LEMBAR PENGESAHAN
Dokumen Kurikulum 2013 ( K13 ) mendapat pertimbangan warga sekolah, selanjutnya
para pihak menyatakan bahwa dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan pada tahun
pelajaran 2018/2019.
Mengetahui,
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia):
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pada pengertian pendidkan diatas, nyatanya Indonesia saat ini sedang menghadapi
dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai
dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut
merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh Bangsa
Indonesia.Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas
SumberDaya Manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara
sungguh-sungguh.
Karakter bangsa merupakan aspek terpenting karena akan menentukan kemajuan
suatu bangsa. Dan kualitas karakter bangsa ini sangat ditentukan oleh kualitas karakter
SDM. Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia
dini. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama merupakan dasar pembentukan karakter
seseorang. Menurut C.G. Jung, kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini
ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Sebuah studi
yang dilakukan oleh University of Otago di New Zealand yang meneliti lebih dari 1000
Masalah serius tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan
dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif)
dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Mata
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan
agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau
hanya sekedar “tahu” ). Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “ knowledge, feeling , loving , dan acting”
. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body
builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus
agar menjadi kokoh dan kuat. Selain itu, sistem pendidikan dasar yang terlalu kognitif ini
juga terlalu abstrak (tidak konkrit), dengan proses belajar murid yang pasif, kaku,
sehingga proses belajar menjadi sangat tidak menyenangkan dan penuh beban. Semuanya
ini telah “membunuh” karakter anak menjadi tidak kreatif, tidak percaya diri, tertekan
dan stress, serta tidak mencintai belajar, sehingga sulit membentuk manusia yang lifelong
learner dan berkarakter. Pembentukan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi
otak kanan dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menantang, serta
menumbuhkan rasa keingintahuan anak, sehingga membuat anak betul-betul tercelup
dalam ecstasy of learning .
Pada dasarnya, anak yang kualitas karakternya rendah adalah anak yang tingkat
perkembangan emosi-sosialnya rendah, sehingga anak beresiko besar mengalami
kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri.Maka tidak
heran sistem pendidikan kita menghasilkan kualitas SDM yang kualitas karakternya
rendah, yang mungkin penyebab utama dari terpuruknya Indonesia dalam segala bidang
kehidupan. Thomas Lickona - seorang profesor pendidikan dari Cortland University -
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda jaman yang harus diwaspadai karena
jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju
10. Panduan Adiwiyata tahun 2013 implementasi Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup RI Nomor 02 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
11. Permendikbud RI No. 20 tahun 2016, ttg. Standar Kompetensi Lulusan
12. Permendikbud RI No. 67 tahun 2013, ttg, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMP/MTs.
13. Permendikbud RI No. 71 tahun 2013, ttg. Buku TeksPelajaran Layak
14. Permendikbud RI No. 51 tahun 2014, ttg. Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan
Guru untuk Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah
15. Permendikbud RI No. 55 tahun 2014, ttg. Masa Orientasi Peserta Didik Baru
16. Permen 21 tahun 2016 tentang standar isi
17. Permen 22 tahun 2016 tentang standar proses
PROFILE SEKOLAH
Pengelola Sekolah
PENDIDIKA
No NAMA JABATAN ALAMAT
N
1 Febriana Mursyida,S.E Kepala Sekolah S-1 Taman Cilegon
Tamansari-
2 Komarudin,M.Pd Guru S-2
Pulomerak
2 Misri,S.Pd Korrd. Kesiswaan S-1 Gerem- Grogol
Bentuk Sekolah yang didirikan adalah Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
(SMP-IT).
2. Nama Sekolah
3. Lokasi Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Mumtaz Al-Bantani Kota
Cilegon berlokasi di Jln. Sunan Kudus I. Rt. 05 Rw. 01 Kel. Samangraya Kec.
Citangkil Kota Cilegon (Denah lokasi terlampir).
