Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHTSUL KITAB

“SYARAT-SYARAT SAHNYA IJAB-KABUL DAN BAHASAN KAANA


WA AKHAWATUHAA”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Dosen Pengampu : Ahmad Khoirudin, Lc., M.H.

Disusun oleh:
Kelompok 6 – Ekonomi Syariah/5C
1. Muhtadina Syarif Yusuf (1908204092)
2. Fitri Wulandari (1908204094)
3. Wulan Anggraeni (1908204104)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkata bantuan dan tuntunan
Allah SWT. Dan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Cirebon, 9 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Tujuan/Capaian Pembelajaran................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. Teks Kitab Kuning Tanpa Harakat.........................................................................2

B. Identifikasi Mufradat Asing.....................................................................................2

C. Terjemahan Kalimat Kata Kunci............................................................................4

D. Kaidah Kaana Wa Akhawatuhaa dan Contoh Aplikasinya Pada Teks Bacaan. 5

E. Teks Bacaan Berharakat dan Terjemahan Lengkap.............................................7

F. Studi Perbandingan Fiqh Lintas Mazhab...............................................................8

BAB III....................................................................................................................................10

PENUTUP...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses muamalah manusia tak akan dapat kebutuhannya tanpa berhubungan
dengan orang lain, maka diperlukan adanya kerja sama. Salah satu diantara sekian
banyak bentuk kerja sama yang sangat penting untuk kesejahteraan hidup manusia
adalah jual beli. Sepanjang sejarah manusia jual beli akan terjadi di belahan bumi
manapun. Hal itu dapat dipahami karena manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan
hidupnya, khusunya di bidang materi. Manusia termasuk makhluk yang serba ingin
memiliki, semua yang dilihat dan dimiliki oleh orang lain yang dimilikinya. Namun
dalam kenyataannya, ternyata tidak semua dapat dimiliki dengan berbuat sendiri
Jual beli merupakan proses bertemunya antara penjual dan pembeli, dan dalam
jual beli terdapat barang yang diperdagangkan melalui akad (ijab-kabul). Dengan
demikian, sahnya jual beli secara umum dapat dilihat dari beberapa aspek. Yaitu
keadaan barang yang dijual, tentang tanggungan terhadap barang yang dijulal, serta
sesuatu yang menyertai barang saat terjadi jual beli. Selain itu, akad jual beli, objek,
serta orang yang melakukan akad juga merupakan hal yang penting yang
diperhitungkan dalam jual beli.

B. Tujuan/Capaian Pembelajaran
1. Membaca dengan benar teks kitab tentang syarat-syarat sahnya al-bai’.
2. Menerjemahkan per kata teks kitab.
3. Menjelaskan kandungan fiqh lintas mazhab dalam teks kitab beserta dalilnya.
4. Memahami kaana wa akhawatuhaa.
5. Mengidentifikasi isim dan khobar nya kaana wa akhwatuhaa.

1
‫‪BAB II‬‬

‫‪PEMBAHASAN‬‬

‫‪A. Teks Kitab Kuning Tanpa Harakat‬‬

‫الباب األول‪ :‬في العقد‬

‫والعق د ال يص ح إال بألف اظ ال بيع والش راء ال يت ص يغتها ماض ية‪ ،‬مث ل أن يق ول الب ائع‪ :‬ق د بعت من ك‪،‬‬

‫ويقول املشرتي‪ :‬قد اشرتيت منك‪ ،‬وإذا قال له‪ :‬بعين سلعتك بكذا وكذا‪ ،‬فقال‪ :‬قد بعتها‪ .‬فعند مالك أن‬

‫ال بيع ق د وق ع وق د ل زم املس تفهم إال أن ي أيت يف ذل ك بع ذر‪ ،‬وعن د الش افعي أن ه ال يتم ال بيع ح ىت يق ول‬

‫املشرتي‪ :‬قد اشرتيت‪ ،‬وكذلك إذا قال املشرتي للبائع‪ :‬بكم تبيع سلعتك؟ فيقول املشرتي بكذا وكذا‪،‬‬

