Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nirwana

Nim: 10300119082

kelas: PMH.C

Analisis Kasus

A adalah developer yang merupakan debitur bank X. A mengajukan permohonan kredit


untuk pembangunan rumah RSS pada bank X dengan total pinjaman sebesar
2.200.000.000,- dengan perjanjian dana akan dicairkan 50% pada saat penutupan
perjanjian. 25% setelah penandatanganan akad kredit dan 25% setelah bangunan
rampung. Pencairan dana tahap pertama berjalan dengan lancar tetapi untuk pencairan
berikutnya tidak dilakukan oleh pihak bank dengan alasan belum diadakan akad kredit.
Akibat kredit yang tidak dikucurkan oleh pihak bank, A tidak dapat melanjutkan
pembangunan rumah karena kehabisan dana yang pada akhirnya A tidak dapat menjual
rumah tersebut kepada user. Berdasarkan alasan tersebut A menggugat bank X.

a. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa alasan A menggugat bank X


termasuk dalam kategori wanprestasi karena salah satu pihak tidak
melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama.
b. Dasar Hukum kasus tersebut terdapat dalam Pasal 1243 KUHPer “penggantian
biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk
memenuhi perikatan itu atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan”
Palopo, 10 Oktober 2021
Nomor: 123/G.PDT/RCP/X/2021
Perihal: Gugatan Wanprestasi
Lamp: -

Kepada Yth.
Bapak/ibu Ketua Pengadilan Negeri Palopo
Di Jl. Jendral Sudirman

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama: A
Umur: 33 Tahun
Pekerjaan: Developer
Alamat: Jl. Rambutan No. 22 Palopo
Dengan ini hendak menandatangani dan mengajukan surat gugatan ini, selanjutnya
disebut PENGGUGAT.
Penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap:
Nama: PT. Bank X
Alamat: Jl. Hasanuddin No. 09 Palopo
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.

Adapun dasar diajukannya gugatan ini


DALAM POSITA
1. Bahwa telah terjadi perjanjian hutang-piutang antara Penggugat sebagai developer
kepada Tergugat.
2. Bahwa Jumlah pinjaman keseluruhan adalah 2.200.000.000,- dengan sistem
pencairan 3 (tiga) tahapan. Pencairan tahap pertama setelah penutupan perjanjian
sejumlah 50% dan pencairan tahap kedua sejumlah 25% setelah akad kredit, serta
25% dicairkan setelah pembangunan rampung.
3. Bahwa Pencairan tahap pertama dilakukan dengan baik, kemudian pencairan tahap
kedua tidak dilaksanakan oleh pihak Tergugat dengan dalih bahwa akad kredit
belum dilaksanakan. Akibatnya penggugat mengalami kerugian bangunan yang
belum rampung hingga tidak dapat dihuni oleh user. Dengan demikian pihak
tergugat telah ingkar janji (wanprestasi) yang sangat merugikan penggugat.
4. Bahwa terhadap wanprestasi yang telah dilakukan oleh tergugat dan untuk menjaga
kepentingan hukum penggugat, maka dengan ini penggugat memohon ketua
Pengadilan Negeri Sengkang menyatakan kepada tergugat bahwa telah melakukan
wanprestasi.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka PENGGUGAT memohon kepada
Ketua Pengadilan Negeri Sengkang agar berkenan memutuskan:
DALAM PETITUM
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.
2. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan wanprestasi.
3. Menghukum tergugat untuk melakukan pembayaran ganti kerugian 100% sesuai
dengan perjanjian secara tunai.
4. Membebankan biaya perkara ini kepada tergugat.

Apabila Majlis Hakim Pengadilan Negeri Sengkang yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bulukumba, 10 Oktober 2021

Hormat Penggugat

(A)

Anda mungkin juga menyukai