Anda di halaman 1dari 6

BETON LANDASAN PACU (RUNWAY) DI BANDARA

INTERNASIONAL DENVER

Pada awal tahun 1990, kota Denver, Colorado, melaksanakan salah satu proyek pekerjaan
umum terbesar dalam sejarah: pembangunan bandar udara baru untuk menggantikan Bandara
Internasional Denver (Denver International Airport – DIA) akan menjadi bandar udara baru yang
pertama dibangun di Amerika Serikat sejak Bandara Fort Worth, Dalas yang selesai dibangun
pada awal 1970. Tentu saja, ukuran dan kompleksitas tipe proyek seperti ini akan menimbulkan
banyak masalah, seperti membengkaknya biaya, mengemukanya isu keselamatan dan kesehatan
pekerja dan munculnya kontroversi tentang perlu atau tidaknya proyek tersebut. Pembangunan
DIA pun tidak terkecuali.

Masalah yang paling popular dalam pembangunan bandara ini adalah tidak berfungsinya
komputer baru yang mengendalikan sistem penanganan bagasi berteknologi tinggi, yang dalam
pengujian awal terus merusakkan dan menempatkan bagasi yang salah. Sistem ini juga sering
macet, sehingga menyebabkan penutupan seluruh sistem. Masalah sistem penanganan bagasi ini
menunda pembukaan bandara selama lebih dari satu tahun dan membuat kota mengeluarkan
biaya jutaan dolar untuk mengganti sistem dan kehilangan pendapatan karena bandara belum
juga dapat dibuka. Selanjutnya, kekisruhan sistem bagasi ini membuat bandara menjadi bahan
tertawaan, terutama dalam acara-acara malam di televise. Lebih dari itu perspektif enjiniring, ada
juga masalah-masalah lain dalam pembangunan DIA yaitu masalah beton yang digunakan untuk
runway (landasan pacu), taxiway (landasan parkir), dan apron (tempat parkir pesawat) bandara.

Cerita tentang masalah beton di DIA pertama kali dilaporkan oleh Denver Post pada awal
Agustus 1993 ketika bandara hamper selesai. Dua subkontraktor mengajukan tuntutan hukum
melawan kontraktor yang mengerjakan pengerasan runway, perusahan konstruksi California,
Ball, Ball & Brosamer (dikenal sebagai 3B), mengklaim bahwa 3B mempunyai hutang kepada
mereka. Sebagian tuntutan ini adalah pernyataan bahwa 3B telah mengubah komposisi beton
yang digunakan untuk konstruksi runway dan apron, karena 3B mengurangi mutu beton dengan
memperbanyak krikil, air dan pasir (sehingga jumlah semen lebih sedikit), yang mengakibatkan
kekuatan beton lebih lemah. Motivasi 3B melakukan hal ini adalah untuk menghemat uang dan
selanjutnya meningkatkan keuntungan mereka. Salah satu subkontraktor, yaitu CSI Trucking
yang bertugas memuat pasir dan krikil yang digunakan pada beton, mengklaim bahwa 3B belum
membayar CSI Trucking atas material yang telah mereka antarkan. Mereka mengklaim bahwa
material ini digunakan untuk mengurangi mutu campuran, tetapi mereka belum dibayar, karena
pembayaran akan meninggalkan jejak komposisi beton yang tidak layak.

Awalnya, pejabat Denver meremehkan laporan mutu beton tersebut, dan mempercayakan
pada hasil uji independen beton. Selanjutnya, pihak kota Denver memerintahkan pencuplikan
sempel beton runway. Pengujian pada sempel beton menunjukkan bahwa beton runway
mempunyai kekuatan yang benar. Subkontraktor menyatakan bahwa campuran beton yang tidak
tepat dapat menghasilkan kekuatan uji yang benar, tetapi akan menyebabkan umur runway jauh
lebih pendek. FBI akhirnya pun turut terlibat dalam penyelidikan kasus ini, karena ijin
transportasi federal digunakan oleh Denver untuk membantu keuangan pembangunan runway.

Kontroversi ini tampaknya mereda untuk sementara, tetapi setahun kemudian, pada bulan
Agustus 1994, kantor jaksa wilayah Denver mengumumkan bahwa pihak jaksa wilayah sedang
menyelidiki pernyataan bahwa laporan inspeksi runway dipalsukan selama masa konstruksi.
Pengumuman ini ditindaklanjuti pada November 1994 oleh suatu cerita panjang di Denver Post
yang memuat rincian sejumlah besar penyataan kegiatan illegal dan praktek tidak etis
menyangkut konstruksi runway.