‫فقال‪ :‬قد اشرتيت منك‪ .‬اختلف هل يلزم البيع أم ال حىت يقول‪ :‬قد بعتها منك‪.‬‬

‫وعند الشافعي أنه يقع البيع باأللفاظ الصرحية وبالكناية‪ ،‬وال أذكر ملالك يف ذلك قوال‪ ،‬وال يكفي عند‬

‫الشافعي املعاطاة دون قول‪.‬‬

‫وال خالف فيم ا أحس ب أن اإلجياب والقب ول املؤثرين يف الل زوم ال ي رتاخى أح دمها عن الث اين ح ىت‬

‫يفرتق اجمللس‪( ،‬أعين‪ :‬أنه مىت قال للبائع‪ :‬قد بعت سلعيت بكذا وكذا فسكت املشرتي‪ ،‬ومل يقبل البيع حىت‬

‫افرتقا‪ ،‬مث أتى بعد ذلك‪ ،‬فقال‪ :‬قد قبلت أنه ال يلزم ذلك البائع)‪.‬‬

‫‪B. Identifikasi Mufradat Asing‬‬


‫‪No.‬‬ ‫‪Arab‬‬ ‫‪Indonesia‬‬
‫‪1.‬‬ ‫العقد‬ ‫‪akad/transaksi‬‬
‫‪2.‬‬ ‫بألفاظ البيع‬ ‫‪dengan lafal jual‬‬
‫‪3.‬‬ ‫والشراء‬ ‫‪dan lafal beli‬‬
‫‪4.‬‬ ‫صيغتها‬ ‫‪yang bentuk lafalnya‬‬
‫‪5.‬‬ ‫ماضية‬ ‫‪berbentuk fi’il madhi‬‬

‫‪2‬‬
6. ‫البائع‬ sang penjual
7. ‫بعت‬ saya jual
8. ‫املشرتي‬ pembeli
9.
‫اشرتيت‬ saya membeli
10. ‫سلعتك‬ barangmu/produkmu
11. ‫قد وقع‬ telah terjadi

12. ‫وقد لزم‬ dan benar-benar telah lazim transaksi


tersebut
13. ‫ملستفهم‬ yang menyuruh menjual barang
14. ‫بعذر‬ dengan alasan membatalkan
15. ‫يتم‬ sempurna/sah
16. ‫اختلف‬ diperdebatkan /adanya perbedaan pendapat
17. ‫الصرحية‬ tegas
18. ‫وبالكناية‬ kiasan (memiliki 2 makna)
19. ‫قوال‬ suatu pendapatpun
20. ‫املعاطاة‬ transaksi jual beli tanpa adanya ijab kabul
21. ‫أحسب‬ yang saya ketahui
22. ‫يف اللزوم ال يرتاخى‬ dalam keabsahan jual beli tidak boleh
terpisah jeda waktu
23. ‫حىت يفرتق اجمللس‬ terpisah majelis akad/tempat transaksi
24. ‫سكت‬ diam
25. ‫ومل يقبل‬ dan pembeli tidak mengucapkan kabul

