Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KETEPATAN WAKTU PENYUSUNAN DOKUMEN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PADA PEMERINTAH


PROVINSI MALUKU
Beti Rattekanan
INTISARI

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang tidak dapat


dipisahkan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik tidak akan berarti tanpa
adanya dukungan sumber daya yang memadai. Keterbatasan anggaran yang
dimiliki oleh pemerintah, mengharuskan pemerintah untuk menyusun dokumen
perencanan dan penganggaran secara baik. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
hal tersebut, pemerintah menerbitkan peraturan perundang-undangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaannya. Namun dalam kenyataannya, proses
penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya disusun
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketepatan waktu pada proses
penyusunan dokumen perencanan dan penganggaran, yaitu RKPD, KUA, PPAS
dan APBD. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggali lebih dalam
faktor penyebab ketidaktepatan waktu dan upaya apa saja yang telah dilakukan
untuk mencegah ketidaktepatan waktu dalam penyusunan dokumen-dokumen
tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus yang dilakukan pada lingkup Pemerintah Provinsi Maluku. Informan
penelitian ini dipilih secara langsung dengan mempertimbangkan kompetensinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyusunan dokumen
perencanaan dan penganggaran di Provinsi Maluku Tahun Anggaran 2015--2017
belum sepenuhnya disusun sesuai ketentuan waktu yang ditetapkan. Proses yang
perlu menjadi perhatian ialah pada tahapan penyusunan KUA dan PPAS yang
prosesnya berjalan sangat lamban. Adapun faktor-faktor yang berperan terhadap
ketidaktepatan waktu tersebut ialah adanya intervensi anggaran yang sangat kuat
oleh DPRD, kondisi geografis daerah, kurangnya komitmen SKPD, kurangnya
pemahaman SDM, belum optimalnya sistem informasi berbasis aplikasi serta
lemahnya sanksi atas ketidaktepatan waktu tersebut. Sementara itu, upaya-upaya
yang telah dilakukan oleh pemda untuk mencegah ketidaktepatan waktu tersebut
ialah mengintensifkan komunikasi dan koordinasi, mengembangkan konsep
Maluku berbasis gugus pulau, meningkatkan kompetensi SDM, mengoptimalkan
penggunaan sistem informasi berbasis aplikasi serta melibatkan DPRD dari awal
perencanaan.

Kata kunci: Ketepatan Waktu, Perencanaan, Penganggaran, Pemerintah Daerah,


Faktor Penyebab, Upaya.

1
PENDAHULUAN nya sesuai dengan ketentuan yang
Perencanaan dan pengang- berlaku sehingga dapat mewujudkan
garan menjadi suatu yang sangat tujuan pembangunan nasional.
penting dalam penyelenggaraan Namun kenyataannya, masih banyak
pemerintahan di daerah dan merupa- daerah yang belum sepenuhnya
kan rangkaian kegiatan dalam satu melaksanakan perencanaan dan
kesatuan yang tidak terpisahkan. penganggarannya sesuai dengan
Perencanaan dibuat agar dapat ketentuan yang berlaku khususnya
memenuhi kebutuhan masyarakat pada tahapan penyusunan dokumen-
yang tidak terbatas sementara nya. Penyusunan dokumen perenca-
anggaran yang dimiliki sangat naan dan penganggaran harus disu-
terbatas. Oleh karena itu, untuk sun sesuai ketentuan waktu yang
menertibkan proses perencanaan dan ditetapkan agar dapat menghasilkan
penganggaran agar dapat berjalan APBD yang berorientasi pada kepen-
dengan baik, maka pemerintah telah tingan masyarakat.
menerbitkan sejumlah aturan yang Permasalahan dalam penyu-
salah satunya ialah UU No. 17 Tahun sunan dokumen perencanaan dan
2003 tentang Keuangan Negara dan penganggaran berbeda-beda di setiap
UU No. 25 Tahun 2004 tentang daerah tergantung pada kondisi yang
Sistem Perencanaan Pembangunan dihadapi oleh masing-masing daerah.
Nasional. Penyusunan dokumen perencanaan
Pemerintah daerah sebagai dan penganggaran yang tidak tepat
bagian dari pemerintah nasional tidak waktu tersebut akan menghambat
terlepas dari kebijakan penyeleng- pemberian pelayanan kepada masya-
garaan negara secara keseluruhan. rakat, penyelenggaraan pemerinta-
Dengan demikian, diharapkan agar han, dan pembangunan daerah yang
pemerintah daerah dapat melaksana- pada akhirnya akan menyengsarakan
kan perencanaan dan pengangaran-

2
kehidupan masyarakat (Bastian hasil pra wawanca dengan Kasubag
2009). Perencanan Bappeda Provinsi
Laporan Evaluasi Kementeri- Maluku yang menyatakan bahwa
an Dalam Negeri terkait penetapan pelaksanaan proses perencanaan dan
APBD provinsi di Indonesia menya- penganggaran di Provinsi Maluku
takan bahwa selama tahun 2012 kenyataannya belum berjalan op-
hingga 2015, Provinsi Maluku selalu timal. Hal tersebut diperkuat dengan
tepat waktu dalam penetapan Perda hasil pemeriksaan BPK tahun 2016
APBD-nya. Berdasarkan Permenda- yang menemukan adanya inkonsis-
gri No. 21 Tahun 2011, penetapan tensi antar dokumen perencanaan dan
Perda APBD dikatan tepat waktu penganggaran. Inkonsistensi dalam
apabila telah ditetapkan selambat- perencanaan dan penganggaran pada
lambatnya tanggal 31 Desember dasarnya merupakan salah satu pe-
tahun berjalan. nyebab dari keterlambatan penetapan
Ketepatan waktu penetapan APBD. Inkonsistensi tersebut me-
APBD oleh Provinsi Maluku tersebut nimbulkan adu argumentasi yang
umumnya menggambarkan adanya panjang antara pihak eksekutif
kinerja yang baik dalam sistem dengan pihak legislatif sehingga
perencanaan dan pengang-garannya. proses pembahasan memakan waktu
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang lama (Margono 2015). Selain
Putnam (1993) dalam Yunanto itu, panjangnya rentang kendali yang
(2015) yang menempatkan ketepatan ditimbulkan oleh kondisi Provinsi
waktu penetapan anggaran sebagai Maluku yang berkarakteristik kepu-
salah satu dari 12 indikator kinerja lauan juga cenderung menghambat
institusi pemerintahan. Alasannya proses koordinasi dalam perencanaan
ialah, ketepatan waktu anggaran dan penganggaran.
merupakan nilai yang terukur dari APBD merupakan produk
sejauhmana efektivitas proses akhir dari serangkaian proses
penganggaran. perencanaan dan penganggaran yang
Dalam kenyataannya, hal diawali dengan penyusunan Rencana
tersebut bertolak belakang dengan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

