KAJIAN PUSTAKA
Ikan hiu cucut pada umumnya bersifat predator. Habitanya bervariasi mulai dari
perairan dekat pantai (inshore) sampai paling dalam (trench). Ikan cucut mempunyai ciri-ciri
morfologi sebagai berikut,
1. Bentuk tubuh seperti terpedo dan memiliki ekor yang kuat,
2. insang terletak di sisi kiridan kanan bagian belang kepala. Insang tidak memiliki
tutup, tetapi berupa celah insang (gill openings atau gill slit) jumlah celah insang
antara 5-7 buah,
3. mulut terletak dibagian ujung terdepan bagian bawah, dan bentuk
4. gigi triangular.
Ekor pada umumnya berbentuk treterocercal, yaitu berbentuk cegak dengan cuping
bagian atasnya lebih berkembang di banding bagian cuping bagian bawahnya. Bentuk ekor
demikian sangat membantu pergerakannya sebagai ikan predator sejati (Nuritji dalam
Anonmus 2005).
Anatomi
Sistem Integumen
Sistem integument pada ikan merupakan lapisan luar tubuh yang melindungi dan
memungkinkan ikan berinteraksi dengan lingkungan air. Sistem ini terdiri dari berbagai
komponen yang berfungsi untuk melindungi tubuh ikan, menjaga keseimbangan, dan
memberinya kemampuan gerak. Komponen utama dari system integument ikan adalah sisik-
sisik. Sisik ikan ini teridri dari berbagai jenis tergaantung pada spesiesnya. Ada 3 sisik utama
yang umum yaitu sisik ganoid, sisik sikloid, dan sisik stenoid. Sisik ganoid teridiri dari
lapisan keras terdiri dari bahan seperti tulang. Sisik sikloid dan stenoid lebih fleksibel dan
terbuat dari jaringan ikat ( Nelson 2016 )
Fungsi utama sisik adalah melindungi tubuh dari cedera fisik dan predasi. Sisik ini
juga membantu mengurangi gesekan dengan air saat ikan bergerak. Selain itu memiliki pola
warna yang berperan dalam kamuflase. Selain sisik juga meliputi lapisan kulit, lendir, dan
sirip. Kulit ikan terdiri dari lapisan epidermis yang tipis. Kulit ini memiliki banyak sel
kromater yang mengandung pigmen dan berperan dalam memberikan warna pada ikan.
Lendir yang diproduksi oleh kelenjar lendir pada kulit ikan berfungsi untuk melindungi tubuh
dari infeksi dan memfasilitasi Gerakan di dalam air. Sirip punggung, ekor, dada, dan perut
membantu dalam pergerakan, stabilitas, dan manuver. Beberapa ikan juga memiliki sirip duri
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap manga ( Helfman 2009 )
Sistem integument ikan Hiu Cucut meliputi bagian kulit yang terdiri dari beberapa
lapisan. Lapisan kulit ikan Hiu Cucut terdiri dari epidermis yang tipis dan transparan.
Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis yang lebih tebal dan mengandung jaringan ikat,
pembuluh darah, dan system saraf. Dermis juga berperan dalam produksi zat seperti kolagen
yang memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada kulit Hiu Cucut. Salah satu fitur unik pada
kulit Hiu Cucut adanya dencticles atau sisik khusus yang tertanam didalam kulit mereka.
Perubahan warna pada kulit mereka tergantung pada kondisi lingkungan dan situasi. Mereka
menggunakan mekanisme perlindungan dan kamuflase . Ikan Hiu Cucut juga memiliki
kelenjar minyak di kulitnya yang menghasilkan minyak pelumas. Minyak ini membantu kulit
tetap lembab, melindungi dari infeksi, dan mengurangi Gerakan saat Hiu Cucut berenang.
Selain itu, minyak tersebut juga memberikan perlindungan terhadap organisme parasite
seperti kutu ikan. Sistem integument pada Hiu Cucut juga memiliki Komponen regenerasi
yang cukup baik. Mereka mampu mengganti denticles yang rusak atau hilang dengan cepat
(Scherk 2016 )
Otot lateral = Memiliki serangkaian otot lateral yang membentang di sepanjang sisi
tubuh mereka. Otot ini membantu dalam gerakan lateral atau melingkar. Dengan
kontraksi dan relaksasi otot-otot ini, dapat bergerak cepat dan mengubah arah dengan
mudah.
Otot kerangka = Memiliki otot-otot yang terkait dengan kerangka internal mereka.