C. Terjemahan Kalimat Kata Kunci

‫والعقد ال يصح إال بألفاظ البيع والشراء اليت صيغتها ماضية‬ 

،‫ قد اشرتيت منك‬:‫ ويقول املشرتي‬،‫ قد بعت منك‬:‫مثل أن يقول البائع‬ 

‫ قد بعتها‬:‫ فقال‬،‫ بعين سلعتك بكذا وكذا‬:‫وإذا قال له‬ 

‫فعند مالك أن البيع قد وقع وقد لزم املستفهم إال أن يأيت يف ذلك بعذر‬ 

3
،‫ قد اشرتيت‬:‫وعند الشافعي أنه ال يتم البيع حىت يقول املشرتي‬ 

Terjemahannya :
 Adapun transaksi tidak akan sah kecuali kecuali ada lafal jual dan lafal beli yang
bentuknya berupa fi’il madhi.
 Contohnya hendaknya sang penjual mengatakan “benar-benar saya jual barang saya
kepada anda” dan hendaknya pembeli menjawab “benar-benar telah saya membeli
barang tersebut dari anda.”
 Dan ketika pembeli mengatakan kepada penjual, “jual lah kepadaku
barangmu/produkmu dengan harga sekian dan sekian” maka penjual menjawab “saya
telah benar-benar menjual barang tersebut kepada anda.”
 Maka menurut Imam Malik, bahwasanya jual beli telah terjadi dan benar-benar telah
lazim transaksi tersebut yang menyuruh menjual barang kecuali mendatangkan
pembeli tersebut dalam transaksi dengan alasan membatalkan transaksi/jual beli
tersebut.
 Dan menurut Imam Syafi’i bahwasanya tidak sah jual beli tersebut sehingga pembeli
mengatakan “saya telah membelinya”

D. Kaidah Kaana Wa Akhawatuhaa dan Contoh Aplikasinya Pada Teks Bacaan


Dalam pembahasan mubtada dan khobar kita telah mengetahui bahwa
keduanya harus dibaca rofa'. tapi hukum mubtada dan khobar akan rusak dikarenakan
ada amil yang masuk kepada keduanya, amil ini biasa disebut dengan amil nawasikh
(amil yang menghapus/merusak tatanan hukum mubtada & khobar)
1. َ‫َكان‬
‫َكانَ ْال َولَ ُد نَائِ ًما‬

(Anak itu tidur)

Setelah kemasukan َ‫ َكان‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْال َولَ ُد‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

2. ‫أَ ْم َسى‬ )Berada di waktu sore)

‫أَ ْم َسى ْالبَقَ ُر َشابِعًا‬

Sapi itu kenyang di waktu sore

4
Setelah kemasukan ‫أَ ْم َسى‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْالبَقَ ُر‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

3. ‫أَصْ بَ َح‬ ) Menjadi/Berada di waktu pagi)

‫أَصْ بَحْ تَ ُمدَرِّ سًا‬

Kamu menjadi guru

Setelah kemasukan َ‫أَصْ بَحْ ت‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ً‫" ُم َد ِّرس‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

4. ‫) أَضْ َحى‬Berada di waktu dhuha/menjadi)

‫أَضْ َحى ْال َغنَ ُم َم ِر ْيضًا‬

Kambing itu sakit di waktu dhuha

ْ َ‫أ‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫" ْال َغنَ ُم‬
Setelah kemasukan ‫ َحى‬o ‫ض‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

5. ‫ظَ َّل‬ )Berada di waktu siang)

‫ظَ َّل ْال َوالِ ُد َسا ِهرًا‬

Bapak senantiasa begadang

Setelah kemasukan ‫ ظَ َّل‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْال َوالِ ُد‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

6. َ‫بَات‬ )Bermalam)

ِ َ‫بَاتَ ْال َج ُّو ب‬


‫اردًا‬

Cuaca dingin di malam hari

Setelah kemasukan َ‫بَات‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْال َج ُّو‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

7. ‫ار‬
َ ‫ص‬َ )Menjadi)

‫صا َر ُم َح َّم ٌد نبِيًّا‬


َ

5
Muhammad menjadi nabi

Setelah kemasukan ‫ا َر‬oo‫ص‬,


َ maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫" ُم َح َّم ٌد‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

َ ‫لَي‬
8. ‫ْس‬ )Tidak)

‫سارقًا‬ َ ‫لَي‬
ِ ‫ْس ال َّر ُج ُل‬
Laki-laki itu bukan pencuri

Setelah kemasukan ‫ْس‬ َ ‫لَي‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ ُل‬ooُ‫" ال َّرج‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

9. ‫َزا َل‬
ِ ‫َما زَ ا َل ْال َمطَ ُر‬
‫غز ْيرًا‬ ) Hujan senantiasa deras)

Setelah kemasukan ‫ال‬َ َ‫ا ز‬oo‫ َم‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ ُر‬oَ‫" ْال َمط‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

10. ‫بَ ِر َح‬


ً‫صافِيَة‬
َ ‫ت ال َّس َما ُء‬
ِ ‫َما بَ ِر َح‬ ) Langit senantiasa)

Setelah kemasukan ‫ت‬ ِ ‫ر َح‬o َّ "


ِ oَ‫ا ب‬oo‫ َم‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ َما ُء‬o ‫الس‬
berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