3
dan Kebijakan Umum Anggaran dan relevan, memperkirakan faktor-
Prioritas dan Plafon Anggaran faktor pembatas, menetapkan tujuan
Sementara (KUA dan PPAS). Ham- dan sasaran yang diperkirakan dapat
batan dalam proses perencanaan pada dicapai serta mencari langkah-
dasarnya akan mempengaruhi hasil langkah untuk mencapai tujuan
akhir yang ingin dicapai yaitu tersebut. Sementara itu, Conyer dan
ketepatan waktu dalam penetapan Hills (1984) dalam Arsyad (2002)
APBD. mendefinisikan perencanaan sebagai
Berdasarkan uraian di atas, suatu proses yang berkesinambungan
dapat disimpulkan bahwa proses yang mencakup keputusan-keputusan
perencanaan dan penganggaran di atau pilihan-pilihan berbagai alterna-
Provinsi Maluku belum sepenuhnya tif penggunaan sumber daya untuk
berjalan optimal sehingga proses mencapai tujuan-tujuan tertentu pada
perencanaan dan penganggarannya masa yang akan datang.
ditengarai tidak tepat waktu. Oleh Proses perencanaan dan
karena itu, perlu dilakukan penelitian penganggaran daerah harus mengacu
lebih dalam terkait permasalahan pada UU Nomor 25 Tahun 2004
ketepatan waktu tersebut. tentang Sistem Perencanaan Pem-
bangunan Nasional (SPPN), UU
TINJAUAN PUSTAKA Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Perencanaan Daerah Keuangan Negara, UU Nomor 23
Perencanaan secara umum Tahun 2014 tentang Pemerintah
dapat didefinisikan sebagai suatu Daerah, dan UU Nomor 33 Tahun
cara untuk menetapkan suatu tujuan 2004 tentang Perimbangan Keuangan
dan memilih langkah-langkah yang Pusat dan Daerah.
terbaik untuk mencapai tujuan Berdasarkan UU Nomor 25
tersebut. Tarigan (2008) mendefini- Tahun 2004, perencanaan di tingkat
sikan perencanaan yaitu untuk daerah meliputi:
mengetahui dan menganalisis kondisi 1) Rencana Pembangunan Jangka
saat ini, meramalkan perkembangan Panjang Daerah (RPJPD) meru-
berbagai faktor non controlable yang pakan dokumen perencanaan

4
pembangunan jangka pan-jang program, dan kegiatan untuk satu
untuk periode 20 tahun. RPJPD tahun sesuai dengan sumber daya
bersifat makro dan memuat visi, yang tersedia pada tahun
misi daerah serta arah bersangkutan, khususnya dana.
pembangunan jangka panjang. RKPD selanjutnya dijadikan
RPJPD ini selanjutnya dijadikan dasar untuk penyusunan Rencana
dasar dalam penyusunan RPJMD Anggaran Pendapatan dan
dan dokumen perencanaan Belanja Daerah (RAPBD).
lainnya yang terkait. 5) Rencana Kerja Satuan Kerja
2) Rencana Pembangunan Jangka Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Menengah Daerah (RPJMD) merupakan rencana tahunan
merupakan dokumen perencana- bersifat operasional meliputi
an jangka menengah untuk jabaran dari Renstra yang dibuat
periode 5 tahun, sesuai dengan oleh setiap SKPD sesuai dengan
masa bakti kepala daerah terpilih. tupoksinya.
RPJMD disusun berdasarkan Pendekatan dalam penyusunan
visi, misi dan program kepala perencanaan pem-bangunan daerah
daerah. sesuai dengan PP No. 8 Tahun 2008
3) Rencana Strategis Satuan Kerja menggunakan kombinasi pendekatan
Perangkat Daerah (Renstra berikut:
SKPD) merupakan dokumen 1) Pendekatan politik memandang
perencanaan SKPD yang bahwa pemilihan presiden/kepala
berjangka waktu 5 tahun dan daerah secara langsung ialah
berisikan penjabaran visi dan bagian dari proses penyusunan
misi kepala SKPD yang rencana, karena rakyat memilih
diturunkan dari visi dan misi berdasarkan program-program
kepala daerah. pembangunan yang ditawarkan.
4) Rencana Kerja Pembangunan 2) Pendekatan teknokratik berkaitan
Daerah (RKPD) merupakan dengan profesionalisme dan
rencana jabaran dari RPJMD keahlian dalam penyusunan
yang berisikan kebijakan,

5
perencanaan pembangunan ukuran finansial, sedangkan
daerah. penganggaran adalah proses untuk
3) Pendekatan partisipatif merupa- mempersiapkan anggaran (Bastian
kan upaya melibatkan masyara- 2009). Freeman dan Shoulders
kat dan para pemangku (2003) mendefinisikan anggaran
kepentingan dalam proses sebagai rencana kerja dalam satu
penyusunan perencanaan pem- periode yang telah ditetapkan dalam
bangunan daerah untuk men- satuan mata uang, sedangkan
dapatkan aspirasi dan men- penganggaran sebagai suatu proses
ciptakan rasa memiliki. pengalokasian sumber daya yang
4) Pendekatan atas-bawah (top- terbatas untuk memenuhi kebutuhan
down) melibatkan Bappeda dan yang sifatnya tidak terbatas.
SKPD. Bappeda sebagai unit Dari defenisi tersebut dapat
yang bertanggung jawab dalam disimpulkan bahwa anggaran ialah
mengoordinasikan kegiatan dan suatu rencana kerja yang disusun
merumuskan rancangan awal secara terpadu dan mencangkup
berdasarkan rancangan rencana semua kegiatan organisasi yang
strategis SKPD yang akan dinyatakan dalam unit kesatuan
dibahas dalam kegiatan Mus- moneter pada periode atau jangka
renbang waktu tertentu, sedangkan pengang-
5) Pendekatan bawah-atas (bottom- garan merupakan sebuah proses
up) dilaksanakan mulai dari pengalokasian sumber daya untuk
pengusulan program atau proyek kegiatan prioritas.
dari tingkat desa/kelurahan oleh Penganggaran dalam organi-
masyarakat hingga tingkat pro- sasi sektor publik merupakan
vinsi melalui proses Musrenbang. aktivitas yang penting karena
Penganggaran Daerah berkaitan dengan proses penentuan
Anggaran merupakan pernya- alokasi dana untuk setiap program
taan mengenai estimasi kinerja yang maupun aktivitas. Anggaran yang
hendak dicapai selama periode waktu tidak efektif dan tidak berorientasi
tertentu yang dinyatakan dalam pada kinerja akan dapat

6
menggagalkan perencanaan yang a) mengendalikan efisiensi
sudah disusun. Oleh karena itu, pengeluaran.
anggaran perlu dipersiapkan dengan b) membatasi kekuasaan atau
tepat untuk melaksanakan semua kewenangan pemda.
program dan kegiatan yang telah c) mencegah adanya penge-
direncanakan. luaran yang terlalu besar
Menurut Mardiasmo (2002), (over spending), adanya
anggaran sektor publik memiliki pengeluaran dibawah standar
beberapa fungsi utama yaitu: (understanding), dan salah
1) Sebagai alat perencanaan sasaran (misappropriation)
Anggaran sebagai alat dalam pengalokasian
perencanaan digunakan sebagai: anggaran pada bidang lain
a) merumuskan tujuan serta yang bukan merupakan
sasaran kebijakan agar sesuai prioritas.
dengan visi dan misi yang di d) memonitor kondisi keuangan
tetapkan; dan pelaksanaan operasional
b) merencanakan berbagai program atau kegiatan
program dan kegiatan untuk pemerintah.
mencapai tujuan organisasi 3) Sebagai alat kebijakan fiskal
dan merencanakan alternatif Anggaran dapat digunakan untuk
sumber pembiayaan; mendorong, memfasilitasi dan
c) mengalokasikan dana pada mengkoordinasikan kegiatan
berbagai program dan ekonomi masyarakat sehingga
kegiatan yang telah disusun; dapat mempercepat pertumbuhan
d) menentukan indikator kinerja ekonomi.
dan tingkat pencapaian 4) Sebagai alat politik
strategi. Anggaran merupakan dokumen
2) Sebagai alat pengendalian politik sebagai bentuk komitmen
Anggaran sebagai alat eksekutif dan kesepakatan
pengendalian digunakan untuk: legislatif atas penggunaan dana

