Anda di halaman 1dari 31

Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

A. Spesifikasi Umum

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung Mess Guru


MAN IC Aceh Timur Kabupaten Aceh Timur. Perincian bagian pekerjaan yang
dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana/gambar bestek dan BOQ yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
2. Peraturan Teknis Bangunan Yang Digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka ketentuan-ketentuan tersebut
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya berlaku dan mengikat
pada pelaksanaan pekerjaan ini :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi
No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum,
3) Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013,
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi
No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi,
5) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
7) Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung,
8) Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang
Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan
Gedung,
9) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI
1726-2002,
10) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T-15-
1991-03, SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013,
11) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan,
12) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982),
13) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971),

Halaman 1 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

14) American Society for Testing and Materials (ASTM),


15) Peraturan bata merah sebagai bahan bangunan,
16) Peraturan tentang ubin lantai keramik, mutu dan cara uji,
17) Peraturan umum instalasi listrik (PUIL),
18) Peraturan plumbing Indonesia,
19) Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung,
20) Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi dan
21) Standar Nasional Indonesia (SNI),
22) Undang-undang (UU) yang mengatur tentang K3,
23) Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang aspek K3,
24) Keputusan Presiden (Kepres) yang mengatur aspek K3,
25) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja
(Kepmenaker),
26) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
(Permenkes) dan
27) Ketentuan/kanun yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Pelaksana Wajib
mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

Halaman 2 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

B. Spesifikasi Teknis

1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan
1.1.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi (Tenaga Kerja, Peralatan Dan
Material),
1.1.2 Pembersihan Dan Perapian Lapangan (Awal dan Akhir Proyek),
1.1.3 Papan Nama Proyek,
1.1.4 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank Kontruksi Sederhana,
1.1.5 Kantor Lapangan, Bedeng Buruh, Bengkel Kerja & Gudang
Material/Bahan,
1.1.6 Instalasi Air Kerja dan Penerangan/Listrik,
1.1.7 Adminstrasi dan Dokumentasi Proyek
1.1.8 RK3K dan
1.1.9 Prasasti Dari Batu Granit Uk. 40x60 cm.

1.2 Persyaratan Bahan


1.2.1 Bedeng buruh, bengkel kerja dan gudang material/bahan
menggunakan rangka kayu, dinding tripleks dan atap seng
gelombang dengan kualitas baik,
1.2.2 Untuk instalasi air kerja dan penerangan/listrik bahan-bahan yang
digunakan dengan kualitas baik dan harus dibuat sebaik mungkin
agar dapat digunakan dari awal proyek sampai dengan
berakhirnya proyek. Dimana nantinya segala beban tagihan
listriknya menjadi tanggungan kontraktor pelaksana,
1.2.3 Bahan bouwplank menggunakan rangka kayu dan papan dengan
kualitas baik dan
1.2.4 Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain-lain menggunakan bahan-bahan dengan kualitas
baik.

1.3 Pedoman Pelaksanaan

1.3.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi (Tenaga Kerja, Peralatan Dan


Material)
Semua sumber daya yang diperlukan untuk penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan diadakan diawal proyek (mobilisasi) dan
setelah pekerjaan selesai dikerjakan maka semua sumber daya

Halaman 3 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

yang tinggal/tersisa dikeluarkan dari lokasi proyek (demobilisasi).

1.3.2 Pembersihan Dan Perapian Lapangan (Awal dan Akhir Proyek),

Dalam item pekerjaan ini pembersihan lokasi awal dan perataan


tanah menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Dimana
semua bahan/material dari pembersihan lokasi awal dan perataan
tanah harus dibuang keluar dari lokasi kerja.
Pembersihan lapangan pada akhir proyek dilakukan pada areal
lokasi pekerjaan dari segala sisa-sisa kotoran/sampah
material/bahan proyek agar site mess guru menjadi bersih dan
rapi pada saat serah terima pekerjaan pertama (PHO).

1.3.3 Papan Nama Proyek


Agar informasi proyek transparan ke publik maka perlu dibuat
plank proyek/papan nama proyek sesuai dengan cover kontrak
yang dibuat oleh percetakan dengan model digital printing dengan
ukuran minimum 1 m x 2 m.

1.3.4 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank Kontruksi Sederhana


Setelah dilakukan pengukuran titik as-as bangunan, maka
pemasangan bouwplank dengan kontruksi sedehana dapat
dilaksanakan. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, Papan dan
kayu lat terketam dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang
waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

1.3.5 Kantor Lapangan, Bedeng Buruh, Bengkel Kerja & Gudang


Material/Bahan,
Kantor lapangan, bedeng buruh, bengkel kerja & gudang
material/bahan dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus
dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

1.3.6 Instalasi Air Kerja dan Penerangan/Listrik


Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber
air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah
disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang
cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI 1971 NI. 2. Untuk Listrik Kerja, pihak
rekanan diwajibkan berkoordinasi dengan pihak Sekolah MAN IC
Aceh Timur Kabupaten Aceh Timur untuk menentukan dari mana
sumber arus listrik diambil/diconnectkan dan pihak rekanan

Halaman 4 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

wajib menanggung beban bulan yang telah digunakan pada


proyek.

