Setiap wilayah pasti memiliki masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh
karena itu, jika berbicara mengenai tindakan mengemis yang dilakukan oleh lapisan masyarakat
tertentu maka tidak akan ada habisnya. Kegiatan mengemis sering kali dihubungkan pada
masyarakat yang miskin, kotor, malas, dan mengganggu. Sehingga tidak heran jika pada suatu
daerah banyak ditemukan pengemis, maka para pengendara akan sering melihat baliho himbauan
untuk tidak memberikan bantuan apapun kepada para pengemis. Sehingga “menggusur”
dipandang menjadi salah satu cara yang paling ampuh dalam membersihkan kota dari
masyarakat yang dianggap mengganggu. Pada tulisan ini, penulis akan mencoba menelaah
kembali mengenai tindakan mengemis yang dilakukan oleh masyarakat yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Obyek telusur adalah cerpen “mata yang enak dipandang” (1991) karya
Ahmad Tohari, “Dawir, Turah, dan Totol” karya Ahmad Tohari, dan cerpen “Mereka Mengeja
Larangan Mengemis” karya Ahmad Tohari.