Anda di halaman 1dari 5

KUNCI SUKSES DALAM BUDIDAYA UDANG

VANNAMEI

Bagi para pembudidaya udang Windu (Monodon) yang akan beralih ke


udang Vannamei atau bagi para pemula dalam pemeliharaan Vannamei, Team
Bandeng memberikan Tip Sukses dalam pemeliharaan udang Vannamei seperti
di bawah ini :
1. Mengenal perilaku udang yang akan dipelihara, Jika udang Windu lebih aktif
di dasar kolam, berbeda dengan udang Vannamei yang aktif mengisi dan
beraktifitas di semua ruang kolam pemeliharaan. Udang Vannamei
mempunyai tingkat kanibalisme lebih rendah jika dibandingkan dengan
udang Windu. Jika dilihat dari nafsu makan, udang Vannamei mempunyai
tingkat nafsu makan cukup tinggi dan fluktuatif, namun demikian angka
FCR yang umum dicapai adalah 1 : 1,5 (FCR untuk udang windu 1 : 1,8
sampai 1 : 2,0).

2. Persiapan lahan tambak, merupakan awal dalam usaha pemeliharaan udang


dan hal ini erat kaitannya dengan daya dukung lahan. Biasanya pola
budidaya intensif dengan padat tebar di atas 80 ekor/m2 dan bahkan
sampai 150 ekor/m2 (udang Windu 30 - 50 ekor/m2), maka penggunaan
kincir (genset / PLN) dan ketinggian air di kolam harus memadai dan sesuai
dengan kebutuhan. Pemakaian pakan yang cukup banyak dan akumulasi
bahan organik akan meningkat sehingga persiapan lahan harus lebih
matang.
Selain kapasitas lahan (carrying capacity) dan fasilitas tambak harus
mampu mendukung kegiatan pemeliharaan selama kurang lebih 4 bulan,
maka kapasitas sumber daya manusia (SDM) harus betul-betul disiapkan.

3. Memilih benur,yang bagus dan berkualitas secara cermat.


Dapatkan benur dari hatchery yang bisa dipercaya dan sudah
mempunyai teknologi yang bagus, serta hasilnya konsisten. Amati benur
secara visual seperti; tubuhnya bening, usus terlihat penuh makanan,
ukuran seragam, gerakan lincah, mempunyai panjang minimal 8 mm
(> PL-10). Lakukan stress test dan lihat dengan mikroskop apakah bebas
dari parasit/jamur. Harga benur Vannamei bervariasi dari Rp. 12;/ekor
sampai Rp. 35/ekor. Jangan membeli benur hanya karena harganya
murah, tapi belilah benur karena berkualitas bagus.
4. Managemen kualitas air. Lakukan monitor kualitas air secara rutin seperti
pH, suhu, Alkalinity Oksigen terlarut (DO), NH3, dll. Setelah udang
sekitar 30 hari, lakukan ganti air 5 - 15 % dan air haruslah dari tandon
(reservoir) yang sudah di treatment. Supply oksigen harus cukup, bisa
berpatokan per 1 unit kincir (1 HP) pada saat pakan 10 - 12 kg pakan
per hari atau biomass 500 - 600 kg.

5. Managemen pakan. Konsumsi pakan harus dimonitor secara seksama.


Jika pengalaman memelihara udang Windu dengan FCR 1,8 - 2,0 maka
untuk udang Vannamei sasaran FCR akhir sekitar 1,5. Sampling udang
dapat dilakukan mulai umur ± 45 hari dan lakukan setiap 7 - 10 hari
sekali.
Pertumbuhan normal udang rata-rata berkisar 0,16 - 0,18 gram/hari.
Kadar protein pakan udang 40 %, yang biasa digunakan oleh petani
tambak intensif adalah merk Feng Li.

6. Mencegah masuknya penyakit ke dalam sistem pemeliharaan udang,


baik mencegah masuknya penyakit secara langsung (sterillisasi air,
pemasangan saringan/filter yang efektif dll) maupun yang melalui
carrier. Istilah lain bahwa biosecurity harus ketat. Sebab udang Windu
ataupun Vannamei tetap rentan terhadap penyakit White Spot.
Pemberian Vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
kesehatan udang sangat penting, begitu juga dengan pemberian
probiotik

7. Panen Udang
Sebelum panan, lakukan negosiasi terlebih dahulu dengan cold storage
(buyer) dan informasikan estimasi hasil panen yang akan diperoleh
(tonase, size udang). Estimasi hasil panen ini terkait dengan fasilitas
panen seperti truck, es, keranjang, team panen, dll. Jika udang masih
bisa tumbuh mencapai size 40 - 50 maka panen bisa ditunda. Panen
sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari agar mutu udang tetap
bagus (sebab kulit udang Vannamei lebih tipis dibanding udang Windu).
Panen diusahakan selesai secepat mungkin, karena udang Vannamei
tidak sekuat udang Windu.
Mengapa Antibiotik Terten tu Dilarang ?

