Makalah Luka Kanker
Makalah Luka Kanker
Nama kelompok :
1. Nuril nur hajijah (1614401004)
2. Rangga kusuma .P (1614401005) 3.
Raudhatul Jannah (1614401006)
4. Titis selviana (1614401008)
5. Venny riska wulan. C (1614401009)
Puji serta syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, tuhan semesta alam, yang telah
memberikan kita rahmat, taufiq, hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami berhasil
menyusun makalah ini dengan judul “Perawatan luka kanker”. Dalam penyusunan makalah
ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.
Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kesadaran serta membuka pemikiran para mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes Majapahit
akan pentingnya memahami tentang perawatan luka kanker. Makalah ini disusun dengan
urutan penyajian sedemikian rupa sehingga kita akan merasa senang untuk mendalaminya.
“Tiada Manusia yang Sempurna” begitu pula dengan kami yang telah
mempersembahkan makalah ini yang telah kami susun sebaik mungkin. Akan tetapi, segala
kritik dan saran demi perbaikan isi makalah ini akan kami sambut dengan senang hati.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan turut andil dalam mencerdaskan
para calon perawat Indonesia, dan menjadikan para perawat Indonesia menjadi perawat yang
professional.
Penyusun
Kelompok 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan luka kanker ?
2. Dimana lokasi luka kanker ?
3. Sebutkan ciri – ciri luka kanker?
4. Sebutkan sifat luka kanker?
5. Apa saja masalah yang ditimbulkan oleh luka kanker ?
6. Bagaimana penatalaksanaan luka kanker ?
7. Bagaimana perawatan luka kanker?
8. Sebutkan komplikasi luka kanker?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi luka kanker
2. Mahasiswa mampu mengetahui lokasi luka kanker
3. Mahasiswa mampu memahami ciri-ciri luka kanker
4. Mahasiswa mampu mengetahui sifat luka kanker
5. Mahasiswa mampu memahami masalah yang ditimbulkan luka kanker
6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan luka
7. Mahasiswa mampu memahami perawatan luka kanker
8. Mahasiswa mampu memahami komplikasi luka kanker
BAB II PEMBAHASAN
A. Luka Kanker
Jaringan kanker yang rapuh seringkali berupa luka yang sulit sembuh. Luka kanker disebut
juga fungating malignant wound atau pun malignant cutaneous wound.Luka kanker yang
sulit sembuh akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker dan hal ini merupakan tantangan
bagi perawat. Perawat harus membuat klien dengan luka kanker tetap merasa nyaman dengan
luka yang telah menjadi bagian dari tubuhnya, pasien tetap dapat beraktivitas normal
walaupun mempunyai luka, sehingga klien dapat menjalani hidupnya dengan berkualitas
walaupun dengan luka kanker.
B. Lokasi Luka
Sel kanker dapat tumbuh di manapun di bagian tubuh manusia. Begitupun luka kanker juga
dapat berada di lokasi manapun, di dada, perut, kepala, leher, kulit, vulva ( vagina ), blader
( kandung kencing, dan di manapun.
1. mudah terinfeksi
2. mudah berdarah
3. nyeri
4. eksudative ( mengeluarkan cairan )
5. berbau tidak sedap
6. masalah kosmetika
7. sulit sembuh
1. Bau
2. Ketidaknyamanan klien
3. Masalah estetika ( mengganggu keindahan anggota badan )
4. Klien merasa tidak nyaman
5. Risiko infeksi bagi klien
6. Adanya eksudat, nanah, cairan
F. Penatalaksanaan luka kanker
1. Manajemen klien
2. Manajemen luka
G. Perawatan luka
a. Bleeding ( berdarah ) : Luka mengalami persarahan akibat Infiltrasi sel tumor ke sekitar
pembuluh darah dan berkurangnya jumlah zat pembeku darah dalam sel tumor
menyebabkan luka kanker mudah berdarah.