7
publik untuk kepentingan dapat memotivasi pegawai,
tertentu. hendaknya anggaran ditetapkan
5) Sebagai alat koordinasi dan dalam batas rasional yang dapat
komunikasi dicapai.
Anggaran sebagai alat koordinasi 8) Sebagai alat untuk menciptakan
antar unit kerja dalam organisasi ruang publik
pemda yang terlibat dalam proses Sebagai ruang publik, proses
penyusunan anggaran. Anggaran penyusunan anggaran harus
yang disusun dengan baik akan melibatkan seluas mungkin
mampu mendeteksi terjadinya masyarakat. Keterlibatan masya-
inskonsistensi suatu unit kerja rakat tersebut dapat dilakukan
dalam pencapaian tujuan organi- melalui proses penjaringan asp-
sasi. Di samping itu, anggaran irasi masyarakat yang hasilnya
publik juga berfungsi sebagai alat digunakan sebagai dasar perumu-
komunikasi antar unit kerja. san arah dan Kebijakan Umum
6) Sebagai alat penilaian kinerja Anggaran.
Anggaran pada dasarnya merupa- Menurut Mardiasmo (2002) siklus
kan wujud komitmen pemda anggaran terdiri dari empat tahap,
kepada pemberi wewenang yaitu sebagai berikut :
(masyarakat) untuk melaksana- 1) Tahap Persiapan Anggaran
kan kegiatan pemerin-tahan dan (budget preparation) dilakukan
pelayanan masyarakat. Kinerja taksiran pengeluaran atas dasar
pemda akan dinilai berdasarkan taksiran pendapatan yang tersedia
target anggaran yang dapat yang didasari oleh visi, misi dan
direalisasikan. tujuan organisasi.
7) Sebagai alat motivasi 2) Tahap Ratifikasi merupakan
Anggaran sebagai alat untuk tahap yang melibatkan proses
memotivasi manajemen pemda politik yang cukup tinggi.
agar bekerja secara ekonomis, Integritas dan kesiapan mental
efektif, dan efisiensi dalam yang tinggi dari eksekutif sangat
mencapai target kinerja. Agar penting dalam tahap ini.

8
3) Tahap Implementasi yang perlu asumsi yang mendasarinya untuk
diperhatikan oleh manajer ke- periode satu tahun. KUA disam-
uangan publik ialah bertanggung paikan kepada DPRD untuk dibahas
jawab untuk menciptakan sistem sebagai pembicaraan pendahuluan
akuntansi yang memadai dan Rancangan APBD. Setelah kesepa-
handal untuk perencanaan dan katan antara pemda dengan DPRD
pengendalian anggaran yang pada pembicaraan pendahuluan,
telah disepakati, dan bahkan pemda bersama DPRD menyusun
diandalkan untuk tahap penyusu- PPAS. PPAS merupakan rancangan
nan anggaran periode selanjut- program prioritas dan patokan batas
nya. maksimal anggaran yang diberikan
4) Tahap Pelaporan dan Evaluasi kepada SKPD untuk setiap program
Tahap persiapan, ratifikasi, dan sebagai acuan dalam penyusunan
implementasi anggaran terkait RAPBD atau penyusunan RKA
dengan aspek operasional angga- SKPD. RAPBD tersebut akan
ran, sedangkan tahap pelaporan dibahas dan kemudian ditetapkan
dan evaluasi terkait dengan aspek menjadi APBD.
akuntabilitas. Jika tahap imple- Keterkaitan Dokumen Perenca-
mentasi telah didukung dengan naan dan Penganggaran Dalam
sistem akuntasi dan sistem Proses Penyusunan APBD
pengendalian mana-jemen yang Penganggaran merupakan
baik, diharapkan tahap pelaporan bagian dari perencanaan yang
dan evaluasi tidak akan menemui prosesnya tidak dapat dipisahkan.
banyak masalah. Perencanaan berfungsi sebagai pedo-
Berdasarkan UU Nomor 17 man untuk mencapai suatu tujuan.
Tahun 2003, penyusunan anggaran Karena itu, perencanaan diperlukan
daerah diawali dengan penyusunan agar pembangunan dapat tercapai
KUA oleh pemda yang mengacu sesuai dengan yang diharapkan.
pada RKPD. KUA adalah dokumen Disamping itu, perencanaan juga
yang memuat kebijakan pendapatan, membutuhkan penganggaran agar
belanja, dan pembiayaan serta program-program yang tertuang

9
dalam perencanaan dapat terlaksana lahan dalam prosesnya. Salah satu-
dan tercapai sesuai dengan harapan nya ialah berkaitan dengan tidak
yang diinginkan. tercapainya ketepatan waktu dalam
Dengan demikian, perencana- penyusunan dokumen perencanaan
an dan penganggaran menjadi suatu dan penganggaran. Penyusunan
yang sangat penting dalam dokumen perencanaan dan pengang-
penyelenggaraan pemerintahan di garan yang tidak tepat waktu
daerah dan merupakan rangkaian menunjukkan adanya hambatan yang
kegiatan dalam satu kesatuan yang terjadi pada aspek proses penyu-
tidak terpisahkan. Caiden dan sunannya.
Wildavsky (1974) menyatakan bah- Hambatan dalam satu aspek
wa pencapaian suatu tujuan pem- saja dalam proses pengendalian
bangunan nasional tergantung pada mana-jemen dapat berdampak pada
kemampuan para perencana untuk kegagalan dalam mencapai tujuan
merumuskan strategi. Tindakan dan pemerintah daerah dalam memberi-
kebijakan yang diperlukan juga kan pelayanan yang maksimal
tergantung pada seberapa jauh kepada masyarakat. Perwujudan tata
sumber daya yang ada, diarahkan dan kelola pemerintahan yang baik juga
digunakan secara efisien dan efektif akan mengalami gangguan dengan
melalui anggaran pendapatan dan adanya penyu-sunan dokumen-
belanja pemerintah. dokumen tersebut yang tidak
Ketapatan Waktu Penyusunan ditetapkan secara tepat waktu. Tepat
Dokumen Perencanaan dan waktu diartikan bahwa informasi
Penganggaran harus disampaikan sedini mungkin
Pemerintah Provinsi Maluku agar dapat digunakan sebagai
mengemban tugas penting dalam landasan dalam pengambilan
memberikan pelayanan maksimal keputusan ekonomi dan untuk
kepada masyarakat sebagai wujud menghindari tertundanya pengam-
akuntabilitas publik dan pencapaian bilan keputusan (Rachmawati 2008).
tujuan organisasi. Akan tetapi Selain itu, ketepatan waktu meru-
seringkali terdapat berbagai permasa- pakan salah satu alat ukur kinerja.