Cerita tanggal 13 November ini berkutat seputar sebuah pengakuan dari Fort Collins,
perusahaan Colorado, Empire Laboratories, bahwa laporan pengujian beton telah dipalsukan
untuk menyembunyikan hasil yang menunjukkan bahwa beberapa bagian beton tidak memenuhi
spesifikasi. Pengacara Empire mengatakan bahwa pemalsuan ini telah terjadi lima atau enam kali
pada masa pengerjaan ini, tetapi empat karyawan Empire menyatakan bahwa perubahan data uji
adalah prosedur operasi standar di Empire.

Sifat dasar modifikasi pengujian dan dasar rasional yang melatarbelakanginya


mengilustrasikan banyak masalah penting, termasuk perlunya obyektifitas dan kejujuran dalam
pelaporan hasil uji dan eksperimen. Salah satu karyawan Empire menyatakan bahwa jika hasil
suatu pengujian tidak konsisten dengan hasil pengujian yang lain, maka hasilnya akan diubah
untuk menutupi perbedaan. Praktek ini dinyatakan oleh Empire sebagai “Dasar penilaian
enjiniring” (Denver Post, 13 ovember 1994). Beton diuji dengan menuangkan sample uji ketika
runway sesungguhnya dituangkan. Sample ini dianalisa uji lentur yang terdiri dari pengujian
membebani beton dengan gaya yang meningkat secara bertahap sampai beton mengalami
kegagalan. Pengujian dilakukan 7 hari setelah penuangan dan 28 hari setelah penuangan. Banyak
hasil uji yang menunjukkan bahwa beton mereka melemah pada umur 28 hari dibandingkan
sewaktu umurnya 7 hari. Meskipun demikian, hasil uji seharusnya sebaliknya karena kekuatan
beton biasanya meningkat ketika beton telah mengeras. Karyawan Empire mengindikasikan hal
ini terjadi karena hasil uji 7 hari yang telah diubah untuk membuat beton tampak lebih kuat
daripada keadaan sebenarnya.

Masalah lain dengan beton juga muncul. Beberapa bagian beton yang digunakan pada
runway mengandung bola-bola tanah liat yang berdiameter sampai 10 inci. Padahal dalam
pengadukan beton, keberadaan tanah liat dapat menyebabkan mutu runway lebih rendah daripada
yang direncanakan.

Pertanyaan tentang kandungan semen yang sedikit dalam campuran beton 3B juga
muncul dalam artikel Denver Post bulan November. Pertanyaan utamanya adalah “dengan
operasi pengadukan beton yang diawasi secara rutin, bagaimana 3B bisa menyembunyikan
pengurangan kandungan semen dalam beton?”. Salah satu operator 3B yang bertugas di tempat
pengadukan semen menjelaskan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang inspeksi yang
akan diadakan. Ketika pengawas datang, mereka menggunakan komposisi yang benar sehingga
beton tampak diformulasikan dengan benar. Pengurangan campuran beton juga dapat diketahui
dengan melihat catatan material yang diantarkan ke tempat pengadukan. Meskipun demikian,
dokumentasi ini ternyata sudah hilang, dan tidak jelas apakah dokumentasi itu pernah ada.

Operator tempat pengadukan juga memberikan pernyataan di bawah sumpah bahwa ia


diperintahkan menipu komputer yang beroperasi di tempat pengadukan. Komputer itu ditipu
dengan mengubah skala yang digunakan untuk menimbang material dan dengan memasukkan
angka yang salah untuk menyatakan kelembaban pasir. Dalam beberapa kasus, kadar air dalam
pasir yang dimasukkan ke komputer adalah angka negatif! Perekayasaan ini akan memaksa
komputer mengubah campuran dengan mengurangi kandungan semen, tetapi catatan yang
dicetak oleh komputer akan menunjukkan bahwa campuran sudah dibuat dengan benar. Dalam
pernyataannya, operator tempat pengadukan juga bersumpah bahwa praktek curang mereka ini
diketahui oleh beberapa pejabat tertinggi 3B.
Disamping masalah dengan pengadukan beton yang digunakan pada runway, pejabat
DIA ngotot bahwa runway yang dibangun 3B memenuhi spesifikasi. Pernyataan berdasarkan
hasil pengujian, yang menunjukkan bahwa meskipun beberapa bagian runway berada dibawah
standar, semua runway memenuhi spesifikasi FAA. 3B dibayar untuk area-area yang dibawah
standar tersebut dengan harga yang lebih rendah daripada bagian runway yang lebih kuat.
Penyelidikan lebih jauh tentang amoral dalam pembangunan DIA dilakukan oleh beberapa
kelompok, termasuk dewan juri Denver, dewan juri federal, FBI dan Komite Kongres.