1.3.7 Adminstrasi dan Dokumentasi Proyek


Semua kegiatan pekerjaan harus disertai MC-0, Shop Drawing,
Laporan Mingguan, As Built Drawing serta semua yang
menyangkut proses kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan disimpan
secara baik dan benar.

Dokumentasi kemajuan pekerjaan yang mengambarkan semua


kegiatan pekerjaan didokumentasikan pada posisi 0 % - 25 %, 50
% - 75 % dan kondisi 100 %, dengan jumlah set sesuai dengan
dipersyaratkan dibuat dalam album untuk laporan
mingguan/bulanan dan akan diserahkan kepada pemilik proyek,
konsultan pengawas dan rekanan sendiri.

1.3.8 RK3K
Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu
sebuah perusahaan harus berkomitmen untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman
dan sehat dengan menerapkan perbaikan yang berkelanjutan
melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
Dalam paket pekerjaan ini, perusahaan wajib menyediakan APD,
obat-obatan untuk para pekerja dan perusahaan wajib
mensosialisasikan tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

1.3.9 Prasasti Dari Batu Granit Uk. 40x60


Untuk pembuatan prasasti dari batu granit, pihak rekanan harus
berkoordinasi dengan pihak Sekolah MAN IC Aceh Timur
Kabupaten Aceh Timur untuk mengetahui nama/NIP pejabat dinas
yang akan menandatangani prasasti tersebut.

2. Pekerjaan Tanah
2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras, tanah liat dan lain sebegainya, yaitu :
2.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan pondasi,

Halaman 5 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

2.1.2 Timbunan kembali galian tanah pondasi,


2.1.3 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai/pondasi termasuk
pemadatannya,
2.1.4 Perataan tanah sekeliling bangunan,

2.2 Persyaratan Bahan


2.2.1 Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan
pasir pasang kualitas baik.
2.2.2 Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-
kotoran dan akar - akar kayu, serta sampah lainnya.

2.3 Pedoman Pelaksanaan


2.3.1 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian
ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau
lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor Pelaksana
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi
yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan
yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
2.3.2 Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan
untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site
plan.
2.3.3 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor Pelaksana harus
mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
2.3.4 Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian
saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug
lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm.
Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama
padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai
semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
2.3.5 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan
lapis demi lapis hingga ketebalan yang disyaratkan dalam gambar
bestek, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk
ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap
bidang tumbukan pda tiap-tiap lapis tersebut.

Halaman 6 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

2.3.6 Dibawah lantai diurug dengan pasir urug dan dipadatkan.


Pengurungan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air
hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk
pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas
kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
2.3.7 Dibawah pondasi diurug dengan pasir urug setebal 5 cm dan
aanstamping batu kosong setebal 15 cm.

3. Pekerjaan Pondasi
3.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
3.1.1 Pondasi pasangan batu kali/batu belah,

3.2 Persyaratan Bahan


3.2.1 Untuk pondasi batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang
berukuran maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam
dan tidak berpori, pasang dengan adukan semen 1 Pc : 4 Ps.

3.3 Pedoman Pelaksanaan


3.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
3.3.2 Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir urug setebal 5 cm
dan dipadatkan, sebagai alas lantai kerja. Diatas pasir urug,
dipasang aanstamping batu kosong setebal 15 cm, Lapisan ini juga
harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir
akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut.
3.3.3 Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup/bakau yang
ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah keras.
3.3.4 Untuk pekerjaan pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai
gambar kerja dan gambar detail.
3.3.5 Pondasi batu kali/belah diasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps.

4. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang


4.1 Lingkup Pekerjaan
Beton Mutu K - 100 dibuat untuk lantai kerja dan rabat beton.

Halaman 7 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Beton bertulang Mutu K - 125 dibuat untuk struktur


pembantu/pendukung (balok praktis dan tempat-tempat lain yang
mempergunakan beton bertulang K – 125 sesuai dengan gambar rencana).
Beton bertulang Mutu K - 225 dibuat untuk struktur utama (sloof, kolom
induk, ring balok dan tempat-tempat lain yang mempergunakan beton
bertulang K – 225 sesuai dengan gambar rencana).

4.2 Persyaratan Bahan


4.2.1 Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
4.2.2 Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
4.2.3 Kerikil (kasar/halus)
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
4.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
4.2.5 Besi beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U - 24
(tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).

