Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Prosedur : Prosedur Tindakan : INTUBASI TRAKEA


ICD-9: 96.04
1. Pengertian (Definisi) Tindakan memasukan pipa endotracheal ke dalam
trakea yang dilakukan melalui mulut (oral)
2. Indikasi 1. Menjaga patensi jalan napas
2. Gagal napas akut
3. Gangguan kesadaran dengan Glasgow
Coma Score ≤ 8
4. Gangguan hemodinamik berat (syok)
3. Kontraindikasi Sesuai dengan kontraindikasi prosedur
4. Persiapan Persiapan Alat:
1. Sarung tangan – ( 1 pasang)
2. Bag-mask resuscitator – (1 set)
3. Pipa endotrakeal ukuran 2,5 sampai 8
– (masing-masing 1 buah)
4. Larigoskop dengan bilah ukuran 0
sampai 4 - (masing-masing 1 buah)
5. Mandrin/stylet – (1 buah)
6. Spuit 20 ml untuk mengembangkan
cuff - (1 buah)
7. Oropharyngeal airway/nasopharyngeal
airway ukuran 000 sampai 4 – (masing-masing 1
buah)
8. Laryngeal Mask airway ukuran 1
sampai 5 – (masing-masing 1 buah)
9. Gel pelumas – (1 tube)
10. Plester fiksasi – ( 30 cm)
11. Stetoskop
12. Mesin dan kateter suction – (1 set)
13. Monitor kardiovaskular dan pulse
oxymetry
14. Bantal 10cmx10cmx10-20cm
15. Trolley emergency

Persiapan Obat:
Sedasi
- Midazolam 0,1 – 0,3 mg/kg bolus intravena, atau
- Propofol 1 -2 mg/kg bolus intravena, atau
- Ketamin 1-2 mg/kg bolus intravena
Analgetik
- Morphin 1-2mg/kg bolus intravena, atau
- Fentanyl 1-2 mikrogm/kg bolus intravena
Pelumpuh otot:
- Vecuronium 0,08-0,12 mg/kg bolus intravena,
atau
- Rocuronium 0,6-1,2 mg/kg bolus intravena, atau
- Atracurium 0,5 mg/kg bolus intravena.
Obat-obat lain:
Lidocain 2% 1 mg/kg bolus intravena
Persiapan pasien:
1. Persetujuan keluarga bila bukan pasien
emergensi
2. Pasien sudah mempunyai akses intravena

5. Prosedur Tindakan 1. Posisi pasien supine dengan kepala


bagian occipital diatas bantal (tebal 10-20 cm),
posisi dokter intubator dibelakang kepala pasien.
2. Berikan oksigen dan bantuan ventilasi
menggunakan bag- mask dengan aliran oksigen
100% 10-15 L/menit, sembari melakukan
Sellick’s maneuver
3. berikan obat sedasi dan analgetik
4. bila ventilasi dengan bag mask mudah
yaitu dada terangkat cukup baik, berikan obat
pelumpuh otot, bantuan ventilasi dengan
oksigen 100% dilakukan sampai 3-5 menit
5. Pada pasien dengan GCS ≤ 8, harus
diberikan obat sedasi, analgetik dan pelumpuh
otot, serta bantuan ventilasi dengan oksigen
100% selama 3-5 menit
6. Laringoskopi dilakukan dengan
memegang laringoskop dengan tangan kiri,
masukkan bilahnya kedalam mulut, susuri lidah
sampai terlihat epiglottis.
7. Angkat laringoskop sampai terlihat pita
suara dengan jelas
8. Masukkan pipa endotrakeal sampai
cuff melewati pita suara ke dalam trakea
9. Angkat laringoskop, sambungkan pipa
endotracheal dengan bag mask, dan berikan
bantuan ventilasi
10. Periksa posisi pipa endotrakeal dengan
melihat gerakan dada bagian kanan dan
kiri,serta melakukan auskultasi di kedua bagian
dada untuk meyakinkan bahwa suara napas
teredangar sama di kedua lapangan paru.
11. Fiksasi pipa endotrakeal dengan
plester.
6. Pasca Prosedur Tindakan 1. Foto toraks
2. Monitor pulse oxymetri dan
kardiovaskular
7. Tingkat Evidensi IV

8. Tingkat Rekomendasi A

9. Penelaah Kritis - Tim Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi


dan Terapi Intensif Indonesia.
- Tim Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia
10. Indikator Prosedur Tindakan 90% pasien dapat terintubasi tanpa komplikasi.

11. Kepustakaan 1. Lavery GG, Jamison CA. Airway


management in the critically ill adult. In Parillo
JE. Dellinger RP (eds) Critical Care Medicine:
Principles of Diagnosis and Management in the
adult.3rd.ed. Philadelphia,PA: Mosby
Elsivier;2008:p.17
2. Dries DJ (ed.) Fundamental Critical
Care Support. Society of Critical Care Medicine,
5th ed.,2012:p.2.1

Palembang,

Ka Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif

Dr. H. Zulkifli, SpAn, M.Kes. MARS


NIP. 196503301995031001

Anda mungkin juga menyukai