Anda di halaman 1dari 8

Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp.

81-88

Perencanaan dan Implementasi ISO 9001:2015 Pada Perusahaan


PT. Cahaya Citra Alumnindo

Laurentius Randy1, Jani Rahardjo2

Abstract: PT Cahaya Citra Alumnindo is a velg production company. This aim of this
research to help design and renew the ISO 9001. PT Cahaya Citra Alumindo has applied
the ISO 9001:2008, this company have not renew their ISO. Internal audit is the method to
applied the ISO 9001:2015. The internal audit result showed that Clausul four to six showed
100%, thus clausul seven 95.38%, clausul eight 53.23% and the nine and ten clausul showed
100%.

Keywords: Quality Management System, ISO 9001:2015

Pendahuluan Dasar Teori

PT Cahaya Citra Alumindo merupakan Sistem Manajemen Mutu


perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang produksi velg mobil. Perusahaan ini Menurut Gasperz [1] sistem manajemen
berdiri sejak tahun tahun 1999 dan mutu sebagai sekumpulan prosedur
mengalami perpindahan lokasi pada tahun terdokumentasi dan praktek-praktek standar
2015. PT Cahaya Citra Alumindo sangat untuk sebuah manajemen sistem. Sistem
menyadari konsekuensi persaingan bisnis manajemen mutu mengartikan cara
dan kualitas produk, sehingga perusahaan bagaimana sebuah perusahaan menjaga
ini berkomitmen untuk mendapatkan kualitas produk secara konsisten.
standar SNI yang dalam persyaratan Pelaksanaan sistem manajemen mutu
tersebut membutuhkan ISO 9001:2015. Pada ditentukan atau dispesifikasikan
tahun 2017 perusahaan PT Cahaya Citra berdasarkan pelanggan/organisasi untuk
Alumindo telah mendapatkan sertifikasi SNI dapat memenuhi kebutuhan pasar. Tujuan
(Standar Nasional Indonesia) maka dari itu dari SMM terdiri atas dua bagian yaitu:
perusahaan boleh menggunakan logo SNI di a. SMM dapat menjamin antara
setiap produk velg. Untuk pembaruan pada kesesuaian proses dan produk sesuai
tahun 2021, perusahaan PT Cahaya Citra dengan persyaratan dari standar yang
Alumindo membutuhkan pembaruan ISO telah ditentukan, hal ini merupakan hal
9001:2015. PT Cahaya Citra Alumindo terpenting bagi sebuah organisasi.
berupaya untuk mendapatkan sertifikasi b. SMM akan memberikan kepuasan bagi
sertifikat ISO 9001:2015. Sebagai langkah pelanggan dengan melakukan
awal mendapatkan sertifikasi tersebut, PT pemenuhan dari persyaratan proses dan
Cahaya Citra Alumindo perlu merancang produk yang telah ditentukan
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO sebelumnya oleh organisasi dan
9001:2015 terlebih dahulu. Melalui pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah
perancangan yang baik diharapkan hal terpenting dalam sebuah organisasi
perusahaan mampu menerapkan prosedur, sehingga organisasi dituntut untuk
kebijakan, dokumen yang sesuai dengan ISO memiliki tanggung jawab atas tugasnya
9001:2015 dan sertifikasinya dapat dimiliki. masing-masing.

ISO 9001:2015
Prinsip-prinsip ISO 9001:2015
1,2Fakultas Teknologi Industri, Program Studi
Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: memiliki tujuh prinsip sebagai berikut:
laurentius.randy30@gmail.com, jani@petra.ac.id (Wiguno [2])