Halaman 8 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
Jika Kontraktor Pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter
besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
4.2.6 Cetakan dan bekisting
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan bekisting harus
bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk,
ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
4.2.7 Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada dokumen
perencanaan/dokumen BOQ, dimana untuk struktur utama
menggunakan beton K-225, struktur pembantu/pendukung beton
K-125 dan lantai kerja/rabat beton menggunakan beton K-100.

4.3 Pedoman Pelaksanaan


4.3.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
4.3.2 Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan secara tertulis pada
Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
4.3.3 Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :

Halaman 9 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.


Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.
4.3.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus
sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi
additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian
yang lebih tinggi dari 1,5 m.
4.3.5 Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor Pelaksana.

5. Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding


5.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, bagian selasar depan, sesuai dengan yang tertera dalam
gambar bestek dan dijelaskan dalam gambar detail.
Pemasangan dinding bata merah setebal 1 bata dilakukan pada bagian
penebalan dinding selasar depan, sesuai dengan yang tertera dalam
gambar bestek dan dijelaskan dalam gambar detail.

Halaman 10 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

5.2 Persyaratan Bahan


5.2.1 Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan
bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah
dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air.
5.2.2 Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat.
5.2.3 Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan
yang telah digariskan pada pasal struktur beton bertulang.

5.3 Pedoman Pelaksanaan


5.3.1 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS ) berada pada semua pasangan
bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 40 cm diatas lantai (batu
nol),
Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air
tersebut dan tempat-tempat lain sesuai dengan gambar bestek.
5.3.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam
bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan
pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.
5.3.3 Pengukuran harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana secara
teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
5.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

Halaman 11 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

5.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat


bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.
5.3.6 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh
bidang tembok.
5.3.7 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7
hari setelah pemasangannya.

6. Pekerjaan Plesteran
6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan finishing
beton bertulang.

6.2 Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal struktur beton bertulang.

6.3 Pedoman Pelaksanaan


6.3.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding bata dikorek sedalam 0.5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
6.3.2 Adukan plesteran pasangan bata kedap air dan finishing beton
bertulang dipakai campuran 1 PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata
lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
6.3.3 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan

Halaman 12 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00


cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal.
6.3.4 Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang- bidang
yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.
6.3.5 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
6.3.6 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai
dipasang.

7. Pekerjaan Pintu, Jendela Dan Aksesoris


7.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Pintu, Jendela Dan Aksesoris meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga item
pekerjaan Pintu, Jendela Dan Aksesoris selesai dilaksanakan. Bagian
Pekerjaannya adalah :
7.1.1 Pekerjaan kusen kayu pintu/jendela/ventilasi,
7.1.2 Daun jendela bingkai kayu + kaca,
7.1.3 Daun pintu kayu.

7.2 Persyaratan Bahan


7.2.1 Untuk semua kusen pintu, jendela dan ventilasi digunakan kayu
kelas 2 dengan kualitas baik.
7.2.2 Daun pintu dan jendela digunakan kayu kelas 2 dengan kualitas
baik.
7.2.3 Ukuran kayu kusen dan daun pintu/jendela yang tertera dalam
gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul betul
kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

7.3 Pedoman Pelaksanaan


7.3.1 Kusen pintu, jendela dan ventilasi
Ukuran kayu untuk kusen pintu, jendela dan ventilasi adalah 5/13
cm (ukuran setelah jadi dibuat).

Halaman 13 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan tidak longgar. Ikatan


perkuatan harus menggunakan pen kayu keras dan bidang
sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu agar
sambungannya dapat melekat dengan baik.
Setiap kusen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk
kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Untuk kusen jendela 2
buah di kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Khusus untuk
kusen pintu dibawah kusen dilengkapi dengan dork yang diangker
kedalam neut beton.
Semua bidang kusen yang bersinggungan dengan dinding/beton
dibuat alur alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan
dengan cat meni 2 (dua) kali.
7.3.2 Daun pintu, jendela dan ventilasi
Daun pintu panel dan daun jendela panel dibuat dari kayu kelas 2
kwalitas baik, dan disarankan agar Kontraktor Pelaksana membeli
langsung pada toko/pengusaha/pengrajin dengan kwualitas
terbaik. Tidak dibenarkan Kontraktor Pelaksana membuat sendiri
dilapangan pekerjaan.
Untuk daun jendela dan ventilasi kaca mati menggunakan kaca
rayban dengan ketebalan sesuai dengan yang tertera dalam
gambar bestek dan RAB. Pasangan kaca harus memperhatikan
muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.

8. Pekerjaan Aksesoris Pintu Dan Jendela


8.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan aksesoris pintu dan jendela dipasang pada semua daun pintu
dan jendela. Pada daun pintu dipasang engsel pintu, kunci+pegangan pintu
dan pacok pintu. Sedangkan pada daun jendela dipasang engsel jendela,
tarikan, pacok dan hak angin.

