Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KRITIK SENI

REYSHA HALIM KURNIAWAN


15133030

DRUPADI DAN MARSINAH


Pertunjukan Teater Tari persembahan anonymous Dance Company
Karya koreografer Tengku Arre Syarifah di Gedung Kesenian Rumentang Siang
Jln. Baranangsiang, Kota Bandung. Sabtu (20/4/2019)

Ada perempuan yang seakan rela menjadi sasaran pelecehan oleh orang lain bahkan beberapa
diantaranya melecehkan diri dengan menunjukkan sikap dan perbuatan yang tidak patut. Potret
perangai perempuan tersebut menyulut kemarahan Drupadi dan marsinah yang sedang berada
dalam keabadian.

Tari teater bergaya kontemporer itu sangat menarik saat disaksikan, antraksi, gerakan drama tari
yang sangat ciamik ditunjukan oleh kedua penari. Siti Jumiatul Fitria sebagai Drupadi dan Indah Dewi
Rahayu sebagai Marsinah. Memainkan dan memerankan tokoh cukup mempuni, ekspresi yang di
keluarkan juga total. Marsinah adalah seorang pejuang buruh di jaman Orde Baru, dia
memperjuangkan hak-hak buruh, bukan di pertunjukan ini saja Marsinah muncul dalam sebuah
karya seni pertunjukan naskah Marsinah menggugat karya Ratna Sarumpaet adalah salah satu karya
yang membahas bagaimana perjuangan Marsinah. Bukan hanya perjuangan tapi bagaimana
perlakuan yang dialami Marsinah saat ditangkap, dia disiksa dan mengalami pelecehan berat hingga
akhirnya Marsinah harus tewas ditangan kebiadaban Otoriter pemimpin saat itu.
Dalam pertunjukan ini warna yang sama pada Marsinah masih menjadi realitas diri yang terpancar.
Sudah tidak ada jarak untuk melihat bahwa Indah Dewi Rahayu sebagai dirinya sendiri, dalam
pertunjukan itu Indah Dewi Rahayu sudah menjadi Marsinah dalam gerakan Tari kontemporer.

Drupadi Tokoh pewayangan Mahabarata, banyak sekali versi tentang Drupadi. Versi pewayangan
Jawa diceritakan bahwa Drupadi adalah istri dari Yudistira, ada juga versi India yang menceritakan
Drupadi itu Poliandri, Istri dari pandawa lima. Tetapi Drupadi adalah sosok seorang wanita yang
melawan ketika dia dilecehkan oleh para Kurawa di Hastinapura, lalu dia ditolong oleh dewa. Hingga
akhirnya para pandawa di usir dari Hastinapura.
Pembawaan Siti Jumiatul Fitria ketika membawakan tokoh Drupadi memang sangan kompleks, entah
versi Drupadi yang mana yang dibawakan oleh sang penari saat memainkan Tokoh Drupadi.

Dari segi cerita, Drupadi dan marsinah. Pengambilan tokoh Marsinah adalah langkah tepat untuk
mendobrak isu tentang pelecehan. Dimana dijaman sekarang ada banyak wanita yang dilecehkan
tetapi ada juga wanita yang menampilkan kemolekan tubuhnya dengan sukarela, tetapi saat mereka
mendapatkan pelecehan mereka marah. Ini adalah realitas sosial di jaman sekarang. Tetapi para
kartini milenial ini tidak tahu sebelum mereka lahir ada banyak tokoh-tokoh wanita yang berjuang
untuk negara atas nama wanita. Ada R.A Kartini, Dewi Sartika, Cut nyakdien, itu adalah tokoh-tokoh
wanita yang memperjuangkan Negara atau kasta seorang wanita dimata negara. Mendobrak budaya
yang menyatakan bahwa wanita adalah sosok yang lemah. Pembuktian-pembuktian ini sudah
banyak dilakukan wanita untuk dunia. Lalu langkah mengambil tokoh Marsinah dibanding pejuang-
pejuang Lain yang namanya sudah tercantum dalam sejarah menjadi sangat menarik, Marsinah
adalah pahlawan bagi para buruh-buruh dan langkah perlawanan atas keotoriteran Orba dimasa itu,
salah satu aktivis dan pembela HAM di Indonesia adalah Munir, Munir terus membahas kasus
marsinah di jaman Orba menggali data-data dan menungtut agar kasus Marsinah harus tuntas.
Tetapi dengan rezim Orba yang ottoriter akhirnya munir harus bernasib sama dengan Marsinah mati
di racun.
Karna Marsinah adalah sosok yang pada saat perjuangannya dianggap orang yang berbahaya bagi
negara karna pemberontakanya dan menjadi penggerak atas aksi-aksi buruh akhirnya suaranya
dibungkam dengan menghapus marsinah dari dunia.
Mungkin banyak kaum milenial tidak tahu sosok Marsinah dan bagaimana kisah serta perjuanganya
maka pengambilan sosok Marsinah sangat bagus. Karna Marsinah tidak dianggap sebagai pahlawan
untuk para buruh. Bahkan hanya segelintir orang yang mengetahui kasus Marsinah ini.
Dengan menghadirkan kembali nama Marsinah dalam pertunjukan ini mengulang kembali ingatan
agar kita menolak lupa atas kejadian-kejadian kelam dimasa Orba.