1. Fokus pada pelanggan

81
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

2. Kepemimpinan c. Menunjukkan prioritas terhadap


3. Keterlibatan Sumber perbaikan suatu proses atau subsistem
4. Pendekatan Proses melalui daftar peningkatan proses atau
5. Perbaikan subsistem yang telah diperbaiki.
6. Keputusan berdasarkan Fakta d. Mengidentifikasi dan membangun
7. Manajemen hubungan tindakan perbaikan yang dapat diambil
untuk mencegah atau mengurangi
Manfaat Penerpaan ISO 9001:2015 terjadinya kegagalan pada sistem.
e. Mendokumentasikan proses secara
Manfaat dari penerapan ISO 9001:2015 yang keseluruhan
akan di peroleh perusahaan sebagai berikut: Identifikasi eleme-elemen proses FMEA
(Gasperz [1]) sebagai berikut: (Leitch [4])
 Menempatkan penekanan lebih besar a. Fungsi proses
pada keterlibatan b. Mode kegagalan
 Membantu menunjukan risiko pada c. Efek potensial dari kegagalan
organisasi dan memberikan peluang yang d. Tingkat keparahan (severity)
terstruktur e. Penyebab potensial (potential cause)
 Menggunakan Bahasa yang f. Keterjadian (occurrence)
disederhanakan dan struktur umum dan g. Deteksi (detection)
istilah, sangat bermanfaat untuk h. Nomor Prioritas Risiko (Risk Priority
organisasi yang menggunakan beberapa Number)
system manajemen i. Tindakan yang direkomendasikan
 Mengarahkan manajemen rantai
pasokan yang lebih efektif Langkah-langkah dasar FMEA:
 Lebih User-Friendly untuk layanan dan (Chrysler [3])
organisasi berbasis pengetahuan a. Mengidentifikasi fungsi pada proses
produksi.
Failure Mode and Effect Analysis b. Mengidentifikasi potensi failure mode
(FMEA) proses produksi.
c. Mengidentifikasi potensi efek kegagalan
Failure Mode and Effect Analysis adalah produksi.
suatu penaksiran elemen per elemen secara d. Mengidentifikasi penyebab-penyebab
sistematis untuk menyoroti akibat-akibat kegagalan proses produksi.
dari kegagalan komponen, produk, proses e. Mengidentifikasi model-model deteksi
atau sistem memenuhi keinginan dan proses produksi.
spesifikasi konsumen, termasuk keamanan.
Hal ini ditandai dengan nilai yang tinggi atas Metode Penelitian
elemen dari komponen, produk, proses atau
sistem yang memerlukan prioritas Metode penelitian dilakukan untuk
penanganan untuk mengurangi kegagalan memberikan deskripsi langkah-langkah yang
melalui desain ulang, perbaikan secara terus- dilakukan selama penelitian. Metode
menerus, pendukung keamanan, dan penelitian akan menjelaskan dari tahap awal
lainnya. Hal itu dapat dilaksanakan pada hingga selesai. Penelitian yang dilakukan
tahap perencanaan dengan menggunakan bertujuan untuk merancang sistem
pengalaman atau pertimbangan, atau yang manajemen mutu ISO 9001:2015 di PT
dapat digabungkan dengan reliabilitas data Cahaya Citra Alumindo.
menggunakan pengetahuan tentang rata-
rata tingkat kegagalan untuk komponen, Perancangan Sistem Manajemen Mutu
produk dan proses dari flow process (SMM) ISO 9001:2015
perusahaan yang ada saat ini
Pada tahap ini, merancang sistem
Tujuan menerpakan FMEA: (Chrysler [3]) manajemen mutu tentang 1) Konteks
a. Mengenal dan memprediksi potensial organisasi, 2) Rancangan Kebijakan Mutu, 3)
kegagalan dari produk atau proses yang Rancangan Sasaran Mutu, 4) Rancangan
dapat terjadi. Analisis Risiko, 5) Rancangan Prosedur Mutu
b. Memprediksi dan mengevaluasi dan 6) Rancangan Dokumen Mutu di PT
pengaruh dari kegagalan pada fungsi Cahaya Citra Alumindo, dengan cara cara
dalam sistem yang ada. mewawancarai setiap divisi untuk
82
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

mengetahui setiap sasaran dan tugas Total keseluruhan persentase yang sesuai
masing-masing divisi. Perancangan sistem dengan ISO 9001:2015 pada gap awal adalah
manajemen mutu ini mengacu pada klausul 36.88 %.
4-10 ISO 9001:2015.
Tabel 1 Hasil Analisis Gap Awal
Validasi Perancangan Kesesuaian
Persentase
Klausul Tidak Total
Sesuai Klausul
Tahap ini yang dilakukan untuk Sesuai
mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Klausul 4 0 7 7 0%
dari semua bagian perusahaan yang terlibat Klausul 5 2 11 13 15.38%
Klausul 6 6 3 9 66.67%
dapat sistem manajemen mutu. Perancangan Klausul 7 13 11 24 54.17%
yang telah divalidasi berarti perancangan Klausul 8 19 43 62 30.65%
sistem manajemen mutu dapat dilanjutkan Klausul 9 8 11 19 42.11%
pada tahap selanjutnya. Klausul 10 5 3 8 62.5%