10
Hal ini senada dengan pernyataan penetapan APBD dalam periode
Putnam (1993) dalam Yunanto tahun 2007 dan 2008 dengan
(2015) yang menempatkan ketepatan menggunakan analisis siklus
waktu penetapan anggaran sebagai berbasis regulasi terkait, khusus-
salah satu dari 12 indikator kinerja nya yang merupakan pedoman
institusi pemerintahan. Alasannya penyusunan APBD bagi seluruh
ialah, ketepatan waktu anggaran pemerintah daerah di Indonesia.
merupakan nilai yang terukur dari Permasalahan yang ditemukan
sejauhmana efektivitas proses dalam penelitian ialah: (1) pada
penganggaran. proses musrenbang yang tidak
APBD sebagai hasil akhir tersinergi, (2) RKPD yang
dari proses perencanaan dan ditetapkan tidak sesuai aturan, (3)
penganggaran selayaknya menjadi forum pembahasan dalam komisi
prioritas perhatian bagi pemerintahan yang tidak maksimal, (4)
di daerah. Penetapan APBD yang penentuan prioritas dalam
tidak tepat waktu apabila dibiarkan penyusunan KUA-PPAS, (5)
terus terjadi tanpa ada upaya untuk penetapan APBD lebih ditujukan
mengatasinya, akan menimbulkan kesepakatan atas prestasi yang
kerugian yang dengan sendirinya akan dicapai.
akan ditanggung oleh rakyat, bukan 2) Pandanwang dan Ritonga (2010)
oleh pihak eksekutif maupun pada Kabupaten Rejang Lebong
legislatif, karena jalannya pembang- tahun anggaran 2008-2010
unan daerah ialah bertujuan untuk mengidentifikasi bahwa keter-
meningkatkan kesejahteraan rakyat. lambatan penetapan APBD
Penelitian Terdahulu disebabkan oleh 5 faktor, yaitu
Beberapa penelitian terdahulu hubungan eksekutif dan legislatif,
yang membahas masalah efektivitas latar belakang pendidikan,
dalam perencanaan dan pengang- indikator kinerja, komiten dan
garan diantaranya ialah: penyusun APBD. Dari kelima
1) Bastian (2008) menganalisis faktor tersebut mayoritas
fenomena terkait keterlambatan terbentuk atas variabel-variabel

11
yang berkaitan dengan personal konflik kepentingan dalam
atau sumber daya manusia para penentuan dana aspirasi, (3)
pelaku anggaran, antara lain lemahnya TAPD dalam menjem-
kemampuan komunikasi dan batani hubungan antara Bupati
kordinasi yang tidak efektif, latar Blora dan Ketua DPRD Kab.
belakang pendidikan, lemahnya Blora, (4) lemahnya sanksi
pemahaman atas visi dan misi terkait keterlambatan APBD.
serta indikator dalam penyusunan
APBD, dan minimnya pelatihan DESAIN PENELITIAN
dan pendidikan terkait pengang- Penelitian ini menggunakan
garan. pendekatan kualitatif dengan metode
3) Penelitian dari Yunanto (2015) studi kasus pada Pemerintah Provinsi
berjudul Evaluasi Proses Peneta- Maluku. Creswell (2014) menyata-
pan Anggaran Pendapatan dan kan bahwa penelitian kualitatif ialah
Belanja Daerah Studi Pada pendekatan penelitian untuk meng-
Pemerintah Kabupaten Blora. eksplorasi dan memahami peran
Penelitian ini melakukan evaluasi individu atau kelompok dalam
atas keterlambatan penetapan permasalahan sosial. Sementara
APBD di Kab. Blora. Letak Hennik dkk. (2011) menyatakan
permasalahan keterlambatan pe- bahwa pendekatan kualitatif dapat
netapan APBD di Kab. Blora digunakan untuk mengeksplorasi
adalah rancangan KUA-PPAS sebuah topik baru atau memahami
tidak segera dibahas dan isu yang kompleks.
prosesnya berjalan sangat Jenis Data
lamban. Faktor penyebab lam- Jenis data yang digunakan dalam
bannya proses pembahasan penelitian sebagai berikut.
rancangan KUA-PPAS tersebut 1) Data primer dikumpulkan secara
antara lain: (1) dominasi langsung melalui objek penelitian
pimpinan, hubungan antara pada Pemerintah Provinsi Malu-
Bupati dan Ketua DPRD yang ku. Partisipan yang dipilih ialah
tidak harmonis, (2) adanya pejabat atau staf yang terlibat

12
langsung dalam perencanaan dan b. Dokumentasi dilakukan terhadap
penganggaran. dokumen yang terkait perenca-
2) Data sekunder diperoleh dari naan dan penganggaran. Doku-
berbagai sumber yang telah mentasi data dilakukan dengan
dipublikasikan dan dapat mendu- cara mempelajari data dan
kung penelitian ini. Data tersebut informasi yang relevan terhadap
RKPD, KUA, PPAS, dan APBD penelitian dan bersumber dari
Tahun Anggaran 2015--2017 objek penelitian (Cresswell
serta dokumen perencanaan dan 2014).
penganggaran atau arsip lain 2) Penelitian Kepustakaan (Library
yang dapat mendukung penelitian Research) ialah pengumpulan
ini. data dengan membaca semua hal
Pengumpulan Data yang berhubungan dengan masa-
Teknik pengumpulan data lah yang dihadapi untuk meng-
yang digunakan dalam penelitian ini umpulkan informasi yang di-
ialah: butuhkan (Cresswell 2014).
Penelitian Lapangan (Field Analisis Data
Research): Penelitian ini menggunakan
a. Wawancara mendalam dengan model analisis data yang dikem-
melakukan tanya jawab langsung bangkan oleh Miles dan Huberman
kepada partisipan. Partisipan (1994) yang terdiri dari:
dipilih menggunakan metode 1) Reduksi data membantu peneliti
purposive sampling yaitu memi- dalam mengolah data yang sangat
lih informan yang terkait dengan kompleks dan rumit. Data yang
tujuan penelitian. Wawancara
di reduksi akan memberikan
dilakukan dengan menggunakan gambaran yang lebih spesifik dan
pertanyaan semi terstruktur dan mempermudah peneliti melaku-
bersifat terbuka yang dirancang kan pengumpulan data serta
untuk memunculkan pandangan mencari data tambahan jika
dan opini dari para informan diperlukan. Tahapan dalam me-
(Hennink dkk. 2011). reduksi data menurut Braun dan

