Anda di halaman 1dari 4

KD. 3.

14 Menerapkan inovasi dan persiapan media pembesaran komoditas perikanan

4.14 Melakukan inovasi dan persiapan media pembesaran komoditas perikanan

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan persiapan media pembesaran system bioflok
2. Siswa dapat melakukan persiapan media pembesaran system bioflok

Materi :
 Persiapan media pembesaran komoditas perikanan

Pengelolaan air bertujuan untuk menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi larva untuk bisa
hidup, berkembang, dan tumbuh sehingga diperoleh kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva yang
maksimum. Bentuk kegiatan pengelolaan air dalam wadah pemeliharaan larva antara lain pemberian
dan pengaturan aerasi,pemeriksaan/pemantauan kualitas air dan pergantian air. Pemberian aerasi
dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air wadah pemeliharaan. Selain itu, aerasi juga
bertujuan untuk mendistribusikan pakan, terutama pakan buatan yang berbentuk mikrokapsul.
Adanya aerasi bisa menyebabkan pakan buatan tersebut terdistribusi dan selalu bergerak sehingga
memudahkan larva untuk menangkap makanannya.
Untuk meningkatkan difusi oksigen, udara yang dimasukkan ke dalam air dibuat menjadi gelembung
kecil dengan bantuan batu aerasi. Oleh karena itu, beberapa faktor untuk menciptakan efisiensi dan
efektivitas aerasi perlu diperhatikan 1) kekuatan (tekanan dan volume) aerasi, 2) jumlah titik aerasi,
3) kedalaman titik aerasi dalam badan air. Menurut Adi Sucipto (2018) jumlah titik aerasi pada kolam
bulat sistem biofloc adalah sebanyak empat titik dengan tekanan 45 liter permenit. Untuk
mempertahankan kondisi kualitas air optimum, maka dilakukan pemantauan/pemeriksaan kualitas
air pada parameter antara lain suhu, salinitas, DO, pH dan kualitas air lainnya. Pemeriksaan kualitas
air ini dapat dilakukan setiap pagi atau sore hari. Apabila kualitas air dalam wadah pemeliharaan larva
sudah tidak memenuhi persyaratan optimum, maka dilakukan perbaikan kualitas air dengan
pergantian air. Selain itu jumlah floc yang tumbuh di dalam wadah pemeliharaan harus di pantau
pertumbuhannya dengan menggunakan alat ukur corong inhoff .
Pergantian air media pemeliharaan pada sistem biofloc tidak dilakukan secara periodic. Hal tersebut
dilakukan jika floc terlalu padat melebihi 100 ml/liter lakukan pembuangan air dasar sebanyak 5-10%
diambil dari bagian dasar kolam. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membuang feses, metabolit
amonia, CO2, dan sebagainya keluar dari wadah pemeliharaan. Bahan yang tidak bermanfaat dan
bahkan merugikan bagi larva tersebut akan tersedimentasi di dasar wadah pemeliharaan. Untuk
mengeluarkan bahan tersebut dilakukan dengan cara menyipon dan membuangnya ke luar wadah. Air
yang terbuang diganti dengan air baru sehingga lingkungan pemeliharaan larva kembali optimal.
Pada sistem akuakultur dengan teknologi bioflok, air media kultur hanya sekali dimasukkan dalam
wadah, dan digunakan sampai panen. Penambahan air hanya untuk mengganti penguapan dan
pengontrolan kepadatan bioflok (Avnimelech, 2009; Ekasari, 2009). Dibanding sistem resirkulasi yang
sangat kompleks, sistem kultur dengan teknologi bioflok hanya menggunakan satu wadah, yakni
wadah kultur. Penguraian bahan organik oleh bakteri dan mikroorganisme pengurai, sampai pada
pemanfaatan hasil-hasil penguraian oleh mikroalga dan mikroorganisme yang tumbuh, terjadi dalam
wadah secara seimbang dengan kepadatan organisme kultur yang sangat tinggi. Pengontrolan kualitas
air terjadi dalam wadah kultur itu sendiri, oleh sistem bioflok yang sudah berjalan dalam wadah
kultur. Sistem ini sangat murah, sederhana, ramah lingkungan dan memiliki produktifitas yang sangat
tinggi (Taw, 2014). Oleh karena itu, sistem kultur dengan teknologi bioflok sangat penting untuk
dipahami, didiskusikan, didiseminasikan untuk semua pemangku kepentingan dalam bidang
akuakultur.
Persiapan media yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan system biofloc. Media
pemeliharaan harus disiapkan seminggu sebelum larva atau benih ikan ditebar ke kolam. Ada
beberapa referensi yang bias dipergunakan untuk membuat media kolam sistem biofloc. Formulasi
dalam membuat media yang tepat sangat ditentukan oleh lokasi dimana kita melakukan kegiatan
budidaya dan jenis ikan yang dipergunakan. Prinsip utama yang harus diperhatikan bahwa dengan
budidaya system biofloc maka kita menumbuhkan floc di dalam kolam budidaya dimana floc tersebut
diperguanakan sebagai pakan alami oleh ikan yang dipelihara tersebut. Floc tersebut merupakan
kumpulan berbagai macam mikroorganisme yang tumbuh di kolam budidaya. Semua mahluk hidup
untuk tumbuh dan berkembang biak memerlukan unsur Nitragen, Hidrogen dan Karbon. Agar terjadi
keseimbangan unsur tersebut diperlukan berbagai macam bahan yang dapat menyuburkan kolam
sistem biofloc.

