Anda di halaman 1dari 38

BAB VI

KONSEP

6.1. Konsep Tata Ruan


ng L
Ruang uar
Luar
n aanalisis
Berdasarkan nalisis programatik dan analisis pe
pend
n ekatan studi yang telah
pendekatan
dilakukan di bab
bab 5, maka konse
sep skematik tata ruang luar perancangan
konsep per
erancangan museum
Gunu
nung Gamping
situs Gunung Gampiing Eosen
Eosen dapat
dap
apat
at ddilihat
illih
i at
a ppada
ad
da ga
gamb
mbar
a dibawah iini.
gambar n.
ni

Gambar 6.1.1
Konsep Skematik Tata Ruang Luar
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 2 April 2016

131
132

6.2. Konsep Tata Ruang Dalam


6.2.1. Massa 1

Gambar 6.2.1.1
Konsep
Konsep Skematik Tata Ruang Dalam Massaa sa 1
Mas
Sumber:
Sumb
mber
er:: Hasill analisis penulis tanggal 10 April 2016
6.2.
.2. Massa 2
6.2.2.

Gambar 6.2.2.1
Konsep Skematik Tata Ruang Dalam Massa 2
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 10 April 2016
133

6.2.3. Massa 3

Gambar
G
Ga mbar 66.2.3.1
.2.3.1
Konsep Skematik
Skematiik Tata Ruang
Ruang Dalam Massa 3
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal
tan
nggal 10 Ap
April 2016
6.2.4. Rekapitulasi Besaran
Besa
aran Ruan
Ruang
ng Total
Tabel
T
Ta bel 6.2.4.1
6.
si Besaran
Rekapitulasi aran Ruang Total
Besa
Massa 1 340,8 sqm Pendopo 238 sqm
Massa 2
M 1531,2
1531 2 sqm Greeting
G ti 30 sqm
Massa 3 1610 sqm Security 8 sqm
Underground Site Area 1042 sqm Total 4800 sqm
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 10 April 2016 (sesuai dengan standar di
tabel 2.4.6.1) dengan jumlah penduduk Kecamatan Gamping 69.998)
134

6.3. Konsep Tampilan Bangunan

Gambar 6.3.1
Konsep Skematik Tampilan Bangunan
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 22 Juli 2016
135

6.4. Konsep Struktur dan Konstruksi


6.4.1. Struktur dan Konstruksi Upperground
Konstruksi ((upperground)
pp g ) gg
menggunakan konstruksi rumah
panggung pada ba
bagi
gian pondasi dan ppelingkup
bagian e ingkup menggunakan sistem
el
struktur fold
ded glass yang dapat dilihat pada gamb
folded mbar skematik dibawah ini.
gambar

Gambar 6.4.1.1
Konsep Skematik Struktur dan Konstruksi Bangunan (Upperground)
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 12 April 2016
136

6.4.2. Struktur dan Konstruksi Underground


Metode konstruksi basement yang digunakan pada proyek ini adalah
metode konstruksi top-down, Pada metode konstruksi top-down, stuktur basement
dilaksanakan bersamaan
bersamaaan ddengan pekerjaan
engan pekerj ggalian
jaaan ga lian basement, urutan pekerjaan
pelat
at llantainya
balok dan pela antainya dimulai dari atas ke bbawah.
awah. Metode ini merupakan
aw
metode yyang
ang paling ramah
an dilakukan
ah lingkungan dan dapat dilaku
kuka
k n pada lahan proyek
ng kkecil.
yang lanjut
ecil. Proses lebih lanjutt dapat
nju dapaat dilihat
da dili
di hatt pada
liha pad gambar dibawah
dibawa
wah ini.

Gambar 6.4.2.1
Konsep Skematik Metode Konstruksi Top-Down
Sumber: Hasil analisis penulis, diadaptasi dari Land Transport Authority, 2016
137

Dilihat dari gambar 6.4.2.1 pada poin 1, dinding penahan yang


merupakan kunci kekuatan metode konstruksi top-down adalah diaphragm
wall dengan
g material utama beton dan tulangan
g baja
j ((rebar cage).
g ) Proses
instalasi struktur di
diaphragm
iap
aphhragm wall dapat di
dili
dilihat
lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.4.2.2
Konsep Skematik Proses Instalasi Diaphragm Wall
Sumber: Hasil analisis penulis, diadaptasi dari Land Transport Authority, 2016
138

