Anda di halaman 1dari 13

MODEL PERENCANAAN SISTEM IRIGASI

PADA DAERAH SUNGAI KALIGAWE SEMARANG


Oleh:
Revie O F Wantalangie (090211047)
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

ABSTRAK

Sistem irigasi yang baik bertolak ukur dari sebuah perencanaan irigasi yang baik pula. Perencaan
irigasi yang baik haruslah sesuai dengan standar perencanaan yang ada. Seperti yang telah kita
ketahui bersama, perencaan sistem irigasi bertujuan untuk membuat pengairan yang bisa
digunakan dalam pertanian dan perkebunan, yang berdampak pada keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat itu sendiri untuk menunjang tingkat hidup mereka. Berikut akan direncanakan sistem
pengairan irigasi pada darah sungai kaligawe, yang dibuat dengan menentukan petak-petak tersier
beserta saluran-saluran irigasi yang akan digunakan beserta perencanaan bangunan irigasi yang
akan digunakan. Adapun perencaan yang dilakukan telah sesuai dengan standar perncanaan yang
ada dengan sedikit perubahan agar dapat mengairi seluruh daerah irigasi yang telah di tentukan.

Kata kunci: sistem irigasi, perencanaan irigasi

PENDAHULUAN lahan  sebagai  bagian  dari  budidaya 


pertanian.  Sistem  irigasi  untuk  pertaian 
Irigasi adalah suatu usaha untuk
telah  dikenal  oleh  masyarakat  Indonesia 
memanfaatkan atau mengendalikan air dengan
sejak  jaman  kerajaan  kuno.  Tidak  hanya 
membuat bangunan-bangunan dan saluran
di  Indonesia,  beberapa  bangsa  pun  telah 
saluran untuk mengalirkan air yang berguna
mengenal  irigasi  sebagai  bagian 
untuk pertanian, air mandi, pembersihan
pengelolaan  lahan  untuk  mengatur 
kota/penggelontoran dan lain-lain yang
hidrologi sejak jaman atau tahun sebelum mas
berguna untuk kehidupan manusia.
ehi. Dalam  perencanaan  dan  perancangan 
tidaklah  mudah  atau  dalam  kata  lain  perlu 
Irigasi  pertanian  merupakan  salah  satu 
diperhatikan  segala  aspek  yag  menyangkut 
input atau  masukan  dalam  pengelolaan
baik  yang  berkaitan  langsung  maupun  jaringan  irigasi  jangan  saja  tertuju  pada
tidak  pemenuhan  kebutuhan  air  secara  kuantitas.
langsung khususnya yang mempunyai dampak Secara  kualitas  air  irigasi  seringkali
besar.  dilupakan  sehingga  saat  ini  perlu  juga
diperhatikan tujuan  irgasi  untuk  menjaga 
Pada  jaman modern, perencanaan dan  kualitas  air  atau  lebih  dikenal  sebagai
perancangan  suatu  sistem  irigasi  sering  tindakan  konservasi air.  
kali  melupakan  dampak  tidak  langsung 
sehingga  seringkali  dalam  pelaksanaannya  Tujuan  pembuatan  irigasi  saat  ini juga 
hanya  menguntungkan  di  awal  saja,  telah  mengalami  pergeseran  khususnya  di
bahkan  mungkin  bias menjadi  sia-sia.  Jawa yang  semula  hanya  bertujuan  untuk
Untuk  itu  dalam  perencanaan  dan  memenuhi  kebutuhan  air  untuk  tanaman
perancangan  perlu  melibatkan  seluruh  ahli  padi sawah,  namun  beberapa  tempat  telah
dari  berbagai  komponen  yang  terkait  memanfaatkan  atau  membangun  jaringan
dengan  irigasi,  baik  irigasi sebagai tujuan untuk pemenuhan perikA
komponen materi maupun bukan materi atau s nan. Dengan memperhatikan tujuan irigasi juga
osial.  diperhitungkan mengenai  kebutuhan  air 
irigasi  yang  akan  menentukan  bentuk  dari 
Daerah Irigasi sungai kaligawe sarana  dan  prasarana  jaringan  irigasi. 
mempunyai lahan yang sangat luas, yang harus Untuk 
dibagi menjadi beberapa petak yaitu, petak mengetahui  tujuan  ini,  seorang  ahli  teknis 
sekunder, kemudian petak-petak ini dibagi lagi perlu  berkoordinasi  dengan  penentu 
menjadi petak-petak tersier. Pembagian petak- kebijakan serta komponen lain seperti ahli tan
petak ini dimaksudkan untuk memudahkan ah dan lingkungan. 
pembagian atau pengontrolan dalam hal
pemberian air, sehingga air tersebut dapat Namun pada umumnya maksud dan
sampai pada petak yang paling akhir atau tujuan perencanaan irigasi itu sendiri adalah
bagian-bagian yang paling bawah. untuk mendatangkan air guna kepentingan
pertanian maupun perkebunan, dengan jalan
MAKSUD DAN TUJUAN membuat saluran-saluran atau bangunan air
yang pengadaannya untuk menunjang sektor
pertanian. Dengan irigasi yang baik dapat
Untuk  mempersiapkan  suatu  rencana 
meningkatkan sektor pertanian dalam hal
dan  rancangan  harus  didasari  dari  tujuan
produksi pertanian itu sendiri, sehingga
pembuatan  irigasi  karena  tujuan  ini  yang
meningkatkan tingkat perekonomian
menentukan  sistem  irigasi.  Suatu  sistem 
masyarakat daerah kaligawe. Dengan skala yang sudah ditentukan
selanjutnya dibuat petak-petak untuk
membagi daerah pengairan.

