Anda di halaman 1dari 10

Sy.

Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara


PSIKIS-Jurnal Penataan
Psikologi IslamiRuang
Vol. 2Kerja
No. 1Terhadap ‖85
(2016) 84…-93

HUBUNGAN ANTARA PENATAAN RUANGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA


KARYAWAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT ISLAM
SITI KHODIIJAH PALEMBANG

Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa


Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi Abdi Nusa Palembang
sy.muznah@yahoo.co.id
rosyidahumpumalwa@gmail.com

ABSTRAK

This study aimed to determine whether there is a relationship between the arrangement of
your work space with employee stress Installations Nutrition RSI Siti Khadijah Palembang .Subjek
research are all employees of the Installation Nutrition RSI Siti Khadijah Palembang numbered 30
people.
The method used is quantitative method korelasional.Pengujian hypothetical use hypothesis
testing analysis of SPSS version 22.0 for windows.Variabel research there are two variables X
arrangement of work space and Y job stress.
The results of data analysis based on correlation analysis of Karl Pearson Product Moment
showed that no significant relationship (r- hit = 0.612> r-tab 0.361) between the arrangement of the
room working with employee stress in the Installation Nutrition RSI S iti Khodijah
Palembang.maka the better structuring room it will decrease stress levels of employees.

Keywords: Setup Workspace, Job stress

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada hubungan antara penataan ruang
kerja Anda dengan Instalasi stres karyawan penelitian Gizi RSI Siti Khadijah Palembang. Subjek
semua karyawan Instalasi Gizi RSI Siti Khadijah Palembang berjumlah 30 orang.
Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Pengujian penggunaan hipotesis
analisis pengujian kuantitatif hipotetis SPSS versi 22.0 untuk penelitian windows. Variabel ada dua
variabel penataan X dari ruang kerja dan stres kerja Y. Hasil analisis data berdasarkan analisis
korelasi Product Moment Karl Pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (r
hit = 0,612> r-tab 0.361) antara penataan ruangan bekerja dengan stres karyawan di Instalasi Gizi
RSI S iti Khodijah Palembang. Maka ruang penataan yang lebih baik akan menurunkan tingkat stres
karyawan.

Kata kunci: Pengaturan Workspace, stres kerja

Pendahuluan yang terlalu besar dapat mengancam


Stres adalah suatu kondisi ketegangan kemampuan seseorang untuk menghadapi
yang mempengarui emosi,proses berpikir dan lingkunganya.sebagai hasilnya pada diri
kondisi seseorang (handoko, 2011:200).stres karyawan berkembang berbagai macam gejala
stress yang dapat mengganggu pelaksanaan

ISSN: 2502-728X
Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara Penataan Ruang Kerja Terhadap … ‖85