6.5. Konsep Utilitas


6.5.1. Pencahayaan
6.5.1.1. y
Pencahayaan Alami
Konsep
Konnsep pencahayaan aalami
Ko lami / natural lighting
g pada
proyek
yek diterapkan di bagian upperground
proy uppergroun
und yang terlingkupi oleh
ppelingkup
elingkup kaca transparan,
p ran, seperti: lobby, toi
transpa toilet,
let, curatorial area,
oile
research
resear h ccenter,
arch enter,, dan public
dan pu
publi aand
lic nd ffacilities
acilities area.
ac area
ea. Konsep ini
memanfaatkan
me
m manf
nfaa
aatk cahaya
tkan cahay matahari
ya alami dari matah
at ssehingga
a ari se hingga ppada
ada siang
ha bang
hari, bangunan menghemat
nguunan dapat lebih mengh
hem
emat energi.
a energ
rgi. Gambar sskematik
i. Ga k matik
ke
penerapan
pe dapat
enerapan konsep natural lighting dapa dilihat
at dili
iha
hatt pa
pada gambar
d gam
ambar
dibawah ini.

Gambar 6.5.1.1.1
Konsep
Kons
Ko ep Skematik
nsep Ske
kema Pencahayaan
m tik Pe enc
ncah
ahay aan Alami
ayaa Alam
Al amii
Sumber:
Sumb
Su m er: Ha
Hasi
Hasil
sill analisis
anal
analis
isis
is ppenulis
enuli
lis ttanggal
angg
anggal
al 113
3 Ap
April
ril
il 20
2016
16
66.5.1.2.
.55.1.
1.22. Pencah
Pencahayaan
ahay
a aan Buat
Buatan
atan
Jenis lampu
lam
mpu yangg digunakan untuk pencahayaan buatan
pada proyek muse
museum
eum ini adal
adalah
lah lampu LED karena jenis lampu ini
lebih hemat ene
ergi dibandingkan
energi dibaandingkan dengan lampu halogen.
Kemudian enulis menerapkan
men
e erap
pkan 3 teknik pencahayaan buatan, yang
diaplikasikan khususnya
khususny
nyaa pada display area. Tujuan utama dari
pencahayaan
h bbuatan
t iinii selain
l i sebagai
b i penerang ruangan (terutama
(t t
display area berada di basement), juga untuk memberi beberapa
efek khusus pada obyek pameran. Tiga teknik pencahayaan buatan
tersebut yaitu:
139

a. Lighting Sculpture/ Objects/ Artefacts


Teknik pencahayaan ini dilakukan dengan memfokuskan cahaya
satu arah ke obyek
y ((biasanya
y ppenataan obyek
y memiliki linear
organization).
organization
on)). Tujuan dari ppemfokusan
emfokusan
em cahaya ini untuk
menghindari
meng
nghi
hindari penyebaran cahaya ke dindi
dinding
ding
ng sekitarnya. Efek yang
ddihasilkan
ihasilkan adala
adalah
lah membuat obyek statis tterlihat
e lihat seolah-olah
er
bersinar
bersin
narr kkeluar.
e uar. O
el Optimum
ptim
ptimum
um ssudut
udut
udut pencahayaan
pen
enca
cahayaan ddalam
alam teknik ini
al
aadalah
adalah
h 330°
0° dengan pu
ppusat
sat cahaya ddiletakkan
illet
etak
a kan
n disetiap bbalok
alok yang
menggantung
m
menggant
ntuung pada langit-langit. Peletakan
Pele
leta
takan cahaya
caha
cahaya
ya yang tepat
tepa
pat akan
meminimalkan
me
eminimalkan casting bayangan dan men
menghindari
ngh
ghinda
dari
ri ssilau
ilau
il a ref
reflektif.
fle
lektif.
Teknik ini diterapkan di sebagian besar obyek pa
pamera
pameran
an di museu
museum
um
situs Gunung Gamping Eosen ini, terutama obyek
oby
byek ddii art
art and
d
history display area dan archaeological display area
areea obyek
ob
bye
yek
k yyang
ang
ditata secara linear.
b. Contrast Ratios
Teknik pencahayaan ini digunakan untuk menunjukkan
menunjukk
kan sebuah
sebuah
h
vocal po
poin
point
intt ya
yang
ng disajikan di setiap
seti
setiap
ap ruang-ruang
rua
uang
ng-ruang pameran.
pameera
ran. Tek
Teknik
kni
nik
k
ini memainkan intensitas
i te
intens
nsitass kontras
kontras antara terang dan gelap dengan
den
enga
gan
n
cara menembakkan caha
cahaya
h ya multi arah ke obyek. Obye
Obyek
yek
k ya
yan
yang
ng
ditampilkan
dita
ditamp
mpil
ilka
kann da
dalam teknik ini bbiasanya
iasa
iasany
nyaa ditata
dita
ditata
ta agar
aga
garr memunculkan
memu
munc
ncul
ulk
kan
ttema
emaa ttertentu.
erte
ertentu. P
Penerapan
ener
enerap
apan
an ddalam
alam pro
al proyek
roye
yek
k iini
nii ad
adalah
dallah
h pad
pada
da se
sebuah
obyek
obye
byekk yang akan
n dijadikan vocal
vocal pointt di mas
masing-masing
asin
ing
g-ma
masi
sing
ng display
area.
c. Highlighting
Teknik pencahaya
pencahayaan
aan ini ddigunakan
igunakan untuk menunjukkan obyek
utama dari sebuah mu
m
museum
seu
um dengan menembakkan cahaya multi
arah ke sebuah obyek
k ddan
an bisa juga menembakkan gambar atau
pattern melalui sebuah projektor yang diletakkan diatas (balok)
atau dibawah (lantai) ke sebuah obyek, sehingga terkesan lebih
dinamis. Dalam proyek, teknik ini digunakan untuk menampilkan
situs Gunung Gamping terutama yang ada di underground area.
140