Misi
1. Menerapkan model pendidikan yang berbasis islam dan berwawasan global
2. Menjadikan alqur’an dan hadits sebagai sumber inspirasi pembelajaran.
3. Menyiapkan anak-anak dalam menghadapi era globalisasi dengan dasar agama serta
berkepribadian yang mandiri dan kreatif
KURIKULUM SEKOLAH
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar
per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi
konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar
dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur
kurikulum Sekolah Menengah Pertama meliputi jam belajar per minggu adalah 42 untuk
masing-masing kelas VII,VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di
Sekolah Menengah Pertama tetap yaitu 40 menit (Panduan BSNP).
Kurikulum ini terdiri dari program umum yang meliputi sejumlah mata pelajaran
wajib diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan meliputi mata pelajaran yang
3 Bahasa Indonesia 5
4 Matematika 5
Muatan Lokal
1 Bahasa Inggris 2
2 TIK 2
Ket :
1. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap
mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
2. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
b. Kompetensi Inti pada kurikulum 2013
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi
Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
a. Mengamati,
b. Menanya, dan
c. Mencoba
a. Kreatif
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri,
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Selain kurikulum nasional SMP IT Mumtaz Al Bantani juga memiliki kurikulum khas sekolah
yang berbasis islam. Apapun strukturnya mata pelajarannya adalah sebagai berikut :
VII VIII IX
A Mata Pelajaran
1 Akidah Akhlak 2 2 2
2 Qur'an Hadist 2 2 2
3 SKI 2 2 2
4 B.Arab 2 2 2
5 BTQ 2 2 2
6 Tahfidz Qur’an 2 2 2
Jumlah 12 12 12
1. Akidah Akhlak
Ruang lingkup kurikulum Pendidikan Aqidah Akhlaq di SMPIT Mumtaz Al-Bantani Kec.
Citangkil Kota Cilegon meliputi:
a) Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Allah,
keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan Hari Akhir.
2. Qur’an Hadits
Mata pelajaran qur’an memiliki tiga karakteristik yaitu:
a) Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
b) Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan
Hadits dalam memperkaya khazanah intelektual
c) Menerapkan isi kandungan ayat/hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Ibadah Syariah
Ruang lingkup Fiqih di SMP IT Mumtaz Al Bantani meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara:
a) Hubungan manusia dengan Allah Swt.
b) Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
c) Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran ibadah syariah di SMP IT Mumtaz Al
Bantani terfokus pada aspek:
a) Fiqih Ibadah
b) Fiqih Muamalah
c) Fiqih Jinayah
d) Fiqih Siyasah
e) Munakahah
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Mata Pelajaran SKI bertujuan untuk :
a) Memberian pengetahuan tentang sejarah Agama Islam dan kebudayaanIslam kepada
para peserta didik, agar memiliki data yang objektif dansistematis tentang sejarah.
5. Bahasa Arab
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Arab di SMPIT Mumtaz Al-Bantani Kec. Citangkil
meliputi:
a) kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat
literasi functional; kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional
pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan
report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan
langkah-langkah retorika; kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik
(menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks
komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi
pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana)
KELAS DAN
No KOMPONEN ALOKASI WAKTU
VII VIII IX
B Muatan Lokal
1 SBDP 2 2 2
2 TIK 2 2 2
C Pengembangan Diri
Pramuka 2 2 2
Jumlah 6 6 6
7) Mampu melaksanakan shalat fardhu dan sunnah sesuai dengan syariat Islam
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Dengan
demikian kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari isi kurikulum sekolah dalam rangka pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik. Kegiatan pengembangan diri ini dilakukan melalui kegiatan
layanan bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam reguler
(jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat
disalurkan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sekolah, di bawah
bimbingan pembina ekstra kurikuler terkait, baik pembina dari unsur sekolah maupun luar
sekolah. Namun perlu diingat bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang lazim diselenggarakan di
sekolah.
Tenis Meja
e. Ilmiah
Kelompok Ilmiah Dasar / KID
Dilaksanakan pada pembelajaran MIPA dan di luar jam sekolah sebagai kegiatan
extra dan persiapan lomba diikuti oleh siswa terpilih.
A. Kegiatan Pembiasan
1. Pembiasan Rutin
Merupakan proses pembentukan sikap, akhlaq dan penanaman/ pengamalan ajaran Islam.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi:
Sholat Berjamaah.
Pengajian rutin Pagi.