Tabel 1. Komposisi Bahan pembuat media 1 m3 pada Budidaya Ikan Sistem Biofloc.

Jenis Bahan Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3

Garam krosok 1kg - 3 kg


Molase 100 ml 250 ml 100cc / 75 gram gula
Probiotik 10 gram 5 ml 5 cc
Kapur Dolomit 50 gram 150 – 200 gram -
Kapur Pertanian 200 gram
Kapur Tohor 150 gram
Kapur Oksida 100 gram
 
Garam Kerosok adalah garam kasar yang hanya mengandung NaCL tidak sama dengan garam dapur.
Penggunaan Garam Kerosok atau garam Ikan ini, biasanya pada saat persiapan kolam sebelum tebar
benih, pada saat penanganan penyakit pada ikan dan pada saat setelah turun hujan.
Manfaat garam krosok pada ikan :
1. Menjaga kesimbangan cairan tubuh ikan ( osmoregulasi )
Dengan berada di air kolam tawar yang minim garam, secara alami larutan gram akan banyak
keluar dari tubuh ikan.Hal ini menyebabkan ikan stress dan rentan penyakit.Penggraman
kolam bertujuan untuk menyeimbangkan kandungan garam antara air dan tubuh ikan
sehingga kesehatan ikan lebih terjaga.
2. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbahaya
Garam dapat menghancurkan sel mikroorganisme yang sifatnya pathogen ( berbahaya ) bagi
ikan seperti parasit argulus,gyrodactylus,tricodina dan jamur saprolegena .Biasanya garam
untuk pencegahan penyakit ini dilakukan pada saat awal tebar karena belum memiliki daya
tahan tubuh yang kuat.
3. Menstabilkan pH air
Pada kolam tertentu pH air dapat berubah secara dratis,baik menurun ( asam ) ataupu
basa.Penurunan pH biasanya diakibatkan oleh air hujan terus menerus.
4. Mengikat nitrit
Nitrit pada air kolam dapat terserap ke system peredaran darah ikan sehingga mengurangi
kemampuan ikan dalam mengikat oksigen.Akibatnya ikan kekeurangan oksigen yang
menjadikan darahnya berwarna coklat bukan merah segar.Keracunan nitrit ini dapat diatasi
dengan garam sebanyak 1 gram / liter
5. Menjaga agar ikan tidak stress pada saat pemindahan
Garam dapat diberikan di air kolam sebelum sortir atau di media air selama pemindahan.Dosis
yang diberikan sekitar 1 gram / liter.

Molase Probiotik

Jenis kapur yang digunakan untuk pembuatan media biofloc ada beberapa macam diantaranya adalah
kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur akti (CaO
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan
kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit
dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit
(CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium
karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur
lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran.
Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit
kerang. Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan
menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan
tanah dasar kolam menjadi masam. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar
antara 100-200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.Kapur oksida
adalah kapur tohor yang telah dingin.Jika disiram dengan air maka kapur tohor akan menghasilkan
panas dan berubah menjadi kapur padam ( kalsium hidroksida ) CaOH. Saat kapur tohor disiram
dengan air ,terjadi reaksi sebagai berikut :
CaO (s) + H2O (I) Ca(OH)2 (aq) (∆Hr = -63,7 kj/mol of CaO)
Formulasi dalam membuat media biofloc ini sangat tergantung juga pada jenis bakteri yang
dipergunakan dalam membuat media. Jenis bakteri yang dipergunakan dalam membuat media sistem
biofloc ini dapat dibeli dalam nama produk Probiotik atau merek dagang lainnya. Jenis-jenis bakteri
yang diinginkan adalah bakteri heterotroph.
Teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif baru dalam mengalasi masalah kualitas air dalam
akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestic secara konvensional (Avnimelech,
2006; De Schryver et al., 2008). Prinsip utama yang diterapkan dalam teknologi ini adalah manajemen
kualitas air yang didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof untuk memanfaatkan N organik dan
anorganik yang terdapat di dalam air.

Anda mungkin juga menyukai