kerja mereka. Stres dapat juga membantu atau pelayanan gizi ditetapkan sebagai pelayanan
fungsional, tetapi juga dapat berperan salah penunjang medis didalam struktur organisasi
atau merusak prestasi kerja.secara sederhana rumah sakit dan dikelola oleh instalasi gizi
hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi yang berada dibawah dan bertanggung jawab
untuk mendorong atau mengganggu kepada direktur rumah sakit. Dalam
pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar melaksanakan kegiatannya, Pelayanan Gizi
tingkat stress yang dialami oleh karyawan Rumah Sakit (PGRS) harus diintegrasikan
tersebut (Handoko,2011:201-202). dengan pelayanan kesehatan lainnya yang
Sering kali kita menghadapi satu keadaan berada di rumah sakit. Pelayanan gizi di rumah
yang mendorong kita melakukan tindakan sakit sebagai salah satu komponen penunjang
tertentu karena kita merasakan kehilangan atau diselenggarakan oleh instalasi gizi yang
tidak mencapai sesuatu yang kita harapkan.Kita bertujuan untuk menyelenggarakan makanan
kemudian bicara pada diri sendiri : andaikata bagi pasien. Penyelenggaraan makanan di
saya dapat mencapainya,maka saya akan rumah sakit adalah suatu rangkaian mulai dari
menjadi puas. perencanaan sampai dengan pendistribusian
Tetapi bila tidak dapat mencapainya, makanan kepada pasien. Penyelenggaraan
timbul kekecewaan dan kekosongan.Bentuk makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan
kekecewaan atau kekosongan dapat berupa tujuan untuk menyediakan makanan yang
masalah-masalah kekuasaan, seks, uang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta
,prestise, percintaan, kekayaan material, dan Pelayanan yang baik, dan layak sehingga
aneka ragam keinginan.Lalu kita berusaha memadai bagi klien atau konsumen yang
mengisi kekosongan diatas.Di situla biasanya membutuhkan (PGRS Depkes RI, 2013:56).
stres berawal. Bila kita tidak mendapatkan apa Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS)
yang kita inginkan,kita akan kecewa dan stres. merupakan bagian integral dari pelayanan
Jika dalam organisasi atau perusahanan, kesehatan paripurna rumah sakit dengan
karyawanya mengalami stress kerja, maka beberapa kegiatan, antara lain asuhan gizi
kesehatan organisasi akan terganggu. Stres pasien rawat jalan, asuhan gizi pasien rawat
dapat berkembang menjadi tenaga kerja yang inap, penyelenggaraan makanan, serta
sakit yang dapat menjadikan penyakit menular penelitian dan pengembangan gizi (PGRS
jika tidak segera ditangani akan merugikan DepKes RI, 2013:3). Pelayanan gizi rumah
suatu perusahaan, sehingga karyawan tidak sakit berperan dalam mempercepat
dapat bekerja secara optimal penyembuhan pasien dan menjaga agar kondisi
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi tubuh tetap sehat. Dengan gizi yang baik, daya
kesehatan mempunyai peran penting dalam tahan tubuh akan meningkat sehingga dapat
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya mempercepat penyembuhan penyakit dan
guna, dan berhasil guna dengan mengutamakan menghindari komplikasi penyakit lainnya serta
upaya penyembuhan dan pemulihan yang dapat membantu mencegah kambuhnya
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan penyakit.Dan salah satu Kriteria dari instalasi
upaya peningkatan dan pencegahan serta gizi yang baik adalah diantaranya penataan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan lingkungan ruangan instalsi gizi yang baik
(Depkes RI, 2007).Salah satu pelayanan diantaranya adalah Pencahayaan yang baik,
kesehatan di rumah sakit adalah Pelayanan Gizi penataan ruangan yang baik, diantaranya ada
Rumah Sakit (PGRS). ruangan penerimaan bahan makanan,ada
Menurut Surat Keputusan Menteri ruangan persiapan bahan makanan,ada ruangan
Kesehatan No.134/Menkes/SK/IV/1978, produksi dan distribusi makanan, ada gudang