13
Clarke (2006): 1) memahami da- dalam penelitian ini ialah sebagai
ta, 2) melakukan pengodean, 3) berikut:
mencari tema, 4) meninjau tema, 1) Triangulasi merupakan pendeka-
5) mendefinisi-kan dan memberi tan multimetode dalam menga-
nama tema, dan menghasilkan nalisis data. Triangulasi bertujuan
laporan. agar fenomena yang diteliti dapat
2) Penyajian data diarahkan agar dipahami dengan baik sehingga
data hasil reduksi dapat terorga- diperoleh tingkat kebenaran yang
nisaikan, tersusun dalam pola handal jika didekati dari berbagai
hubungan sehingga makin mudah sudut pandang. Triangulasi dalam
dipahami. Penyajian data dapat penelitian ini dilakukan terhadap
dilakukan dalam bentuk uraian data/informasi penelitian yaitu
naratif, bagan, hubungan antar dengan cara memeriksa bukti-
kategori serta diagram alur. bukti yang berasal dari sumber
3) Kesimpulan dan verifikasi yang berbeda maupun teknik
Tahap ini merupakan tahapan yang berbeda (Creswell 2016).
penarikan kesimpulan dari semua 2) Member checking digunakan
data yang telah diperoleh sebagai untuk memastikan keakuratan
hasil dari penelitian. Penarikan data dengan cara mengonfirmasi
kesimpulan atau verifikasi ialah kembali data yang diperoleh
usaha untuk mencari atau peneliti kepada partisipan.
memahami makna, keteraturan, Member checking dilakukan
pola-pola, penjelasan, alur sebab dengan cara menyerahkan
akibat atau proposisi. kembali bukti/data hasil wawan-
Validitas dan Reliabilitas cara kepada partisipan untuk
Validitas penelitian merupa- diperiksa terkait akurasi data
kan upaya untuk melakukan pe- yang diberikan oleh peneliti.
meriksaan terhadap akurasi hasil Data yang telah dianalisis
penelitian dengan prosedur-prosedur tersebut selanjutnya dimintakan
tertentu (Creswell 2014). Adapaun kese-pakatan (Creswell 2016).
strategi validitas yang dilakukan

14
Menurut Yin (2009) dalam program/kegiatan dan sinkronisasi
(Creswell 2014), uji reliabilitas dapat pencapaian sasaran dan target antara
dilakukan melalui pendokumentasian RKPD dengan RPJMD. RKPD
prosedur penelitian, pendokumen- tersebut menjadi dasar utama dalam
tasian sebanyak mungkin langkah penyusunan APBD. Oleh karena itu,
dalam prosedur tersebut, serta mengingat pentingnya peranan
merancang secara cermat protokol RKPD dalam kerangka perencanaan
dan database penelitiannya, sehingga dan penganggaran tahunan dan untuk
para peneliti lain dapat mengikuti memastikan bahwa substansi
prosedur tersebut. Sementara Gibss dokumen tersebut benar-benar
(2007) dalam (Creswell 2014) memenuhi dan responsif terhadap
menyatakan uji reliabilitas dalam aspirasi dan kebutuhan masyarakat,
penelitian ini dilakukan dengan maka RKPD Provinsi Maluku
langkah sebagai berikut: disusun melalui beberapa tahapan
1) memeriksa hasil transkripsi bebas sebagai berikut: (1) persiapan, (2)
dari kesalahan selama proses; rancangan Awal RKPD Provinsi , (3)
2) memastikan bebas dari definisi rancangan Awal Renja SKPD, (4)
dan makna yang mengambang musrenbang RKPD Provinsi, (5)
dalam proses coding; rancangan Akhir RKPD/Renja
3) melakukan cross-check kode- SKPD, (6) penetapan RKPD
kode yang dikembangkan oleh Provinsi/Renja SKPD.
peneliti lain dengan cara Penetapan RKPD selama
membandingkan hasil yang Tahun Anggaran 2015—2017 dilak-
diperoleh secara mandiri. sanakan masing-masing tanggal 23
Mei 2014, 27 Mei 2015 dan 25 Mei
PEMBAHASAN
2016. Proses penyusunan dokumen
Analisis Ketepatan Waktu Penyu-
RKPD Provinsi Maluku jika dilihat
sunan Dokumen RKPD
dari realita pelaksanaannya, menga-
RKPD merupakan penjabaran dari
lami ketidak-tepatan waktu dari
RPJMD. RKPD menjadi dasar
ketentuan yang ditetapkan berdasar-
penyusunan Renja SKPD dan
kan Permendagri No. 54 Tahun 2010
memberikan gambaran konsistensi

15
yaitu ditetapkan selambat-lambatnya gu pertam bulan Juli tahun bersang-
pertengahan bu-lan Mei tahun kutan.
bersangkutan untuk daerah Provinsi. Kemudian dilanjutkan dengan
Ketidaktepatan waktu penetapan do- penyerahan dokumen PPAS kepada
kumen RKPD Provinsi Maluku DPRD Provinsi Maluku paling
Tahun Anggaran 2015--2017 berdu- lambat pada minggu kedua bulan Juli
rasi 8 (delapan) hingga 10 (sepuluh) dan selanjutnya dokumen tersebut
hari dari waktu yang ditentukan. Hal disepakati bersama antara pihak
serupa diungkapkan oleh partisipan DPRD dan Pemerintah Provinsi
sebagai berikut. Maluku selambat-lambatnya minggu
“…tidak semua itu memenuhi target keempat bulan Juli tahun bersang-
sesuai dengan yang telah ditetapkan
kutan. Berikut ini penyajian waktu
atau yang digariskan dalam
Permendagri. RKPD,KUA PPAS, itu pelaksanaan penyusunan KUA dan
yang biasanya melenceng. Ada
PPAS.
faktor x yang diluar kemampuan
kita….” (LL27, Wawancara 6 Juni Berdasarkan realitanya, pe-
2017)
nyampaian KUA dan PPAS Provinsi
Analisis Ketepatan Waktu Penyu-
Maluku Tahun Anggaran 2015--2017
sunan Dokumen KUA dan PPAS
kepada DPRD masing-masing dila-
Berdasarkan amanat Permen-
kukan pada tanggal 25 Juli 2014, 28
dagri No. 21 Tahun 2011 tentang
Juli 2015 dan 26 Juli 2016. Penyam-
Pedoman Pengelolaan Keuangan
paian dokumen KUA Tahun Angga-
Daerah, periode waktu penyusunan
ran 2015--2017 kepada DPRD
Rancangan KUA dan PPAS dimulai
tersebut mengalami keterlam-batan
sejak awal bulan Juni. Dokumen
dengan durasi waktu 1,5 bulan dari
KUA yang telah disusun, diserahkan
ketentuan yang ditetapkan. Se-
kepada DPRD Provinsi Maluku
mentara itu, penyampaian dokumen
untuk dilakukan pembahasan selam-
KUA mengalami keterlambatan
bat-lambatnya pada minggu kedua
dengan durasi waktu 2 minggu dari
bulan Juni dan kemudian dokumen
ketentuan yang ditetapkan. Keter-
tersebut disepakati bersama antara
lambatan penyerahan kedua doku-
pihak DPRD dan Pemerintah Provin-
men tersebut secara otomatis akan
si Maluku paling lambat pada ming-