Sosialisasi dan Implementasi Sistem Perisapan Perancangan ISO


Manajemen Mutu
Perancangan ISO 9001:2015 memerlukan
Rancangan sistem manajemen mutu ISO persiapan yang baik agar proses
9001:2015 yang telah selesai dibuat mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015
selanjutnya disosialisasikan dan dapat berjalan dengan lancar dan baik.
diimplementasikan kepada seluruh bagian Perusahaan juga perlu melakukan analisis
yang terlibat dalam sistem manajemen mutu. risiko proses karena dalam syarat ISO
9001:2015 adalah risk based thinking.
Analisis Gap Akhir
Konteks Organisasi (Klausul 4)
Langkah terakhir adalah melakukan analisis
gap akhir yang mengacu pada persyaratan Konteks organisasi dalam perusahaan
ISO 9001:2015. Langkah ini digunakan digunakan untuk menganalisis kekurangan
untuk mengetahui persentase kesesuaian dan kelebihan PT. Cahaya Citra Alumindo
antara kondisi awal dan kondisi akhir. dengan menggunakan metode SWOT. SWOT
merupakan suatu teknik perencanaan
Analisis dan Pembahasan strategis yang dapat membantu
mengevaluasi aspek – aspek dalam sebuah
Tinjauan Gap Analisis Awal ISO bisnis. Aspek – aspek tersebut terdiri dari
9001:2015 Strenght (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunitiesn (peluang) dan
Analisis gap awal digunakan untuk threats (ancaman).
meningkatkan kondisi awal, yang
menunjukan sejauh mana PT Cahaya Citra Komponen dari SWOT sendiri memiliki
Alumindo sudah menerapkan sistem manfaat masing – masing. Strength dan
manajemen mutu ISO 9001:2015. Weakness (Kekuatan dan kelemahan)
Pengecekan analisis gap bermula pada merupakan faktor internal organisasi itu
klausul empat hingga klausul 10. Klausul sendiri, kemudian Opportunities dan Threats
empat menjelaskan konteks organisasi. (peluang dan ancaman) merupakan faktor
Klausul lima menjelaskan tentang internal yang mempengaruhi perkembangan
kepemimpinan. Klausul keenam organisasi.
menjelaskan tentang perencanaan. Klausul
ketujuh membahas tentang dukungan.
Pihak-Pihak Terkait
Klausul kedelapan membahas tentang
operasi. Klausul kesembilan membahas
PT Cahaya Citra Alumindo tentu saja tidak
tentang evaluasi kinerja dan yang terakhir
dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan
yaitu pada klausul sepuluh membahas
dari berbagai pihak di luar perusahaan.
tentang peningkatan. Analisis gap ISO
Karena itu PT Cahaya Citra Alumindo
9001:2015 dilakukan pada awal dan sesudah
memiliki beberapa hubungan dengan pihak –
melakukan perancangan. Hasil dari analisis
pihak terkait.
gap awal sebelum melakukan perancangan
ISO 9001:2015 dapat dilihat pada Tabel 1.
83
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