ISSN: 2502-728X
86 PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016

untuk menyimpan bahan makanan, ada ruangan menyebabkan penyebaran virus dan infeksi
untuk konsultasi gizi dan ada juga ruangan kepada para pekerja yang sedang melaksanakan
administrasi atau kantor. (PGRS Depkes RI tugas proses pengolahan makanan untuk pasien
2013:25) rawat inap dan juga dapat menyebabkan
Didalam Ruangan Instalasi gizi terdapat pencemaran kuman dan bakteri terhadap
kegiatan meliputi produksi dan distribusi makanan yang sedang diproses sehingga
makanan, pelayanan gizi ruang rawat inap, makanan yang dihasilkan tidak hygenis.
penyuluhan dan konsultasi diet, penelitian dan Keadaan didalam ruangan instalasi gizi
pengembangan gizi terapan, penentuan yang memiliki sistem sirkulasi udara yang
anggaran serta semua aspek pelayanan gizi. tidak baik, jarak plapon dengan lantai yang
Keadaan Umum Instalasi Gizi Letak terlalu rendah, tidak berfungsinya alat
Instalasi Gizi Instalasi gizi terletak penghisap udara sehingga udara didalam
berdampingan dengan ruang (Laundry) dan ruangan terasa amat sangat panas. Suhu
ruang perawatan dan ruang diklat sehingga ruangan instalasi Gizi Rsi. Siti Khodijah
cukup dan strategis untuk menunjang Palembang setiap harinya berkisar antara 37-39
kelancaran kegiatan pelayanan gizi di rumah derajat celcius. Suhu ruangan tersebut adalah
sakit. suhu Ruangan yang jauh melebihi batas normal
Keadaan fisik dapur instalasi gizi yang yang pada umumnya suhu kamar yang normal
sesuai dengan standar ialah Instalasi gizi dapat berkisar anata 30-32 derajat celcius sehingga
dicapai semua ruangan perawatan sehingga sangat sulit untuk dapat menciptakan ruangan
pelayanan gizi dapat diberikan merata untuk Instalasi Gizi yang sesuai dengan standar
semua pasien.Instalasi gizi terletak sedemikian Rumah sakit sehingga dapat menyebabkan
rupa keributan dan kegaduhan dari instalasi stres pasda karyawan yang ditandai dengan
gizi tidak mengganggu ruang lain. Instalasi gizi para petugas gizi yang kurang bersemangat
mudah dicapai kendaraan dari luar, sehingga dalam bekerja, tingginya ketidakpuasan,
memudahkan pengiriman bahan makanan. terjadinya komunikasi yang buruk antara
Instalasi gizi mempunyai jalan tersendiri dari pertugasnya, rendahnya produktifitas dan
luar untuk lalu lintas bahan makanan. Instalasi kualitas kerja karyawan ,tingginya angka
gizi mendapatkan udara dan sinar matahari pergantian karyawan serta tingkat angka
yang cukup. Tujuannya adalah terwujudnya absensi yang menurun sehingga menghambat
perilaku kerja yang sehat dan benar dan tidak proses produksi dan distribusi makanan di
menimbulkan suasana kerja yang tidak nyaman instalsi gizi.
dan tidak menimbulkan stres kerja dalam Berdasarkan latar belakang
penanganan makanan di rumah sakit. permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
Berdasarkan observasi peneliti bahwa untuk meneliti tentang hubungan penataan
permasalahan yang timbul di Instalasi Gizi ruangan kerja terhadap stres kerja di instalasi
RSI. Siti Khodijah Palembang adalah gizi RSI. Siti. Khodijah Palembang.
kondisinya berbeda dengan kondisi dapur gizi
pada Umumnya. Banyak sekali kekurangan– Tinjauan Pustaka
kekurangan di instalasi gizi yang harus Stres Kerja adalah suatu keadaan yang
dibenahi dan diperbaiki seperti letak instalasi bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh
gizi yang tidak startegis dan tidak nyaman bagi tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan
para petugas didalamnya misalnya letak situasi sosial, yang berpotensi merusak dan
instalasi gizi yang berdampingan dengan tidak terkontrol. Stres juga didefinisikan
ruangan rawat inap paru sehingga dapat sebagai tanggapan atau proses internal atau
Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara Penataan Ruang Kerja Terhadap … ‖87

eksternal yang mencapai tingkat ketegangan a. Eustress, yaitu hasil dari respons terhadap
fisik dan psikologis sampai pada batas atau stres yang bersifat sehat, positif, dan
melebihi batas kemampuan subyek, stres konstruktif (bersifat membangun). Hal
sangat bersifat individual dan pada dasarnya tersebut termasuk kesejahteraan individu
bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan dan juga organisasi yang diasosiasikan
antara daya tahan mental individu dengan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan kemampuan adaptasi, dan tingkat
dengan suatu stressor (sumber stres) tidak performance yang tinggi.
selalu mengakibatkan gangguan secara b. Distress, yaitu hasil dari respons terhadap
psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
tidaknya individu, tergantung pada persepsinya destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut
terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor termasuk konsekuensi individu dan juga
kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan organisasi seperti penyakit kardiovaskular
penilaian terhadap situasi dan kemampuannya dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism)
untuk menghadapi atau mengambil manfaat yang tinggi, yang diasosiasikan dengan
dari situasi yang dihadapi. keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Dengan kata lain, bahwa reaksi Stres kerja menurut Selye, 1956 (dalam
terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana Handoko, 2011:199) adalah respons tubuh
pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu yang sifatnya non spesifik terhadap setiap
peristiwa. Stressor yang sama dapat dipersepsi tuntutan beban atasannya, misalnya bagaimana
secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa respons tubuh seseorang manakala seseorang
yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi mengalami beban kerja yang berlebihan. Bila ia
peristiwa yang berbahaya dan mengancam. sanggup mengatasinya artinya tidak ada
Penilaian kognitif individu dalam hal ini gangguan fungsi organ tubuh, maka di katakan
nampaknya sangat menentukan apakah stressor yang bersangkutan tidak mengalami stres.
itu dapat berakibat positif atau negatif. Tetapi sebaliknya bila ia mengalami gangguan
Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh pada satu organ atau lebih sehingga yang
terhadap respons yang akan muncul menurut bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan
Selye, 1956 (dalam Handoko, 2011:196). fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia
Penilaian kognitif bersifat individual disebut distres Stres sebagai definisi kerja
differences, maksudnya adalah berbeda pada mengemukakan stres sebagai tanggapan dalam
masing-masing individu. Perbedaan ini menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh
disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian perbedaan individu dan atau proses psikologis,
kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan yaitu suatu konsekuensi dari setiap tindakan
stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi ekstern (lingkungan), situasi atau peristiwa
suatu cara pandang yang positif terhadap diri yang terlalu banyak mengadakan tuntutan
dalam menghadapi situasi yang stressful. psikologis dan atau fisik terhadap seseorang.
Sehingga respons terhadap stressor bisa Pendapat tersebut berbeda dengan
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pendapat Beerhr dan Newman 1978 (dalam
individu. Wijono 2012: 145) yang mendefenisikan stres
kerja yaitu sebagai suatu kondisi yang timbul
1. Jenis-Jenis Stres karena adanya interaksi individu dan pekerjaan
Menurut Heilriegel dan Socum (dalam yang di tandai adanya perubahan dalam diri
Wijono,2012:144) mengkategorikan jenis stres individu yang mendorong individu melakukan
menjadi dua, yaitu: penyimpangan (tidak berfungsi secara normal)