16
berdampak pada tahapan pemba- PPAS Provinsi Maluku selama tiga
hasannya. tahun anggaran berjalan sangat
Proses selanjutnya setelah lamban sehingga proses kesepa-
Rancangan KUA dan PPAS diterima katannya dilaksanakan tidak tepat
oleh DPRD ialah melaksanakan waktu. Kesepakatan dokumen KUA
pembahasan atas dokumen tersebut. mengalami keterlambatan selama
Pembahasan KUA dan PPAS hingga 5 (lima) bulan dari ketentuan
dilakukan oleh TAPD bersama waktu. Sementara itu, kesepakatan
panitia anggaran DPRD terkait dokumen PPAS mengalami keter-
pendahuluan RAPBD tahun anggar- lambatan hingga 4 (empat) bulan dari
an berikutnya. Setelah pembahasan ketentuan waktu. Keterlambatan
dokumen tersebut dilakukan, selanju- tersebut sejalan dengan yang disam-
tnya disepakati bersama oleh pihak paikan oleh partisipan yang
DPRD dan Pemerintah Provinsi menyatakan bahwa KUA dan PPAS
Maluku. Kesepakatan tersebut ditan- sering sekali mengalami keter-
dai dengan penandatanganan Nota lambatan dalam penetapannya.
Kesepakatan atas KUA dan PPAS “…RKPD tanggal 31 Mei itu batas
akhir penetapan. Tanggal itu
antara Gubernur Maluku dengan
sebelumnya sudah kita sampaikan ke
Ketua DPRD Provinsi Maluku. Bangda, itu sudah sesuai waktu.
Hanya yang terlambat itu KUA
Pengesahan Nota Kesepakatan KUA
PPAS lama sekali tarik ulur,
dan PPAS tersebut menjadi akhir pokoknya banyaklah”….. (FT15,
Wawancara 31 Mei 2017)
dari rangkaian tahapan proses
Analisis Ketepatan Waktu Penyu-
penyusunan KUA dan PPAS.
sunan RAPBD dan APBD
Berdasarkan realita pelak-
Tahapan terakhir dari proses
sanannya, kesepakatan KUA dan
penyusunan APBD secara
PPAS Provinsi Maluku Tahun
keseluruhan ialah tahapan penetapan
Anggaran 2015--2017 dilakukan
APBD yang diawali dengan
masing-masing pada tanggal 13
penyusunan RKA SKPD dan
September 2014, 26 November 2015
penyusunan Rancangan APBD.
dan 29 November 2016. Proses
Berdasarkan Permendagri 21 Tahun
penyusunan dokumen KUA dan
2011, RAPBD harus telah disusun

17
dan diserahkan kepada DPRD untuk Anggaran 2015--2017 kepada DPRD
dilakukan pembahasan selambat- dilakukan masing-masing pada
lambatnya tanggal 01 Oktober tahun tanggal 25 November 2014, 28
bersangkutan. Setelah RAPBD November 2015 dan 30 November
dibahas bersama oleh pihak 2016. Penyampaian RAPBD kepada
Pemrintah Provinsi Maluku dan DPRD tersebut mengalami keter-
DPRD, selanjutnya dilakukan penge- lambatan dengan kisaran waktu 6
sahan atas RAPBD tersebut paling (enam) minggu dari ketentuan yang
lambat tangal 30 November tahun ditetapkan. Ketidaktepatan waktu
berajalan. Dalam jangka waktu 3 pengesahan RAPBD Tahun Angga-
(tiga) hari setelah RAPBD tersebut ran 2015--2017 tersebut dipastikan
disahkan, selanjutnya diserahkan merupakan dampak dari keter-
kepada Menteri Dalam Negeri untuk lambatan pada tahapan sebelumnya
dievaluasi. Hasil evaluasi RAPBD yaitu pada tahap penyusunan KUA
tersebut dituangkan ke dalam dan PPAS. Hal tersebut pada
Keputusan Menteri Dalam Negeri. akhirnya akan berdampak pada
Berdasarkan Keputusan Menteri proses pengesahannya yang secara
Dalam Negeri tentang Hasil Evaluasi otomatis juga akan mengalami
RAPBD tersebut, maka RAPBD keterlambatan.
tersebut kemudian ditetapkan Pengesahan RAPBD Provinsi
menjadi Peraturan Daerah tentang Maluku Tahun Anggaran 2015--2017
APBD yang menurut aturan dilakukan masing-masing pada
dilakukan paling lambat tanggal 31 tanggal 22 Desember 2014, 30
Desember tahun bersangkutan. November 2015 dan 7 Desember
Berikut ini penyajian kronologis 2016. Dengan demikian, disimpulkan
pelaksanaan penyusunan RAPBD bahwa walaupun mengalami keter-
dan penetapan APBD. lambatan pada tahapan sebelumnya
a) Penyusunan RAPBD namun pengesahan RAPBD Provinsi
Berdasarkan realita di Maluku Tahun Anggaran 2015 dapat
lapangan, penyampaian dokumen disahkan dengan tepat waktu.
RAPBD Provinsi Maluku Tahun Sementara itu, pengesahan RAPBD

18
Tahun Anggaran 2015 dan 2017 mepet kemarin pembahasannya
memang….marathon…” (YS58, Wa-
secara faktual mengalami keter-
wancara 5 Juni 2017)
lambatan dalam pelaksanaannya Dengan demikian, dapat disim-
sebagai akibat dari terlambatnya pulkan bahwa penyusunan RAPBD
tahapan sebelumnya. untuk Tahun Anggaran 2016, telah
Keterlambatan penyerahan disusun secara tepat waktu sesuai
RAPBD kepada DPRD untuk ketentuan yang ditetapkan. Semen-
dilakukan pembahasan akan ber- tara itu, Tahun Anggaran 2015 dan
dampak pada rendahnya kualitas 2017 belum dilaksanakan tepat
hasil pembahasan RAPBD tersebut. waktu sesuai ketentuan yang ditetap-
Hal tersebut pada akhirnya ber- kan.
dampak juga pada penetapan APBD b) Penyusunan APBD
yang cenderung dilakukan dengan Tahapan paling akhir dari proses
tergesa-gesa tanpa memperhatikan penyusunan APBD secara keseluru-
prioritas pembangunan, nilai keadi- han ialah tahapan penetapan APBD.
lan, dan kepatutan dikarenakan Berawal dari setelah diterimanya
pemda ingin mengejar waktu dokumen RAPBD dan Nota Keuang-
penetapanya. Penetapan APBD seca- an RAPBD, selanjutnya panitia ang-
ra tepat waktu namun dengan durasi garan DPRD melakukan pembahasan
waktu pembahasan yang singkat terhadap RAPBD bersama-sama
akan menimbulkan kesan bahwa dengan TAPD dan bila diperlukan
pemda hanya berorientasi pada adanya keterangan tambahan dapat
prestasi dan reward semata. Hal mengikutsertakan SKPD yang
tersebut sejalan dengan pernyataan terkait.
Bastian (2008) bahwa ketepatan
Setelah RAPBD disepakati
waktu tersebut lebih ditujukan pada bersama oleh Gubernur Maluku dan
kesepakatan atas prestasi yang akan DPRD Provinsi Maluku, selanjutnya
dicapai. TAPD menyiapkan Rancangan Pera-
“..Cuman baru dua tahun terakhir
turan Gubernur tentang Penjabaran
yang gitu… 2016-2017 kemarin juga
iya…perdanya kayaknya Desember APBD. Rancangan Perda tentang
juga. Memang kita waktunya agak
APBD dan Rancangan Pergub ten-