METODE PELAKSANAAN DAN - Dibuat berdasarkan medan


- Luas petak tersier diantara 50-150 ha
PEMBAHASAN
- Petak dibuat berdasarkan:
1) Tiap tanah dalam perak harus
Langkah-langkah perncanaan sistem
mudah menerima dan membuang
irigasi yang akan dibuat:
air yang tidak dipakai.
2) Tiap petak harus mempunyai
1. Persiapan peta Topografi dengan cara
saluran pembuangan untuk
memberi warna untuk membedakan antara
mengantisipasi meluapnya air
sungai dan kampung
pada musim hujan.
3) Alangkah lebih baik jika tiap
2. Penentuan Trace Saluran
petak mempunyai luas dan
Dalam menentukan trace saluran, hal yang
bentuk yang hampir sama.
penting adalah:
4) Tiap petak diberi tanda batas
- Saluran Primer jangan dibuat terlalu
yang sama.
terjal, karena debit yang dihasilkan
5) Sedapat mungkin satu petak
akan terlalu besar sehingga terjadi
meliputi tanah dari satu desa untuk
aliran yang sangat cepat yang dapat
memudahkan perawatan.
menggerus saluran.
- Trace saluran diusahakan tidak
memotong perkampungan, rel kereta 4. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi:

api maupun jalan raya karena akan Perhitungan kebutuhan air irigasi atau

menimbulkan biaya yang besar dalam debit rencana dilakukan pada setiap

pembuatannya. saluran irigasi. Mula-mula saluran tersier

- Saluran sekunder diusahakan dulu yang dihitung kemudian berlanjut

mengikuti jalan dan punggung kontur pada saluran sekunder dan yang terakhir

agar memudahkan dalam saluran primer. Rumus yang digunakan

pemeliharaan. untuk menghitung debit rencana.