ISSN: 2502-728X
88 PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016

Robins memberikan definisi stres sebagai suatu sehingga menimbulkan konsekuensi penting
kondisi dinamis di mana individu di hadapkan bagi dirinya.
pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan Pada kalangan para pakar sampai saat
hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan
tidak dapat dipastikan Robbins (dalam Wijono, persepsi tentang batasan stres.
2012: 149) Stres sebagai stimulus merupakan Masalah stres kerja didalam organisasi
pendekatan yang menitikberatkan pada perusahaan menjadi gejala yang penting
lingkungan. diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk
Defenisi stimulus memandang stres efisien didalam pekerjaan. Akibat adanya stres
sebagai suatu kekuatan yang menekan individu kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous,
untuk memberikan tanggapan terhadap sresor. merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan
Pendekatan ini memandang stres sebagai ketegangan pada emosi, proses berfikir dan
konsekuensi dari interaksi antara stimulus kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil
lingkungan dengan respons individu. dari adanya stres kerja karyawan mengalami
Pendekatan stimulus respons mendefenisikan gejala stres yang dapat mengancam dan
stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
stimulus lingkungan dengan respons individu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
Stres di pandang tidak sekadar sebuah stimulus bahwa terjadinya stres kerja adalah
atau respons, melainkan stres merupakan hasil dikarenakan adanya ketidak seimbangan antara
interaksi unik antara kondisi stimulus karakteristik kepribadian karyawan dengan
lingkungan dan kecendrungan individu untuk karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan
memberikan tanggapan. dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaannya.
Menurut Munandar (dalam Wijono Adanya beberapa atribut tertentu dapat
2012 :126, stres sangat bersifat individual dan mempengaruhi daya tahan stres seorang
pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada karyawan.
keseimbangan antara daya tahan mental
individu dengan beban yang dirasakannya. 2. Faktor-faktor yang menimbulkan stres
Namun, berhadapan dengan suatu stressor Faktor-faktor yang menimbulkan stres
(sumber stres) tidak selalu mengakibatkan dapat dikelompokkan ke dalam lima Kategori
gangguan secara psikologis maupun fisiologis. besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam
Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pekerjaan, peran dalam organisasi,
pada persepsinya terhadap peristiwa yang pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan,
dialaminya. serta struktur dan iklim organisasi menurut
Faktor kunci dari stres adalah persepsi Cooper, Munandar, 2001 (dalam Wijono , 2012 :
seseorang dan penilaian terhadap situasi dan 148)
kemampuannya untuk menghadapi atau
mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi. 3. Proses Stres
Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres Menurut Newstrom dan Davis (dalam
dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh Wijono : 148) Dalam peristiwa terjadinya stres,
individu mempersepsi suatu peristiwa dan ada tiga hal yang saling terkait satu dengan
kecendrungan individu untuk memberikan yang lainnya yakni:
tanggapan. Landy (dalam Wijono 2012 :127), 1. Hal, peristiwa, keadaan, orang yang
memahami stres sebagai ketidak seimbangan menjadi sumber stres (stressor)
keinginan dan kemampuan memenuhinya 2. Orang yang mengalami stres (the stressed
Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara Penataan Ruang Kerja Terhadap … ‖89

3. Hubungan antara orang yang mengalami Pada sistem saraf otonom,


stres dengan hal yang menjadi penyebab menimbulkan gejala seperti keluarnya keringat
(transaction). dingin (keringat pada telapak tangan), rasa
panas dingin badan, asam lambung yang
4. Gejala Stres meningkat (sakit maag), kejang lambung dan
Herry Beehr dan Newman, 1987 (dalam usus, mudah kaget, gangguan seksual dan lain-
Wijono 2012:164) membagi gejala dan tanda lain. Gejala stres yang berat menyebabkan
stres menjadi tiga gejala yakni: gejala fisik, gejala hilangnya kontak sama sekali dengan
psikologis dan gejala perilak Selama stres lingkungan sosial.
berlangsung, akan menimbulkan reaksi kimiawi Dalam perkembangan selanjutnya
dalam tubuh manusia (neurotransmitter) yang ternyata dampak stres tidak hanya mengenai
mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain gangguan fungsional hingga kelainan organ
meningkatnya tekanan darah, metabolisme tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang
meningkat. Reaksi kimia tersebut pada kejiwaan (psikologik/psikiatrik) misalnya
dasarnya merupakan senjata yang diperlukan kecemasan dan atau depresi. Lingkungan kerja,
manusia untuk menghadapi dan menyesuaikan sebagaimana lingkungan lainnya, juga
terhadap gangguan-gangguan diatas. menuntut adanya penyesuaian diri dari individu
Masalahnya terletak pada karakteristik sosio yang menempatinya. Dalam lingkungan kerja
kultural masyarakat sekarang yang semakin ini individu memiliki kemungkinan untuk
tidak toleran dengan penggunaan ”senjata” mengalami keadaan stres. Secara umum
tersebut diatas, sehingga reaksi kimia yang terdapat tiga buah pendekatan untuk membahas
tidak tersalurkan justru meninbulkan reaksi masalah stres dalam ruang lingkup organisasi.
balik yang menjadi bumerang bagi yang Pendekatannya pertama berorientasi pada
bersangkutan (Anoraga, 2011:136). karakteristik objektif dari berbagai situasi kerja
Dalam hubungan dengan gangguan yang dapat menimbulkan stres. Pendekatan
pada badan, dikatakan bahwa stres emosional kedua mengacu pada karakteristik individu
mempengaruhi otak, yang kemudian melalui sebagai penyebab utama stres. Pendekatan
sistem nurohormonal menyebabkan gejala- ketiga meninjaunya melalui acuan interaksi
gejala badaniah yang dipengaruhi oleh hormon antara situasi objektif dan karakteristik
(Adrenalin) dan sistem saraf otonom. individu. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
Adrenalin yang meningkat menimbulkan kadar bahwa gejala stres atau tanda–tanda dari stress
asam lemak bebas meningkat dan ini adalah gejala fisik, gejala psikologis, gejala
merupakan persediaan sumber energi ekstra. perilaku yang meninbulkan perubahan-
Bilamana peningkatan ini tidak disertai perubahan yang pada diri manusia.
kegiatan fisik, energi ekstra ini tidak dibakar
habis dan akan diubah hati menjadi lemak dan 5. Dampak Stres Kerja
kolesterol dan trigliserid yang kemudian a. Pada Perusahaan
menimbun pada dinding pembuluh darah, Mengidentifikasi beberapa perilaku negatif
termasuk pembuluh jantung koroner, terjadinya karyawan yang berpengaruh terhadap
penyakit jantung kororner. Selanjutnya terjadi organisasi. Stres yang dihadapi oleh
kenaikan tekanan darah, denyut jantung yang karyawan berkorelasi dengan penurunan
bertambah, dan keduanya mengakibatkan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran
gangguan pada kerja jantung bahkan mudah kerja serta tendensi mengalami kecelakaan.
menimbulkan kematian mendadak atau
serangan jantung (MCI) .

ISSN: 2502-728X
90 PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016

b. Pada Karyawan lama hal itu diabaikan, semakin besar


Pengaruh stres kerja yang menguntungkan dampaknya.
maupun merugikan bagi perusahaan. Pada Stres kerja timbul akibat kepuasan kerja
taraf tertentu pengaruh yang tidak terwujud dari pekerjaannya. Perlu sedini
menguntungkan perusahaan diharapkan mungkin diatasi oleh pimpinan agar hal yang
akan memacu karyawan untuk dapat merugikan perusahaan dapat diatasi. Orang-
menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik- orang yang mengalai stres menjadi nervous dan
baiknya. Reaksi terhadap stres dapat merasakan kekhawatiran kronis. Sering
merupakan reaksi bersifat psikis maupun menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat
fisik. Pekerja atau karyawan yang stres rileks atau memperlihatkan sikap yang tidak
akan menunjukkan perubahan perlaku. kooperatif. Stres kerja dapat terjadi hampir
Perubahan perilaku terjadi pada diri pada semua pekerjaan, baik tingkat pimpinan
manusia sebagai usaha mengatasi stres. maupun pelaksana. Kondisi kerja yang
Usaha mengatasi stres dapat berupa lingkungannya tidak baik sangat pontensial
perilaku melawan stres (flight) atau freeze untuk menimbulkan stres kerja.
(berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-
hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan B. Penataan Ruang Kerja
secara bergantian, tergantung situasi dan Penataan Ruang atau kondisi kerja
bentuk stres. merupakan upaya menciptakan lingkungan
Dewasa ini konsep tentang stres kerja fisik kerja yang nyaman yang terdiri dari letak
telah menjadi perhatian nasional bahkan dunia, ruangan yang baik,suhu dan sirkulasi udara
karena peningkatan jumlah klaim yang baik ,kondisi ruangan yang nyaman dan
ketidakmampuan berdasarkan faktor-faktor sistem pencahayaan yang baik sehingga dapat
terkait stres. Kemajuan teknologi tampaknya mempengaruhi sikap dan prilaku pekerja.
memperlambat kemampuan kita untuk Faktor-faktor yang perlu di pertimbangkan
mempertahankan produktivitas, dan merasa dalam kondisi kerja yang sesuai dengan situasi
hanya memiliki sedikit kendali bahkan tidak organisasi tertentu termasuk bagaimana
memiliki kendali sama sekali. Menjadi lebih biasanya pekerjaan dilakukan, karakteristik
rentan terhadap bahaya stres kerja, karena tenaga kerja yang terlibat dan aturan standart
menghabiskan sebagian besar waktu di tempat ekternal yang sesuai. Dalam psikologi industri
kerja dan stres kerja dengan cepat menjadi isu (Wijono 2012:174), kondisi kerja yang buruk
pelayanan kesehatan nasional, strategis berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit,
menajement stres sangat penting untuk mengalami stres psikologis dan menurunkan
membantu menjaga kesehatan optimum produktivitas kerja.
pekerjaan disetiap sudut lapangan pekerjaan.
Stres mempengaruhi orang dengan cara yang C. Hubungan antara Penataan Ruangan
berbeda dan jika dibiarkan tidak ditangani akan Kerja terhadap Stres kerja
menimbulkan kerusakan di tempat kerja. Berdasarkan dari penjelasan diatas
Kerusakan itu terpendam jauh di dalam, bahwa Kondisi lingkungan kerja dapat
seringkali tersembunyi, tetapi tetap ada dan menimbulkan ketidaknyamanan seseorang
membebani. Pengusaha seringkali menimbun dalam menjalankan pekerjaannya misalnya
resiko dengan mengabaikannya. Stres, baik itu udara dan kebisingan, karena beberapa orang
berasal dari peristiwa kehidupan pribadi kita, sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan
ditempat kerja, pada akhirnya akan kerja. Lingkungan kerja yang kurang nyaman,
mempengaruhi kita ditempat kerja. Semakin misalnya panas, berisik, sirkulasi udara kurang,
Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara Penataan Ruang Kerja Terhadap … ‖91