Berbanding terbalik dengan Drupadi, rasa kurang percaya mengapa harus mengambil sosok Drupadi
untuk berada disamping Marsinah dalam pertunjukan ini. banyak tokoh wanita dalam dunia
pewayangan. Arimbi, Srikandi, dan banyak tokoh lain yang lebih cocok berada disamping Marsinah.
Argumen mengapa Drupadi itu makin mantap dikarnakan Drupadi dalam versi cerita mahabarata
India merupakan sosok wanita Poliandri yang memiliki 5 suami. Lalu menjadi korban pelecehan atas
kurawa ditelanjangi tetapi aksi kurawa itu tidqk berlancar mulus karna Drupadi ditolong oleh dewa
Krisna yang memberikan selendang dari langit untuk menutupi tubuh Drupadi. Menjadikan Drupadi
sebagai tokoh yang kurang pas untuk di gabungkan dengan tokoh Marsinah.
Diambil dari cerita pewayangan tokoh Srikandi atau Arimbi mungkin lebih cocok untuk mendampingi
sosok Marsinah dalam pertunjukan ini.
Srikandi adalah sosok wanita yang kuat titisan dewi Amba, Srikandi dan Arjuna bertarung bersama
melawan Bisma. Disini juga menjadi salah satu latar belakang yang kuat mengapa tidak srikandi yang
berada disebelah Marsinah.
Konsep Tari Teater kontemporer, kontemporer di pertunjukan ini bukan hanya dalam gerakan tetapi
dalam pengambilan karakter atau tokoh dalam pertunjukan ini juga kontemporer. Tokoh Drupadi
yang terkenal dalam cerita pewayangan di gabung dengan tokoh Marsinah sebagai perlawanan
buruh. Secara waktu mereka hidup dalam keadaan jaman yang sangat berbeda tetapi cerita mereka
sama berjuang dan memperjuangkan hak-hak, yang semestinya mesti dicontoh oleh para wanita-
wanita milenial.
Lalu mereka disatukan dalam ruang lain, ruang meta fisikal. Menjadikan sebuah warna bari dua
tokoh bertemu dan bersama-sama turun kedunia untuk menyaksikan dan memperlihatkan kepada
seluruh wanita. Bahwa mereka adalah tokoh-tokoh wanita yang bisa berjuang.
Di karenakan dijalaman milenial ini ketika segala kemerdekaan atas wanita telah di perjuangkan oleh
para pejuang-pejuang feminisme. Tetapi para wanita sekarang cenderung inferior dan seperti
terlihat lemah, padahal diluar sana dari jaman dulu hingga sekarang para pejuang kesetaraan gender
sudah sangat banyak. Peluang wanita untuk melawan juga sudah sangat besar. Kebebasan
berdemokrasi sudah bisa dirasakan. Tetapi para wanita-wanita yang menggap diri mereka masih
dibawah laki-laki adalah sebuah kemunduran dari para pejuang-pejuang feminisme.

Artistik dan musik, ada pepohonan kering dan besar sebagai simbol ruang astral atau bisa disebut
sebagai ruang meta fisikal. Music psidelic juga mendukung atas kejadian surealisme yang terjadi
dalam pertunjukan ini.
Pemain musik dan penata lampu bermain sangat bagus dan berirama membuat hampir semua panca
indra tidak ada celah untuk berpikir kekurangan dalam pertunjukan ini.
Semua indra dimanjakan dengan estetika keindahan yang di baluk dalam pertunjukan ini. Tetapi
berbeda dengan pemikiran otak terus berpikir tentang para pejuang-pejuang feminisme dan
didobrak dengan realitas dijaman sekarang. Begitu sangat miris terlihatnya.

Anda mungkin juga menyukai