- Saluran sekunder diusahakan dapat


memberi air pada saluran tersier. c. NFR. A
Q=
e
3. Penentuan Petak Jarak dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = koefisien pengurangan rotasi Tabel 4.1 Perhitungan Deb
teknis (0,85)
Nama Luas NFR
No
NFR = kebutuhan air bersih (netto) Saluran (Ha) (ltr/det/ha) (0
1 S. Ter. 1 135,94 1,15
air di sawah (1,15 L/det.ha) 2 S. Ter. 2 80,47 1,15
A = luas daerah yang diairi (ha) 3 S. Ter. 3 112,5 1,15
4 S. Ter. 4 92,19 1,15
e = efisiensi irigasi 5 S. Ter. 5 125 1,15
6 S. Ter. 6 121,09 1,15
80% untuk saluran tersier
7 S. Ter. 7 121,88 1,15
90% untuk saluran sekunder 8 S. Ter. 8 131,25 1,15
9 S. Ter. 9 106,25 1,15
90% untuk saluran primer 10 S. Ter. 10 103,91 1,15
11 S. Ter. 11 63,28 1,15
12 S. Ter. 12 90,63 1,15
Berikut perhitungan debit rencana saluran 13 S. Ter. 13 142,19 1,15
14 S. Ter. 14 117,97 1,15
setiap saluran
15 S. Ter. 15 97,66 1,15
16 S. Ter. 16 126,95 1,15
17 S. Ter. 17 139,84 1,15
18 S. Ter. 18 107,03 1,15
19 S. Ter. 19 110,16 1,15
20 S. Ter. 20 64,84 1,15
21 S. Ter. 21 86,72 1,15
22 S. Ter. 22 86,72 1,15
23 S. Ter. 23 117,19 1,15
24 S. Ter. 24 119,14 1,15
25 S. Ter. 25 100,39 1,15
26 S. Ter. 26 149,61 1,15
27 S. Ter. 27 59,38 1,15
28 S. Ter. 28 64,06 1,15
29 S. Ter. 29 106,25 1,15
30 S. Ter. 30 105,08 1,15
31 S. Ter. 31 111,72 1,15
32 S. Ter. 32 81,64 1,15
33 S. Ter. 33 96,88 1,15
34 S. Ter. 34 87,5 1,15
35 S. Ter. 35 75,78 1,15
Tabel 4.2 Perhitungan Debit Saluran
Sekunder

No Nama e Q
Saluran (0,9 %) (m3/det)
1 Ss 1 0,9 2,045
2 Ss 2 0,9 1,936
3 Ss 3 0,9 1,783
4 Ss 4 0,9 1,658
5 Ss 5 0,9 1,488
6 Ss 6 0,9 1,324
7 Ss 7 0,9 1,158
8 Ss 8 0,9 0,980
9 Ss 9 0,9 0,836
10 Ss 10 0,9 0,695
11 Ss 11 0,9 0,609
12 Ss 12 0,9 0,486
13 Ss 13 0,9 0,293
14 Ss 14 0,9 0,133
15 Ss 15 0,9 2,711
16 Ss 16 0,9 2,539
17 Ss 17 0,9 2,349
18 Ss 18 0,9 2,204
19 Ss 19 0,9 2,054
20 Ss 20 0,9 1,966
21 Ss 21 0,9 1,848
22 Ss 22 0,9 1,730
23 Ss 23 0,9 1,571
24 Ss 24 0,9 1,410
25 Ss 25 0,9 1,273
26 Ss 26 0,9 0,203
27 Ss 27 0,9 1,070
28 Ss 28 0,9 0,990
29 Ss 29 0,9 0,526
30 Ss 30 0,9 0,439
31 Ss 31 0,9 0,294
32 Ss 32 0,9 0,152
33 Ss 33 0,9 0,464
34 Ss 34 0,9 0,353
35 Ss 35 0,9 0,222
36 Ss 36 0,9 0,103

5. Menghitung Dimensi Saluran dengan


Rumus Strickler:
2 1
3 2
v =k . R .S

A
R=
P
dengan:
v = kecepatan air
Q = Debit rencana
k = koefisien kekasaran Strickler
R = Jari-jari Hidrolis
S = kemiringan
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah

Penampang saluran didesain berbentuk


Trapezium

Fb

m
b

Langkah-langkah perhitungan untuk


mendesain dimensi saluran, yaitu :

a. Menentukan Parameter Yang Diketahui


Q = Debit saluran rencana (m3/det)
Kemudian dari debit saluran akan
diketahui :
b/h = Perbandingan lebar dan tinggi
saluran
Q=v. A m = Kemiringan talud
Vijin = Kecepatan air yang diizinkan
Luas bentuk Trapezium, maka: [(diambil Vmax) … (m/det)]
A= ( b+my ) y Dengan ketentuan harga b/h dan m