َّ َ‫اِ ْنف‬
11. ‫ك‬
‫ك ْال َج ُّو غَائِ ًما‬
َّ َ‫ ) َما ا ْنف‬Cuaca senantiasa mendung)

Setelah kemasukan ‫ك‬ َّ َ‫ َما ا ْنف‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْال َج ُّو‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

12. ‫فَتِ َئ‬


ِ َ‫ ) َما فَتِ َئ ْال َج ُّو ب‬Cuaca senantiasa dingin)
‫اردًا‬

Setelah kemasukan ‫ َما فَتِ َئ‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada " ‫ " ْال َج ُّو‬berubah
menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana.

E. Teks Bacaan Berharakat dan Terjemahan Lengkap

‫ فِي اَ َلع ْق ِد‬: ‫األو ُل‬


َ ‫اَلباَب‬

6
‫ قَ ْد‬: ‫ ِمثْ ُل ان يَّ ُق ْو َل اَلْبَ ائِ ُع‬،ٌ‫اض ية‬ ِ ‫اش‬
ِ ‫راء اَلَيِت ِص يغَُتها م‬ ِ ‫ص ح إالَ بأَلْ َف‬
ِّ ‫اظ اَلَْبْي ِع َو‬ ِ
َ َ ْ ُ َ‫َوالْ َع ْق ُد الَ ي‬

َ ‫ت ِمْن‬
ِ
َ َ‫ بِ ْع ِن ِس ْل َعت‬: ُ‫ َوإِ َذا قَ َال لَ ه‬،‫ك‬
: ‫ َف َق َال‬،‫ك بِ َك َذا َو َك َذا‬ َ ‫ت ِمْن‬
ُ ْ‫ قَ ْد ا ْش َتَري‬: ‫ملش رَتِ ي‬
ْ َ‫ َو َي ُق ْو ُل ا‬،‫ك‬ ُ ‫بِ ْع‬
َ‫لش افِعِ ْي أَنَهُ ال‬
َّ َ‫ َو ِعْن َد ا‬،‫ك بِعُ ْذ ِر‬ ِ ِ َ‫ك اَ َن اَلْبي ع قَ ْد وقَع وقَ ْد لَ ِزم ا‬
َ ‫ملس تَف ِه َم إالَ اَن يَّأيِت َ يِف َذال‬
ْ َ َ َ َ َ َْ
ِ ِ‫ فَعِْن َد مال‬.‫قَ ْدبِعُتها‬
َ َْ
ِ ْ َ‫ و َك َذلِك إِ َذا قَ َال ا‬،‫ قَ ْد اِ ْش تريت‬:‫ملش ِ ي‬
‫ك؟ َفَي ُق ْو ُل‬َ َ‫ بِ َك ْم تَبِْي ُع ِس ْل َعت‬: ‫ملش رَتِ ي ل ْلبَئِ ُع‬ َ َ ُ ْ ََ
ِ
‫يَت ُم اَلَْبْي ُع حَىَت َي ُق ْو ُل اَ ْ رَت‬
ِ
َ ‫ قَ ْدبِ ْعُت َها ِمْن‬: ‫ف َه ْل َي ْلَز ُم اَلَْبْي ُع اَْم الَ َحىَت َي ُق ْو ُل‬ َ ‫ت ِمْن‬
ِ ِ
.‫ك‬ َ ‫ اُ ْختُل‬.‫ك‬ ُ ْ‫ َف َق َال قَ ْد ا ْشَتَري‬،‫اَلْبَئ ُع بِ َك َذا َو َك َذ‬

‫ َوالَ يَك ِْفي‬،ً‫ك َق ْوال‬ ِ ِ ِ‫ والَ اَذْ ُك ر ملال‬،‫الكنَاي ِة‬


َ ‫ك يِف ذَل‬ ُ َ َ ِ‫لص ِرحْي ة َوب‬
ِ ‫لش افِعِي أَنَه ي َق ع اَلْبي ع بِاألَلْ َف‬
ِ ِ َّ َ‫اظ ا‬
ُ ْ َ َ َ ُ ْ َّ َ‫َوعْن َد ا‬
ِ