Prinsip perawatan :
c. Cairan luka yang berlebih : Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan permeabilitas
fibrinogen dan plasma pada jaringan nekrotik dan atau disertai dengan infeksi . Cairan
luka yang berlebih akan mengga
d. Nyeri : Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tumor yang menekan syaraf dan
pembukuh darah. Rasa nyeri menyebabkan klien takut diganti balutan, sensitive ( mudah
marah ) dan frustasi.
Prinsip perawatan luka dengan nyeri :
1. Hati hati saat membuka balutan
2. Hindari perlakuan secara kasar
3. Mencuci luka dengan luka dengan lemah lembut
4. Hindari menggosok luka hingga berdarah
e. Estetika : Estetika berhubungan dengan lokasi luka di tubuh pasien dengan penampilan
klien.
Prinsip perawatan :
1. Perawat harus menghindari sikap anti pati seperti jijik atau geli karena akan
mempengaruhi psikis klien.
2. Perawat harus menciptakan suasana yang dapat meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi.
f. Infeksi : Luka kanker sangat rentan untuk menjadi luka infeksi karena jaringan dan
pembuluh darah luka yang terbuka, kondisi luka yang sangat memungkinkan bakteri
untuk tumbuh. Infeksi lokal pada luka juga sangat berisiko untuk terjadinya infeksi
sitemik di tubuh klien.
Tanda dan gejala :
1. Pain ( nyeri )
2. WHO guideline untuk mengontrol nyeri kanker harus diikuti (WHO, 1996 dalam
Naylor, 2002). Pemberian analgetik biasanya dilakukan untuk mengontrol nyeri.
Sangat penting untuk mencegah nyeri melalui penggunaan balutan yang tidak
lengket da mempertahankan lingkungan yang lembab. Pemberian analgetik opioid
topical, misalnya diamorphine dan morphin merupakan alternative tindakan yang
diberikan jika analgesic konvenional tidak berespon. Diamorphine dan morphin
diberikan dengan hydrogel dan diberikan langsung pada permukaan luka.
Konsentrasi yang diberikan biasanya 0,1% w/w (1mg morphin dalam 1g hydrogel),
dan beerbagai gel dapat diberikan. Metronidazole gel biasanya diberikan dengan
opioid untuk mengontrol nyeri dan malodor. Kombinasi ini dapat menurunkan nyeri
sampai dengan 24 jam.
3. Exudate berlebihan
Luka kanker biasanya sangat sulit ditangani.memilih balutan yang dapat mengabsorbsi
eksudat sangat dianjurkan namun keelembapan area luka tetap dipertahankan. Jika
eksudat sedikit maka balutan daya serap rendah dapat digunakan, misalnya
hydrocolloid, semipermeable film, dan melolin. Jika eksudat berleebihan maka balutan
daya serap sedang-tinggi yang digunakan, seperti alginate, foam dressing, Tielle plus,
dan Versiva. Metronidazole dan madu merupakan agen topical yang dapat mengatasi
infeksi pada luka kanker sehingga dapat menurunkan produksi eksudat. Jumlah eksudat
juga dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang diambil dari Bates-Jensen
wound assessment tool (Bates-Jensen & Sussman, 1998). Hasil pengukuran
dikategorikan berdasarkan proporsi balutan yang terpapar eksudat. Jumlah eksudat
diukur dengan membagi area menjadi 4 bagian. Kategori pengukuran digambarkan
sebagai berikut:
Eksudat adalah setiap cairan yang merupakan filter dari system peredaran darah pada
daerah peradangan. Komposisinya bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari air dan zatzat
yang terlarut pada cairan sirkulasi utama seperti darah. Dalam hal ini, darah akan berisi
beberapa protein plasma, sel darah putih, trombosit dan sel darah merah (apabila terjadi
kasus kerusakan vascular lokal) (Crisp & Taylor, 2001).