2. Pembiasaan Terprogram
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/ pengamalan ajaran Islam.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi:
a. Kegiatan Keagamaan
Pesantren Ramadhan
Pelaksanaan ’Idul Qurban
IMTAQ
Santunan Yatama (Baksos)
Shalat sunnah dan wajib berjamaah
b. Kegiatan Keteladanan
Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah
Pembinaan Kedisiplinan
Penanaman Nilai Akhlak Islami
Penanaman Budaya Minat Baca
Penanaman Budaya Keteladanan
Penanaman Budaya Bersih Diri
Penanaman Budaya Bersih Lingkungan Kelas dan Sekolah
Penanaman Budaya Lingkungan Hijau
Peringatan Hari Bumi dan Lingkungan Hidup
c. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
Peringatan Hari Kemerdekaan RI
Peringatan Hari Pahlawan
NILAI YANG
N SASARA PENANGGUNG
DIKEMBANGKA TUJUAN KEGIATAN WAKTU
O N JAWAB
N
1. RELIGIUS Menanamkan Shalat Duhur Setiap hari Guru dan Guru agama atau
sikap religi, Berjamaah KBM murid semua guru
beriman dan Setiap hari Guru dan Kaur Keagamaan
Sholat Dhuha
bertaqwa selasa-jumat Murid dan semua guru
kepada Allah Setiap Hari
SWT Tadarus Murid Wali Kelas
selasa-jumat
Doa awal dan Awal dan Guru dan Wali Kelas dan
akhir pelajaran Akhir KBM murid Ketua Kelas
Guru dan
Kultum Setiap hri Kaur Keagamaan
murid
Tahfidz Al Setiap hari Guru dan Kaur Keagamaan,
Quran rabu Murid Guru al-Qur’an
Kegiatan Bulan Guru dan Panitia
Ramadhan Ramadhan murid Ramadhan
Kegiatan Hari Raya Guru dan
Panitia Qurban
Qurban Kurban murid
Pagi Hari
Saat Guru dan
Kegiatan 3S Seluruhnya
Penyambuta murid
n Murid
Hari Selasa, Guru non
Tadarus Guru Kaur Keagamaan
Kamis Wali Kelas
Hari Besar
Guru dan
PHBI/PHBN Islam / Panitia
murid
Nasional
2 JUJUR Menanamkan Larangan
sikap jujur menyontek dan UH, UTS,
dalam pikiran, sangsi berat UAS, TO, Murid Pengawas ruang
perkataan dan untuk tindakan US dan UN
perbuatan menyontek
3 DISLIPIN dan Menanamkan Datang tepat Setiap hari Guru &
sikap taat Guru Piket
TANGGUNG waktu sekolah murid
JAWAB terhadap aturan
dan Belajar tepat Guru & Kaur Kurikulum,
Setiap KBM
bertanggung waktu murid Guru Piket
jawab terhadap
segala tindakan Pelaksanaan Setiap hari Murid Kaur Kesiswaan,
tata tertib
Mengerjakan
PR dan Tugas- Kondisional Murid Guru Mapel
tugas
Pembina
Pramuka Setiap Jumat Murid
Pramuka
Setiap hari
Larangan Murid Wali kelas
Membawa HP sekolah
Pembina
Perata Desember Murid
Pramuka
Membiasakan
pemilahan
Setiap hari Murid dan Wali Kelas dan
sampah
sekolah Guru semua guru
organic dan
non organic
Kegiatan
Murid Wali
Jumat Bersih bersih-bersih Semua guru
Kelas
(Tentatif)
Pemilihan
pengurus kelas
Juli 2018 Murid Walikelas
secara
demokratis
a) Pribadi
Pengembangan bakat, minat, dan prestasi peserta didik ditinjau dari segi pribadi
menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak maupun
orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat, minat, dan prestasi
derajat dan bidang yang berbeda-beda. Untuk dapat pengembangan bakat, minat,
dan prestasi peserta didik, kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak, atau (diri
sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk
mewujudkannya.
b). Pendorong
Agar bakat, minat, dan prestasi peserta didik dapat berkembang memerlukan
dorongan atau pendorong dari diri sendiri dan dari luar. Pendorong yang datangnya
dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Sedangkan
dari luar misalnya keluarga, sekolah, dan lingkungan.
g. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian dan
dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif (deskriptif) yang difouskan pada perubahan sikap dan
perilaku peserta didik setelah mengikuti program. Ruang Lingkup Penilaian yang
diterapkan meliputi sikap: (a). Kerja sama, (b). Kompetitif, (c). Disiplin, (d). Sportif,
(e). Ketaatan, dan (f). Kemampuan memecahkan masalah.
