BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilaksanakannya Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta. Puskesmas adalah unit
pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah tertentu. Peranan dan kedudukan Puskesmas sebagai sarana
kesehatan terdepan kecuali bertanggungjawab penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat juga bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pelayanan kedokteran. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan melaksanakan semua kegiatan yang tercakup dalam 18 upaya
kesehatan pokok melalui pengembangan peran serta masyarakat. Untuk
mencapai tujuan organisasi Puskesmas menjalankan fungsi manajemen, yang
meliputi :
- P1 : perencanaan, melalui kegiatan Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP)
- P2 : penggerakan dan pelaksanaan, melalui mini loka karya Puskesmas
- P3 : pengawasan, penilaian dan pengendalian, melalui kegiatan stratifikasi
Puskesmas (Departemen Kesehatan, 2006).
Goal adalah keinginan akhir dan merupakan impian yang akan dicapai
oleh program. Objective adalah merupakan kondisi dan situasi masyarakat
atau lingkungan yang ingin dicapai melalui kegiatan program.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Propinsi Jawa Bara
diantaranya di bidang kesehatan yaitu dengan diprioritaskan untuk
meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH), penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui :
1. Peningkatan lingkungan kehidupan yang sehat
2. Pengembangan sistem kesehatan
3. Peningkatan upaya pencegahan, pemberantasan dan pengendalian
penyakit menular serta tidak menular
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan khususnya dokter,
bidan desa, perawat, sarjana kesehatan masyarakat, dll
5. Peningkatan pelayanan kesehatan terjangkau dan ketepatan pengobatan
6. Peningkatan pelaksanaan program hidup bersih dan sehat
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman Puskesmas dalam merencanakan dan melaksanakan
pelayanan di UPTD Puskesmas Cikedung
2. Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan
strategi kesehatan diUPTD Puskesmas Cikedung
C. RuangLingkup
Manajemen kesehatan merupakan salah satu bagian dari 3 bagian
pembangunan kesehatan, yaitu pelaksanaan, pembinaan/manajemen dan
pengembangan upaya kesehatan pokok yaitu :
1. Perencanaan
2. Penggerakan Pelaksanaan
3. Pengendalian Pengawasan dan Penilaian Upaya Kesehatan
dan keberhasilan yang akan datang mempunyai probabilitas yang lebih besar
(Reinke,1994).
Kegunaan dari suatu perencanaan organisasi adalah :
1. Membantu manajer untuk melihat masa depan
2. Koordinasi yang semakin baik, koordinasi dapat terjadi antar bagian
dalam organisasi dan antara kepuasaan saat ini dengan masa mendatang
3. Penekanan pada tujuan organisasi
Motivasi adalah hasrat atau lebih kuat lagi sebagai dorongan yang
secara wajar senantiasa timbul dari dalam diri dan hati sanubari manusia.
Disamping itu motivasi juga timbul karena adanya usaha yang secara sadar
dari manusia dan dilakukan untuk menimbulkan daya/kekuatan dorongan
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu bagi tercapainya tujuan organisasi
tempat ia bekerja. Secara umum motivasi adalah keadaan pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan (Reksohadiprodjo dalam Handoko, 1993).
Menurut Wexley dan Yulk (1988) motivasi adalah suatu usaha sadar untuk
mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah pada tercapainya tujuan
organisasi. Stoner (1984) mengemukakan bahwa prestasi individu sangat
dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan dan persepsi individu, yang
menyebabkan orang berbuat sesuatu. Faktor motivator merupakan kelanjutan
dari faktor hygiene. Komponen yang masuk dalam faktor motivasi adalah
prestasi, penghargaan, tantangan dalam pekerjaan, tanggung jawab, kemajuan
dan peningkatan. Komponen motivator merupakan penggerak yang efektif
agar petugas berprestasi lebih baik. Dari uraian tersebut maka batasan
motivasi adalah proses pemberian motivasi bekerja kepada pegawai
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengetahuan, sikap dan motivasi berkaitan erat dengan tingkat
loyalitas dan identifikasi terhadap tujuan organisasi. Tujuan organisasi akan
Koordinasi Perencanaan
Koordinasi perencanaan adalah hal yang penting dalam proses
perencanaan. Perencanaan akan efisien jika terdapat koordinasi yang
berintikan pada proses komunikasi antara lembaga perencanaan dan pelaku
yang berkepentingan baik secara horisontal maupun vertikal. Kegiatan
tersebut dilakukan melalui forum koordinasi perencanaan dengan instansi
terkait termasuk masyarakat. Koordinasi dalam birokrasi pemerintahan pada
hakekatnya merupakan upaya memadukan (mengintegrasikan) berbagai
kepentingan dan kegiatannya yang saling berkaitan dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran bersama (LAN RI, 1996). Dalam kaitannya dengan
pembangunan, koordinasi perlu diterapkan melalui dari antar bagian proyek-
proyek, program, sektor, subsektor sampai antar bidang. Lebih lanjut
dijelaskan untuk memantapkan koordinasi pada kegiatan yang dilakukan
bersifat kompleks, multi sektor, multi fungsi, maka koordinasi dapat berupa
Tim, Panitia, Kelompok Kerja, atau Gugus Tugas.