8.2 Persyaratan Bahan


8.2.1 Engsel-engsel pintu dari stainless kwalitas setara SNI produksi
dalam negeri.
8.2.2 Engsel-engsel jendela dari stainless kwalitas setara SNI produksi
dalam negeri.
8.2.3 Untuk kunci pintu tanam (lengkap dengan pegangan pintu dorong)
dan kunci engkol dipasang kunci pintu 2 (dua) kali slaag (dua kali
putar) dipasang kwalitas setara SNI produksi dalam negeri.
8.2.4 Grendel (sloot)/pacok pintu/jendela setara kwalitas setara SNI
produksi dalam negeri.

Halaman 14 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

8.2.5 Tarikan jendela dan hak angin setara kwalitas setara SNI produksi
dalam negeri.

8.3 Pedoman Pelaksanaan


8.3.1 Setiap daun pintu dipasang kunci pintu 2 (dua) kali slaag (dua kali
putar) setara kwalitas setara SNI produksi dalam negeri.
8.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah setiap daun jendela.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu/jendela,
tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu/jendela dan ke
kusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh
batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
8.3.3 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor
Pelaksana wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk
dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
8.3.4 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan
atas biaya Kontraktor Pelaksana.
8.3.5 Untuk aksesoris pintu dan jendela lainnya mengunakan jenis
aksesoris kwalitas setara SNI, untuk jumlah aksesoris yang
terpasang sesuai dengan jumlah yang ada dalam RAB/BOQ.
Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan
mur seperti tersebut pada ayat 12.3.2 pasal ini.

9. Pekerjaan Struktur Atap Bangunan


9.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pemasangan dari semua pekerjaan rangka atap baja ringan, untuk struktur
rangka atap seperti yang tertera dalam gambar.
Pada pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :
9.1.1 Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan pabrikasi,
9.1.2 Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di workshop
permanen (pabrikasi),
9.1.3 Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan,
9.1.4 Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda (truss),
balok tembok (top plate/murplate), reng, skur overhang, ikatan
angin, dan bracing (ikatan pengaku).

Halaman 15 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

9.2 Bahan Yang Digunakan


Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan
disetujui oleh Pengawas. Pengawas berhak untuk meminta diadakan
pengujian atas bahan-bahan tersebut dan pelaksana harus bertanggung
jawab atas biaya yang dikeluarkan.
9.2.1 Profil baja ringan
 Baja mutu tinggi G550
 Kekuatan leleh minimu 550 Mpa
 Tegangan maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80 Mpa
9.2.2 Lapisan anti karat
 Pelapais Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-aluminium-zinc
 Kelas AZ 100
 Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
Multi Truss yang mengandung bahan dasar Super HITEN SL-
650 serta kadar Zinc > 99% dan memiliki Eloganis 6% - 9% .

9.3 Gambar Detail Pelaksanaan


9.3.1 Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong harus menyerahkan 2
(dua) set Gambar Kerja (Shop Drawing) hasil dari perhitungan
untuk diteliti oleh Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika ada refisi,
satau set akan dikembalikan untuk diperbaiki. Setelah koreksi
akhir, Pemborong harus menyerahkan kembali 2 set gambar
lengkap dengan material bila yang mencakup semua perubahan
yang ada.
9.3.2 Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai
berikut :
(a) Semua dimensi Lay out dalam sistem matrik,
(b) Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat
per unit,
(c) Tipe dan lokasi sambungan-sambungan,
(d) Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail
kontruksi.
Semua penggantian dan perubahan detail hanya boleh dilakukan
dengan seizin pengawas.

9.4 Pedoman Pelaksanaan


9.4.1 Pengerajaan harus bertaraf kelas satu, harus bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai
ukuran yang tepat sehingga tidak akan memerlukan pengisi
kecuali gambar detail menunjukkan hal tersebut.
9.4.2 Semua detail dan hubungan baja ringan harus dibuat dengan teliti
dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang

Halaman 16 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

rapih dan tertib.


Semua perlengkapan lain demi kesempurnaan pemasangan
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan pada gambar atau
disyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau disyaratkan lain.
9.4.3 Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja
untuk memasang pekerjaan pada tempatnya. Terutama pada
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
9.4.4 Setiap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan diatas akan
ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari
puntiran, bengkokan dan sambungan yang terbukan.
9.4.5 Lubang-lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidak boleh di
pons) dengan tolerasi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter
baut.
9.4.6 Persyaratan Konstruksi :
 Perangkaian rangka batang dilakukan dilapangan sesuai
dengan hasil pengukuran terakhir dan sesuai actual
dilapangan.
 Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran dan
gambar desain.
 Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai
gambar desain.
 Dalam proses ereksi rangka atap harus diperhatikan support
sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah
dipasang. Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum
rangka kuda-kuda dinyatkan cukup kuat oleh tenaga ahli dari
pabrik.
 Jarak antar kuda-kuda adalah ±1,20 m
 Jika diperlukan pemotongan material, maka harus
diperhatikan hal-hal berikut :
- Harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong
listrik dan gunting yang telah disetujui pabrik,
- Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih.
9.4.7 Disarankan kepada Kontraktor Pelaksana agar menggunakan
tukang yang sudah mempunyai sertifikat untuk pemasangan
rangka atap baja ringan.