Pada 19 Oktober 1995, Denver Post melaporkan hasil tuntutan hukum yang dilakukan 3B
terhadap pihak kota Denver. 3B menyatakan bahwa pihak kota masih berhutang kepada mereka
sebesar 2,3 juta dolar (selain 193 juta dolar yang telah diterima 3B) untuk pekerjaan yang telah
mereka lakukan. Pihak kota mengklaim bahwa mereka tidak mempunyai hutang. Pengurangan
itu adalah denda karena hasil uji yang rendah pada beberapa bagian beton. 3B mengklaim bahwa
pengujian itu salah dan tidak ada masalah apapun dengan beton. Pejabat dengar pendapat yang
berpihak pada kota, memutuskan bahwa Denver tidak berhutang uang lagi pada 3B. 3B pun
menyatakan bahwa mereka akan membawa tuntutan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada musim panas 2003, DIA telah dioperasikan selama bertahun-tahun dan tidak ada
masalah yang muncul terkait dengan kekuatan runway. Sayangnya, masalah ketahanan runway
mungkin memang tidak muncul sampai beberapa tahun pemakaian lagi. Sementara itu, masih
ada proses hukum dan penyelidikan tentang masalah ini dan tindakan tidak etis lainnya seputar
pembangunan bandara ini.

TUGAS ANDA MASING-MASING

1. Silahkan memberi tanggapan tentang permasalahan yang ada pada kasus di atas berdasarkan
sisi etika enjinering. Posisikan diri anda sebagai seorang engineer!
2. Tanggapan tersebut anda buat ke dalam sebuah video dengan durasi maksimal 15 menit
kemudian anda upload ke feed instagram milik anda pribadi. Karena durasi lumayan lama,
maka video bisa menggunakan IG TV lalu diposting ke feed Instagram anda masing-masing.
3. Silahkan semua teman-teman mahasiswa yang mengambil kelas etika profesi untuk memberi
komentar (setiap mahasiswa hanya berhak memposting komentarnya sekali saja, tidak boleh
berkali-kali). Isi komentar tidak boleh ada unsur SARA dan hal-hal yang bernada negatif.
Pemilik video boleh memberi komentar balasan dengan menuliskan di kolom replay pada
teman yang mau ditanggapi. Begitu juga mahasiswa yang mendapatkan feedback dari
pemilik video hanya boleh mereplay komentar pada kolom balasan komentarnya.
4. Ini adalah tugas yang nilainya dimasukkan ke dalam penilaian UTS (pertemuan 8). Apapun
komentar/tanggapan yang anda berikan kepada masing-masing teman anda, dicopy – paste
ke dalam word, lalu cantumkan nama akun IG anda dan IG rekan anda yang ditanggapi
(anda bisa lihat pada contoh format gambar 1). File word tersebut anda kumpulkan di mols
sesuai waktu yang ditentukan.
5. Nilai ini murni diberikan oleh teman anda yang berkomenar dan harus mengikui mata kuliah
etika profesi. Saya berikan kepada anda semua kepercayaan 100% untuk mengomentari
rekan anda (komentar netizan) berdasarkan ketentuan no. 3 dan point penilaian serta
memberikan nilai berdasarkan point-point yang saya berikan. Nilai yang dapat anda berikan
tiap point adalah dalam range 0 – 10 (dikonversi menjadi 0 – 100). Point penilainya adalah:
a) Penampilan (0 – 10). Poin ini mencakup cara berpakaian dari teman anda di video,
kejelasan suaranya, boleh gaya rambut. Intinya penampilan teman anda bagaimana?
b) Bahasa yang digunakan (0 – 10). Bagaimana Bahasa yang digunakan? Mudah
dimengerti? Apakah sesuai EYD? Atau apakah teman anda terlihat tidak paham apa
yang dibicarakan?
c) Tanggapan berdasarkan etika profesi (0 – 10). Bagaimana teman anda menanggapi
kasus di atas? Apakah sesuai dengan maksudnya cerita tersebut? Kesesuaian dengan
materi etika profesi yang telah anda terima.
d) Kedalamannya (0 – 10). Poin ini perihal kedalaman pemaparannya. Seberapa jauh
pemahamannya tentang etika profesi.

Setelah itu semua poin di total lalu dibagi 4. Maka itulah nilai yang anda berikan kepada
rekan anda.

INGAT!!!!!!!! Segala bentuk angka-angka penilaian hanya dicantumkan di dalam file


word saja. TIDAK di kolom komentar pada IG!!!!!! Yang ada di kolom komentar IG
hanya tanggapan anda saja.
6. Nilai akhir UTS akan direkap dengan formula:

nilai total @ rekan yang berkomentar +10


Nilai UTS=
total mahasiswa yang mengikuti etika profesi

Gambar 1. Contoh format penulisan

Anda mungkin juga menyukai