P=b+2 y √ 1+m2 diperoleh dari tabel di bawah ini dimana


nilainya tergantung dari nilai Debit (Q)
A
R= pada saluran tersebut.
P
Kemiringan  Tinggi air diperoleh dari rumus
Debit (m3/s) b/h k
Talud 1: m penurunan luas penampang
0.15 - 0.30 1.0 1.0 35
trapezium, yaitu :
0.30 - 0.50 1.0 1.0 - 1.2 35
0.50 - 0.75 1.0 1.2 -1.3 35 A=(b+mh )h
0.75 - 1.00 1.0 1.3 - 1.5 35 2
A=bh+mh
1.00 - 1.50 1.0 1.5 - 1.8 40 b
1.50 - 3.00
3.00 - 4.50
1.5
1.5
1.8 - 2.3
2.3 - 2.7
40
40
A=h2 +m
h ( )
A
4.50 - 5.00 1.5 2.7 - 2.9 40 h2 =
b
5.00 - 6.00 1.5 2.9 - 3.1 42.5 ( h
+m )
6.00 - 7.50 1.5 3.1 - 3.5 42.5
7.50 - 9.00 1.5 3.5 - 3.7 42.5
9.00 - 10.00 1.5 3.7 - 3.9 42.5
A
10.00 - 11.00
11.00 - 15.00
15.00 - 25.00
25.00 - 40.00
2.0
2.0
2.0
2.0
3.9 - 4.2
4.2 - 4.9
4.9 - 6.5
6.5 - 9.0
45
45
45
45 
h=


Setelah h diperoleh, maka lebar
( b h +m )
dasar saluran (b) dapat dicari lewat

vijin untuk tanah lempung perbandingan b : h


Q (m3/s)
(m/s) b/h = x Nilai x adalah rasio
0.00 min 0.25
perbandingan b dan h berdasarkan
0.05 - 0.15 0.25 - 0.30
0.15 - 0.30 0.30 - 0.35 debit, nilai ini berkisar 1; 1,5; atau 2
0.30 - 0.40 0.35 - 0.40
0.40 - 0.50 0.40 - 0.45 b=x×h
0.50 - 0.75 0.45 - 0.50
0.75 - 1.50 0.50 - 0.55 c. Mencari hdesain, bdesain, dan Adesain untuk
1.50 - 3.00 0.55 - 0.60 Memperoleh Vdesain berdasarkan Vijin
3.00 - 4.50 0.60 - 0.65
4.50 - 6.00 0.65 - 0.70 Dari perhitungan sebelumnya, akan
6.00 - 7.50 0.70 diperoleh h (tinggi air), b (lebar dasar
7.50 - 9.00 0.70
saluran), dan luas saluran.
9.00 - 11.00 0.70
11.00 - 15.00 0.70 Selanjutnya dihitung kecepatan air :
15.00 - 25.00 0.70
Q
25.00 - 40.00 0.75 V = <Vi jin
40.00 - 80.00 0.80 A
Bila kecapatan air yang direncanakan
b. Menentukan Luas Minimum (Amin), lebih besar atau sama dengan kecepatan
Tinggi Air Awal (h), dan Lebar Dasar yang diizinkan, maka nilai b dan h dapat
Saluran Awal (b) diubah sehingga nilai kecepatan air
Q berada dalam range kecepatan izin,
A min =
 V max diambil Vmax sehingga akan diperoleh : hdesain,
untuk memperoleh Amin (m2) bdesain, Adesain, dan Vdesain
d. Menentukan Tinggi Jagaan (F), Keliling
Basah Saluran (P), dan Jari-jari Hidrolis
(R)
 Nilai F diperoleh lewat rumus :

F=√ c×h
C = koefisien Chezy =
0.46 (Q ≤ 0.85 m3/s)

= 0.76 (Q > 0.85 m3/s)

Tapi untuk lebih memudahkan dapat


dilihat dari tabel berdasarkan debit.