10. Pekerjaan Penutup Atap


10.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan dengan penutup atap.

Halaman 17 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

10.2 Bahan Yang Digunakan


10.2.1 Untuk atap digunakan bahan atap onduvilla t = 0,30,
10.2.2 Rabung onduvilla t = 0,30 dengan warna yang sama dengan warna
atap,
10.2.3 Seng plat t = 0,35 + sika anti bocor samping dinding,
10.2.4 Untuk kalsiplank dipasang bahan Kalsiboard atau GRC board L =
20 cm.

10.3 Penyimpanan
Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan
dengan tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang beratap
(ruangan yang tertutup). Apabila diletakkan pada daerah yang
terbuka/tidak tertutup, maka konsekwensinya adalah atap tersebut akan
menjadi flat-flat/water stain (cacat air).

10.4 Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, rivet dan kotoran
lain harus dibersihkan dari atap, talang selama pekerjaan berlangsung dan
pada akhir pekerjaan setiap harinya. Korosi dan kemungkinan kerusakan
pada lapisan atap dapat terjadi ketika besi atau bahan dasar tembaga
dibiarkan tinggal dan tetap berhubungan dengan atap pada keadaan
lembab.
Korosi tidak hanya akan menimbulkan noda-noda buruk tetapi juga akan
melemahkan daya tahan atap karena daya pelindung normalnya rusak.

10.5 Pedoman Pelaksanaan


10.5.1 Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang
berlawanan arah angin. Maksud dari berlawanan arah angin
adalah tepi gelombang yang mempunyai kaki atap harus dipasang
berlawanan arah angin, kemudian baru ditimpa dengan atap yang
tepi gelombang yang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran-lembaran yang berikutnya.
10.5.2 Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih
tata peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai
dengan pemasangan pada lajur bawah hingga selesai baru
dilanjutkan ke lajur atas.
10.5.3 Pelubang atap untuk penguncian Hook Bolt, Paku ulir, Hexagon
Head (skrup-skrup) yang baik harus dibor dengan mesin bor atau
bor tangan dan tidak diperkenankan mempergunakan drip, pahat,
paku dan sejenisnya.
10.5.4 Pemasangan Hook Bolt (paku pancing) paku ulir maupun skrup-
skrup pada atap harus selalu pada puncak gelombang dan dikunci
hingga puncak gelombang tersebut tidak dapat bergerak.

Halaman 18 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

10.5.5 Sewaktu pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja


harus beralaskan papan yang dibuat seperti tangga diletakkan
diatas gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang
dapat mengakibatkan atap tersebut rusak.
10.5.6 Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran
bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
10.5.7 Untuk Seng plat t = 0,35 dipasang pada atap yang diapit oleh
dinding tombak layar. Pemasangan dilakukan pada setiap jalur
atap yang diapit oleh dinding tombak layar. Setelah seng plat t =
0,35 terpasang rapi baru jalur pemasangan seng plat tersebut
ditimpa oleh sika anti bocor bagian samping dinding,
10.5.8 Semua kalsiplank harus papan kalsiboard atau GRC board dengan
ketebalan dan lebar sesuai gambar.
Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran
kalsiplank maupun cara penyambungannya.
Sambungan kalsiplank harus dibuat dengan rapi dan penuh
keahlian dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan.
 Kalsiplank dibuat dari papan kalsiboard atau GRC board
dengan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipasang
dengan baut langsung ke rangka kuda-kuda dari baja ringan.
Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor
Pelaksana.
 Papan kalsiplank yang terbuat dari papan kalsiboard atau
GRC board dengan lebar 20 cm (sesuai gambar) dipasang
dengan baut langsung ke rangka kuda-kuda dari baja ringan.
Pemasangan harus lurus dan rapi.
10.5.8 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

11. Pekerjaan Lantai Bangunan


11.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai bangunan dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,
Selasar bangunan dan dinding keramik KM/WC/Pantry. Pekerjaan lantai
bangunan terdiri dari :
11.1.1 Lantai Keramik (40x40) cm dalam bangunan/Meja+Dinding
Dapur, keramik anti slip (40x40) cm pada selasar depan/belakang,

Halaman 19 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

keramik anti slip (30x30) cm pada KM/WC/tangga teras, keramik


(30x60) cm pada dinding KM/WC dan keramik (30x60) cm motif
batu alam pada dinding depan rumah. Sedangkan pada selasar
depan/belakang bangunan digunakan lantai beton tumbuk (rabat
beton) finishing halus.
11.1.2 Keramik tersebut adalah kwalitas menengah produksi dalam
negeri.
11.1.3 Beton tumbuk K-100.