.‫املعاطَاةُ َد ْو َن َق ْو ٍل‬ ِِ ِ
َ ‫عْن َد اَلشَّافعي‬
ِ ِ َ َ‫والَ ِخال‬
‫َح ُد مُهَ ا َع ِن الثَّايِن حَىَت‬ َ ‫اب َوالْ َق ابُول املاُؤثَِريْ ِن يِف الْلُ ُز ْوم الََيَت َر‬
َ ‫اخى أ‬ َ َ‫ب أَ َن اإلجي‬
ُ ‫َح َس‬
ْ ‫ف فْي َم ا أ‬ َ
ِ ‫ قَ ْد بِع‬: ‫ أَنَه م قَ َال اَلْبئِ ع‬: ‫ (أ َْعيِن‬،‫ي ْف ِ َق اجمللِس‬
‫ َومَلْ َي ْقبَ ْل اَلَْبْي َع‬،‫ملش رَتِ ي‬ َ ‫ت س َلعيِت بِ َك َذا َو َك َذا فَ َس َك‬
ْ َ‫ات ا‬ ُ ْ َُ ‫ُ َىَت‬ ُ ‫َ رَت‬
.)‫ك اَلْبَائِ َع‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ قَ ْد قَبِْل‬:‫ َف َق َال‬،‫ك‬
َ ‫ت أَنَهُ اَل َيْلَز ُم ذَل‬ َ ‫ مُثَ أَتَى َب ْع َد ذَل‬،‫حَىَت ا ْفَتَرقَا‬

Terjemahan :
Adapun transaksi tidak akan sah kecuali kecuali ada lafal jual dan lafal beli yang
bentuknya berupa fi’il madhi. Contohnya hendaknya sang penjual mengatakan “benar-benar
saya jual barang saya kepada anda” dan hendaknya pembeli menjawab “benar-benar telah
saya membeli barang tersebut dari anda.” Dan ketika pembeli mengatakan kepada penjual,
“jual lah kepadaku barangmu/produkmu dengan harga sekian dan sekian” maka penjual
menjawab “saya telah benar-benar menjual barang tersebut kepada anda.” Maka menurut
Imam Malik, bahwasanya jual beli telah terjadi dan benar-benar telah lazim transaksi tersebut
yang menyuruh menjual barang kecuali mendatangkan pembeli tersebut dalam transaksi
dengan alasan membatalkan transaksi/jual beli tersebut. Dan menurut Imam Syafi’i
bahwasanya tidak sah jual beli tersebut sehingga pembeli mengatakan “saya telah
membelinya”. Dan begitu pula hukumnya jika pembeli mengatakan kepada penjual :
“Dengan harga berapa kamu menjual barang ini?”, maka penjual menjawab “Dengan harga
sekian dan sekian”, maka pembeli tadi mengatakan : “Benar-benar saya membeli barang

7
tersebut darimu.” Ada perbedaan pendapat apakah sah jual beli nya atau tidak sah sehingga
mengatakan penjual tadi : “Benar-benar saya menjual barang tersebut kepada anda”
Menurut Imam Syafi’i bahwasanya sah jual beli dengan menggunakan kosakata yang
tegas atau kiasan (memiliki 2 makna). Dan saya tidak ingat (penulis kitab) dalam mazhab
Malik dalam hal tersebut suatu pendapatpun, dan tidak cukup (belum sah) menurut Imam
Syafi’i jual beli mu’atoh (transaksi tanpa menggunakan ijab kabul) tanpa kata-kata.
Dan tidak ada perbedaan pendapat dalam hal yang saya (penulis kitab) ketahui
bahwasanya ijab dan penerimaan yang berpengaruh dalam keabsahan jual beli tidak boleh
terpisah jarak salahsatu ijab kabul tadi dari yang lain sehingga terpisah dari majelis akad
(tempat transaksi), (maksud saya : bahwasanya kapan penjual mengatakan “saya telah
menjual barang saya dengan harga sekian dan sekian dan pembeli tersebut diam (tidak
mengucapkan kabul) terhadap penjulan tersebut sampai keduanya berpisah, kemudian
pembeli nya datang kembali setelah itu kemudian pembeli mengatakan “Ya, saya terima
penjualan anda yang tadi”, bahwasanya tidak diharuskan atau diterima kabulnya pembeli tadi
kepada penjual.