Penilaian dilakukan secara kualitatif dengan kualifikasi nilai sebagai berikut;
1) Nilai A untuk kategori : Amat Baik
2) Nilai B untuk kategori : Baik
3) Nilai C untuk kategori : Cukup
4) Nilai D untuk kategori : Kurang
h. Evaluasi
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Berdasarkan hasil
evaluasi, dilakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
i. Daya Dukung
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan
prasarana kesenian, serta prasarana lainnya. Kegiatan Pengembangan Diri di SMPIT
Mumtaz Al-Bantani dilaksanakan secara berkelanjutan dan melekat yang dibimbing
oleh guru, tenaga kependidikan, dan pelatih. Kegiatan dilakukan 1-2 kali dalam 1
minggu. Peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti kegiatan pengembangan diri
maksimal dua jenis dalam 1 semester.
3.10.
Ekstrakurikuler Pilihan yang dikembangkan di SMPIT Mumtaz Al-Bantani, teridiri
dari:
No Jenis Ekskul Hari Waktu Pelatih Pembina
1 Seni Tari Rabu 14.00 Yosi Solihah
2 English Club Kamis 14.00 Komarudin Komarudin
3 Teather Kamis 14.00 Misri Misri
4 IPA Kamis 14.00 Fella Fella
12.00 Semua Semua
5 Seni Baca Al-Qur’an Rabu
Guru Guru
3.12. Ekstra-kurikuler Wajib. Seluruh murid didampingi oleh kordinator dan pelatih
wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, di antaranya Pramuka, dan
PMR
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat
kompetensi dan ruang lingkup materi.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan / penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Rincian gradasi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut;
Beban belajar yang digunakan oleh SMPIT Mumtaz Al-Bantani Cilegon adalah sistem paket
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan. Jam pembelajaran di SMPIT Mumtaz Al-Bantani untuk
setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur
kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah
beban belajar yang tetap. Pada Sistem Paket, beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan
dalam Satuan Jam Pembelajaran, yang dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Pengaturan beban belajar di SMPIT Mumtaz Al-Bantani Cilegon menggunakan
sistem paket yang didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu
sebagai berikut:
1. Beban belajar tetap adalah 45 jam pelajaran per minggu
2. Alokasi waktu 35 menit untuk setiap mata pelajaran
3. Pengembangan diri dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar selesai, yang setara
1 jam pelajaran. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan di kelas 50% dari waktu
kegiatan tatap muka.
Pelaksanaan proses pembelajaran SMPIT Mumtaz Al-Bantani Cilegon, diatur sebagai berikut:
1. Hari Pembelajaran dilaksanakan Senin sampai dengan Sabtu
2. KBM hari Senin – Jumat dimulai Pukul 07.15 wib – 15.30 WIB
Tiga komponen beban belajar, yaitu: (1) tatap muka; adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik (2) penugasan terstruktur; adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan,
pengayaan, dan percepatan. (3) kegiatan mandiri tidak terstruktur; adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.
Alokasi waktu untuk beban penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik di SMPIT Mumtaz Al-Bantani Kota Cilegon menetepkan
maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pendidik
dalam penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah sebagai berikut:
g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang.
d. Estetika
Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya local.
1. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu
luang
Tujuan dari SKL adalah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan,
Dimensi standar pendidik
Kualifikasi Kemampuandan tenaga kependidikan,
1 KI – 1 > B Tuntas
2 KI – 2 > B Tuntas
3 KI – 3 > 75 Tuntas
4 KI – 4 > 75 Tuntas
1. KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika
profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar
yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan
2. KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 75 dari hasil tes
formatif dan sebaliknya jika nilai > 75 dari hasil tes formatif maka dinyatakan tuntas
Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 100 digunakan untuk Nilai Pengetahuan (KI 3)
dan Nilai Keterampilan (KI 4). Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 - 4 dan 0 - 100
adalah :
86 -100 4 A
SB
81- 85 3.66 A-
Sedangkan untuk penilaian pada raport menggunakan model angka, predikat dan deskriptif /
narasi sehingga penilaian lebih akurat dan terinci agar anak, atau orang tua tahu dimana
kekurangan dan kelebihan anak setelah melaksanakan proses pembelajaran disekolah.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi Kriteria Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang dicanangkan SMPIT Mumtaz Al-Bantani tiap mata
pelajaran untuk jenjang kelas I-VI pada tahun pelajaran 2018-2019 adalah sebagai berikut :
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
SMPIT MUMTAZ AL-BANTANI
TAHUN PELAJARAN 2018-2019
I. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran atau setiap semester
Genap. Kenaikan kelas didasarkan pada Penilaian Hasil Belajar pada semester Genap dengan
mempertimbangkan seluruh SK/KD dan KI/KD yang belum tuntas pada semester Ganjil,
harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester Genap.
Hal ini disesuaikan dengan prinsip belajar tuntas (Mastery Learning), dimana peserta yang
belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang
bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remedial sampai yang bersangkutan mampu
mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil
belajar peserta didik selama satu Tahun Pelajaran yang sedang berlangsung yang menyatakan
bahwa;
(a) Persyaratan Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apa bila telah memenuhi persyaratan berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.
9) Segala ketentuan yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan ditentukan
kemudian melalui Rapat Dewan Guru.
(c). Ketentuan-ketentuan lain terkait dengan kenaikan kelas adalah sebagai berikut
1) Untuk menentukan kriteria atau acuan kenaikan kelas perlu mempertimbangkan
situasi dan kondisi peserta didik, lingkungan sekolah maupun lingkungan
keluarga, tenaga pendidik dan kependidikan, juga mempertimbangkan pedoman-
pedoman yang berlaku.
2) Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas pada prinsipnya harus mengulang
di SMPIT Mumtaz Al-Bantani, kecuali atas permintaan orang tua menghendaki
untuk pindah sekolah.
3) Dalam hal peserta didik akan pindah sekolah tidak dikenal istilah ”naik terbang”,
artinya murid yang tidak naik kelas tersebut dinyatakan naik kelas kemudian
pindah sekolah.
4) Peserta didik yang tidak naik kelas 1 kali, diberi kesempatan untuk mengulang
pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya, dan hak serta
kewajibannya sama dengan peserta didik yang lain.
5) Peserta didik yang dua kali (tahun) berturut-turut tidak naik kelas pada tingkat
yang sama maka dinyatakan keluar dari sekolah (”DO”), dan dikembalikan
kepada orang tua / wali atau harus pindah dari SMPIT Mumtaz Al-Bantani.
6) Segala ketentuan yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan ditentukan
kemudian melalui Rapat Dewan Guru.
a. Penilaian
1. Lingkup Penilaian
Penilaian yang harus dilakukan mencakup semua, mata pelajaran dalam struktur
kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan termasuk muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri. Selain itu juga dilakukan untuk ahklak dan kepribadian Peserta
Didik.
d). Remedial
Dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran mandiri selalu dijumpai
adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai standar kompetensi,
kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga
waktu yang dibutuhkan oleh seorang peserta didik untuk menguasai suatu materi
pelajaran antara satu murid dengan peserta didik lain sangat bervariasi. Ada yang cepat,
namun ada juga yang cenderung memerlukan perhatian khusus dari guru agar tidak
tertinggal dalam penguasaan suatu materi pembelajaran.
e). Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan
peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan
tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Dalam kegiatan pembelajaran tidak
jarang dijumpai adanya peserta didik yang lebih cepat dalam mencapai standar
kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan.