lingkungan kerja yang kurang bersih, membuat dari person jika data penelitian terdistribusi
pekerja mudah menderita stres. normal o > 0,05,tetapi jika distribusi dari
penelitian tidak normal, memakai (p<0,05)
D. Hipotesis maka harus menggunakan statistic non
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka parametric untuk menguji hipotesis, untuk itu
diatas maka hipotesis yang diajuka dalam digunakan analisis korelasi program SPSS (
penelitian ini adalah ada hubungan yang antara statistical Package for Social Science) versi
stress kerja dengan penataan ruangan Di 22,0 for Windows.
instalasi gizi Rsi.Siti.Khodijah Palembang.
Hasil penelitian
Metode Penelitian Berdasarkan hasil analisis dengan
Jenis penelitian yang digunakan dalam menggunakan teknik korelasi Product Moment
penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dari Karl Pearson menunjukkan bahwa ada
korelatif yaitu menentukan hubungan antara hubungan antara penataan ruangan kerja dengan
stress kerja dengan penataan ruangan kerja stres kerja karyawan di instalasi gizi RSI Siti
instalasi gizi Rsi.Siti.Khodijah Palembang Khodijah Palembang dengan (r- hitung = 0,612
.Korelatif adalah data numeric dengan adanya > r-tabel = 0,361 ) artinya r hitung yang
hubungan timbal balik atau sebab akibat dan jumlahnya lebih besar dari r tabel yaitu Dengan
menurut tingkat eksplanasinya yaitu penelitian jumlah N sebanyak 30 responden dengan
yang bermaksud menjelaskan kedudukan menyebarkan berupa angket–angket yang
variable–variable yang diteliti serta hubungan berupa butir–butir soal yang berjumah 80 soal
antara satu variable dengan variable yang dengan perhitungan 40 soal untuk variabel (X)
lain.jenis penelitian ini tentu ada hipotesis yang yaitu Penataan Ruangan Kerja dan 40 soal untuk
akan diuji kebenarannya. Menurut Munandar variabel (Y) yaitu stres kerja. Sehingga dapat
2001 (dalam wijono 2012 : 175) Dalam diuji validitas dan reliabilitasnya dengan
penelitian ini terdapat dua variable yaitu menggunakan korelasi Product Moment dengan
variable bebas (X) dan variable terikat (Y) Program SPSS 22,0 dari variabel (X) Penataan
adalah suatu variabel yang variasinya dapat Ruangan kerja terdapat 40 soal dengan
mempengaruhi variabel terikat. Dalam responden N =30 dengan taraf signifikan
penelitian ini tredapat dua variabel yaitu P=0,005 adalah 0,361 sehingga aitem–aitem
:Variabel bebas ( X ) : Penataan Ruangan dan yang lebih dari 0,361dianggap valid hasilnya
Variabel Terikat ( Y ) : Stres Kerja.Tempat dari 40 aitem soal yang diuji coba terdapat 15
penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi aitem yang valid dan 25 aitem yang gugur dan
Gizi Rsi.Siti.Khodijah Palembang jln. Demang dari hasil uji coba reliabiltas menggunakan
Lebar Daun ,Lorok Pakjo Palembang Pada Alpha Crombach diperoleh koefesien realibilitas
bulan Mei 2015. Subjek dalam penelitian ini sebesar 0, 574. Sedangakan uji validitas dan
adalah seluruh karyawan Instalasi Gizi Rsi.Siti. reliabilitas yang diuji cobakan pada variabel (Y)
Khodijah Palembang sebanyak 30 orang yang yaitu skala stres kerja dengan menggunakan
terdiri dari ahli gizi 4 orang ,pelaksana gizi 15 korelasi Product Moment dari Karl Pearson
orang,pekarya 7 orang,pelaksana gudang 1 denagn menngunakan SPSS ver 22,0 terdapat 40
orang,administrasi 1 orang,dan cleaning service aitem soal dengan responden N = 30 dengan
2 orang. taraf signifikan ρ = 0,005 adalah 0,361 sehingga
Uji hipotesis yang digunakan pada hasil aitem yang lebih dari 0,361 dianggap valid dan
data penelitian nanti adalah korelasi Product hasil dari 40 aitem yang diuji coba terdapat 21
Moment koefesien korelasi Product Moment aitem yang valid dan 19 aitem yang gugur.dan