Model Bisnis Proses atau hasil penjualan velg, sehingga setiap


Divisi mengetahui masalah apa yang sedang
Business process model adalah gambaran terjadi di perusahaan. Komunikasi di dalam
proses bagaimana suatu perusahaan perusahaan selain melalui media sosial group
menangani apabila ada orderan masuk WA juga dilakukan secara formal melalui
hingga barang yang order dikirim ke rapat, banner.
konsumen. Business process model berguna
untuk memahami proses – proses apa saja Analisis Risiko (Klausul 6)
yang terjadi di dalam perusahaan dan
mengetahui keterkaitan/hubungan antar Analisis risiko dibuat melalui tiga tahap
devisi pada perusahaan. yaitu identifikasi, penilaian risiko, dan
penanganan lebih lanjut. Analisis risiko ini
Kepemimpinan (Klausul 5) dibuat oleh masing – masing Divisi dan
diketahui oleh MR (Manager Representative)
Pada PT Cahaya Citra Alumindo sudah menerapkan dengan membuat kemungkinan kegagalan
visi dan misi yang tidak diubah, identifikasi job yang bisa terjadi kemudian MR akan
description, kebijakan mutu, sasaran mutu, Struktur menanyakan atau melakukan wawancara ke
organisasi dan Standar Operasional Prosedur (SOP). setiap Divisi mengenai kemungkinan
kegagalan yang bisa terjadi sudah sesuai
Kebijakan Mutu dari PT Cahaya Citra atau belum.
Alumnindo (Klausul 5.2)
Hasil analisis risiko yang memberikan
Kebijakan yang di tetapkan oleh PT Cahaya dampak paling fatal akan diberi tindakan
Citra Alumindo sebagai berikut: penanganan kedepan untuk meminimalkan
dampak risiko yang tinggi. Penilaian analisis
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan risiko berasal dari perkalian aspek dampak
2. Mengembangkan profesionalisme yang ditimbulkan dengan aspek frekuensi
perusahaan. aspek risiko tersebut.
3. Perbaikan secara terus menerus.
Tingkat risiko tiap aspek dibagi menjadi tiga.
Berikut penjelasan mengenai aspek
Santdar Operasional Prosedur (SOP) frekuensi:
 Sangat jarang terjadi: Frekuensi risiko
SOP merupakan dokumen yang berisi yang ditimbulkan kurang dari satu kali
prosedur atau metode yang digunakan dalam sebulan
sebagai standar dalam melakukan aktivitas  Jarang terjadi: Frekuensi risiko yang
atau prosesnya. SOP merupakan salah satu ditimbulkan dua sampai tiga kali dalam
metode yang digunakan untuk mengontrol sebulan
proses pada PT Cahaya Citra Alumindo,  Sering terjadi: Frekuensi risiko yang
sehingga bisa mencapai sasaran mutu yang ditimbulkan empat kali atau lebih dalam
sudah ditetapkan secara konsisten. SOP sebulan
merupakan salah satu persyaratan ISO
9001:2015 pada klausul 7.5. Berikut penjelasan mengenai aspek risiko:
 Ringan: Risiko yang terjadi tidak
Alat Komunikasi Antar Departemen berdampak pada proses produksi dan
konsumen
Alat komunikasi antar Divisi pada PT  Sedang: Risiko yang terjadi tidak
Cahaya Citra Alumindo dari atas hingga berdampak pada proses produksi
bawahan melalui bantuan social media salah  Parah: Risiko yang terjadi bisa
satu social media yang digunakan adalah mempengaruhi terhadap penilaian
aplikasi whatsapp (WA) yang di mana konsumen
terdapat group untuk setiap perusahaan.
Dalam group perusahaan PT Cahaya Citra Perhitungan yang akan dilakukan adalah
Alumindo hanya orang-orang yang melakukan perkalian antara frekuensi
menangani/penanggung jawab saja yang dengan aspek risiko. Hasil dari perkalian
masuk di dalam group tersebut seperti kepala tersebut akan menggambarkan seberapa
HRD, produksi, PPIC, dan lain-lain dalam risiko yang akan terjadi yang akan dijelaskan
group tersebut akan membahas masalah sebagai berikut:
84
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