Peserta didik kelompok ini tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas atau latihan dan menyelesaikan soal-soal
ulangan sebagai indikator penguasaan kompetensi. Terdapat peserta didik yang demikian
juga perlu mendapatkan perhatian supaya potensinya dapat dikembangkan dengan
optimal. Kelompok murid ini tidak hanya tuntas belajar, tetapi ditunjukkan juga dengan
nilai dan prestasi yang sangat memuaskan. Peserta didik yang telah mencapai
kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam
kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan. Untuk keperluan
pemberian pembelajaran pengayaan perlu dipilih strategi dan langkah-langkah
sistematis, yang tepat setelah terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap potensi
lebih yang dimiliki peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir,
kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan merupakan
pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru
1.1 Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat,
dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
1.2 Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
1.3 Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/
penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan: (a) identifikasi bidang
permasalahan yang akan dikerjakan; (b) penentuan fokus masalah/problem yang
akan dipecahkan; (c) penggunaan berbagai sumber; (d) pengumpulan data
menggunakan teknik yang relevan; (e) analisis data; dan (f) penyimpulan hasil
investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar
dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi
melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki
keunggulan khusus.
J. Kelulusan
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian hasil
belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek,
ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS),
c. Pemantapan Materi
Program ini merupakan tindak lanjut dari try out yang dilaksanakan untuk lebih
memastikan kesiapan peserta didik untuk menghadapi ujian.
Kalender Pendidikan SMPIT Mumtaz Al-Bantani untuk waktu kegiatan pembelajaran selama
satu tahun pelajaran mencakup minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran di SMPIT Mumtaz Al-Bantani berpedoman kepada
Kalender Pendidikan Direktorat Pendidikan Dasar serta Kalender Pendidikan Dinas Kota Cilegon serta
mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran dengan rincian sebagai berikut;
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang terdiri atas 2 semester untuk 1 Tahun
Pelajaran, yaitu Semester Ganjil dan Semester Genap.Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
dilaksanakan dari hari Senin sampai hari sabtu (6 hari). Mulai masuk Kelas I jam 07.00 – 10.00
sedangkan kelas II – VI Jam 07.00 – 12.00 WIB.
Hari Kemerdekaan RI
4 17 Agustus 2018
(Libur)
Mid Semester ganjil tahun
4 09-14 Oktober 2018
ajaran 2018-2019
5 November 2018 Outing Class Jakarta
UAS Semester ganjil tahun
6 04 – 9 Desember 2018
ajaran 2018 – 2019
7 13 – 16 Desember 2018 Class Meeting
23 Desember 2018 – 6
9 Libur semester ganjil
Januari 2018
A. Kesimpulan
Dengan tersusunnya Kurikulum SMPIT Mumtaz Al-Bantani tahun pelajaran 2018-2019
ini, maka diharapkan semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan secara
menyeluruh di SMPIT Mumtaz Al-Bantani Kota Cilegon dapat melaksanakan dengan baik
dan penuh tanggung jawab berdasarkan apa yang telah digariskan pada Program Kerja
Tahunan (PKT).
Semoga Kurikulum SMPIT Mumtaz Al-Bantani yang menerapkan Kurikulum 2013
untuk kelas I. Sebagai kurikulum baru ini benar-benar menjadi barometer keberhasilan
pendidikan, khususnya SMPIT Mumtaz Al-Bantani.
Akhirnya hanya dengan etos kerja yang optimal dan keikhlasan para guru dan staff,
maka besar harapan kami progam yang telah dibuat ini akan menghasilkan sesuatu yang
bermakna untuk pengembangan pendidikan, khususnya di SMPIT Mumtaz Al-Bantani
Cilegon.
B. Saran-Saran
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanakan kurikulum SMPIT Mumtaz Al-Bantani
Cilegon, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dan dicermati, antara lain :
1. Kepada Stakeholder agar berpartisipasi pada setiap kegiatan program sekolah dengan
saling bekerja sama untuk membangun sinergi yang efektif dan efisien demi
pembangunan pendidikan dan kemajuan sekolah.
2. Kepada guru dan staff agar senantiasa meningkatkan semangat dan etos kerja tinggi
yang dilandasi keikhlasan sebagai sarana bekerja untuk ibadah.
3. Kepada murid agar selalu berikhtiar dengan belajar dan berdoa agar mampu
mengembangkan potensi dan bakat yang telah diberikan Allah SWT