dapat dilakukan secara total dan panen seleksi.
 Panen udang dapat mengunakan jala tebar, prayang, atau kantong
net dipasang pada pintu pengeluaran.
 Untuk bandeng dengan jarring pukat, dipirik menggunakan kere
pada bagian caren pada 2 arah hingga menyatu dan diseser.
 Sebelum panen disiapkan wadahh tempat menampung udang dan
es balok, dan keranjang untuk ikan.

******** SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERHASI *********

Anda mungkin juga menyukai