 Skor 1 -3 : Risiko Rendah (Dapat


ditoleransi/diabaikan) Pendukung (Klausul 7)
 Skor 5-9 :Risiko Sedang
 Skor 15 :Risiko Tinggi Pada klausul klausul ini terbagi menjadi lima
 Skor 25 : Risiko Sangat Tinggi (Tidak sub – klausul yaitu sumber daya, kompetensi,
dapat ditoleransi) kesadaran, komunikasi dan informasi
terdokumentasi. Pada setiap sub-klausul ini
Berikut merupakan daftar dari analisis risiko telah diaplikasikan pada perusahaan PT
perusahaan dari proses sampai sasaran Cahaya Citra Alumindo. Pada penerapan
mutu. Daftar Analisis Risiko: klausul tujuh (pendukung) dapat membantu
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi HRD. mengoptimalkan perusahaan PT Cahaya
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi Citra Alumindo.
Maintenance
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi Sumber Daya (Klausul 7.1)
Marketing
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo
Pembelian sudah menerapkan karyawan yang
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi PPIC diperlukan sesuai dengan operasional
 Analisis Risiko Sasaran Mutu Divisi perusahaan. Infrastruktur pada perusahaan
Produksi melingkupi pemeliharaan peralatan,
 Analisis Risiko Proses di Divisi Gudang transportasi dan teknologi yang sudah
 Analisis Risiko Proses di Divisi HRD dirawat dengan baik. Keadaan lingkungan
 Analisis Risiko Proses di Divisi sosial pada perusahaan PT Cahaya Citra
Maintenance Alumindo sangat menjunjung tinggi
 Analisis Risiko Proses di Divisi Marketing kekeluargaan tidak ada gap antar divisi
 Analisis Risiko Proses di Divisi Pembelian sehingga karyawan dapat bekerja dengan
 Analisis Risiko Proses di Divisi PPIC semaksimal mungkin, temperatur pada
 Analisis Risiko Proses di Divisi Produksi perusahaan dapat dikategorikan wajar saja
karena sirkulasi udara pada perusahaan
Sasaran Mutu sangat bagus dikarenakan banyak udara
yang masuk dan keluar sehingga tidak
Sasaran mutu merupakan acuan yang menimbulkan temperatur yang sangat panas.
digunakan perusahaan untuk mencapai apa
dituju oleh perusahaan. Sasaran mutu PT Kompetensi (Klausul 7.2)
Cahaya Citra Alumindo adalah sasaran mutu
tiap Divisi. Sasaran mutu dan rencana Kompetensi pada perusahaan PT Cahaya
pencapainnya dibutuhkan perusahaan Citra Alumindo adalah sebagai standar
untuk mengetahui pencapaian perusahaan kinerja dari para operator-operator bekerja
yang mendukung visi dan misi perusahaan pada perusahaan. Standar kompetensi ini
juga dilakukan dengan melakukan pelatihan
Perancangan Perubahan (Klausul 6.3) agar kinerja para operator dapat berkembang
sesuai dengan standar yang telah dilakukan.
Perancangan perubahan yang dilakukan Daftar divisi kokmpetensi yaitu gudang,
pada PT Cahaya Citra Alumindo sudah HRD, PPIC, Produksi, Qc, Pembelian dan
terlihat pada setiap divisi sudah diberikan Marketing. Penilainan kompetensi pada PT
form revisi pada setiap prosedur perusahaan Cahaya Citra Alumindo dinilai dengan
sehingga apabila terdapat perubahan yang menggunakan angka satu, dua dan tiga yang
dilakukan pada Divisi tertentu yang menunjukkan kompetensi kinerja karyawan.
merubah dari sasaran mutu maka akan
tercatat. Perencanaan perubahan yang Kesadaran (Klausul 7.3)
dilakukan oleh PT Cahaya Citra alumindo
telah mempertimbangkan oleh perubahan Kesadaran pada klausul 7.3 membahas mengenai
sistem manajemen kualitas yang mencakup kebijakan mutu, sasaran mutu yang sesuai adalah
sebuah tanggung jawab dari setiap divisi perusahaan,
tujuan, dampak, keutuhan dari sistem
para karyawan juga telah memiliki kesadaran sendiri
manajemen mutu, ketersediaan sumber daya
dengan sistem yang sudah diciptakan oleh
dan perubahan wewenang serta tanggung
perusahaan.
jawab.