11.2 Pedoman Pelaksanaan


11.2.1 Dasar lantai
Untuk semua lantai Dilapisi pasir urug setebal 5 cm dan
dipadatkan.
11.2.2 Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor Pelaksana harus memeriksa
semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya
yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai dimulai.
11.2.3 Adukan
Adukan untuk Keramik 1 PC : 3 Ps
11.2.4 Pemasangan
Lantai beton tumbuk (beton dasar) dipasang dengan ketebalan 10
cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 PC : 3 PS : 6 KR.
Pemasangan lantai Keramik biasa dan Keramik permukaan kasar
harus lurus dan siku siku dengan Natnya 2-3 mm, dipasangan
diatas pasir urug dengan menggunakan pasta semen. Keramik
diletakkan diatas pasta semen tersebut, kemudian dipukul dengan
palu karet sehingga terjadi perekatan antara perekat dengan
Keramik. Setelah selesai pemasangan harus dibersihkan dan dilap
dengan kain lap basah.
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga dibawah Keramik yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara Keramik dengan
Keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan semen
yang warnanya sesuai dengan warna Keramik. Hasil pasangan
akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.

Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian
cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar
dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

Halaman 20 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

12. Pekerjaan Plafond Bangunan


12.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat di bawah
ini serta memenuhi Spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.
Melaksanakan seluruh pekerjaan plafond hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan memuaskan. Detail pekerjaan plafond dapat dilihat pada
gambar bestek.

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1 Rangka langit-langit induk dipakai rangka metal furring dengan
kualitas nomor 1. Modul rangka yang dibuat untuk plafond
kalsiboard adalah 40 cm x 80 cm.
12.2.2 Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan menggunakan
bahan plafond kalsiboard t = 4 mm produksi dalam negeri.

12.3 Pedoman Pelaksanaan


12.3.1 Persiapan Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh material lengkap dengan penjelasan
spesifikasinya untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas / Konsultan Pengawas.
 Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan dan shop
drawing yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan sebelum
pekerjaan dimulai.
 Kontraktor harus membuat mock up untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan sebelum pekerjaan dimulai. Biaya
pembuatan mock up menjadi tanggungan Kontraktor.
 Instalasi-instalasi listrik yang terdapat di atas plafond harus
sudah terpasang dengan baik.
 Posisi lubang kontrol (man hole) harus sudah ditentukan dan
tidak mendapatkan persetujuan dari konsultan.
 Kontraktor harus mengukur kembali kondisi lapangan yang
akan mempengaruhi pekerjaan dan memeriksa semua
permukaan yang akan berhubungan dengan plafond, dan
memperbaikinya untuk menghasilkan pekerjaan yang baik.

12.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan


 Pekerjaan ini harus diiaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini.

Halaman 21 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

 Rangka plafond dipasang dengan kuat pada balok atau pada


rangka atap dengan kuat dan rigid dengan cara pelaksanaan
mengikuti standar cara pelaksanaan dari pabrik.
 Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik, maka Kontraktor wajib
mengadakan material tambahan itu dan melaksanakannya
sesuai kebutuhan di lapangan, dan biaya yang diperiukan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass
(tidak bergelombang).
 Plafond kalsiboard dipasang dengan rapih dan rapat pada
rangka dan pada sisi sudut-sudut dinding ditutup dengan list
profil kayu.
 Pada tempat tertentu dibuat manhole / acces panel pada
plafond yang dapat dibuka dan ditutup tanpa merusak plafond
di sekitarnya.
 Penyelesaian pertemuan antara bidang plafon dengan bidang
dinding disesuaikan dengan gambar perencanaan, Bila
terdapat pemasangan list profil pada plafond yang
menggunakan paku/ screw, kepala paku/screw tidak boleh
terlihat dari permukaan.
 Penggantung tambahan harus disediakan pada tempat-tempat
dimana akan digantungkan perangkat lampu yang berat yang
akan dibebankan pada sistem rangka tersebut, dan harus
sudah termasuk dalam penawaran Kontraktor.
 Hasil pekerjaan plafond yang dipasang harus rapih, rata untuk
seluruh permukaan, tidak terdapat flek/kotor/bergelombang.

13. Pekerjaan Elektrikal


13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan elektrikal meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari unit bangunan
lainnya di lokasi tersebut, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa
PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik
lampu, saklar dan stop kontak yang harus dipasang disesuai dengan jumlah
yang tertera dalam gambar. Titik lampu, saklar dan stop kontak
mengandung maksud tempat mata lampu, saklar dan stop kontak yang
telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah
berfungsi pada titik tersebut.