19
tang Penjabaran APBD Provinsi disampaikan kepada Gubernur
Maluku sebelum ditetapkan sebagai Maluku selambat-lambatnya 15 (lima
Peraturan Daerah dan Peraturan belas) hari kerja sejak tanggal
Gubernur, disampaikan terlebih diterimanya Rancangan Perda APBD
dahulu kepada Menteri Dalam dan Rancangan Pergub Penjabaran
Negeri untuk dievaluasi. Berdasarkan APBD tersebut.
ketentuan dalam Permendagri No. 21 Setelah Rancangan Perda
Tahun 2011, penyampaian kedua tentang APBD dan Rancangan
dokumen tersebut kepada Menteri Pergub tentang Penjabaran APBD
Dalam Negeri dilakukan paling lama Provinsi Maluku yang telah
3 (tiga) hari kerja setelah dokumen dievaluasi dan disetujui oleh Menteri
tersebut disahkan. Evaluasi sebagai- Dalam Negeri, selanjutnya
mana dimaksud bertujuan agar dituangkan ke dalam Keputusan
tercapai keserasian antara kebijakan Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan
daerah dan kebijakan nasional, Keputusan Menteri Dalam Negeri
keserasian antara kepentingan publik tentang Hasil Evaluasi Rancangan
dan kepentingan aparatur serta untuk Perda APBD dan Rancangan Pergub
meneliti sejauh mana APBD provinsi Penjabaran APBD Provinsi Maluku
tidak bertentangan dengan kepen- seperti dikemukakan di atas, maka
tingan umum. Rancangan Perda tentang APBD dan
Berdasarkan kronologisnya, Rancangan Pergub tentang Penja-
penyerahan dokumen Rancangan baran APBD Provinsi Maluku,
Perda tentang APBD dan Rancangan selanjutnya ditetapkan oleh Gubernur
Pergub tentang Penjabaran APBD Maluku menjadi Perda tentang
Provinsi Maluku Tahun Anggaran APBD dan Pergub tentang
2015--2017 untuk dievaluasi oleh Penjabaran APBD.
Menteri Dalam Negeri, telah dila- Penetapan RAPBD Provinsi
kukan sesuai dengan ketetapan yang Maluku menjadi Perda Provinsi
berlaku. Selanjutnya Menteri Dalam Maluku Tahun Anggaran 2015--2017
Negeri akan mengevaluasi dokumen ditetapkan masing-masing pada
tersebut dan hasilnya akan tanggal 31 Desember 2014, 29

20
Desember 2015 dan 29 Desember Faktor penyebab ketidaktepatan
2016. Berdasarkan Permendagri No. waktu penyusunan dokumen
21 Tahun 2011, penetapan tersebut perencanaan dan penganggaran
telah disusun secara tepat waktu 1) Intervensi anggaran yang sangat
sesuai dengan target waktu yang kuat oleh DPRD sangat
ditentukan yaitu selambat-lambatnya dirasakan pada saat penyam-
31 Desember tahun bersangkutan. paian usulan program dan
Sebagaimanan yang telah kegiatan yang seringkali berten-
dijelaskan sebelumnya, penetapan tangan dengan apa yang telah
Peraturan Daerah tentang APBD disepakati dalam Musrenbang;
telah diwarnai dengan keterlambatan 2) Kondisi geografis daerah
pada tahapan sebelumnya yang menciptakan panjangnya rentang
seharusnya juga memengaruhi kendali sehingga menghambat
jadwal penetapan APBD. Namun proses koordinasi perencanaan
kenyataanya, pemda dapat mengejar dan penganggaran;
ketertinggala tersebut. Ketepatan 3) Kurangnya komitmen SKPD
waktu penetapan APBD cenderung dalam pelaksanaan perencanaan
menjadi komitmen utama pemda. dan penganggaran khususnya
Ketepatan waktu tersebut lebih kedisiplinan dalam penyampaian
ditujukan pada kesepakatan atas hal-hal yang diinstruksikan oleh
prestasi yang akan dicapai (Bastian pimpinan;
2008). 4) Kurangnya pemahaman SDM
Dengan ditetapkannya Perda terkait perencanana dan peng-
tentang APBD dan Pergub tentang anggaran akan berdampak pada
Penjabaran APBD Provinsi Maluku tidak tercapainya tujuan
tersebut, maka seluruh proses bersama;
perencanaan dan penganggaran telah 5) Belum optimalnya sistem infor-
selesai dan kemudian akan memasuki masi berbasis aplikasi menjadi
tahapan pelaksanaan APBD. penghambat dalam memperoleh
data yang relevan, akurat dan
tepat waktu;

21
6) Lemahnya sanksi terkait keter- 1) Penyusunan dokumen perenca-
lambatan dam penyusunan pe- naan dan penganggaran di
rencanaan dan penganggaran. Provinsi Maluku dibagi ke dalam
Upaya untuk mencegah ketidak- 3 (tiga) tahapan yaitu penyusunan
tepatan waktu penyusunan doku- RKPD, KUA dan PPAS dan
men perencanaan dan pengan- APBD. Selama Tahun Anggaran
ggaran 2015--2017, masih ditemukan
1) Mengintensifkan komunikasi dan penyusuanan dokumen peren-
koordinasi sehingga dapat mewu- canaan dan pengang-garan yang
judkan keselarasan dalam penca- tidak tepat waktu dalam
paian target; pelaksnaannya. Analisis ketidak-
2) Konsep Maluku berbasis gugus tepatan waktu dokumen tersebut
pulau, memperpendek rentang diuraikan sebagai berikut:
kendali sehingga dapat a. Penyusunan dokumen RKPD
memperlancar proses koordinasi; Provinsi Maluku selama tiga
3) Peningkatan kompetensi SDM tahun anggaran belum dilaksa-
agar dapat mengarahkan organi- nakan secara tepat waktu. Hal
sasi pada pencapaian tujuan; tersebut dikarenakan pene-
4) Mengoptimalkan penggunaan tapannya tidak sesuai dengan
sistem informasi berbasis aplikasi ketentuan yang ditetapkan
agar dapat menghasilkan data dan yaitu selambat-lambatnya dila-
informasi yang relevan, akurat kukan pada pertengahan bulan
dan tepat waktu; Mei tahun bersangkutan. Ke-
5) Melibatkan DPRD dari awal tentuan tersebut sesuai dengan
proses perencanaan agar memini- amanat Permendagri No. 54
malisir terjadinya penganggaran Tahun 2010 Pasal 128 tentang
diluar dari apa yang telah dise- Tahapan, Tatacara Penyusun-
pakati. an, Pengendalian dan Evalua-si
Pelaksanaan Rencana Pem-
KESIMPULAN bangunan Daerah.