85
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

Komunikasi (Klausul 7.4) yang tidak sesuai. Pada setiap sub-klausul ini
telah diaplikasikan pada perusahaan PT
Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo Cahaya Citra Alumindo. Pada penerapan
secara sistematis sudah melakukan klausul delapan (operasional) membantu
komunikasi internal dan eksternal terkait mengoptimalkan operasional yang terdapat
sistem manajemen mutu. Hal tersebut sudah pada perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo.
diketahui oleh direktur perusahaan PT
Cahaya Citra Alumindo, kepala setiap Divisi Perencanaan dan Pengendalian
dan personil setiap Divisi. Komunikasi yang Operasional (Klausul 8.1)
telah dilakukan oleh perusahaan PT Cahaya
Citra Alumindo adalah menggunakan sosial
Perusahaan PT Citra Cahaya Alumindo
media whatsapp group yang dapat dilakukan
kapanpun, dimana saja dan diketahui secara sudah melakukan perencanaan dan
langsung dari atasan hingga bawahan pengendalian agar proses produksi dapat
sehingga komunikasi lebih transparan. berjalan dengan baik dan menghasilkan
Komunikasi yang bersifat privat dan penting, produk yang diinginkan. Salah satu rencana
komunikasi dilakukan secara langsung di produksi yang dimiliki perusahaan PT Citra
pabrik. Cahaya Alumindo adalah rencana produksi
velg dan time schedule.
Informasi Terdokumentasi (Klausul 7.5)

Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo Persyaratan untuk Produk dan Layanan


sudah menerapkan sistem penggunaan (Klausul 8.2)
dokumen-dokumen yang terdokumentasi.
Dokumen-dokumen tersebut tentunya Perusahaan PT Citra Cahaya Alumindo telah
memiliki identifikasi dan format yang layak mengatur komunikasi dengan pelanggan
serta ditinjau dan telah disetujui
yang bertujuan harapan pelanggan dapat
kelayakannya.
diketahui dengan jelas. Kemudian, pada
Dokumen–dokumen tersebut dapat berupa klausul ini Perusahaan PT Citra Cahaya
dalam softcopy maupun hardcopy, selain itu Alumindo telah memastikan bagaimana
dapat berupa database, multimedia dan lain– spesifikasi produk dan layanan yang akan
lain. Pembuatan informasi terdokumentasi diberikan dan juga memastikan bahwa
telah ditetapkan dalam proses penyusunan,
spesifikasi tersebut dapat dipenuhi dan
penerbitan, perlindungan dan pemusnahan
dokumen. Pemberian nomor dokumen yang meninjau kembali spesifikasi yang diberikan
dilakukan pada PT Cahaya Citra Alumindo oleh pihak luar. Pada perusahaan PT Cahaya
sebagai contoh adalah SOP/CCA-WM-01. Citra Alumindo ada beberapa kriteria atau
SOP (standart Operational Procedure) standar yang telah terpenuhi sebelum
adalah kategori dokumen tersebut lalu barang/produk diterima oleh konsumen,
dilanjutkan dengan nama perusahaan yaitu standar–standar produk yang telah
PT Cahaya Citra alumindo yang disingkat
terpenuhi pada proses produksi terdapat tiga
CCA lalu penanggung jawab dokumen
tersebut setelah itu nomor dari dokumen hal yaitu pada proses casting, turning dan
tersebut apabila terdapat halaman dokumen finishing.
lebih dari satu maka lanjutan dari dokumen
tersebut nomor selanjutnya. Desain dan Pengembangan Produk
Layanan (Klausul 8.3)
Operasional (Klausul 8)
Desain dan pengembangan pada klausul ini
Pada klausul ini terdapat tujuh sub-klausul dikecualikan, karena semua desain velg yang
antara lain perencanaan dan pengendalian dibuat oleh perusahaan PT Cahaya Citra
operasional, persyaratan untuk produk dan Alumindo diperoleh atau didapatkan dari
layanan, desain dan pengembangan produk kesepakatan dan persetujuan dari konsumen
dan layanan, pengendalian produk dan dan kepala pabrik sehingga tidak ada
layanan eksternal yang disediakan, produksi pengembangan produk layanan dan desain
dan penyediaan layanan, pelepasan atas produk.
produk dan layanan, kendali atas output