13.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan


13.2.1 Kabel NYM

Halaman 22 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Kabel dengan 3 inti untuk satu pass


Inti copper dibugkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti
13.2.2 Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5
mm2
13.2.3 Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik
13.2.4 Bola lampu LED panel tipe kotak 8 watt dan downlight LED 8 watt
+ armatur adalah produksi nasional setara merk Philips, Toshiba,
Clipsal dan lain sebagainya yang setara dengan merk-merk
tersebut.
13.2.5 Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (nasional)
atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220
volt adalah :
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih
Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soketdengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan
kayu
Bahan : Ebonit warna putih
Box panel
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya
dari gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (20x20) tinggi maksimum 60
cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
13.2.6 Apabila jaringan PLN berjarak 200 m’dari lokasi mess guru maka
Kontraktor Pelaksana wajib menambah Tiang listrik dari beton
pra cetak yang didapat dari kantor PLN setempat.

Halaman 23 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

13.3 Penggunaan
13.3.1 Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan
didalam dinding.
13.3.2 Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
13.3.3 Grounding
Kawat grounding dapat dipergunkan kawat telanjang (BCC = Bare
Copper Conductore)
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2.
Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter 1 1/2 “ diujung pipa tersebut
diberi/dipasang copper road sepanjang 0,5 m. Elektroda
pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m
atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
Nilai tahanaqn grounding sistem untuk panel-panel adalah
maksimal 2 ohm, doukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.

13.4 Pedoman Pelaksanaan


13.4.1 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas
plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20
m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam
pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai
dan terendam air tanah).
13.4.2 Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau
komponen- komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan 10 Ampere untuk
seluruh bangunan.
13.4.3 Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,
Kontraktor Pelaksana boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur)
yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas

Halaman 24 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan),


termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
13.4.4 Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Kontraktor Pelaksana
pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua
biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
13.4.5 Kontraktor Pelaksana berkewajiban memasukkan arus yang
bersumber dari instalasi PLN. Besarnya daya yang diperlukan
adalah sesuai kebutuhan untuk seluruh bangunan. Pemasukan
arus ini bila harus menambah tiang maka Kontraktor Pelaksana
harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang
dan kabel listrik menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

14. Pekerjaan Mekanikal


14.1 Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan instalasi air bersih dan kotor
lengkap dengan aksesoris kelengkapannya pada KM/WC.

14.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan


14.2.1 Pipa PVC diameter ¾” untuk keperluan air bersih digunakan merk
setara kwalitas SNI. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan
yang sama dengan bahan untuk pipa,
14.2.2 Pipa PVC diameter 4” untuk keperluan air kotor digunakan merk
setara kwalitas SNI. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan
yang sama dengan bahan untuk pipa,
14.2.3 Kran putar kwalitas setara SNI produksi dalam negeri,
14.2.4 Kran leher angsa kwalitas setara SNI produksi dalam negeri,
14.2.5 Bak cuci piring stainless kwalitas setara SNI produksi dalam
negeri,
14.2.6 Pompa air lengkap dengan besi pengaman kwalitas setara SNI
produksi dalam negeri,
14.2.7 Tandon air/tempat penampungan air kwalitas setara SNI produksi
dalam negeri,
14.2.8 Floor drain stainless kwalitas setara SNI produksi dalam negeri,
14.2.9 Kloset jongkok kwalitas setara SNI,
14.2.10 Septictank model sumuran lengkap dengan resapan model
sumuran dengan kedalaman sesuai dengan gambar bestek dan

Halaman 25 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

14.2.11 Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari plat
beton cetak.

14.3 Pedoman Pelaksanaan


14.3.1 Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam
dinding (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal
dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.
14.3.2 Air diambil dari sumber air yang sudah ada dan sumur bor yang
sudah dibuat. Pengambilan air tersebut dihubungkan pipa PVC
diameter ¾”ditanam didalam dinding, dikeluarkan pada
tempat-tempat yang sudah ditentukan pada gambar bestek dan
dikeluarkan melalui kran air dan kran leher angsa. Pipa
pengambilan dan pipa distribusi harus tertanam dalam didalam
tanah.
14.3.3 Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen. Pengujian harus menghasilkan
tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa
penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan
yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua
biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah tanggungan
Kontraktor.
14.3.4 Air kotor dari KM/WC dialirkan dengan pipa PVC diameter 4” ke
kesaluran terdekat,
14.3.5 Pembuangan air limbah/kotoran dari kloset dialirkan dengan pipa
PVC diameter 4” ke septicktank sumuran rencana. Pada
tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke
septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol.