Q (m3/s) Tinggi Jagaan (m)


< 0.5 0.4
 P=b+2 h √1+m2 0.5 - 1.5 0.5
1.5 - 5.0 0.6
Adesain
R= 5.0 - 10.0 0.75
 P
10.0 - 15.0 0.85
e. Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) > 15.0 1.00
Untuk menghitung kemiringan dasar
saluran (I), digunakan Rumus Strickler:
2 1
v =k . R 3 . I 2

Dan berdasarkan debit akan diperoleh


angka koefisien kekasaran Strickler.
2 1
v =k . R 3 . I 2

1
2 v
I = 2
3
k× R
2
v
I=
( k ×R
2
3 )
v2
I= 4
.
k 2 ×R 3
Tabel 5.1 Perhitungan Dimensi Saluran

Nama Debit Vijin b/h


Saluran (m3/det) (m /det) (m)
S.Tr 12 0,110739 0.25-0.30 1
S.Sc 11 0,608833 0.45-0.50 1,3
S.Tr 11 0,077320 0.25-0.30 1
S.Sc 10 0,694745 0.45-0.50 1,3
S.Tr 10 0,126965 0.25-0.30 1
S.Sc 9 0,835817 0.50-0.55 1,5
S.Tr 9 0,129824 0.25-0.30 1
S.Sc 8 0,980066 0.50-0.55 1,8
S.Tr 8 0,160371 0.30-0.35 1
S.Sc 7 1,158256 0.50-0.55 1,8
S.Tr 7 0,148922 0.25-0.30 1
S.Sc 6 1,323725 0.50-0.55 1,8
S.Tr 6 0,147957 0.25-0.30 1
S.Sc 5 1,488122 0.50-0.55 1,8
S.Tr 5 0,152734 0.30-0.35 1
S.Sc 4 1,657826 0.55-0.60 2,3
S.Tr 4 0,112645 0.25-0.30 1
S.Sc 3 1,782987 0.55-0.60 2,3
S.Tr 3 0,137461 0.25-0.30 1
S.Sc 2 1,935722 0.55-0.60 2,3
S.Tr 2 0,098324 0.25-0.30 1
S.Sc 1 2,044971 0.55-0.60 2,3
S.Tr 1 0,166102 0.30-0.35 1
SP 1 5,489522 0.65-0.70 3,1

Berikut tabel perhitungan dimensi saluran


yang dilakukan. Dimensi saluran yang
dihitung hanya pada saluran yang telah
ditentukan.
hd bd Ad Vd
(m) (m) (m2) (m/det) c
0,450 0,450 0,4050 0,273 0,40
0,750 0,975 1,2938 0,471 0,50
0,375 0,375 0,2813 0,275 0,40
0,800 1,040 1,4720 0,472 0,50
0,475 0,475 0,4513 0,281 0,40
0,800 1,200 1,6000 0,522 0,50
0,500 0,500 0,5000 0,260 0,40
0,825 1,485 1,9058 0,514 0,50
0,500 0,500 0,5000 0,321 0,40
0,900 1,620 2,2680 0,511 0,50
0,525 0,525 0,5513 0,270 0,40
0,950 1,710 2,5270 0,524 0,50
0,525 0,525 0,5513 0,268 0,40
1,000 1,800 2,8000 0,531 0,50
0,475 0,475 0,4513 0,338 0,40
0,875 2,013 2,9094 0,570 0,60
0,450 0,450 0,4050 0,278 0,40
0,900 2,070 3,0780 0,579 0,60
0,500 0,500 0,5000 0,275 0,40
0,950 2,185 3,4295 0,564 0,60
0,425 0,425 0,3613 0,272 0,40
0,975 2,243 3,6124 0,566 0,60
0,500 0,500 0,5000 0,332 0,40
1,350 4,185 8,3835 0,655 0,75