22
b. Penyusunan dokumen KUA tapan APBD. Penyusunan ke-
dan PPAS Provinsi Maluku dua dokumen tersebut berpe-
selama tiga tahun anggaran doman pada Permendagri No.
berjalan sangat lambat. Berda- 21 Tahun 2011.
sarkan amanat Permen-dagri Pengesahan RAPBD Provinsi
No. 21 Tahun 2011, penyu- Maluku pada Tahun Anggaran
sunan KUA dan PPAS harus 2016 telah disusun tepat waktu
dilaksanakan selambat-lamb- sesuai dengan ketentuan yang
atnya akhir bulan Juli tahun ditetapkan. Sementara itu,
bersangkutan. Proses penyusu- untuk Tahun Anggaran 2015
nan dokumen KUA mengalami dan 2017 secara faktual
keterlambatan hingga 5 (lima) dilaksanakan tidak tepat waktu
bulan dari ketentuan waktu sesuai ketentuan yang
yang ditetapkan, sementara ditetapkan yaitu selambat-
dokumen PPAS mengalami lambatnya akhir bulan Novem-
keter-lambatan hingga 4 ber tahun bersangkutan. Keti-
(empat) bulan dari ketentuan daktepatan waktu penge-sahan
waktu yang ditetapkan. Hal RAPBD tersebut akan ber-
tersebut secara otomatis akan dampak pada penetapan APBD
berdampak pada tahapan yang cenderung dilakukan
selanjutnya. Tahapan KUA dan dengan tergesa-gesa dan pada
PPAS tersebut merupakan akhirnya akan berpengaruh
tahapan pendekatan politis pada kualitas APBD itu sendiri.
sehingga dibutuhkan kemam- Penetapan APBD sebagai
puan tidak sekedar secara peraturan daearah selama tiga
teknis namun juga kemampuan tahun anggaran, telah
secara politik. dilaksanakan sesuai dengan
c. Penyusunan dokumen APBD target waktu yang ditetapkan
dibagi kedalam 2 (dua) tahapan yaitu selambat-lambatnya tang-
yaitu pengesahan Rancangan gal 31 Desember tahun
APBD (RAPBD) dan pene- bersangkutan. Berdasarkan

23
kronologis penyusunannya, f) Lemahnya sanksi terkait
penetapan APBD Provinsi keterlambatan dalam pe-
Maluku seharusnya mengalami nyusunan perencanaan dan
keterlambatan waktu akibat penganggaran.
dari keterlambatan pada 3) Upaya untuk mencegah ketidak-
tahapan-tahapan sebelumnya. tepatan waktu penyusunan doku-
Namun penetapan APBD men perencanaan dan peng-
tersebut pada akhirnya dapat anggaran:
dilaksanakan tepat waktu a) Mengintensifkan komunikasi
sesuai dengan ketentuan dalam dan koordinasi;
rentang waktu yang singkat. b) Konsep Maluku berbasis
Ketepatan waktu tersebut lebih gugus pulau;
ditujukan pada kesepakatan c) Peningkatan kompetensi
atas prestasi yang akan dicapai SDM;
(Bastian 2008). d) Mengoptimalkan penggunaan
2) Faktor penyebab ketidaktepatan sistem informasi berbasis
waktu penyusunan dokumen aplikasi;
perencanaan dan penganggaran e) Melibatkan DPRD dari awal
ialah sebagai berikut: proses perencanaan;
a) Intervensi anggaran yang DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2002. Pengantar
sangat kuat oleh DPRD;
perencanaan dan
b) Kondisi geografis daerah; pembangunan ekonomi
daerah.Yogyakarta: BPFE.
c) Kurangnya komitmen SKPD;
d) Kurangnya pemahaman SDM Bastian, Indra. 2008. Keterlambatan
APBD Dalam Analisis Siklus:
terkait perencanana dan
Jurnal Akuntansi dan
penganggaran akan berdam- Keuangan Vol. 7 No. 2
September 2008.
pak pada tidak tercapainya
tujuan bersama; Bastian, Indra. 2009. Sistem
Perencanaan dan
e) Belum optimalnya sistem
Penganggaran Pemerintah
informasi berbasis aplikasi; Daerah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.

24
Budiantono, Bambang dkk. 2007. Pandanwangi, C.A., & Ritonga, I.T.
Analisis Efisiensi dan 2010. Identifikasi Faktor-
Efektivitas Proses Faktor Penyebab Terjadinya
Perencanaan dan Keterlambatan Dalam
Penganggaran Daerah. Jurnal Penyusunan APBD (Studi
Manajemen, Akuntansi dan Kasus Kabupaten Rejang
Bisnis. Malang: FE Universitas Lebong Tahun Anggaran 2008-
Widyagama Malang. Diakses 2010). Simposium Nasional
pada 25 Akuntansi XIII. Purwokerto.
Maret 2017.
http://widyagama.ac.id/ Peraturan Pemerintah Nomor 8
ekonomi/ wpcontent/ uploads/ Tahun 2004 tentang Tahapan,
2012/ 02/ Jurnal-4-Analisis- Tata Cara Penyusunan,
Efisiensi.pdf. Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana
Caiden, N., Wildavsky, A. 1974. Pembangu-nan Keuangan
“Plainning and Budgeting in Negara. Presiden Republik
the Poor Countries”.Diakses Indonesia. Presiden Republik
pada 28 Februari 2017.Google Indonesia.
books. www.google.com.
Peraturan Pemerintah Nomor 58
Creswell, John W., 2014. Research Tahun 2005 tentang
Design : Qualitative, Pengelolaan Keuangan Daerah.
Quantitative and Mixed Presiden Republik Indonesia.
Methods Approaches, Fourth
Edition. Ed. Sage Publications, Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Inc. tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2008
Hennink, M., Hutter, I., Bailey, A., tentang Tahapan, Tatacara
2011. Qualitative Research Penyusunan, Pengendalian dan
Methods. Sage Publications Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Ltd, London. Pembangunan Daerah.

Mardiasmo. 2002. Akuntasi Sektor Permendagri Nomor 21 Tahun 2011


Publik. Yogyakarta: Penerbit tentang Perubahan Kedua atas
ANDI. Permendagri No.13 Tahun
2006 Tentang Pedoman
Margono. 2015. “Penetapan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Anggaran Pendapatan dan Kementerian Dalam Negeri
Belanja Daerah (APBD) Studi Republik Indonesia.
Kasus pada Pemerintah Kab.
Magelang”. Tesis FEB Rachmawati, S. 2008. Pengaruh
Universitas Gadjah Mada. Faktor Internal dan Eksternal
Diakses pada 23 Juni 2017. Perusahaan Terhadap Audit
ETD. Delay dan Timeliness. Jurnal
.

25
Akuntansi danKeuangan
Volume 10 No. 1, Hal. 1-10.

Tarigan, Robinson. 2008.


Perencanaan Pembangunan
Wilayah. Jakarta: Bina Aksara.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun


2003 tentang Keuangan
Negara. Presiden Republik
Indoneisa.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan
Nasional. Presiden Republik
Indoneisa.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun


2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Presiden Republik Indoneisa.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun


2004 jo UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah
Daerah.

www.kemendagri.go.id

Yunanto, Danang S., 2015. “Evaluasi


Proses Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah Studi Pada Pemerintah
Kabupaten Blora”. Tesis FEB
Universitas Gadjah Mada.
Diakses pada 21 Juni 2017.
ETD.

26

Anda mungkin juga menyukai