KEDOKTERAN KOMUNITAS
OLEH :
(K1A1 17 019)
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar
masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah
sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945
pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34
ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Pelayanan
kesehatan adalah segala upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat (Azwar, 2010).Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
terdiri dari puskesmas atau yang setara, praktik dokter, praktik dokter
gigi, klinik pratama atau yang setara termasuk fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik TNI/Polri, dan rumah sakit kelas D pratama atau yang
setara.Sedangkan fasilitas kesehatan tingkat lanjut merupakan rujukan
yang telah di pilih oleh pasien sendiri setelah terdaftar sebagai peserta
BPJS.Fasilitas kesehatan tingkat lanjut terdiri dari rumah sakit dan balai
kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS kesehatan adalah puskesmas yang mana puskesmas merupakan
fasilitas kesehatan tingkat pertama. Puskesmas adalah pusat pelayanan
kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat juga menjadi bagian
pelaksana program Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang harus
dijamin oleh Badan penyelenggara Jaminan sosial (BPJS).Tujuan utama
dari adanya puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang
bermutu namundengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat,
terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.Untuk
mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan
puskesmas, maka harus dipahami dahulu bahwa sebagai
penyelenggara, puskesmas merupakan wadah yang berbentuk
organisasi (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014).Bahkan puskesmas bisa dikatakan bersifat seperti suatu
perusahaan, walaupun lebih mengutamakan nilai sosial daripada nilai
profit atau keuntungan, sehingga berbeda dengan perusahaan-
perusahaan komersial.Sifat puskesmas sebagai organisasi atau
menyerupai perusahaan, mengharuskan pengelolaan puskesmas
mengikuti kaidah manajemen yang baik.Kaidah manajemen yang
dimaksud adalah POACE (Planning, Organizating, Actuating, Controlling
dan Evaluating).Dengan kaidah ini, diharapkan Puskesmas
menyelenggarakan kegiatannya secara terencana, terstruktur,
terlaksana, terkontrol dan terevaluasi.Kaidah POACE ini harus
memberikan dampak yang signifikan, sehingga penyelenggaraan
kegiatan Puskesmas benar-benar menghasilkan, tidak sekedar
menggugurkan kewajiban.Dalam mengadaptasi kaidah manajemen,
maka puskesmas menetapkan sistem manajemennya dengan pola P1,
P2 dan P3.P1 adalah perencanaan, P2 adalah Pelaksanaan-
Penggerakan, P3 adalah Pengawasan-Pengendalian-Penilaian dan
ditambah dukungan dari Dinas Kesehatan setempat (Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2017).
B. Rumusan Masalah
1. jelaskan apa yang dimaksud dengan pola sistem manajemen dalam
pelayanan primer di puskesmas?
2. Bagaimana implementasi manajemen dalam pelayanan primer dalam
puskesmas?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pola manajemen dalam layanan primer
- Untuk mengetahui implementasi dari manajemen dalam layanan
primer terutama di Puskesmas
D. Manfaat
- Dapat menjadi sumber data bagi mahasiswa mengenai sistem
manajemen layanan primer
- Memberikan informasih mengenai Implementasi nyata terkait
manajemen di layanan primer
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan semua data
tersebut, menganalisisnya, merekomendasikan dan merencanakan
tindak lanjutnya (Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun
2016).Pada tahap pengumpulan data, diharapkan puskesmas sudah
memiliki data baik data lama maupun data baru, baik yang berasal
dari Top Down, Horisontal maupun Bottom Up.Kemudian data-data
tersebut dikelompokkan sesuai kelompok penyelenggaraan (ADMEN,
UKM dan UKP), dikelompokkan pula dalam usulan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dan dikelompokkan sesuai dengan prioritas
yang dihadapi. Penentuan prioritas dapat dilakukan bersama-sama
saat menganalisis data melalui analisis yang direkomendasikan yaitu
fish bone sebagai analisis penyebab dan penunjang dengan bentuk
seperti tulang ikan serta USG (Urgency, Severity dan Grouth) sebagai
analisis prioritas, berat ringan dan peluangnya. Hasil dari analisis data
adalah status untuk kegiatan atau program yang berhubungan dengan
penyelenggaraan puskesmas. Kemudian tersusunlah rekomendasi
kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk mengatasi hasil ini. Jika
datanya buruk maka kegiatannya adalah untuk memperbaiki, jika
datanya standar maka kegiatannya adalah untuk meningkatkannya
dan jika datanya baik, maka kegiatannya untuk mempertahankan.
2. Pelaksanaan-Penggerakan
3. Pengawasan-Pengendalian-Penilaian
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
George R. Terry, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen (edisi bahasa Indonesia),
PT. Bumi Aksara, Bandung.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Puskesmas, Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajeken Puskesmas
Koontz, Harold. Cyrill O’Donnell, 1972. Principle of Management: An Analysis of
Managerial Function, 5th Edition, McGraw-Hill, Kogakusha Ltd., Tokyo
Muninjaya, A.A. Gde, 2004. Manajemen Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Stoner, James A.F., 2006. Manajemen terjemahan Antarikso, dkk, Erlangga,
Jakarta