86
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

Pengendalian Peneydia Produk dan menurut klausul ISO 9001:2015 dijabarkan


Jasa Eksternal (Klausul 8.4) menjadi tiga sub-bab antara lain
pemantauan, pengukuran, analisis dan
Perusahaan PT Citra Cahaya Alumindo telah evaluasi, audit internal dan yang terakhir
menentukan kriteria untuk pemilihan tinjauan manajemen. Evaluasi kerja
pemasok dan mengatur aktivitas sangatlah penting dalam meningkatkan
pengendalian terhadap pemasok dalam kinerja para karyawan perusahaan PT
sistem manajemen mutu. Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo.
Citra Cahaya Alumindo telah
mengkomunikasikan semua persyaratan- Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan
persyaratan yang diperlukan bagi pemasok Evaluasi (Klausul 9.1)
untuk menjamin kelayakan persyaratan-
persyaratan tersebut. Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo
belum menentukan apa yang perlu dipantau
Produksi dan Penyediaan Layanan dan diukur, perusahaan PT Cahaya Citra
(Klausul 8.5) Alumindo juga belum melakukan
pemantauan dan pengukuran yang
Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo telah disesuaikan dengan parameter terkait
menyediakan dokumen mengenai pemenuhan persyaratan – persyaratan dan
karakteristik produk dan layanan hingga kinerja sistem manajemen mutu.
aktivitas pelepasan dan pengiriman
diterapkan, monitoring dan measurement Audit Internal (Klausul 9.2)
terhadap proses realisasi produk atau servis
yang dilakukan, pengendalian terhadap Pelaksanaan audit internal yang dilakukan
infrastruktur dan lingkungan, pengendalian pada PT Cahaya Citra Alumindo dilakukan
terhadap ketersediaan sumber daya, validasi pada tanggal 21 Oktober 2019 dan dihadiri
dan re-validasi yang dilakukan, serta proses oleh kepala divisi perusahaan dan dilakukan
delivery dan post-delivery yang dilakukan. audit dengan cara menanyakan kinerja pada
divisi tersebut apakah sudah sesuai dengan
Selain itu, perusahaan PT Cahaya Citra sasaran mutu dan sop perusahaan.
Alumindo telah mengidentifikasi, verifikasi,
dan memberikan perlindungan terkait Tinjauan Manajmen
dengan properti milik pelanggan, dan
memastikan preservation untuk menjamin Tinjauan manajemen yang mencakup
kesesuaian produk atau servis. evaluasi hasil audit internal, kepuasan
pelanggan, sejauh mana sasaran mutu telah
Pelepasan atas Produk dan Layanan dipenuhi, kinerja proses dan kesesuaian
(Klausul 8.6) produk dan layanan, ketidaksesuaian dan
tindakan perbaikan, pemantauan dan
Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo telah pengukuran hasil, kinerja penyedia eksternal
mengidentifikasi produk dan layanan yang belum dilakukan oleh pimpinan puncak PT
tidak sesuai hingga mendokumentasikan Cahaya Citra Alumindo dikarenakan
ketidak sesuaian produk, termasuk kesibukan dari Pimpinan Puncak PT Cahaya
perbaikan yang dilakukan dan siapa yang Citra Alumindo.
berhak memutuskan tindakan apa yang
diambil. Pengendalian dilakukan adalah Peningkatan (Klausul 10)
dengan melakukan tindakan koreksi,
segregasi dan mengkomunikasikan ke Pada klausul sepuluh mengenai
pelanggan serta memperoleh otoritas untuk peningkatan, membahas mengenai
langkah selanjutnya. Oleh sebab itu peningkatan efisiensi yang dilakukan
terbuatlah FTKP (formulir tindak koreksi perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo
dan pencegahan). dalam memenuhi permintaan pelanggan,
tetapi pada klausul ini perusahan telah
Evaluasi Kinerja (Klausul 9) melakukan peningkatan secara
berkelanjutan. Pada klausul ini terbagi
PT Cahaya Citra Alumindo juga sudah menjadi tiga bagian yaitu umum, ketidak
melakukan evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja sesuaian dan tindakan perbaikan dan
yang sudah dilakukan pada perusahaan peningkatan terus menerus.
87
Randy, et all/ Perencanaan dan Implemetnasi ISO 9001:2015 … PT.CCA / Jurnal Titra, Vol. 8, No.1, Januari 2020, pp. 81-88