Koordinasi adalah salah satu fungsi organik dari pengelolaan dan
manajemen pemerintah. Melalui koordinasi yang efektif tujuan dan sasaran
akan dapat dicapai secara optimal. Selain itu, koordinasi juga ditujukan untuk
mensinkronkan antara kebijakan dan tindak pelaksanaan yang dilakukan oleh
masing-masing lembaga atau organisasi sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki. Koordinasi perencanaan dapat dilakukan dengan melalui empat
tahapan:
1. Koordinasi proses perencanaan;
2. Koordinasi metode perencanaan;
3. Koordinasiantar tingkat perencanaan; dan
4. Koordinasi usaha-usaha masyarakat.
PerencaaanTingkatPuskesmas (PTP)
Perencanaan tingkat Puskesmas dikenal istilah perencanaan mikro
(micro planning), merupakan salah satu fungsi manajemen Puskesmas.
Bersama dengan minilokakarya dan stratifikasi Puskesmas, ketiganya
merupakan satu kesatuan sebagai alat melaksanakan fungsi pengelolaan
(manajemen Puskesmas). Pengertian perencanaan Puskesmas ialah sebagai
usaha untuk merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam rangka
mencapai status kesehatan masyarakat yang dikehendaki dalam periode
tertentu pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan tingkat
Puskesmas merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun
dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada
tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan
setempat (Departemen Kesehatan, 2006).
Ada 2 macam rencana yang disusun dalam perencanaan tingkat Puskesmas
(PTP) yaitu :
1. Rencana Usulan Kegiatan (RUK), berisi usulan kegiatan tahun fiskal
mendatang untuk mengajukan program kegiatan beserta biayanya.
2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), berisi rencana pelaksanaan
kegiatan tahun anggaran bersangkutan sesuai alokasi anggaran yang
diterima oleh Puskesmas.
pelengkap, tetapi data yang berasal dari SP2TP harus mempunyai reliability
yang tinggi, representatif, up to date dan selalu siap bila dibutuhkan, sehingga
data yang diperoleh sangat mempengaruhi terhadap mutu dan lamanya proses
perencanaan, sehingga informasi tersebut dan informasi lainnya dapat
menunjang proses manajemen ditingkat Puskesmas, sebagai bahan
penyusunan rencana-rencana tahunan Puskesmas, penyusunan rencana kerja
operasional Puskesmas dan bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan. Jadi
informasi dari SP2TP akan membantu kelancaran perencanaan (P1),
penggerakan pelaksanaan (P2), dan pengawasan, pengendalian dan penilaian
(P3).
Perencanaan Stratejik
Perencanaan stratejik merupakan suatu kegiatan yang menunjang
menajemen stratejik yang berarti bahwa organisasi dapat memberikan
pelayanan pelayanan terbaik bila mempunyai perencanaan secara menyeluruh
dalam mengembangkan dan mengelola suatu organisasi. Perencanaan
stratejik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin
timbul. Rencana stratejik mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan
masa depan (Lembaga Administrasi Negara, 1993). Urutan perencanaan
stratejik menurut Hanger dan Wheelen (2003), adalah penetapan visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program, pembiayaan, prosedur dan penilaian
kinerja. Perencanaan stratejik berkaitan dengan keputusan-keputusan saat ini
yang berkaitan dan menjangkau masa depan. Perencanaan stratejik
merupakan suatu proses, falsafah, dan kumpulan perencanaan yang sedang
berkaitan. Perencanaan stratejik mutlak diperlukan oleh organisasi, karena
dapat merangsang pengembangan tujuan yang tepat dari organisasi dan
merupakan motivator kuat bagi pelaksananya, selain diperlukan untuk
D. Batasan Operasional
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada
dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, namun yang lebih lengkap
menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic
bringing together of interdependent part to form a unified whole through
which authority, coordination and control may be exercised to achive a
given purpose” (Organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada
bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu
kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari pengertian diatas organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (Sekumpulan orang)
2. Kerjasama
3. Tujuan yang ingin dicapai
2. Prinsip
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965).
Bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
a. Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
b. Prinsip Skala Hirarkhi.
c. Prinsip Kesatuan Perintah.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
e. Prinsip Pertanggungjawaban.
f. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
g. Prinsip Rentang Pengendalian.
h. Prinsip Fungsional.
i. Prinsip Pemisahan.
j. Prinsip Keseimbangan.
k. Prinsip Fleksibilitas,
l. Prinsip Kepemimpinan
3. Ciri Perencanaan
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus
diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara
keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan
salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan
administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan
pekerjaan administrasi yang baik.
b. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-
menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya
sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang
berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi
lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk
pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi
dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu
spiral yang tidak mengenal titik akhir.
c. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa
depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila
dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak
hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
d. Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian
masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah
seperti : kunir, temu lawak, bengleh, dll. Sehingga potensi yang ada
ini perlu dikembangkan secara tepat.
g. Upaya Laboratorium Medis dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
serta peningkatan Surveilan Epidemiologi
Upaya ini perlu dalam rangka mendukung terlaksananya upaya
kesehatan wajib dan juga berguna untuk kegiatan preventif dan
promotif dan kuratif mupun rehabilitatif secara sinergi dan merata.
G. Pembiayaan Puskesmas
Sumber Pembiayaan Puskesmas di Kabupaten Indramayu antara lain :
1. Pemerintah Pusat
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Pusat / APBN yaitu dari BPJS dan
Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Dana ini diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui BJB Indramayu untuk Dana kapitasi, Non
Kapitasi, Prolanis dan juga jasa penyimpanan uang di Rekening BJB
Indramayu. BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
mengeluarkan berupa Kartu KIS ( Kartu Indonesia sehat) untuk keluarga
miskin, Perusahaan, maupun bagi yang mandiri.
2. Pemerintah Kabupaten Indramayu
Untuk Puskesmas Cikedung karena pendapatanya di Zona Hijau / kapitasi
diatas 1 miliar maka tenaga yang di tanggung dari BOP (Biaya Opersional
Prosuder) sejumlah 3 orang dibebankan ke anggaran Puskesmas
Cikedung. Untuk kegiatan Posyandu di desa dibiayai dari anggaran desa
yang bersumber dari APBD Kabupaten Indramayu,melalui rekening desa.
Apabila keluarga yang tidak mampu belum masuk ke daftar BPJS, maka
untuk perlindungan pengobatan di rumah sakit di masukan kedalam daftar
SKTM yang di data berdasarkan 14 kriteria yang ada dan di tandatangani
Kepala Desa, Camat dan Dinas Sosial serta di verifikasi oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu
3. BPP (Badan Penyantun Puskesmas) Belum ada LSM /organisasi sebagai
penyantun
H. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi danTata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 741);
3. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 entang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400)
6. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan
Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81);
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 44 Tahun 2016 Tentang
Manajemen Puskesmas
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :43 Tahun 2016 Tentang standar
pelayanan minimal.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :66 Tahun 2017 Tentang
Petunjuk tekhnis penggunaan dana alokasi khusus non fisik bidang
kesehatan tahun anggaran 2018
10. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 209/PMK.02/2017 tentang
Dana Operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Tahun 2018;
BAB II
VISI, MISI, FALSAFAH, TATA NILAI DAN TUJUAN
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
URAIAN JABATAN
24 Lis Ani, AmKep 19750109 200604 2 Penata Muda/ Perawat 1. Program Indra/
006 III a Mata
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA
A. Pengertian
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 25 Tahun 1990 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Laksana, yang
dimaksud dengan tata hubungan kerja (tahubja) adalah pengaturan hubungan
kerja antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya dalam bentuk koordinasi
fungsional, administratif operasional dan atau taktis operasional. Tata
hubungan kerja perlu dibuat terutama bagi unit-unit kerja yang memiliki
tugas-tugas yang berpotensi beririsan dengan tugas unit- unit kerja lain atau
memang memerlukan kerjasama yang harus diatur; atau dibuat berkenaan
dengan kegiatan-kegiatan strategis yang memang perlu diperjelas hubungan
antara unit kerja dalam bentuk peran masing- masing unit kerja tersebut. Tata
hubungan kerja dapat mencakup tata hubungan kerja intern dan tata hubungan
kerja ekstern. Tata hubungan kerja intern adalah pengaturan hubungan kerja
yang menyangkut hanya unit-unit kerja di dalam suatu organisasi, sedangkan
tata hubungan kerja ekstern adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-
unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit-unit kerja di luar organisasi
tersebut. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam penyusunan tata
hubungan kerja intern di lingkungan kementerian kesehatan, meliputi :
1. Menginventarisasi/mendata tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih
atau benar-benar memerlukan pengaturan kerjasama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaksana utama (focal point) dari
masing-masing tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan tugas tersebut.
4. Menetapkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
masing-masing tugas sesuai dengan peran masing- masing unit.
BAB VI
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS CIKEDUNG
5 48
59.8
Jatisura 4,050 57 58 227 63 590 2,939 841 550 188
6 2
88.3 1,2
Loyang 5,985 84 86 336 93 871 4,343 813 277
7 9 43
54 55 2,16 5,6 27,95 8,0 5,2 1,7
Jumlah 38,528 596 569
2 5 3 10 8 01 31 86
Sumber : Pusdatin 2021
3
1
Pencabutan Gigi 75,000,000.00
4
1
Pusling 3,240,000.00
5
1
Tindakan pemasangan IUD/Implant 8,000,000.00
6
1
Tindakan pencabutan IUD/Implant 8,000,000.00
7
1
VCT 5,520,000.00
8
1
USG 7,500,000.00
9
2
Pemeriksaan Dengue 2,184,000.00
0
2
Hecting 12,575,000.00
1
2
Perawatan luka 5,020,997.00
2
2
Perawatan luka gigitan binatang 1,200,000.00
3
2
Pemasangan infus 5,250,000.00
4
2
Lepas infus 2,250,000.00
5
2
Exterpasi nail 2,750,000.00
6
2
Incisi 4,000,000.00
7
2
Pasang kateter 4,500,000.00
8
2
Lepas kateter 3,000,000.00
9
B Non pelayanan Kesehatan
1 Bimbingan Praktek -
2 penelitian dan study banding -
3 sewa aula -
N
o RINCIAN Pagu Realisasi %
BELANJA OPERASI 2,486,092,400 1,641,148,616 6
I Belanja Pegawai 1,972,650,407 1,355,296,455 6
Belanja Jasa Pelayanan Kesehatan bagi
1,704,470,407 1,098,776,455
ASN /Non Asn 6
- Belanja Jasa Perawatan Kapitasi 1,480,831,100 945,121,145 6
- Belanja Jasa Perawatan Non Kapitasi 65,856,000 42,604,000 6
- Belanja Jasa Perawatan Retribusi 95,383,307 48,651,310 5
- Belanja Jasa Perawatan Retribusi 1
62,400,000 62,400,000
(terhutang 2020)
Belanja Pegawai BLUD 259,000,000 252,800,000 9
Kantor Lainnya
Belanja Obat-Obatan-Obat 7,639,000 1,269,000 1
Belanja Makanan dan Minuman Rapat 42,990,000 18,330,000 4
Belanja Makanan dan Minuman 1
3,600,000 3,992,100
karyawan
Belanja Jasa 176,806,320 154,093,919 8
Belanja Jasa Kantor 176,806,320 154,093,919 8
Honorarium Narasumber atau
Pembahas, Moderator, Pembawa 6,600,000 4,100,000
Acara, dan Panitia 6
Belanja Jasa Pengolahan Sampah 3,000,000 1,278,000 4
1
Tenaga Harian Lepas 31,160,920 42,385,000
BAB VI
HASIL PENILAIAN KINERJA
UPTD PUSKESMAS CIKEDUNG TAHUN 2021
KIA dan
1 A KESEHATAN IBU
KB
Cakupan Kunjungan ibu Hamil
1 550 537 97.64
K4
Cakupan Pertolongan
2 Persalinan oleh Tenaga 524 564 107.63
Kesehatan
Cakupan Komplikasi
3 105 105 100
Kebidanan yang ditangani
Cakupan Pelayanan Nifas
4 524 550 104.96
Lengkap
Cakupan Pertolongan
5 Persalinan di Fasilitas 524 564 107.63
Kesehatan
B KESEHATAN ANAK
Cakupan Kunjungan Neonatus
1 524 556 106.11
(KN1)
Cakupan Kunjungan Neonatus
2 524 556 106.11
Lengkap (KN Lengkap)
Cakupan Neonatus dengan
3 75 79 105.33
Komplikasi yang ditangani
4 Cakupan Kunjungan Bayi 499 611 122.44
5 Cakupan Pelayanan Anak Balita 1988 858 43.16
100.1
C KELUARGA BERENCANA
Cakupan Peserta KB Aktif 9966 7555 75.81
JUMLAH 97.89
Persentase Ibu Hamil mendapat
2 GIZI 1 Tablet Tambah Darah (TTD) 550 658 119.64
minimal 90 tablet
Persentase Bayi Baru Lahir
2 Mendapatkan Inisiasi Menyusu 524 608 116.03
Dini (IMD)
3 Persentase Bayi 0-6 bulan 101 52 51.49
PENYAKIT MENULAR
x
UKM
PENGEMBANGAN
Kesehatan Cakupan Pembinaan Upaya
1 1 77 77 100
Tradisional Kesehatan Tradisional
Cakupan Penyehat Tradisional
2 77 7 9.09
Terdaftar/Berizin
Cakupan Pembinaan Kelompok
Asuhan Mandiri Pemanfaatan
3 7 7 100
Taman Obat dan Keluarga
(TOGA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan
4
Tradisional Dalam Gedung