Ga
Gambar 66.5.1.2.1
.5.1.2.1
.5
Konsep Skema mati
Skematikt k Pe
Penncahayaan Buatan
Pencahayaan
Sumber:
S
Su mber: Hasil analisis penulis tanggal
al 113
3 April 2016

Gambar 6.5.1.2.2
Perbandingan Performa Lampu Jenis LED dan Halogen
Sumber: Sylvania “Lighting for Museums and Galleries” p.24
141

Gambar 6.5.1.2.3
Rencana Jenis Lampu LED yang Akan Digunakan didalam Desain
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 13 April 2016
142

6.5.2. Jaringan Air

Gambar 6.5.2.1
Konsep Skematik Jaringan Air pada Desain
Sumber:
Sumbe
Su er: Hasil analisis penulis tanggal 14 April 2016
6.5.2.1.
6.5.2.
2.11. Jaringan
Jari
ring a Air Bersih
ngan Bersi
sihh
dilihat
Jika dil
lih
ihat pada
at pad distribusi
adaa gambar 6.5.2.1, sistem distribus
si ai
air
bersih pada proyek menggunakan up feed system, dimana
na ddalam
ala
la m
sistem
sist
si em ini
stem ini pipa
ipaa distribusi
pip di langsung
langs
gsun g dari
ung dari ttangki
angk
an bawah
gkii ba
bawa
wah (ground
h (g
(gro
roun
und
d ta
tank)
ddengan
eng an pompa llangsung
ngan angs
an gsun
ungg disambungkan
disambun
ngk an dengan
gkan dengan pipa uutama
pipa tama
penyediaan
peny
nyed bersih
ersih pada bbangunan.
ediaan air ber Pemanfaatannya
angunan. P emanfa
em faat
atan
ann
nya di
digunakan
untuk lavatory, kegiatan
ke office, kafetaria, pantry, wudhu, dan
of
sprinkle. Adapun sumur resapan
resaapan air hujan juga digunakan untuk
tanaman.
menyiram tanaman
n.
6.5.2.2. Jaringan Air
Air Kotor
Kotor
Jika dilihat pada
ada gambar 6.5.2.2, sistem jaringan kotoran
pad
pada lavatory basement menggunakan sewage ejector pump.
Sistem ini untuk memompa kotoran ke atas dari bak penampungan
sementara menuju septitank.
143

6.5.3. Penghawaan
Konsep penghawaan pada proyek ini terbagi menjadi 2 yaitu
ppenghawaan
g p g
alami dan penghawaan g
buatan. Penghawaan g
alami sangat
optimal diterapkan ddii area upperground
d se
sekaligus mengambil udara bersih
dari pepohon
onan yang berada di kawasan Taman
pepohonan Tama
mann Wisata Alam Gunung
Gamp
pin
ing ini. Sedangkan
Gamping Sedangk
kan pada area underground me
menggunakan sistem
pe
pen
nghawaan bbuatan
penghawaan uata
uatann yaitu
u AC spl
p it duck
split duc
uckk sy
syst
stem
em.. Sistem inii ddapat
system. apat membagi
dan me
eny
n alurka
kann udara ding
menyalurkan gin ke beberapa tit
dingin itik
ik. Kele
titik. ebihan sist
Kelebihan stem
e ini juga
sistem
tida
ak menimbukan
tidak mennimbuk
me ukan
an suara yang berisik dan
n ti
tidak me
meru
usa
sak
k estetika
merusak ka ruang
karena
ka
kare tidak
dak ada indoor unit. Sehingga hal ini sangat
rena tid san
nga berpengaruh
gat be
berp
rpen
enga
garuh po
positif
pada
pa ddisplay
isplay area di museum. Penjelasan skematiknyaa dapat
at ddilihat
i at pada
ilih
il paada
gambar
gam
mbar dibawah ini.