ISSN: 2502-728X
92 PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016

untuk menguji reliabilitasnya dilakukan uji coba sisanya sebesar 0,388 % disebabkan oleh factor
dengan menggunakan Alpha Crombach dengan lain yang tidak diteliti dipenelitian ini misalnya
bantuan SPSS ver 22,0 sehingga diperoleh factor gaji, tunjangan, uraian tugas dan lain
koefesien Reliabilitas sebesar 0,868. lain.maka dapat dikatakan semkin baik
Dalam penelitian ini juga dilakukan penataan ruangan di instalasi Gizi RSI Siti
Normlitas yang dilakukan dengan khodijah Palembang maka semakin berkurang
menggunakan bantuan SPSS ver 22,0 dengan stres kerja karyawannya.
menggunakan one sample Kolmogorov-Sminov
pada variabel (X) penataan ruangan kerja B. Saran
sebesar 0,302 dan pada variabel (Y) stres kerja Berdasarkan hasil analisis data dan
sebesar 0,513.sedangkan pada proses pengujian kesimpulan ,maka Peneliti menyarankan agar
hipotesis diperoleh r hitung sebesar 0,612 ,hasil rumah sakit dapat menciptakan lingkungan
r hitung lebih besar dari r tabel Product kerja dengan situasi dan kondisi ruangan kerja
Moment sebesar 0,361 dengan demikian dapat yang nyaman dan sesuai dengan standar
disimpulkan bahwa ada hubungan yang dengan merenovasi letak ruangan, kondisi
signifikan antara penataan ruangan kerja ruangan, pencahayaan ruangan dan merenovasi
dengan stres kerja karyawan Instalasi Gizi RSI sirkulasi udara agar suhu didalam ruangan
Siti Khodijah Palembang. instalasi gizi RSI Siti khodijah Palembang
memjadi lebih baik sehingga karyawan dapat
Kesimpulan Dan Saran merasa nyaman dalam melaksnakan tugasnya
A. Kesimpulan dan dapat mengurangi stres kerja. Sehingga
Berdasarkan hasil analisis data yang dengan visi dan misi rumah sakit dapat
diuji kepada 30 repsponden dengan terlaksana dengan lebih baik. Dan Bagi
menyebarkan angket berupa 80 aitem soal yang karyawan disarankan agar dapat menciptakan
terdiri dari 40 aitem variabel (X) penataan lingkungan dan situasi kerja yang nyaman
ruangan kerja dan 40 aitem soal variabel (Y) dengan sesame tenaga kerja mekipun ruangan
stres kerja dari 80 aitem soal tersebut terdapat tempat bekerja melaksanakan tugas tidak
beberapa aitem yang gugur dan yang valid pada memadai dan tidak sesuai dengan standar.dan
variabel (X) terdapat 15 aitem yang valid dan dapat menciptakan hubungan yang baik dan
25 aitem yang gugur maka diperoleh koefesian nyaman antar sesama petugas Instalsi Gizi RSI
reliabilitas sebesar 0,575 sedangkan pada Siti Khodijah Palembang sehingga dapat
variabel (Y) terdapat 21 aitem yang valid dan mengurangi tingkat stres kerja para petugas di
19 aitem yang gugur maka diperoleh koefisien nstalsi Gizi RSI Siti Khodijah Palembang.
korelasi sebesar 0,868 maka dilakukan uji
normalitas dengan one sample untuk aitem Daftar Pustaka
Variabel (X) sebesar 0,302 dan variabel (Y)
sebesar 0,513 dan untuk mengetahui adanya Anoraga,Pandji,2006 Psikologi kerja cat ke-4
hubungan maka dilakukan uji hipotesis dengan Jakarta : PT.Rieneka Cipta.
menggunakan rumus korelasi Product Moment
Basrowi & Soejono Metode Analisis Data
maka diperoleh r hitung (R xy) = 0,612 dan r
Sosial,2007 : Kediri CV Jinggola
tabel untuk sample n = 30 adalah 0,361 dengan Pustaka Utama
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan sebesar 0,612 % antara penataan Hasan Muhamad Tholad 2006 Islam dan
ruangan kerja dengan stres kerja karyawan di masalah sumber daya manusia Jakarta:
instalasi gizi RSI Siti khodijah Palembang.dan Lamtabura Press.
Sy. Muznah dan Rosyidah Umpu Malwa Hubungan Antara Penataan Ruang Kerja Terhadap … ‖93

Depkes RI 2013 tentang Pedoman Pelayanan


Gizi Rumah sakit

Handoko,2011 Manajemen Personalia dan


Sumberdaya Manusia. Yogyakarta :
BPFE
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_
Kerja&#8221http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2007/11/faktor-
faktor-yang-mendorong–
kepuasan.htmlhttp://agungpia.multiply.
com/journal/item/35/Stress_Kerja_peng
ertian_dan_pengenalan.http://lensaprofe
si.blogspot.com/2008/09/mengelola-
stres-kerja.html

Retno Dwi Ambar Wulan, 2011. Hubungan


Antara Stres Kerja Dengan
Produktivitas Kerja Karyawan di
Rumah Sakit Khusus Kebidanan dan
Penyakit Kandungan Tiara Fatrin
Palembang. Skripsi (Tidak diterbitkan)
Palembang : STIPSI Abdi Nusa
Palembang.

Siregar, 2010 Statistika Deskriptif untuk


penelitian Apliksi SPSS : Jakarta
Rajawali Pers PT.Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono. 2010 Metodelogi Penelitian


Kuantitatif kualitatif dengan Metode
R&D. Bandung: CV Alfabeta

Wijono, 2012.Psikologi industri dan


organisasi. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

ISSN: 2502-728X

Anda mungkin juga menyukai