Otot ini membantu ikan cucut dalam menjaga stabilitas dan kekuatan tubuh mereka
saat berenang.
Otot Sirip = Ikan cucut memilici beberapa jenis sirip, termasuk sirip punggung sirip
perut dan sirip ekor. Setiap sirip dilengkapi dengan rangkaian otot yang
memungkinkan ikan Hiu Cucut menggerakan sirip-sirip tersebut secara terpisah atau
bersama-sama. Sirip punggung dan sirip perut membantu dalam menjaga
keseimbangan dan stabilitas saat berenang, sementara sirip ekor memberikan
kekuatan dorongan untuk bergerak maju.
Sistem rangka ikan Hiu Cucut , juga dikenal sebagai rangka tulang rawan, adalah
salah satu ciri khas yang membedakan Hiu Cucut dan ikan lainnya. Rangka ikan Hiu Cucut
terdiri dari jaringan tulang rawan elastis dan fleksibel, yang berbeda dengan tulang kaku yang
ditemukan pada Sebagian besar ikan. Tulang rawan memberikan kelebihan tertentu bagi Hiu
Cucut dalam beradaptasi dengan kehidupan di lautan.
Berikut beberapa ciri-ciri sistem rangka ikan Hiu Cucut:
Tulang rawan = terdiri dari jaringan tulang rawan yang lentur ini membuat rangka
mereka lebih ringan daripada ikan bertulang dan memberikan fleksibilitas saat
berenang
Kekuatan dan Fleksibilitas = tulang rawan Hiu Cucut sangan kuat dan fleksibilitas. Ini
memungkinkan mereka untuk melakukan Gerakan yang cepat dan lincah saat
berenang
Perkembangan yang cepat = rangka tulang rawan memungkinkan ikan Hiu Cucut
untuk tumbuh dengan cepat karena tidak ada kebutuhan untuk memproduksi dan
memperbarui tulang keras yang kompleks
Keunggulan hidrodinamika = bentuk tubuh dan sistem rangka tulang rawan Hiu Cucut
memberikan keunggulan hidrodinamika. Mereka dapat berenang dengan cepat efisien
didalam air dengan sedikit hambatan ( Compagno 2001 )
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Ikan Hiu Cucut, seperti halnya pada ikan tu pada umumnya, terdiri
dan beberapa bagian utama yang membantu dalam pencemoan mukaan Berikut tentang
sistem pencernaan mean Hiu Cucet: (Prosad 2017).
a) Mulut = Memiliki mulut yang beper dan gigi-gigi yang kuat dan tajam. Gigi - gigi ini
digunakan untuk merobek dan mengunyah mangsa
b) Faring = Setelah dimasukkan mulut, makanan masuk ke faring, yang merupakan bagian
belakang mulut
c) Kerongkongan. = Setelah melewati faring, makanan bergerak ke kerongkongan, yang
merupakan saluran yang menghubungkan faring dengan perut.
d) Lamburg = Di lambung, proses pencernaan dimulai. Lambung Ikan Hiu Cucut memiliki
yang kuat dan berotot. Dalam lambung enzim -enzim pencernaan dan asam lambung
membantu mencerna makanan yang dikonsumsi.
e) Usus = Setelah meninggalkan lambung, makanan masuk ke usus halus, nutrisi di serap ke
dalam tubuh Ikan Hiu Cucut. Usus halus Ikan Hiu cucut memilki panjang yang cukup besar
untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi.
f) Usus Besar = Menyerap air dari sisa-sisa makanan yang tidak dicerna dan membentuk
kotoran
g) Anus =) Akhirnya, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna dan kotoran dikeluarkan melalui
anus.
Sistem pencernaan pada Hemigaleus mikrostoma, seperti halnya sistem pencernaan dan
menggunakan Hiu Cucut lainnya, telah berkembang untuk memungkinkan mereka mencerna
sumber makanan yang tersedia di habitat mereka. Setiap spesies Hiu Cucut dapat. memiliki
perbedaan kecil dalam anatomi dan fisiologi sistem pencernaan mereka.
