Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Di susun Oleh :
Nama : Syaina Wijayanti
NPM : 18200000039

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJU (STIKIM )
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan


listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusikan ke
seluruh tubuh (Haswita, Reni Sulistyowati, 2017).

Cairan dan elekteolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam


memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60%
air yang tersebar dalam sel maupun luar sel. Namun demikian, besarnya kandungan
air tergantung usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak.(Tarwoto dan
Wartonah,2010). Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan salah satu faktor
yang diatur dalam homeostatis. Keseimbangan cairan sangat penting karena
diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme. Keseimbangan diperlukan oleh
tubuh adalah dimana input=output. (jurnal f.k unad, 2017). Kebutuhan cairan dan
elektrolit merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang
memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.
(A. Aziz Alimul H.,2006).

B. Anatomi Fisiologi
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlibat dalam fungsi ginjal, yaitu sebagai
pengatur air, mengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan
asam basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang dipersyarafi
oleh vasomotorik dengan kemampuan mengadalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringan yang dikeluarkan bergantung padabanyaknya
darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan
panas lainnya dapat dilakukan melalui cara radiasi(pemancaran panas ke udara
sekitar), konduksi(pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan
konveksi(pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
3. Paru – Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water
loss(IWL) kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal
Berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan danpengeluaran
air dalam kondisi normal cairan yang hilang dalam sistem sekitar 100-200
ml/hari (Hidayat, AA, 2009).
C. Proses Kebutuhan Manusia Sesuai Kasus
Sirkulasi cairan dan elektrolit terjadi dalam 3 tahap yaitu :
- Plasma
darah bergerak diseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.
- Cairan
interstisial dan komponennya bergerak diantara kapiler darah dan sel.
- Substansi
bergerak dari cairan interstisial ke dalam sel.
Mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam empat proses yaitu:
a. Osmosis
Osmosis merupakan proses perpindahan pelarut seperti air melalui membrane
semipermeable dari area yang memiliki konsentrasi tinggi ke area yang
memiliki konsentrasi lebih rendah. Osmosis berfungsi untuk menyeimbangkan
konsentrasi molekul (ion) pada kedua sisi membran.
b. Difusi
Difusi merupakan perpindahan zat terlarut (gas atau padat) yang berada dalam
larutan melalui membran semipermeabel dari area yang berkonsentrasi tinggi
ke area yang berkonsentrasi rendah. Perpindahan tersebut akan membuat
distribusi zat terlarut sama pada semua larutan. Contohnya adalah pergerakan
oksigen dan dinding pembuluh darah dalam paru. perbedaan kedua konsentrasi
dikenal sebagai gradien konsentrasi.
c. Filtrasi
merupakan proses dimana cairan dan substansi yang dapat berdifusi bergerak
bersama-sama melalui membran karena tekanan cairan yang bergerak dari
tekanan yang lebih besar kearah tekanan yang lebih kecil. Proses ini terjadi di
dalam bantalan kapiler gimana tekanan hidrostatik menentukan terjadinya
pergerakan cairan. ketika tekanan hidrostatik meningkat pada bantalan kapiler
vena, seperti yang terjadi pada gagal jantung kongestif terjadi pergerakankan
yang terbalik dari pergerakan normal yaitu bergerak dari ruang interstisial ke
ruang intravaskular melalui filtrasi sehingga terjadi akumulasi kelebihan
cairan di ruang interstisial yang dikenal dengan edema.
d. Transpor aktif
Transpor aktif memiliki aktivitas metabolik dan energi untuk memindahkan
substansi melalui membran sel. Hal ini memungkinkan sel menerima molekul
yang lebih besar daripada molekul yang dapat diterima oleh sel dan sebaliknya
memindahkan atau menggerakkan molekul dari area yang berkonsentrasi
rendah ke area yang berkonsentrasi tinggi. Contohnya transpor aktif adalah
pompa natrium- kalium ATPase. Natrium dipompa keluar dari sel dan kalium
di dipompa ke dalam sel melawan gradien konsentrasi. (Haswita & Reni,
2017).
D. Patway

Virus Dengue terdapat pada


nyamuk aedes aeygypty

Nyamuk aedes aeygypty


menggigit Manusia

Masuk ke Aliran Darah

Viremia
Mekanisme Tubuh Untuk Melawan Virus Komplemen Antigen Renjatan (proses imunologi)

dan Antibodi Meningkat

Peningkatan Asam lambung Pembebasan Histamin


pembuluh darah otak

Anoreksia, mual, muntah Peningkatan permebilitas

Gangguan Dinding pembuluh darah Virus berkembang


pemenuhan
didalamdarah
nutrisi kurang
dari kebutuhan Kebocoran plasma
Virus berkembang
di dalam darah
Resiko
kekurangan
volume cairan
Hipertermia
plasma banyak menguap pada
jaringan intestial tubuh
perdarahan ekstra seluler

edema

Resti syok hemoglobin turun


penekanan syaraf
nutrisi & oksigen ke
jantung menurun
Gangguan
lemas
Rasa aman
Intoleransi
aktivitas
sumber : Murwani (2011), Soegeng (2006), Noersalam (2005), Carpenito Lyanda Juall (2007),
Herdman (2010).

E. Faktor – factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit


a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan.

b. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-3- gram/hari.
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energy,
proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstial ke intraseluler.
d. Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah
dan glikosis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
e. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan. (Tarwoto dan
Wartonah,2010).
F. Manifestasi klinis/batasan karakteristik
a. Diare akut
 Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
 Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut,
rasa tidak enak, nyeri perut
 Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
 Demam
b. Diare kronik
 Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
 Penurunan BB dan nafsu makan
 Demam indikasi terjadi infeksi
 Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah.
G. Diagnosa Keperawatan yang berhubungan
1. Hipertermi
2. Resiko keseimbangan cairan volume cairan dan elektrolit
3. Defisit nutrisi
H. Intervensi Keperawatan
1. Monitor status hidrasi
2. Monitor berat badan harian
3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisi
4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai