Anda di halaman 1dari 22

BAB II PEMBAHASAN

Gerak merupakan salah satu cirri makhluk hidup. Hewan berbeda dengan tumbuhan
Karena kemampuannya untuk bergerak dengan cepat, dan gerak cepat pada hewan sering
dihubungkan dengan otot. Tumbuhan dapat memperlihatkan gerak, tetapi gerak ini biasanya
merupakan akibat dari perubahan tekanan turgor atau pertumbuhan. Ada tiga mekanisme
dasar yang dapat menimbulkan gerak pada hewan, yaitu : gerak ameboid, gerak silia dan
flagella, serta kontraksi otot.

Kini sudah diketahui bahwa sebenarnya gerak pada semua hewan tergantung pada
suatu mekanisme dasar, yaitu protein kontraktil yang mampu mengubah bentuknya menjadi
panjang dan pendek. Sistem protein kontraktil ynag paling penting adalah sstem aktomiosin,
yang terdiri atas dua macam protein kontraktil aktin dan myosin. Ini merupakan suatu system
biomekanik yang hamir universal, dijumpai pada protozoa sampai vertebrata. Denagn peran
fungsional yang beraneka ragam. Meskipun sepintas lalu Nampak berbeda, namun semua tipe
gerak merupakan proses yang memerlukan energy. Pada proses itu energy kimia yang
tersimpan dalam ATP diubah menjadi energy mekanik protein kontrfaktil. (Soewolo,2000.
45-46)

2.1 Macam Gerak pada Invertebrata


a. Gerak ameboid
Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba
dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan
menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel
seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut
plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular), suatu
ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma yang lebih encer.
Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di
beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel begerak ke arah
itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang
permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana
saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi
ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang
lebih encer yang terletak lebih dalam.

b. Gerak Kelijak dan Flagel


Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kelijak (cilia, rambut getar )
merupakan nama umum untuk :
1. Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau
beberapa saja pada sel.
2. Kelijak dalam arti sempit yang jauh lebih pendek dan terdapat dalam jumlah
besar pada sel.

Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai
flagel misalnya koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida
dan sel sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada
tubuh permukaan Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan
kecuali Nematoda dan Arthopoda.

Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola geraknya.
Suatu flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip pada ular sehingga air didorong
sejajar dengan sumbu memanjang flagel. Sebaliknya, kelijak bergerak tidak
semetris ;gerak kearah yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/
kaku disertai tenaga kuat dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh gerak balik
yang lambat dengan kelijak melengkung berawal dari pangkalnya (kayuhan balik),
sehingga kembali pada posisi semula. Air didorong sejajar dengan permukaan yang
berkelijak itu. Gerak dasar kelijak terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak
yang paling sederhana), gerak fleksural dan gerak undulasi.
2.2 Gerak pada Vertebrata
a. Pisces
Ikan (pisces) merupakan hewan poikiloterm yang hidup di air. Ikan disebut hewan
poikiloterm karena suhu tubuhnya tidak tetap (berdarah dingin), yaitu terpengaruh oleh
suhu di sekitarnya.
1) Karakteristik Umum Pisces
- Hidup di dalam air laut dan air tawar.
- Tubuhnya terbagi atas kepala, badan dan ekor.
- Kulit (cutis) terdiri dari dermis dan epidermis, yang pada umumnya bersisik dan
berlendir.
- Mempunyai 4 macam sisik, yaitu sikloid, stenoid, plakoid, dan ganoid yang
diselubungi zat lendir sebagai pelindung dan penutup tubuh.
- Bernafas dengan insang
- Mempunyai sirip dada, sirip perut, sirip ekor, dan sirip punggung.
- Mempunyai gurat sisi/ titik perasa yang berada di sepanjang sisi tubuhnya.
Fungsinya ialah untuk mengetahui arus dan tekanan dalam air.
- Termasuk hewan poikiloterm (berdarah dingin)
- Tubuh terbagi atas kepala, badan dan ekor.
- Rangka dalam (endoskeleton) terdiri atas tulang rawan atau tulang sejati.
2) Sistem Gerak pada Pisces
Hewan yang habitatnya berada di dalam air mempunyai massa jenis yang lebih kecil
daripada massa jenis air tempat ia berada. Massa jenis hewan yang kecil memberikan
gaya angkat yang besar di dalam zat cair sehingga hewan-hewan air dapat melayang-
layang dan bergerak dengan bebas di dalam air dengan mengeluarkan sedikit energi.
Sebagian besar hewan air mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, hal ini berguna
untuk memudahkan hewan meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan saat berada di dalam air.
Jika diamati, ikan selalu mengeluarkan gelembung-gelembung udara ketika berenang,
hal ini bertujuan untuk mengatur gerakan tubuh ikan ketika naik dan turun saat di dalam
air. Tulang belakang dan otot-otot ikan bersifat fleksibel yang berguna untuk mendorong
tubuh ikan ketika bergerak di dalam air. Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1. Alat gerak aktif ikan berupa otot bersegmen yang disebut miotom.
2. Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan
ketika bergerak didalam air.
3. Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air.
4. Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan.
5. Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical
6. Susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan
didalam air.
3) Sistem Rangka
Berdasarkan letak dan fungsinya, rangka pada ikan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
 Rangka axial
Mencakup tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.
 Rangka visceral
Mencakup semua bagian tulang lengkung insang dan derivatnya.
 Rangka appendicular
Mencakup sirip dengan pelekat – pelekatnya.
Berdasarkan letaknya terhadap tubuh, rangka ikan dibedakan menjadi :
 Eksoskeleton (rangka luar), contoh sisik (squama)
 Endoskeleton (rangka dalam), contoh: columna vertebralis
Sistem rangka pada ikan terdiri dari:
 Tulang rawan
 Tulang keras
 Jaringan pengikat
 Sisik (squama)
 Komponen – komponen gigi
 Jari – jari sirip
 Penyokong sel pada sistem saraf
Berdasarkan letaknya :
- Tulang tengkorak (Cranial)
- Tulang punggung
- Tulang rusuk
- Tulang disebut rangka visceral penyokong insang disebut- tulang penyokong sirip
rangka appendicular
Tulang-tulang penutup insang :
 Operculum
 Sub operculum – di bawah
 Pre operculum – di depan
 Interculum – diantara
4) Sirip pada Ikan
Menurut Rahardjo (1985), pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu :
 sirip punggung (pinna dorsalis)
 sirip perut (pinna abdominalis )
 sirip dada (pinna pectoralis)
 sirip dubur (pinna analis)
 sirip ekor (pinna caudalis)

5) Sisik pada Ikan


Berdasarkan asal, struktur dan fungsi, sedemikian variasi, sehingga sisik
dianggap sebagai hal yang penting dalam klasifikasi tipe struktur sisik pada ikan
dibedakan menjadi 4 antara lain:
1. Sisik Plakoid
Merupakan sisik yang tertanam pada kulit yang tersusun dari lempeng tulang dibagian
basal , menuju ke atas menembus kulit kemudian mengara ke belakang membentuk
tonjolan seperti duri yang tersusun dari dentin. (Sukiya, 2005)

2. Sisik Ganoid
Tipe sisik yang tampak jelas yang berbentuk seperti belah ketupat yang tersusun rapat
satu sama lain dan tersusun searah diagonal tubuh. Tampak jelas pada ikan garis
(Sukiya, 2005). Di atas lempengan dasar sisik dilapisi oleh substansi mirip email tipis,
yang disebut ganoin. Oleh karena adanya ganoin pada sisik beberapa Chondrostei dan
Holostei, maka kelompok ini sering disebut ikan-ikan ganoid (telah punah) (Sukiya,
2005)

3. Sisik Sikloid
Sebagian besar terdapat pada ikan tulang keras, tertanam bagian depannya di celah-
celah kulit, bagian distal kulit menutup sisik berikutnya (Sukiya, 2005).

4. Sisik Ctenoid
Pada dasarnya sama seperti sikloid mengenai struktur dan susunannya, tetapi berbeda
pada bagian belakangnya yaitu berbentuk sisir (Sukiya, 2005). Beberapa species
mungkin mereduksi menjadi satu tonjolan atau spina (duri). Sisik Ctenoid ditemukan
menjadi duri sirip dorsal pada ikan pari (Sukiya, 2005)

4) Sistem Otot
Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh.
Gerak otot yang disengaja oleh ikan antara lain yaitu:
1. Menggerakan mata
2. Membuka dan menutup mulut
3. Membuka dan menutup insang
4. Menggerakan sirip ke atas atau ke samping
5. Melawan arus air
5) Mekanisme Gerak pada Ikan
Salah satu jenis gerakan hewan air adalah berenang, seperti yang dilakukan oleh
ikan. Ikan mempunyai struktur rangka yang mendukung mekanisme geraknya dalam air.
Lihat Gambar 4.21. Ikan bergerak dengan meliuk-liukkan rangka tubuhnya sehingga
tubuhnya terdorong ke depan. Siripnya berfungsi sebagai kemudi dan alat penjaga
keseimbangan.
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih
sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar
dibandingkan dengan udara. Hewan air mampu bertahan karena adanya gaya angkat.
Tubuh hewan air tidak lebih rapat dari lingkungan perairannya dan harus mampu untuk
mempertahankan posisinya di air. Meskipun membutuhkan sedikit energi lebih untuk
mempertahankan posisi vertikal, namun bergerak pada posisi horizontal akan jauh  lebih
sulit. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang
khas. Salah satu bentuk tubuh yang paling banyak dimiliki oleh hewan air adalah bentuk
torpedo, meskipun mekanisne yang digunakan untuk bergerak berbeda. Bentuk tubuh ini
memungkinkan tubuh meliuk dari sisi ke sisi, seperti yang terjadi pada ikan hiu dan
banyak ikan lainnya, atau gerakan atas dan bawah, seperti pada mamalia laut.

6) Ikan hiu
Alat gerak hiu berupa sirip. Tulang di bagian ventral dari pusat sirip ikan hiu disebut
korakoid, sedangkan yang memanjang ke arah dorsal di bagian tepi sirip disebut
skapula.
b. Amphibi
1) Sistem Rangka
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak. Fungsi
rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging berguna
untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak.Kemudian pada
fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan
permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum merupakan skeleton axiale
sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.

Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:

a) Cranium yang sempit


b) Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula yang
besar untuk mata.
c) Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).
Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum
(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek
dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang
terjadi pada reptil, burung atau mamal. Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang
tungkai dengan empat jari kaki pada kaki depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah
jari mungkin ada yang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak
ada pada Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam
tanduk pada jari-jarinya.
Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi
menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan
urostyl, yang merupkan silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen
pendek yang fleksibel seperti vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas
centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat
sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang processus
articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak memunyai
tulang rusuk (costale). Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis
(pectoral gridle) yang berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam
thorax. cingulum cranialis melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-
masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Supra scapula sebelah dorsal,
scapula kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan coracoid yang lebar
sebelah ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang rawan besar,
tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum
bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis
yang merupakan sendi tempat kepala os humerus. Tumpuan extemitas posterior
berupa cingulum posterior (pelvic gridle) merupakan persatuan tulang yang
mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium sebelah anterior, os oschium sebelah
posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada ketiga tulang tersebut bertemu teerdapat
mangkokan yang disebut acetabulum tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap
bagian dari sepasang os illium yang merupakan tulang yang memanjang sejajar
dengan urostyl dan sejajar dengan sacrum.

Gambar Sistem Rangka Katak

Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang tempurung kepala


bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum posterior merupakan tulang-
tulang yang terangkai menjadi satu. Tulang yang bersenyawa tidak dapat digerak-
gerakkan terhadap satu sama lain. Pada humerus dan femur terdapat satu hubungan
bentuk bola dan mangkokan yang menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat
pada siku dan lutut. Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari
jaringan ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-otot daging yang dapat memanjang
dan memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang panjang dibedakan atas bagian
central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut epiphyse.Pada tulang-
tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain, dan amsing-masing
epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur dan terkunci oleh
sutura.Pada katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga tulang itu dapat tumbuh
terus.Pada burung dan sebagian besar mamalia, masing-masing sutura menjadi tulang
keras pada saat tertentu. Dengan demikian pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak
mungkin terjadi.

2) Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi
antara ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral,
membuka dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan sirip yang
relatif sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini. Sistem otot pada
amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda perbedaan.
Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau
dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam
pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi. Selanjutnya otot hipaksial terlepas
atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique
eksternal,oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat
kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau
memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot. Beberapa diantaranya
terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.
Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu
otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.
Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot daging sebelah
luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pada tulang-
tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.Masing-
masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh
jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan.Bagian
central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang merupakan
bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki
perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang
yang disebut “tendon”.
Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-
memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan
bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan.
Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model
aktivitasnya dengan masing-masing contoh:
 Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai
pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
 Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps
meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
 Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota);
contoh deltoid menarik lengan ke samping.
 Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota);
contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
 Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan
kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.
 Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter
mengangkat rahang untuk menutup mulut.
 Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan memutar
femur.
Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur umum:
(1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang
membentuk didnding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang
menyisip, misalnya biceps atau deltoid dan (3) otot daging sphincter dengan serat
melingkar, misalnya sphincter ini yang berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-
sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh
sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris
yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.
c. Reptilia
Golongan reptil misalnya kadal, mempunyai perkembangan yang baik pada rangka
bagian tungkai. Begitu pula dengan jenis cecak. Struktur telapak kaki cecak memiliki
bantalan kaki pelekat sehingga memungkinkan gerakan memanjat dinding dan berlari
di langit-langit secara terbalik. Pada ular, gerakan terjadi saat rangka tubuh meliuk ke
kiri dan ke kanan. Gerakan ini dikenal sebagai lokomosi berkelok-kelok. Bagian
samping tubuh ular bertumpu pada bagian permukaan yang tidak rata dan bila ayunan
gelombang sampai ke belakang, ular akan meluncur ke depan dengan sisik licin yang
menutupi perutnya. Golongan reptil yang lain misalnya penyu, mempunyai sirip pipih
sehingga menjadi perenang yang baik. Namun, keberadaan sirip tersebut justru
membuat penyu susah bergerak di darat.
Tungkai pada reptil terletak di samping tubuh. Akibatnya reptil memiliki badan
yang menggantung di antara kaki. Proporsi tubuh dengan keempat alat gerak
menopang seluruh tubuh ini menyebabkan reptil memiliki keseimbangan yang lebih
stabil dibandingkan mamalia. Pada mamalia yang paling berfungsi menopang tubuh
adalah tungkai tubuh bagian bawah. Meskipun demikian, dengan tipe tubuh seperti itu
mamalia menjadi lebih leluasa bergerak. Ular memiliki cara pergerakan yang beda
karena ular tidak menggunakan tungkainya sebagai alat pergerakan ada empat macam
cara pergerakan yang berbeda pada ular, yakni:
1) Lateral Undulation
Lateral Undulation atau serpentine crawling adalah istilah untuk pergerakan ular
yang membentuk huruf S. Bagian tubuh yang terdekat dengan objek dan
menggunakannya sebagai dorongan dengan membentuk tubuh di daerah tersebut.
Teknik yang sama digunakan saat ular berenang melewati air.

2) Rectilinear locomotion
Rectilinear locomotion  atau  cartepillar crawling  membentuk garis lurus.
Menggunakan otot perut bagian bawah, membentuk gerakan seperti ulat berjalan.
Biasa dipakai oleh ular-ular berukuran besar seperti boa, piton, juga viper. Tetapi
ular-ular yang lebih kecil juga biasa menggunakan gerakan ini, yaitu saat ular
menelan makan [pada bagian akhir.

3) Sidewinding
Sidewinding adalah bentuk pergerakan spesial yang digunakan beberapa viper di
pasir, dimana pergerakan lain kurang efektif. Dimulai dengan gerakan
mengangkat kepala dan leher, lalu melemparnya kesamping. Kepala sebagai
jangkar menarik bagian badan lainnya. Sebelum ekor sampai, ular telah melempar
kepalanya lagi. Membentuk gerakan yang tak terputus.  

4) Slide Pushing
Slide Pushing adalah dorongan bertenaga pada tubuh dalam undulasi besar dengan
gerakan slide menyamping. Mengerakkan tubuh dalam area luas di atas
permukaan. Tubuh ular mendorong dengan tenaga cukup untuk menggerakan
tubuh sedikit kedepan dalam satu waktu.
d. Aves
1) Sistem rangka pada aves

Burung memiliki kerangka yang ringan. Sebagian besar tulang burung


yang memiliki kemampuan terbang strukturnya tipis dan berlubang, beberapa
memiliki penopang internal maupun gulungan (cross wall) yang membuat mereka
sangat kuat . (Beberapa burung tidak terbang , seperti penguin , memiliki tulang yang
kuat) keel berbentuk sternum (tulang dada) adalah di mana otot-otot penerbangan kuat
menempel tubuh . Burung memiliki jumlah yang lebih kecil dari tulang dari mamalia
atau reptil . Hal ini karena banyak dari mereka tulang-tulangnya telah menyatu
bersama-sama ( seperti dari bagian tengah ke bawah tulang belakang ) membuat
kerangka lebih kaku . Burung juga memiliki jumlah tulang leher lebih (cervical)
vertebra daripada banyak hewan lain, sebagian besar memiliki 13-25 tulang leher
yang sangat fleksibel (ini membantu mereka merawat bulunya) . Burung adalah satu-
satunya hewan vertebrata memiliki tulang selangka menyatu ( yang furcula atau
tulang garpu ) atau tulang dada yang berbasis jatuh pingsan.
2) Sistem otot pada Aves

Seekor burung memiliki beberapa 175 otot yang berbeda mengendalikan gerakan yang sayap,
kaki, kaki, lidah, mata, telinga, leher, paru-paru, organ oduksi suara, secara kolektif, otot-otot
terkonsentrasi burung dekat pusat burung gravitasi . Terbesar dari semua otot otot dada , atau
pectoral . Otot-otot ini membentuk sebagian besar massa berdaging di payudara dan
merupakan sekitar 15 sampai 20 persen dari total berat tubuh burung . Mereka juga
menyediakan downstroke kuat dari sayap dan karena itu kebanyakan dari mereka sebagian
besar beban pendukung burung dalam penerbangan.
Supracoracoideus adalah otot pada sayap yang berperan sebagai antagonis terhadap
tulang dada. Otot ini terletak di bawah otot dada bagian perut (di sisi depan). Kedua otot ini
mencapai sekitar 25 sampai 35 persen dari berat badan burung . Selain supracoracoideus ada
banyak otot kecil lainnya dari sayap yang memungkinkan burung untuk mengontrol
penerbangan. Otot lain yang memainkan peran penting dalam penerbangan adalah otot kulit .
Otot-otot kulit secara tak sadar, misalnya, yang melekat pada hampir setiap folikel bulu, otot
bisa menaikkan, menurunkan, atau memindahkan bulu samping untuk membantu burung di
manuver penerbangan nya. Batang dan ekor otot sedikit, tetapi sangat kompleks. Salah satu
otot-otot ini, yaitu pigostil mendukung bulu ekor dan mengontrol seluruh rentang gerak
mereka.
Terdapat otot tipis disebut dengan otot benang dari kolom tulang belakang
mengontrol gerakan lateral dan ventral rumit dari kepala dan leher . Beberapa otot-
otottersebut memperpanjang hanya dari satu vertebra ke berikutnya, dan lain-lain
menghubungkan gerakan rangkaian panjang tulang vertebra atau tulang belakang.
3) Mekanisme burung terbang
Penelitian lebih dekat terhadap burung mengungkapkan bahwa mereka
dirancang khusus untuk terbang. Tubuhnya telah diciptakan dengan kantung udara
dan tulang berongga untuk mengurangi massa tubuh dan berat keseluruhan. Sifat
cairan kotoran mereka memastikan agar kelebihan air dalam tubuhnya dibuang.
Bulu-bulu mereka berbobot sangat ringan bila dibandingkan dengan volumenya.
Mari kita telaah bentuk-bentuk khusus pada burung ini satu demi satu:
a) Kerangka
Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun
tulangnya memiliki rongga. Sebagai contoh, seekor burung kutilang berparuh
besar dan berleher pendek (Coccothraustes coccothraustes) sepanjang 7 inci
(18 cm) melakukan tekanan sekitar 151 lbs (68,5 kg) untuk memecahkan suatu
biji zaitun. Karena lebih "teratur" dibandingkan hewan menyusui, tulang bahu,
panggul, dan dada pada burung bergabung bersama. Rancangan ini
memperbaiki kekuatan bentuk burung. Sifat lain dari kerangka burung,
sebagaimana telah disebutkan, adalah lebih ringan daripada rangka hewan
menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor merpati beratnya hanya 4,4% dari
keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung friget hanya seberat 118 gr, yang
lebih ringan dibandingkan berat keseluruhan bulunya. Tulang burung sangat
ringan namun kuat, terutama karena berongga. Ada udara dalam rongga
tempat balok-balok penopang memperkuat tulang tersebut. Tulang-tulang
berongga ini menjadi ilham utama dalam rancangan sayap pesawat modern.
b) Masalah Kekuatan dan Tenaga
Setiap proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi,
kimia, maupun fisika mematuhi "Prinsip Penghematan Energi." Singkatnya,
kita bisa menyimpulkannya "diperlukan sejumlah energi tertentu untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan." Contoh penting tentang pengehematan energi
ini bisa diamati dalam terbangnya burung. Burung yang berpindah-pindah
harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya melalui
perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah
berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus
dihindari. Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan
kata lain, jika berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya
justru harus sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada
burung.

Langkah pertama adalah menentukan kecepatan terbang yang optimal.


Agar seekor burung ingin terbang sangat lambat, maka sejumlah besar energi
harus dikeluarkan agar tetap berada di udara. Agar seekor burung bisa terbang
sangat cepat, maka bahan bakar akan digunakan untuk mengatasi halangan
udara. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kecepatan terbaik harus dipertahankan
untuk menggunakan jumlah bahan bakar sekecil mungkin. Tergantung pada
bentuk rangka dan sayap yang polanya memperlancar aliran udara, kecepatan
terbaik tersebut berbeda pada setiap jenis burung. Mari kita telaah masalah ini
pada burung plover emas Pasifik (sejenis belibis (Pluvialis dominica fulva):
burung ini berpindah dari Alaska ke Hawaii untuk menghabiskan musim
dinginnya di sana. Tidak ada pulau dalam perjalanannya. Oleh karena itu,
mustahil beristirahat. Penerbangannya adalah sejauh 2500 mil (4000 km) dari
awal hingga akhir dan ini secara kasarnya berarti 250.000 kepakan sayap tanpa
henti. Perjalanan ini menghabiskan lebih dari 88 jam. Berat burung adalah 7
ons (200g) di awal perjalanan, 2,5 ons (70 gr) dari berat tersebut merupakan
lemak yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Akan tetapi, setelah
memperhitungkan jumlah energi yang dibutuhkan burung untuk terbang
selama 1 jam, diketahui bahwa burung membutuhkan 3 ons (82 gr) bahan
bakar untuk penerbangan ini. Berarti terdapat kekurangan 0,4 ons (12 gr)
bahan bakar, dan burung akan kehabisan energi ratusan mil sebelum mencapai
Hawaii. Meskipun demikian, burung plover emas ini tidak gagal mencapai
Hawaii setiap tahunnya. Burung ini tidak terbang secara sendiri-sendiri,
melainkan dalam kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat
bentuk barisan "V" di udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara
yang mereka hadapi. Bentuk terbang ini begitu efisien sehingga mereka
menghemat sekitar 23% dari energi mereka. Itulah mengapa mereka masih
memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg) ketika mendarat. Kelebihan lemak
tersebut bukan karena adanya salah perhitungan, melainkan merupakan suatu
bantalan yang akan digunakan jika menghadapi aliran udara yang berlawanan.

c) Sistem pernapasan
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung
udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke
dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem
pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung
akan jumlah oksigen yang tinggi.

Pendeknya, peralihan dari paru-paru hewan menyusui ke paru-paru unggas adalah


mustahil karena ternyata paru-paru yang akan menjalani tahap perkembangan
peralihan tidak akan mempunyai manfaat apa pun. Tidak ada makhluk tanpa paru-
paru dapat hidup meski hanya beberapa saat. Karena itulah, makhluk hidup tidak akan
mampu menunggu jutaan tahun untuk mutasi acak demi menyelamatkan hidupnya.
Bentuk berbeda dari paru-paru unggas menunjukkan adanya rancangan yang
sempurna yang memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang.
Hanya perlu sedikit kesadaran untuk melihat bahwa susunan tubuh burung yang tak
ada bandingannya ini bukanlah suatu hasil sekonyong-konyong dari mutasi tak sadar.
Jelaslah bahwa paru-paru burung merupakan satu dari bukti-bukti yang tak terbatas
bahwa semua makhluk telah diciptakan oleh Allah.
3-Sistem Keseimbangan
Badan burung telah diciptakan dengan suatu rancangan khusus yang menghilangkan
segala ketidakseimbangan yang mungkin terjadi selama penerbangan. Kepala seekor
burung sengaja diciptakan ringan sehingga hewan tersebut tidak condong ke depan
ketika terbang: rata-rata, bobot kepala seekor burung adalah sekitar 1% dari berat
tubuhnya.
Bentuk bulu-bulunya yang aerodinamik merupakan sifat lain dari sistem
keseimbangan pada burung. Bulu, terutama yang berada pada sayap dan ekor,
memberi sistem keseimbangan yang sangat tepat guna bagi burung.
Sifat ini menjamin agar seekor elang mempertahankan keseimbangan mutlak ketika
menukik menuju mangsanya dalam kecepatan 240 mil per jam (384 kilometer/jam).
d) Tenaga dari Aliran Udara

Burung memanfaatkan aliran udara dengan cara-cara berbeda: Seekor alap-alap


meluncur menuruni sisi bukit atau seekor camar laut menukik sepanjang karang di
pesisir memanfaatkan arus udara, dan ini disebut "membubung di kecuraman." Ketika
angin yang kuat melewati puncak bukit, angin itu membentuk gelombang udara yang
tak bergerak. Burung-burung pun bisa membubung di atas gelombang ini. Burung
gannet (marga Morus) dan banyak burung laut lainnya menggunakan udara tak
bergerak ini yang tercipta melalui pulau-pulau. Kadang-kadang mereka menggunakan
aliran yang ditimbulkan oleh halangan yang lebih kecil seperti kapal-kapal, yang di
atasnya burung-burung camar membubung tinggi. Gelombang udara umumnya
menghasilkan arus yang memiliki daya angkat untuk burung. Gelombang udara
merupakan pertemuan antara massa udara yang berbeda suhu atau kepadatan.
Membubungnya burung di tempat pertemuan ini disebut "meluncur dalam hembusan."
Gelombang udara ini, yang terbentuk khususnya di pesisir oleh arus udara yang
datang dari laut, telah ditemukan dengan menggunakan radar, melalui pengamatan
atas burung laut dalam kelompok yang meluncur di dalamnya. Dua jenis cara
membubung lain yang diketahui adalah membubung dengan pengaruh panas (thermal
soaring) dan membubung terus bergerak (dynamic soaring). Thermal soaring
merupakan suatu gejala yang diamati khususnya pada daerah pedalaman hangat di
bumi. Begitu matahari menghangatkan daratan, daratan pun segera menghangatkan
udara di atasnya. Begitu udara makin menghangat, udara pun makin ringan dan mulai
naik. Kejadian ini dapat juga diamati pada badai debu atau jenis badai angin lainnya.
4) Sistem gerak unik dari burung Kormoran

Kormoran atau burung pecuk


adalah burung laut berukuran
sedang hingga besar. Ukuran
burung-burung ini bervariasi, dari
45 cm dengan berat 340 gram
(pecuk kerdil, Phalacrororax
pygmaeus) hingga yang berukuran
1  meter dan berat mencapai
5  kg (kormoran
galapagos, Phalacrocorax harrisi). Burung-burung pecuk lebih sering berkeliaran di sekitar
pantai dari pada jauh di tengah laut, dan beberapa jenisnya membangun koloni di perairan
pedalaman. Semua spesies pecuk adalah pemakan ikan, belut kecil, bahkan ular laut. Mereka
menyelam untuk mendapatkan mangsanya, kebanyakan pecuk seolah-olah setengah terjun
dari permukaan ke dalam air, untuk mendapatkan dorongan kecepatan dari kakinya yang
berselaput. Di dalam air, kaki-kakinya digunakan untuk mendayung dan mendorong
tubuhnya dengan cepat. Beberapa spesies diketahui mampu menyelam hingga kedalaman 45
meter. Setelah menangkap ikan, burung-burung ini kembali ke pantai, dan seringkali terlihat
sedang menjemur sayapnya di bawah sinar matahari. Seluruh spesies pecuk memiliki kelenjar
minyak khusus yang mampu menjaga bulu mereka tahan air. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa pecuk memiliki bulu yang tahan air, sementara yang lain menyatakan bahwa bulu
pecuk meloloskan air tanpa membasahinya. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa lapisan
bulu terluar dapat basah, namun tidak sampai menembus lapisan udara dan membasahi kulit
burung. Perilaku merentangkan dan menjemur sayap ini sering terlihat dilakukan oleh banyak
jenis pecuk, bahkan juga oleh kormoran galapagos yang tidak dapat terbang. Fungsi lain dari
perilaku ini diduga berkaitan dengan pengaturan termal/panas tubuh, membantu pencernaan,
untuk keseimbangan tubuh, atau indikasi kehadiran ikan mangsanya. Burung kormoran
sesekali dapat terbang untuk menyelam ke daerah laut yang agak ditengah, namun burung ini
tidak dapat terbang sangat tinggi karena burung ini merupakan burung laut yang
mendapatkan makanannya dilaut dan tidak mencari makanan didarat sehingga burung ini
tidak terbang jauh dan tinggi.

e. Gerak pada Mamalia

Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk berenang, ikan
menekan melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk melawan udara.
Bagaimana dengan hewan-hewan darat?? Contoh salah satu dari mamalia yaitu kuda.
Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada halnya manusia, alat
gerak kangguru adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot. Pada saat berjalan dan
berlari, kaki belakang kangguru berfungsi seperti pelontar dimana kakinya menekan
kea rah tanah sehingga badan terdorong menyerong kedepan dan seperti itulah cara
larinya yang aslinya adalah sebuah lompatan secara terus menerus, tungkai depan dari
kangguru tidak berfungsi sebbgai alat gerak namun digunakan sebagai alat untuk
menggali tanah guna mencari sumber air dan mengambil ranting untuk dimakan
daunnya.
Cara mamalia berjalan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Hewan pejalan sol berjalan dengan seluruh bagian telapak kakinya
mengenai atau menyentuh tanah (misalnya beruang, landak, tikus pondok,
dan lain-lain). Hewan pejalan setengah pejalan sol adalah hewan yang
berjalan di atas jari kakinya pada saat berjalan cepat. Manusia termasuk
setengah pejalan sol.
2) Hewan pejalan kaki berjalan dengan jari-jari kakinya yang mengenai atau
menyentuh permukaan tanah (terdapat pada kebanyakan hewan pemangsa
seperti singa, anjing, kucing, dan lain-lain).
3) Hewan pejalan ladam berjalan dengan ujung telapak (ladam) kakinya yang
keras (misalnya kuda, sapi, kambing, domba, dan lain-lain).

2.3 Gerak pada Invertebrata


a. Cacing tanah

Cacing tanah bergerak menggunakan

Anda mungkin juga menyukai