(Ravi 2019)
Sistem peredaran darah pada ikan Hiu Cucut adalah bagian terpenting dan
berlangsungan hidup mereka, memungkinkan mereka untuk mendapatkan oksigen
dan nutrisi yang diperlukan serta membuang zat-zat sisa metabolisme yang dihasilkan
oleh tubuh mereka (Anonim 2015)
Sistem Saraf
Sistem saraf pada Hiu Cucut adalah sistem saraf yang kompleks yang
memungkinkan Hiu Cucut untuk mendeteksi dan merespon rangsangan disekitarnya. Hiu
Cucut adalah hiu yang hidup di perairan dalam. Mereka memiliki beberapa perubahan
adaptasi pada sistem saraf mereka yang memungkinkan mereka untuk berburu dan bertahan
hidup di lingkungan yang sulit. Salah satu adaptasi utama pada sistem saraf Hiu Cucut adalah
organ lorenzini yang terletak disekitar kepala dan wajah mereka. Organ ini terdiri dari
jaringan saraf khusus yang sensitive terhadap perubahan medan listrik dan magnetic
disekitarnya. Organ lorenzini memungkinkan Hiu Cucut untuk mendeteksi jejak listrik yang
dihasilkan oleh hewan lain, termasuk mangsa potensial ( Coleman 1996 )
Selain itu sistem saraf Hiu Cucut juga memiliki kemampuan sensorik yang kuat.
Mereka memiliki indra penciuman yang sangat baik dan dapat mendeteksi bau kehadiran
mangsa bahkan dalamm jumlah kecil di air. Hiu Cucut juga memiliki penglihatan yang baik,
meskipun daya penglihatan mereka mungkin terbatas diperairan yang gelap. Sistem saraf Hiu
Cucut juga mencakup otak yang kompleks dan sistem saraf pusat yang memungkinkan
mereka untuk memproses informasi yang diterima dari berbagai indera mereka dan
menghasilkan respon yang sesuai. Respon ini dapat meliputi pengejaran mangsa, menghidari
bahaya, atau menjaga jarak dari objek yang tidak dikenal
Sistem Urogenital
Sistem urogenital pada ikan Hiu Cucut mirip dengan sistem urogenital pada
Vertebrata lainnya, tetapi ada perbedaan yang menarik. Sistem urogenital terdiri dari organ-
organ yang terlibat dalam reproduksi dan ekskresi. Pada ikan Hiu Cucut, organ utama dalam
sistem urogenital adalah ginjal, gonad, dan saluran reproduksi. Ginjal berperan penting dalam
menyaring darah dan menghasilkan urine. Gonad pada ikan Hiu Cucut berfungsi sebagai
organ reproduksi yang menghasilkan sel-sel reproduksi ( Allen 2000 )
Saluran reproduksi pada ikan Hiu Cucut jantan terdiri dari vas deferensi, yang
mengangkut sperma dari testis ke luar tubuh. Pada Hiu Cucur betina, saluran reproduksi
terdiri dari oviduk, yang berperan dalam penerimaan dan penampungan sperma serta
pengeluaran telur yang sudah dibuahi. Selain itu, pada beberapa jenis spesies Hiu Cucut
betina, terdapat struktur khusus yang disebut “Spletri Organ” yang berperan dalam
mempertahankan sperma dalam tubuh betina sehingga telur matang. Ini memungkinkan
reproduksi internal pada ikan Hiu ( Allen 2000)
Daftar pustaka
Agustinus, A. 2007. Pertumbuhan Ikan Hiu Cucut. Jurnal Ilmu Hewani Tropika
Allen, G. 2000. Marine Fishes Of South-East Asia. Singapose. Periplus. Edition
(HK). Ltd.
Anonim. 2015. Pedoman Identifikasi dan Pendataan Hiu Apendiks. Direktorat jendral
Kelautan Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, dan Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Carpenter dan Niem 1998, The Living Marine Recources Of The Western Contral
Pasivik volume 1. FAO Speaes Identification
Coleman, N. 1996. Australia’s Sharks and Roys. NSW Australia; Nattional Book
Distributors and Publister
Compagno, L. 2005. Sharks Of The World. Prencenton. University. Press
Dharmadi. 2008. Komposis dan Falkutas Hasil Tangkap Ikan Hiu Dominan Yang
Tertangkap Pawai Tuna Permukaan. Jurnal Perikanan
Graham, J. 2006. The Physiology Og Fishes. CRC. Press
Helfman, G. 2009. The Diversity Of Fishes. Biologi Evvolition. Wiley-Black
Last and Stevan. 1994. Rays Of The World. CSIRO Publishing
Nelson, J. 2016. Fishes Of The World. John and Wiley Sons
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Prasd, G. 2017.A general Approach For Automated Identification And Measurement
Of Sawfish Saw Fishes. CRC,Perers
Schreck, C. 2016. Methads For Fish Biology. Amerkan Fisheries
Stenens. 2000. The Effects Of Fishing On Sharks, Rays, and Chimaeras, and The
Implications For Marine Ecosystems. Journal Marine Science