JUMLAH 69.7
Kesehatan Prosentase Jemaah haji yang
2 1 58 0 -
Olahraga diperiksa kebugaran jasmani
JUMLAH -
Cakupan Pemeriksaan
3 Kesehatan Gigi dan Mulut 3852 0 -
Siswa SD
Cakupan Penanganan Siswa SD
4 yang Membutuhkan Perawatan 1320 0 -
Kesehatan Gigi
JUMLAH -
TOTAL UKM
45.13
PENGEMBANGAN
UKP
Rawat Jalan
1 ( Puskesmas Kunjungan rawat jalan :
Non DTP)
1. Cakupan rawat jalan peserta
17999 704 3.91
JKN
2. Cakupan kelengkapan
pengisian Rekam Medis pada
7585 4610 60.78
pasien kunjungan rawat jalan di
Puskesmas
3. Cakupan kunjungan rawat
1779 324 18.21
jalan gigi
4. Cakupan kunjungan IGD 1138 673 59.14
Rawat inap
2 ( Puskesmas Kunjungan rawat jalan :
DTP)
1. Cakupan kelengkapan
pengisian Rekam Medis pada
0
pasien kunjungan rawat jalan di
Puskesmas
5. Analisa situasi
berdasarkan data diatas maka identifikasi masalahnya adalah sebagaoi
berikut:
1. Penilaian Kinerja Puskesmas PKP
a. Program yang tidak jalan / kesenjangan l00%)
a) Pemeriksaan dan pembinaan Kesehatan UKGS
TK/SD/UKGM
b) Pengobat tradisional.
c) Klinik sanitasi .
b. Program yang jalan tapi kesenjanganya diatas 80 %
a) Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
b) Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa
c) Cakupan Keluarga Dibina (Keluarga Rawan)
2. Ketenagaan
a) Tidak ada tenaga laboratorium / analis
b) Tidak ada tenaga perawat gigi
c) Tidak ada tenaga sanitarian
6. Prioritas masalah
PENYEBAB AKIBAT
peralatan orang
kurangnya peme
kesehatan gigi dan
sekolah dan di ma
anggaran BOK dibatasi tingkat pendidikan rendah prosedur pencairan susah (88%)
peralatan orang
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
peralatan orang
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
peralatan orang
Cakupan penga
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2023
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
peralatan orang
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
peralatan orang
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
BAB.VII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
BAB VIII
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
BAB IX
PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET
KESEHATAN
1 2 3
UKM ESENSIAL
1 KIA dan KB A KESEHATAN IBU
1 Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
2
Kesehatan
3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
4 Cakupan Pelayanan Nifas Lengkap
Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas
5
Kesehatan
B KESEHATAN ANAK
1 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1)
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN
2
Lengkap)
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
3
ditangani
4 Cakupan Kunjungan Bayi
5 Cakupan Pelayanan Anak Balita
C KELUARGA BERENCANA
Cakupan Peserta KB Aktif
JUMLAH
Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah
2 GIZI 1
Darah (TTD) minimal 90 tablet
Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisi
2
Menyusu Dini (IMD)
Persentase Bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI
3
Eksklusif
4 Persentase Balita Ditimbang (D)
4 KESEHATAN LINGKUNGAN
Prosentase Penduduk terhadap akses sanitasi yan
1
layak (jamban sehat)
Prosentase penduduk terhadap akses air minum
2
yang berkualitas (memenuhi syarat)
3 Jumlah desa yang melaksanakan STBM
Presentase Inspeksi Kesehatan lingkungan terhad
4