Hal penting dilakukan adalah Indonesia merespon terhadap kesadaran


konsumen luar negeri terhadap makanan yang sehat dan aman. Apalagi
udang Indonesia banyak di ekspor ke Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat dan
lainnya. Khusus tentang hal-hal yang dilarang dalam bahan pangan antara
lain antibiotik, penulis perlu meneruskan informasinya kepada masyarakat.
Mengapa dilarang?
1. Nitrofurans.
 Ada beberapa jenis Nitrofurans berikut derivatnya yaitu Furazalidone
(derivatnya AOZ), Furaltadone (derivatnya AMOS), Nitrofurazone
(derivatnya SC) dan Nitrofurantoine (derivatnya AHD).
 Nitrofurans adalah antibiotik spektrum luas yang bekerja melawan bakteri
gram positif (+) dan gram negatif (-), serta dapat digunakan untuk
melawan bakteri penyebab infeksi pada manusia dan hewan.
Ketika mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung residu antibiotik
nitrofuran, residunya akan diserap oleh tubuh manusia dan membentuk
sisa-sisa endapan.
Pemakaian produk yang tercemar antibiotik dan berlebihan akan
memberikan resiko pada kesehatan manusia. Komposisi senyawa dianggap
sebagai karsinogenik dan genotoxic.
Pada manusia, pemakaiannya terbatas. Aktivitasnya merusak inti sel (DNA),
mutagenik, pusing, mengganggu kehamilan (kelainan janin), kulit sensitif
terhadap sinar matahari. Nitrofurazone sebagai salah satu nitrofurans sudah
terbukti menimbulkan tumor mamary dan tumor ovarian/indung telur pada
tikus. Furazolidone : dianggap efektif terhadap bakteri dan protozoa. Pada
manusia, efek sampingnya alergi, pusing dan muntah-muntah (sakit perut),
gatal-gatal, demam, sakit sendi, nafsu makan menurun, sesak napas dan
tekanan darah tinggi.
2. Chloramphenicol.

 Biasa digunakan untuk manusia, peternakan (pengobatan dan campur


pakan), perikanan budidaya.

 Nama obatnya banyak sekali, antara lain amphicol, chloromycetin, phenicol,


femicol.
 Dapat terditeksi pada makanan dan bahan makanan antara lain udang,
lobster air tawar, madu, pakan (ternak & ikan/udang), susu.
 Efek samping bagi kesehatan manusia yaitu aplastic anemia (tidak dapat
disembuhkan), timbul cepat 1 minggu - 1 bulan setelah minum obat
meskipun dosis rendah. Menekan perkembangan sumsum tulang belakang.
Leukemia, bayi abu-abu kusam. Resistensi mudah terbentuk.

3. Malachite Green.

 Awalnya adalah sebagai pewarna dan berfungsi sebagai antiseptik untuk


parasit (protozoa, jamur), bakteri untuk telur, ikan, udang (direndam).

 Efek sampingnya merusak sel, mutagenik dan karsinogenik (tumor, hati,


paru-paru). Bioakumulasi, bertahan lama dalam bentuk Leuco MG.
Terdeteksi dalam produk perikanan budidaya, ikan hias, ikan laut. I (PWR)

Zat Aktif Yang Dilarang Beredar Dan Dilarang Digunakan Pada Budidaya Perikanan
(Sesuai Kepmen Kelautan dan Perikanan No. 20 Th. 2003 dan Council Directive 96/23/ EC)

1. Nitrofuran, termasuk Furozalidone; 12 Steroids sintetis (Methyl testerone) ;


Nitronidazole . Sulfonamides
dan derivat-derivatnya;
2. Ronidozol; 13 (Sulfadiazine, Sulfamethazine, Sulfadimethoxine,
. Sulfanilamide);
3. Dapson; 14 Beta Lactam (Penicillin dan Cephalosporin)
.
4. Chloramphenicol, termasuk derivat-derivatnya 15 Tetracycline;
dan garam-garamnya; .
5. Cholichicin 16 Macrolides;
.
6. Chlorpromazone; 17 Aminologlycosides (Steptomycin)
.
7. Trichlorfon; 18 Malachite green dan Leucomalachite green;
.
8. Dimetildazole; 19 Anthelminies;
.
9. Metronidazole; 20 Mycotoxin;
.
10 Aristolochia spp; 21 Senyawa Organochlorine termasuk PcBs
. . (Polychlorinated Biphenyls)
11 Stil benes termasuk derivat-derivatnya, garam
. garamnya dan ester (Hormon 17-a Methyl);
Zat Aktif Yang Diperbolehkan Pada Budidaya Perikanan

KELOMPOK ANTIBIOTIKA KELOMPOK ANTIBAKTERI


1. Avilamisina 1. Amprolium
2. Avoparsina 2. Butynorate
3. Bacitracin zink 3. Kiopidol
4. Enramisina 4. Decoquinate
5. Flavomisina 5. Ethopabate
6. Hygromycin B 6. Halquinol
7. Kitasamycin, Kolistin sulfat feed grade 7. Olakuindoks
8. Lasalosid, Linkomisina hidroklorida 8. Sulfanitran
9. Maduramisina, Monensin (natrium), Narasina
10 Nistitatina, Salinomycin (natrium)
.
11 Spiramycin (base, embonat)
.
12 Tiamulin hidrogen fumarat
.
13 Tilosin,
.
14 Virginiamycin
.
(Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan)

Anda mungkin juga menyukai