Perawatan Luka Bakar
Perawatan Luka Bakar
PENDAHULUAN
* Trauma yang berat dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi
* Permasalahan :
- Faktor pasien keadaan pasien
sebelumnya luka bakar yang dialami
- Faktor pelayanan petugas dan fasilitas
pelayanan
Penyebab
a. Api
b. Air panas
c. Bahan kimia ( asam / basa kuat )
d. Listrik dan petir
e. Radiasi
Luka bakar derajat 1
hipoksemia
3. Gangguan gastrointestinal
3. Ringan
• Luas < 15% pada dewasa
• Luas < 10% pada anak dan usia lanjut
• Derajat III < 2% pada segala usia, tidak
mengenai muka, tangan, kaki dan
perineum
Prinsip2 Penatalaksanaan
Pernafasan
Menilai kemungkinan keracunan CO
Melakukan eskarotomi bila terdapat eskar
melingkar di dinding dada.
Memberikan oksigen dan ventilasi
Prinsip2 Penatalaksanaan
Sirkulasi
Akses vena yang adekuat
Monitoring tanda2 vital
Monitor produksi urin tiap jam
• Dewasa : 30-50 mL/jam
• Anak2 : 1.0 ML/kg/jam
Pemberian cairan
Rumus Baxter
4 ml warmed Ringer’s lactate
solution/kg/% BSA in 1st 24 hours
• ½ in first 8 hours
• ½ in next 16 hours
Berdasar waktu mulai saat terjadi trauma.
Penatalaksanaan Lanjutan
foto thorax
Dokumentasi data yang kontinyu
(flow sheet).
Monitoring
• Tanda-tanda vital
• Jalan nafas/pernafasan
• AGD, kadar CO ,foto thorax
• Sirkulasi
• Produksi urin (1/2 – 1 cc/kg BB/jam)
• CVP
• Balans cairan (insensible water loss/IWL ±
800cc)
Pemasangan NGT
Fasciotomy
Kerusakan
melibatkan otot2
dengan kulit diatas
yang masih intak
Luka bakar listrik
Myoglobinuria
• Diuresis ↑: 100 ml urine / hour
• Mannitol : 25 g IV
Asidosis metabolik
• Menjaga perfusi adekuat
• Sodium bikarbonat
Jangan terjadi lagi !!!.....
MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas
Jalan napas tidak efektif
Resiko Hipovolemia
Resiko tinggi infeksi
Resiko penurunan curah jantung
Nyeri akut
Resiko perfusi renal tidak efektif
Resiko perfusi perifer tidak efektif
Resiko perfusi serebral tidak efektif
Intervensi Keperawatan pd
Gangguan Pertukaran Gas
–Berikan oksigen sesuai program, hati-hati untuk
memberikan oksigen pada klien yang menderita
PPOK
–Jika klien stabil lakukan pengambilan darah arteri
untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
–Kaji tanda-tanda hipoksemia seperti gelisah,
takikardi dan takipnu
–Kaji adanya tanda-tanda cedera jalan nafas seperti
rambut/bulu hidung yang keriting karena terbakar,
bibir, wajah ataupun leher yang terbakar, atau
adanya suara ngorok.
–Kaji warna dan konsistensi dahak/sputum, jika
berwarna kehitaman (jelaga) segera kolaborasikan
dengan dokter untuk kemungkinan dilakukan
intubasi
Intervensi Keperawatan pd
Gangguan Pertukaran Gas
– Pastikan alat-alat intubasi siap untuk
digunakan, dan ventilator (ruang ICU) siap
untuk menerima klien
– Jika cedera inhalasi benar terjadi, jika cedera
sedang:
• Berikan oksigen dengan pelembaban/humidifikasi
yang cukup
• Anjurkan klien nafas dalam dan batuk efektif
• Lakukan penghisapan lendir (suction) jika
diperlukan
– Jika cedera inhalasi benar terjadi, jika cedera
berat:
• Monitor ketat tanda vital, hasil AGD dan urin output
• Berikan bronkhodilator sesuai program
• Lakukan suction lebih sering
Intervensi Keperawatan pada
Jalan napas tidak efektif
• Berikan posisi semifowler
• Anjurkan klien untuk bernafas normal, tidak terlalu
cepat
• Periksa & Monitor hasil AGD
• Berikan O2 sesuai program
• Berikan PEEP atau CPAP jika pasien terpasang
ventilator
• Berikan terapi bronkhodilator, diuretik sesuai program
• Lakukan suction jika diperlukan
Intervensi Keperawatan pada Resiko
Kekurangan Cairan
• Baxter
– 24 jam pertama
• RL: 4ml x kgBB x % LB
• Diberikan :
– ½ nya diberikan pada 8 jam pertama
– ¼ nya diberikan pada 8 jam kedua
– ¼ nya diberikan pada 8 jam ketiga
– 24 jam kedua
• Plasma: 0,3-0,5 ml x kgBB x % LB
• Dextrose: +/- 2000cc
Rumus Resusitasi Cairan
• Brooke
– 24 jam pertama
• Koloid (darah/plasma): 0,5 x kgBB x % LB
• RL: 1,5 x kgBB x % LB
• Dextrose: 2000 ml
• Diberikan:
– ½ nya untuk 8 jam pertama
– ¼ nya untuk 8 jam kedua
– ¼ nya untuk 8 jam ketiga
– 24 jam kedua
• Koloid & RL: ½ dari jumlah yang diberikan pada 24
jam pertama
Contoh Kasus
• Tn. Max 45 tahun masuk ke UGD dengan
luka bakar disekujur wajah, dada dan
abdomen serta paha atas kanan & kiri.
Pasien mengalami luka bakar akibat
kompor gas meledak. Berat badan pasien
diperkirakan 60 Kg.
– Berapa persentase luka bakar pada Tn. Max
– Berapa jumlah cairan dan pendistribusiannya
jika dihitung menggunakan rumus Baxter
Intervensi Keperawatan pada Resiko
Infeksi
– Cuci tangan sebelum dan sesudah ke
klien/pasien menggunakan cairan disinfektan
– Gunakan skort/gaun, masker, sarung tangan
steril dan penutup kepala pada saat setiap
kali perawat melakukan perawatan ke pasien
– Kaji kondisi luka saat perawatan luka, ada
tidaknya tanda infeksi seperti kemerahan,
pembengkakan dan adanya pus
– Bersihkan luka dengan cairan fisiologis steril,
berikan salep antibiotik tipis dan merata
– Pastikan klien telah mendapatkan imunisasi
tetanus
Intervensi Keperawatan pada
Resiko Infeksi
– Ganti infus/kateter sesuai dengan standar pemasangan/ penggantian
infus/kateter
– Berikan terapi antibiotik profilaksis iv/im/oral sesuai program
– Kaji adanya tanda-tanda septikemia seperti penurunan kesadaran,
peningkatan frekuensi pernafasan, penurunan bising usus; tanda lanjut
seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah.
– Berikan kebutuhan kebersihan diri klien seperti mandi, keramas, sikat
gigi, membersihkan area perineum setelah eliminasi dan mencukur
rambut sekitar area luka bakar
Proses Penyembuhan “Skin Graft”
• Tahap paling awal dari proses pertumbuhan “skin graft” adalah “plasmatic imbibition”
yang terjadi dalam 24-48 jam pertama. Pada tahap ini terjadi kulit donor yang
ditempelkan pada area resipien mulai mendapatkan nutrisi dari kapiler-kapiler di area
resipien. Pada tahap ini kulit akan terlihat sedikit pucat dan agak udem. Jika yang
ditanam adalah kulit donor yang lebih tipis maka pertumbuhan akan jauh lebih baik.
Pada tahap ini pula jaring-jaring fibrin terbentuk dan menstimulus terbentuknya
vaskularisasi baru.
• Tahap berikutnya adalah tahap Inosculation, yang terjadi pada 48-72 jam. Pada
tahap ini terjadi proses anastomosis antara pembuluh darah yang telah ada di
resipien dengan yang baru. Pada tahap ini kulit akan terlihat sedikit kebiruan. Warna
kebiruan adalah akibat proses revaskularisasi yang sedang terjadi pada tahap ini.
• Tahap yang terjadi 1 minggu setelah “skin graft” adalah pembentukan jaringan limfe
dan proses pertumbuhan kembali dari kulit yang di “graft” kan. Proses ini dapat
terjadi akibat adanya revaskularisasi di area kulit donor dan resipien, walaupun
seringkali dalam beberapa minggu pertama kulit masih terasa baal.
Hal Penting yang diperhatikan
Post Op “Skin Graft”
• Idealnya saat jahitan atau straples akan di
angkat, kulit sudah terlihat berwarna pink/segar
dengan pinggiran area “skin graft’ yang sedikit
kasar. Jelaskan pada pasien bahwa hal tersebut
normal untuk beberapa bulan pertama.
• Karena kondisi kulit yang sangat rentan
terhadap trauma dan sinar matahari, anjurkan
pasien berhati-hati dan melindungi kulit dari
terpapar matahari langsung. Jika terdapat sedikit
jaringan nekrotik atau cairan darah yang
mengering di area sekitar luka, bersihkan
dengan kasa yang telah dibasahi campuran
NaCl dengan H2O2, usapkan perlahan.
• Jika terdapat perluasan jaringan “skin graft” yang
menghitam akibat nekrosis, pertanda bahwa skin
graft di area tersebut gagal. Namun jaringan ini
jangan dulu di debridemen karena jaringan
tersebut berfungsi untuk melindungi jaringan
dibawahnya. Debridemen baru dapat dilakukan
jika graft benar-benar telah terlepas.
Pendidikan Kesehatan