sarana air bersih, pasar sehat , TFU dan TPM
SURVEILANS
6 A PELAYANAN IMUNISASI DASAR
DAN IMUNISASI
1 Cakupan BCG
2 Cakupan DPT HB H1b1
3 Cakupan DPT-HB-Hib3
4 Cakupan Polio 4
5 Cakupan Campak -Rubella (MR)
6 Cakupan BIAS DT
7 Cakupan BIAS Td
8 Cakupan BIAS MR
9 Cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2+
Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child
10
Immunization (UCI)
Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
11
(SKDR)
12 Cakupan surveilans terpadu penyakit
13 Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KL
UKM
PENGEMBANGA
N
Kesehatan
1 1 Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradision
Tradisional
2 Cakupan Penyehat Tradisional Terdaftar/Berizin
Cakupan Pembinaan Kelompok Asuhan Mandiri
3
Pemanfaatan Taman Obat dan Keluarga (TOGA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Tradisional Dalam
4
Gedung
Kesehatan Prosentase Jemaah haji yang diperiksa kebugaran
2 1
Olahraga jasmani
Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang
3 Kesehatan Kerja 1
terbentuk di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakupan lansia yang mendapatkan skrining
4 Kesehatan Lansia 1
kesehatan sesuai standar
PELAYANAN
PERKESMAS
Kunjungan Rawat Jalan Umum mendapat Askep
1 Dalam Gedung 1
Individu
Cakupan keluarga resiko tinggi mendapat Askep
2 Luar Gedung 2
keluarga
Cakupan Keluarga Mandiri III dan I pada semua
3
kasus
Cakupan Keluarga dengan TBC yang mencapai
4 (KM III dan IV) setelah minimal 4 kali kunjunga
rumah .
Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV) pada
5 keluarga dengan Hipertensi yang mendapat askep
keluarga .
Cakupan Keluarga Mandiri (KM III dan IV) pada
6 keluarga dengan ODGJ yang mendapat askep
keluarga .
7 Cakupan Kelompok Resiko tinggi mendapat Ask
Cakupan masyarakat/Desa mendapat Askep
8
Komunitas
Persentase kunjungan pasien ke Sentra
9
keperawatan aktif
PELAYANAN
KEFARMASIAN
Rp
PENDAPATAN ASLI DAERAH
3,069,875,
Rp
Pendapatan BLUD
3,069,875,
Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp
1
BLUD 540,600,00
Rp
Rawat Jalan 18,200 org 10,000
182,000,00
2,529,275,
2,397,500,00 Rp
Kapitasi JKN 1 thn
0 2,397,500,
Rp
Non Kapitasi JKN 1 thn Rp 88,100
88,100,000
Rp
prolanis 1 thn Rp 39,000
39,000,000
Rp
lain lain 1 thn Rp 4,675,
4,675,550
BAB IX
PENUTUP
Purba, H.H. (2008, September 25). Diagram fishbone dari Ishikawa. Retrieved
from http://hardipurba.com/2008/09/25/diagram-fishbone-dari-
ishikawa.html
Tague, N. R. (2005). The quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ
Quality Press. Available from
http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224
EffendyNasrul(1998).Dasar-
dasarKeperawatanKesehatanMasyarakat,Jakarta:EGCNotoatmodjo
Soekidjo (2003). Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan,
Jakarta:RinekaCipta.
DepartemenKesehatanRepublikIndonesia
(2008).PedomanPelaksanaanPromosiKesehatanDi Puskesmas,Jakarta
Bidang BinaPelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
(2013).Standar Puskesmas,Surabaya
Dinas KesehatanPropinsi JawaTimur(2013).BukuPetunjukTeknisUKBM,Surabaya
DinasKesehatanPropinsiJawaTimur(2014),BukuPetunjukTeknisDesa/
KelurahanSiagaAktifJawaTimur,Surabaya
DinasKesehatanPropinsiJawaTimur(2011),BukuPedomanPengembanganDesaSia
gaAktifBagi Kader,Surabaya
DinasKesehatanProvinsiJawaTimur(2012),PedomanPenilaianKinerjaPuskesmas
Di JawaTimur,Surabaya