4. Malodour ( berbau )
Penggunaan balutan meengontrol bau yang mengandung Charcoal dapat meembantu
menurunkan malodor, seperti Actisorb silver 220, CarboFlex, Lyofoam C. terapi
antibiotic juga efektif untuk membunuh bakteri yang menghasilkan malodor.
Metronidazole telah digunakan secara luas sebagai agen topical untuk mengatasi
malodor. Metronidazole topical bekerja dengan berikatan dengan DNA bakteri dan
mengganggu replikasi bakteri kemudian luka bebas dari malodor selama 7 hari.
Metronidazole dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 200 mg, 3 kali sehari,
akan tetapi pemberian melalui cara ini dapat menimbulkan efek samping mual.
Thomas et all (1998, dalam Naylor, 2002) menyebutkan pemberian antibiotic secara
sistemik tidak efektif pada jaringan nekrotik dengan sirkulasi darah yang buruk.
Metronidazole gel secara topical mudah digunakan dan merupakan tindakan yang
efektif. Metronidazole diberikan langssung pada dasar luka selama 5-7 hari. Madu
juga telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu dan ssemakin popular
penggunaannya saat ini, karena mampu melawan bakteri yang resisten terhadap
antibiotic. Madu yang memberikan lingkungan hiperosmotik pada luka mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dan membantu debridemen luka. Madu juga dapat
melepaskan hydrogen peroksida secara peerlahan pada luka sebagai agen antibakteri.
5. Erytema ( kemerahan )
6. Swelling ( bengkak )
7. Heat ( teraba panas )
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN LUKA KANKER
1. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka, mengganti balutan dan membersihkan
luka.
2. Tujuan
a) Mencegah infeksi
b) Membantu penyembuhan luka
c) Meningkatkan harga diri klien
4. Prosedur Pelaksanaan
a) Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan verifikasi program terapi
2) Mencuci tangan
3) Memakai sarung tangan bersih
4) Menempatkan alat ke dekat pasien
b) Tahap orientasi
1) Mengucapakan salam dan menyapa klien
2) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada
klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4) Memberi kesempatan bertanya pada klien sebelum tindakan c)
Tahap kerja
1) Menjaga privacy klien
2) Mengatur posisi klien sehingga luka dapat terlihat dan terjangkau oleh perawat
3) Membuka bak instrumen
4) Menuangkan NaCl 0,9% ke dalam cucing
5) Mengambil kasa steril secukupnya, kemudian masukan ke dalam cucing yang berisi
larutan NaCl 0,9%
7) Mengambil sepasang pinset anatomis dan cirugis
8) Memeras kasa yang sudah di tuangkan ke dalam cucing
9) Taruh perasan kasa di dalam bak instrumen atau tutup bak instrumen bagian
dalam
10)Pasangkan perlak di bawah luka klien
11)Buka balutan luka klien, sebelumnya basahi dulu plester atau hipafiks dengan
NaCl atau semprot dengan alkohol
12)Masukan balutan tadi ke dalam bengkok atau tas kresek
13)Observasi keadaan luka klien, jenis luka, luas luka, adanya pus atau tidak dan
kedalaman luka
14)Buang jaringan yang sudah membusuk (jika ada) menggunakan gunting
jaringan
15)Ganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan streil
16)Lakukan perawatan luka dengan kasa yang sudah di beri larutan NaCl 0,9%
17)Oleskan obat luka (jika ada)
18)Tutup luka dengan kasa kering streil secukupnya
19)Fiksasi luka dengan hipafiks
20)Rapikan klien
d) Tahap terminasi
1) Bereskan peralatan
2) Sampaikan pada klien bahwa tindakan sudah selesai
3) Sampaikan terimakasih atas kerjasamanya
4) Lepas sarung tangan
5) Cuci tangan
6) Dokumentasikan kegiatan
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Terimah kasih.
DAFTAR PUSTAKA