2) Hulu = Tinggi muka air di


6. Menghitung Tinggi Muka Air
bagian hilir + beda tinggi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menghitung tinggi muka air adalah: Contoh perhitungan :
- Tentukan kemiringan saluran (S)
1. Saluran tersier 1 (ST1)
- Tentukan panjang saluran Kemiringan dasar saluran (ST1) :
- Hitung beda tinggi = S x panjang 0.00053955
saluran Letak bangunan sadap : 335 m
Tinggimuka air di sawah : elevasi + 0.1
- Tentukan tinggi muka air di sawah : 335 + 0,1
dan kehilangan tekanan pada saluran : 335.1 m
- Hitung tinggi muka air pada: Kehilangan tekanan pada saluran: 0.1 m
Tinggimuka air pada saluran :
1) Hilir = elevasi tanah asli
tinggimuka air di sawah + 0.1
ditambah tinggi muka air dan : 335.1 + 0.1
kehilangan tekanan pada : 335.2 m
Jarak sawah tertinggi :0
saluran
Kehilangan tekanan pada pintu ukur: Adalah bangunan yang dibuat untuk
0.1 m membagi air ke saluran sekunder dan
Tinggi muka air
harus dapat mengairi dua sisi dengan
Hilir : 335.2 + 0 = 335.2 m
Hulu : 335.2 + 0.1 = 335.3 m debit yang seimbang.
- Bangunan Sadap
2. Saluran sekunder 1 (SS1)
Adalah bangunan yang dibuat untuk
Kemiringan dasar saluran: 0.00037293
Panjang saluran sekunder: 575 m menyadap / mengalirkan air ke dalam
Beda tinggi saluran : 0.00037293 * petak tersier.
575 = 0.21443683 m
Tinggi muka air
Hilir : 330.3 + 0 = 330.3 m - Gorong-gorong
Hulu : 330.3 + 0. 21443683 = Adalah suatu jenis konstruksi
330.51444 m penyeberangan / persilangan yang

3. Saluran primer (SP1) paling sederhana, terdiri dari salah


Kemiringan dasar saluran: 0.00026296 satu atau lebih pipa berbentuk
Panjang saluran primer: 1000 m bundar ataupun persegi. Bahannya
Beda tinggi saluran : 0.00026296 *
bisa terbuat dari beton, baja, atau
1000 = 0.26296485 m
Tinggi muka air paralon. Fungsinya untuk
Hilir : 335.30 + 0 = 335.30 m mengalirkan air melalui bawah jalan
Hulu : 335.30 + 0.26296485 =
kendaraan atau kereta api.
335.56296 m

8. Saluran
7. Letak Bendungan, Bangunan Bagi, Saluran berfungsi mengalirkan air dari
Bangunan Sadap sumber (sungai, waduk, mata air,
- Letak Bendungan bendungan) menuju ke lahan pertanian.
Bendungan harus dibuat pada bagian - Saluran Primer
sungai yang lurus karena pada elevasi Merupakan saluran yang berfungsi
bendungan harus diperhatikan mengalirkan air langsung dari
terhadap sawah / daerah yang terjauh bendung. Saluran ini sebaiknya dibuat
(titik hilang). Elevasi titik tertinggi sependek mungkin sesuai dengan
yang mungkin ada harus berupa tipe kontur.
pelimpah dari pasangan batu yang - Saluran Sekunder
kokoh dan tenggelam dengan baik, Berfungsi membagi aliran air dari
karena selama banjir sungai itu saluran induk menuju daerah irigasi
mengangkut batu-batu. yang direncanakan.
- Bangunan Bagi - Saluran Tersier
Tabel 6.1 Perhitungan Tinggi Muka Air