14.4 Persyaratan Pemasangan


14.4.1 Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan,
14.4.2 Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan
peralatan,
14.4.3 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam/runcing serta penghalang lainnya,
14.4.4 Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik

Halaman 26 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang


diperlihatkan digambar,
14.4.5 Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE,
14.4.6 Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik,
14.4.7 Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang kearah titik buangan.
Drainase dan vents harus mempermudah pengisian maupun
pengurasan,
14.4.8 Secara menurun disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan,
14.4.9 Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai
untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve
handled) tidak boleh menungkik,
14.4.10 Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang,
14.4.11 Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat
kearah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian
penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian
harus ukuran jalur penuh,
14.4.12 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs
untuk mencegah masuknya benda-benda lain,
14.4.13 Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan,
14.4.14 Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pertanahan
(grounded) listrik.

14.5 Cara Pemasangan Pipa Air Limbah Dalam Tanah


14.5.1 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup,
14.5.2 Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda
keras/tajam,
14.5.3 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen,
14.5.4 Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan,

Halaman 27 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

14.5.5 Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa,


14.5.6 Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian
tanah kasar.

14.6 Penyambungan Pipa-Pipa


14.6.1 Sambungan ulir
 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm,
 Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir,
 Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep
dan Zinkwite dengan campuran minyak,
 Semua pemotongan pipa harus memakal pipe cutter dengan
pisau roda,
 Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
cutter dengan reamer,
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
14.6.2 Sambungan lem
 Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan
lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari
pabrik pipa,
 Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa
dapat lurus terhadap batang pipa,
 Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
14.6.3 Sambungan yang mudah terbuka
 Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter pada
lavatory faucet dan supply valve, waste fitting dan siphon,
 Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking
dan bukan seal threat.

14.7 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama, meng-
gunakan cara atau metoda yang disetujui sampai semua benda-benda
asing disingkirkan.

14.8 Pengujian
14.8.1 Sistem air bersih

Halaman 28 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

 Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji


dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dan
tekanan kerja ditambah 50 % dalam jangka waktu 1 x 24 jam,
 Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali,
 Peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas dari
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
14.8.2 Sistem air limbah
Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3,0
meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.

15. Pekerjaan Pengecatan Bangunan


15.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut :
15.1.1 Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton,
plafond, kusen, daun pintu, daun jendela dan kalsiplank.

15.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan Harus Berkualitas Baik, Seperti :


15.2.1 Cat minyak sekwalitas Nippon atau lain sebagainya yang setara
kwalitasnya.
15.2.2 Cat dinding dan plafond sekwalitas Nippon, Avitex atau lain
sebagainya yang setara kwalitasnya.
15.2.3 Plamur dinding sekualitas Nippon, Avitex atau lain sebagainya
yang setara kwalitasnya.

15.3 Pedoman Pelaksanaan


15.3.1 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond,
15.3.2 Pekerjaan minyak/cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis
dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar,
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu,
Penghalusan dengan amplas,
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
15.3.3 Pengecatan dinding harus dilakukan dengan proses sebagai
berikut :
Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih,
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih,

Halaman 29 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2


(dua) kali,
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

15.3.4 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :


Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang belang
atau noda noda mengelupas.
15.3.5 Warna yang digunakan
Untuk warna yang akan digunakan pihak rekanan harus duduk
bersama pemilik proyek dan konsultan pengawas untuk
membahas produk cat mana yang akan digunakan sesuai spek
yang tertera dalam RAB/BOQ dan warna apa yang akan digunakan.
Setelah semua sepakat maka harus dibuat berita acaranya agar
kesemuanya saling mengikat.

16. Pekerjaan Lain-Lain


Garis besar pekerjaan lain-lain adalah sebagai berikut :

16.1 Lingkup Pekerjaan


16.1.1 Relief penebalan plesteran selasar depan bangunan,
16.1.2 Relief fantasi balok bingkai kusen jendela,
16.1.3 Pekerjaan penghijauan halaman/taman,
16.1.4 Keramik dinding (30x60) motif batu alam depan bangunan dan
16.1.5 Pekerjaan DPT/Talud.

16.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan


16.2.1 Semua bahan untuk pekerjaan lain-lain ini harus sekwalitas setara
SNI dan sesuai dengan persyaratan bahan yang telah dijelaskan
pada pasal-pasal/bab-bab sebelumnya pada RKS ini,

16.3 Pedoman Pelaksanaan


16.3.1 Semua item pekerjaan lain-lain dilaksanakan sesuai dengan :
Gambar shop drawing yang diajukan oleh rekanan,
Sesuai dengan item-item yang terdapat dalam RAB/BOQ,
Sesuai dengan pasal-pasal/bab-bab yang telah dijelaskan
sebelumnya pada RKS ini dan
Atas persetujuan pemilik proyek dan konsultan pengawas.

Halaman 30 dari 31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS)

Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian RKS ini, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana atas perintah tertulis
Pejabat Pembuat Komitmen.
Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor Pelaksana. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan Kontraktor
Pelaksana sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Halaman 31 dari 31

Anda mungkin juga menyukai