Umum (Klausul 10.1) Total keseluruhan persentase yang sesuai


dengan ISO 9001:2015 pada gap akhir adalah
Pada peningkatan, membahas mengenai 76.06%. Peningkatan persentase yang
peningkatan efisiensi yang dilakukan dialami adalah sebanyak 41.55 % dari gap
perusahaan dalam memenuhi permintaan awal sebelum perusahaan PT Cahaya Citra
pelanggan, tetapi pada klausul ini perusahan Alumindo melakukan perancangan ISO
diminta untuk melakukan peningkatan 9001:2015.
secara berkelanjutan. Pada klausul ini
terbagi menjadi tiga bagian yaitu umum, Kesimpulan
ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan dan
peningkatan terus menerus. Analisa gap awal sebelum perancangan
sebasar 38,88% setelah dilakukan analisa
Ketidaksesuaian dan Tindakan gap akhir menjadi 76,06%, telah terjadi
Perbaikan (Klausul 10.2) peningkatan sebesar 41,55% hal ini
menunjukan bahwa perencanaan dan
Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo telah implementasi ISO 9001:2015 telah berhasil
mengendalikan ketidaksesuaian dan meningkatkan pemenuhan persyaratan ISO
menangani konsekuensi yang timbul dari 9001:2015.
ketidaksesuaian hingga menyimpan
dokumen tentang ketidaksesuaian dan Hasil audit internal yang telah dilakukan
tindakan yang diambil serta hasil penerapan pada PT Cahaya Citra Alumindo
tindakannya oleh sebab itu dibuatlah form menunjukan beberapa hasil akhir dari audit
FTKP (Form Tindakan Koreksi dan internal pada tujuh divisi pada perusahaan
Pencegahan). PT Cahaya Citra Alumindo. Divisi produksi,
pembelian, maintenance, dan PPIC telah
Peningkatan Berkelanjutan (Klausul memiliki hasil yang baik. Hasil tersebut
10.3) ditunjukkan dengan status “ok” semua.

Perusahaan PT Cahaya Citra Alumindo telah Peningkatan yang dilakukan oleh PT CCA berupa
mempertimbangkan hasil dari proses analisis kontrol terhadap kehadiran pegawai dengan
dan evaluasi kinerja serta hasil tinjauan penerapan Check Lock berdasarkan finger print yang
manajemen untuk menentukan peluang- dapat mempercepat waktu penginputan rekapitulasi
peluang perbaikan. kehadiran dalam setiap hari. Peningkatan lain adalah
dalam pengetesan Air Leak Test yang sebelumnya
Analisis Gap Akhir tidak ditentukan batas tekanan sebesar diatas 300
kPa berdasarkan SNI 4658:2008 sekarang ditentukan
Perancangan yang telah dilakukan dengan batas minimum tekanan sebesar 300 kPA atau 44
pemenuhan klausul pada ISO 9001:2015 Lb/in2.
diukur dengan adanya peningkatan
pemenuhan pada analisis gap akhir. Analisa Daftar Pustaka
gap akhir dapat dapat dilihat pada Tabel 2.
1. Gasperz, V., ISO 9001:2000 and
Tabel 2 Analisis Gap Akhir Continual Quality Improvement, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Kesesuaian
2001.
Persentase
Klausul Tidak Total 2. Wiguno, R. J., Perancangan sistem
Sesuai Klausul
Sesuai manajemen mutu ISO 9001:2015 di divisi
printing development PT. X, Jurnal
Klausul 4 7 0 7 100%
Tirta, (2), 2017, pp. 371-378.
Klausul 5 7 0 13 100% 3. Chrysler, D, Potential Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) Reference
Klausul 6 9 0 9 100%
Manual, Ford Motor Company and
Klausul 7 23 1 24 95,83% General Motors Corporation, Berlin,
Klausul 8 33 29 62 53.23%
1995.
4. Leitch, R. D., Reliability Analysis for
Klausul 9 19 0 19 100% Engineers : An Introduction, Oxford
Klausul 10 8 0 8 100%
University Press, Oxford, 1995.

88

Anda mungkin juga menyukai