F. Studi Perbandingan Fiqh Lintas Mazhab


Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti menjual,
mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-bai’ dalam
bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata asy syira
(beli). Dengan demikian, kata al-bai’ berarti jual, tetapi sekaligus berarti beli (Haroen,
2000:111). Menurut bahasa, jual beli berarti menukarkan sesuatu dengan sesuatu. Jual
beli harus memuhi empat rukun yang tidak boleh di tinggalkan yaitu ijab,qabul, objek
perjanjian, pihak pihak yang melaksanakan perjanjian . Ada bebedapa pendapat dalam
jual beli online diantaranya :
1.) Menurut Madzhab Asy-Syafi’i bahwa jual beli tersebut tidak sah. Tetapi tidak
mensyaratkan perbuatan hati dalam syarat dan rukun jual beli. Jadi prinsip itikad
baik bukan hanya perbuatan batin saja, tetapi merupakan cerminan dan tingkah
laku dalam perbuatan yang sesuai dengan hukum-hukum syari’at. Menurut imam
syafii bahwasannya jual beli sah dengan redaksi redaksi yang jelas.
2.) Menurut ImamAn-Nawawi dan ulama lainnya memutuskan keabsahan jual beli
mu’athah dalam setiap transaksi yang menurut urf (adat) tergolong sebagai jual
beli karena tidak ada ketetapan yang mensyaratkan pelafazhan akad. An-Nawawi

8
berpendapat juga bahwa jual beli mu’athah bisa dilaksanakan dalam semua
transaksi jual beli.
3.) Menurut pendapat Imam Malik sama dengan pendapat imam an-nawawi
bahwasannya jual beli muatoh itu sah dengan tindakan secara urf (adat istiadat).

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun transaksi tidak akan sah kecuali kecuali ada lafal jual dan lafal beli yang
bentuknya berupa fi’il madhi.
2. Menurut Madzhab Asy-Syafi’i bahwa jual beli tersebut tidak sah. Tetapi tidak
mensyaratkan perbuatan hati dalam syarat dan rukun jual beli. Jadi prinsip itikad
baik bukan hanya perbuatan batin saja, tetapi merupakan cerminan dan tingkah
laku dalam perbuatan yang sesuai dengan hukum-hukum syari’at. Menurut imam
syafii bahwasannya jual beli sah dengan redaksi redaksi yang jelas.
3. Menurut ImamAn-Nawawi dan ulama lainnya memutuskan keabsahan jual beli
mu’athah dalam setiap transaksi yang menurut urf (adat) tergolong sebagai jual
beli karena tidak ada ketetapan yang mensyaratkan pelafazhan akad. An-Nawawi

9
berpendapat juga bahwa jual beli mu’athah bisa dilaksanakan dalam semua
transaksi jual beli.
4. Menurut pendapat Imam Malik sama dengan pendapat imam an-nawawi
bahwasannya jual beli muatoh itu sah dengan tindakan secara urf (adat istiadat).
5. Kaidah kaana wa akhawatuhaa adalah isim yang masuk kepada mubtada’ dan
khabar. Berfungsi merafa’kan mubtada yang disebut isim kaana dan menasabkan
khabar yang disebut khabar kaana.

DAFTAR PUSTAKA

Ajuna, L. H. (2016). Kupas Tuntas Al-Bai'. BISNIS Vol.4 No.2.

Razin, A. R. (2015). Ilmu Nahwu Untuk Pemula. BISA.

Rusyd, I. (2007). Bidayatul Mujtahid; Analisa Fiqih Para Mujtahid . Jakarta : Pustaka

Amani.

http://mujianggun.blogspot.com/2015/12/makalah-bahasa-arab-kaana-wa-akhowatuha-html

https://hanasama.com/contoh-lengkap-kana-wa-akhwatuha-dalam-kalimat/

https://you.tube/Fr3uESSNUtQ

10
11

Anda mungkin juga menyukai