Anda di halaman 1dari 3

Resensi Novel Peter

1. Identitas Buku 

Judul buku     : Peter


Penulis           : Risa Saraswati
Genre            :  Horor, biografi
Tahun terbit   : 2016
Tebal             : 175 Halaman
Penerbit         : Bukune, Bandung
2. Isi

Teman tak kasap mataku : Persahabatan, keluarga dan


pentingnya bersyukur

Kita harus meyakini bahwa dunia berputar tidak untuk kita saja. Dan begitupun makhluk
yang diciptakab Tuhan, apakah kalian percaya hantu? ya. Mereka ada tetapi tidak semua bisa
melihat dan merasakan kehadiran mereka. Apakah kalian tau apa itu indigo? Mereka adalah
orang yang mampu melakukan itu semua dengan ijin Tuhan.

Sinopsis :
Bagi Risa, sosok Peter adalah anak yang paling menyebalkan di antara kelima ‘sahabatnya’;
suka memerintah dan marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Namun, entah kenapa baik
manusia ataupun hantu bertekuk lutut di hadapannya.Sudah bertahun-tahun Risa berteman
dengan kelima sahabatnya, namun ia sama sekali tidak tahu persis kehidupan sahabat-
sahabatnya itu saat mereka masih bernapas. Tak terkecuali Peter.
Peter Van Gils adalah salah seorang anak belanda yg lahir di Hindia Belanda. Pada waktu itu,
umurnya masih enam tahun. Usia yang sudah cukup untuk mulai menuntut ilmu. Hasrat ini
tentu ada dalam diri Peter. Karena itu, Peter meminta orangtuanya untuk sekolah. Awalnya
sang ayah, Albertus Van Gils, tidak ingin anak satu-satunya bergaul dengan pribumi
berhubung sekolah terdekat adalah sekolah pribumi. Namun, lama-kelamaan hati sang ayah
luluh.
Di sekolah, ternyata situasi tidak berjalan seperti yang dipikirkan Peter. Semua anak justru
memusuhi dan mengejek anak malang itu. Ini membuat Peter tak ingin pergi ke sekolah lagi.
Akhirnya, sang ibu yang bernama Beatrice Van Gils bersedia untuk menjadi guru Peter untuk
sementara waktu. Sampai akhirnya datanglah Nafiah. Beliau tumbuh besar di pesantren dan
merupakan anak seorang kiai. Kecerdasannya membawanya menuntut ilmu ke Leiden selama
dua tahun. Karena inilah Albertus Van Gils meminta Nafiah untuk mendidik Peter. Berbeda
dengan guru-gurunya sebelumnya, Peter pun menyukai cara mengajar Nafiah.
Suatu hari, Peter tak sengaja mendengar pengasuhnya yang bernama Siti dan Nafiah sedang
membicarakan Nippon. Saat itu, Jepang sudah memasuki wilayah Indonesia. Terdengar kabar
bahwa Jepang siap membunuh.

3. Penutup
Kelebihan Buku
Buku ini sangat menyentuh, walaupun mengisahkan sosok “hantu” sosok hantu disini sangat
rapuh, dan saya merasakan peter sangat hidup di buku ini. Penggunaan kata yang sangat
mudah dimengerti sehingga tidak merasa bosan. Sampai bagaimana risa menceritakan dengan
detail kesulitan akan sesuatu yang dialami peter dan cara bagaimana mengatasinya. Dan
membuat  pembaca terbawa dengan suasana yang di ceritakan. Kita juga bisa belajar sejarah
dan ada bahasa belanda yang menurut saya itu bagus untuk pengetahuan.

Kekurangan Buku
Memang ceritanya sangat menyentuh dan hidup tetapi tidak semuanya bisa membaca buku
ini, mungkin bagi yang menyukai hal-hal yang berbau horor buku ini sangat menyenangkan.
Tetapi bagi yang tidak suka atau tidak mengerti dengan cerita-cerita risa dan teman hantunya,
buku ini tidak tepat dan akan merasa bosan jika membaca buku ini. Dan sangat di sayangkan
karena tidak ada terjemahan untuk bahasa belanda yang ada di buku ini.

Anda mungkin juga menyukai