Kemiringa
n Sawah/ Tanah Tertinggi Tinggi
Kehilanga
Nama Dasar Eleva Tinggi n M-A-T
Salura si M-A-T Tek.Pd.
n Saluran S.Tr Sal.Tr
  (m) (m) (m) (m)
4=3+0. 6=4+
1 2 3 1 5 5
S.Tr 12 0,00042065 253,00 253,10 0,10 253,20
S.Sc 11 0,00057874        
S.Tr 11 0,00054226 263,00 263,10 0,10 263,20
S.Sc 10 0,00053414        
S.Tr 10 0,00041444 265,00 265,10 0,10 265,20
S.Sc 9 0,00062361        
S.Tr 9 0,00032961 273,00 273,10 0,10 273,20
S.Sc 8 0,00054534        
S.Tr 8 0,00050296 275,00 275,10 0,10 275,20
S.Sc 7 0,00036665        
S.Tr 7 0,00033434 287,00 287,10 0,10 287,20
S.Sc 6 0,00035892        
S.Tr 6 0,00033002 298,00 298,10 0,10 298,20
S.Sc 5 0,00034504        
S.Tr 5 0,00059974 306,00 306,10 0,10 306,20
S.Sc 4 0,00043650        
S.Tr 4 0,00043526 312,00 312,10 0,10 312,20
S.Sc 3 0,00043446        
S.Tr 3 0,00036952 324,00 324,10 0,10 324,20
S.Sc 2 0,00038380        
S.Tr 2 0,00044982 333,00 333,10 0,10 333,20
S.Sc 1 0,00037293        
S.Tr 1 0,00053955 335,00 335,10 0,10 335,20
SP 1 0,00026296        

Saluran yang masuk ke petak sawah,


dalam hal ini petak tersier.

- Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk
mengalirkan kelebihan air pada petak
tersier ke daerah yang lebih rendah,
biasanya sungai.

 
Tabel 6.1 Perhitungan Tinggi Muka Air KESIMPULAN DAN SARAN

Panjang Beda tinggi Tinggi M-A


Sal. Pr / Sal. Pr / S. Pr atau S. Sk Dengan adanya pembuatan sistem irigasi
Sal. Sk Sal. Sk Hilir Hulu
    (m) (m)
ini diharapkan masyarakat daerah sekitar
12 13=2*12 14 15=13+14 sungai kaligawe dapat memaksimal jaringan
       
irigasi yang ada untuk kegiatan-kegiatan
1275 0,73789970 253,30 254,04
        pertanian, perkebunan, perikanan dan
1025 0,54749251 263,30 263,85
kegiatan-kegiatan lain yang bisa meningkatkan
       
850 0,53006837 265,30 265,83 tingkat ekonomi masyarakat itu sendiri.
       
175 0,09543536 273,30 273,40
        Dalam pembuatan perencanaan jaringan
925 0,33914752 275,30 275,64 irigasi ditemukan berbagai macam kesulitan
       
900 0,32303037 287,30 287,62
karena karena elevasi permukaan tanah yang
        begitu curam dan kontur tanah yang memiliki
725 0,25015699 298,30 298,55
perbedaan yang besar. Sehingga di sepanjang
       
650 0,28372470 306,30 306,58 saluran harus dibuat trap-trap atau bangunan
       
terjun agar saluran irigasi dapat sesuai dengan
975 0,42360032 312,30 312,72
        standar yang ada.
1250 0,47975388 324,30 324,78
       
575 0,21443683 333,30 333,51 Perencanaan jaringan irigasi ini telah
        mengikuti standar perencanaan yang ada dan
1000 0,26296485 335,30 335,56
telah bisa dinyatakan dalam pelaksanaan agar
nantinya bisa berguna sesuai funsinya.

9. Pembuatan Potongan Saluran DAFTAR PUSTAKA

Pembuatan potongan saluran dibagi atas


potongan memanjang dan melintang. Direktoral, P.U. Jenderal Pengairan,
Rumus-rumus merencanakan
Perhitungan untuk potongan memanjang Saluran Irigasi.
dan melintang disesuaikan berdasarkan
Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria
perhitungan tinggi muka air dan dimensi Perencanaan. Bagian
saluran sebelumnya. Petak Tersier. (KP. 05)

Laporan Perencaan Irigasi,


Gambar potongan memanjang dan
Revie O F Wantalangie,
melintang dilampirkan.
Fakultas Teknik jurusan Sipil UNSRAT.

Anda mungkin juga menyukai