Gambar
G ambar 66.5.3.1
.5.3.1
Konsep Skematik
Skema atik Penghawaan pada Desain
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal
tan
nggal 14 Ap
April 2016
6.5.4. Pemadam Kebaka
ara
r n
Kebakaran
Macam-macam alat ppemadam
em
madam kebakaran yang akan digunakan
pada proyek ini antara lain:
a. Obscuration smoke detector. Alat ini merupakan pengindera asap yang
peka terhadap pengurangan cahaya. Pengindera ini memiliki
komponen: sumber cahaya infra merah yang di pantulkan melalui lensa
144

fokus sehingga pancaran cahayanya lurus tidak menyebar, photo


electric cell yang dihubungkan ke rangkaian electronic contact ke
alarm. Prinsipp kerja
j detektor ini adalah bila terjadi
j kebakaran terdapat
p
asap yang meng
ngha
halangi cahaya yan
menghalangi ng se
yang sselalu
lalu diterima oleh photo cell,
kemudian
an ddengan
engan berkurangnya nilai cahayaa ya
yyang
ng diterima oleh photo
cell
ll, mengakibatkann rangkaian
cell, rangk
g aian electronic contact
ctt menjadi aktif dan
alarm be
erb
rbun
unyi
y . Al
berbunyi. lat iini
Alat n dil
ni ilet
etak
akka
kan
n display
diletakkan disp
display area, ruang
r ang sampel,
ru
perp
rpustakaaan
an, management area, servis are
perpustakaan, rea
a, shaf
area, aftt, dan kori
shaft, rido
d r ramp.
koridor
b. Panel
Pane
Panell kontro
roll. Alat
kontrol. Alat ini berfungsi untukk mengontrol
mengon
me ntr
trol
ol bekerjanya
bek
e erjanyaa sistem
ta
tanda bahaya kebakaran serta menerima dan
bahaya daan menunjukan
menu
nunj
njuk
ukan adanya
ada
danya
isy
yarat kebakaran pada suatu daerah/satu titik ddetektor.
isyarat etekto
tor.
r Alat in
iinii
diletakkan di lobby massa 2 dan ruang transisi di massaa 3.
cc.. Hydrant. Alat ini merupakan suatu sistem instalasi/jaring
instalasi/jaringan
ngan ppemipaan
emip
emipaan
berisi air bertekanan tertentu yang digunakan sebagai ssarana
arana
na untuk
uk
digunakan
memadamkan kebakaran. Pada bangunan ini, hidran yangg digunak
akan
n
berdiameter
adalah hidran kelas 2. Alat ini dilengkapi dengan slang berd
diameete
ter 1½
½
inci , yang
angg penggunaannya
yan peng
penggu diperuntukkan
gunaannya dipe
peru
runt
ntukkan bagi pengunjung
ukka pengu
gunj
njung da
dan
n
petugas museum. Untuk
Untu
Un k area
tuk area underground, berdasarkan standar
stan
anda
dar
iap 800 m2 . Maka karena luasannya
membutuhkan 1 buah seti
setiap luasanny
nya ya
yan
yang
ng
tidak
ti
tida mencapai
dakk me
menc
ncap 0 m2, setiap lantaii pada
ai 8800
apai 00 pada area
are
reaa un
unde
underground
derg
rgro
rou
und
d ddiletakkan
ilet
il etak
akk
kan
1 hidran.
hid Untuk
idrann. Un
Unttuk areaa up
upperground,
uppe
perg
rgro
rou hidran
und, hi
idran ddiletakkan
dran iletakk
il masing-masing
kkan masing
ng-m
-masing
satu buah
satu buaah massa 1, llantai massa
assa 2, lantai
a tai 2 ma
an taii 1 massa
lanta mass
ma 3 ddan
ssaa 3, an lantai 2
massa 3. Ukuran kotak minimum
mum hidran dalam bangunan ini adalah
kotaak minimu
52cm x 66cm x 15cm
m dan dipasang pada ketinggian 75cm dari lantai.
outdoor,
or, sistem
Untuk kawasan outdoo m hidran yang digunakan adalah sistem
hidran halaman yang dile
diletakkan
letakkaan berjarak 60 m dari bangunan.
d. Sprinkler sistem kering (dr
(dry
dryy pipe system). Alat ini selain menggunakan
katup kendali, sistem juga dilengkapi dengan “katup pipa kering“ (dry
pipe valve). Dari titik dry pipe valve sampai ke titik-titik sprinkler
tidak berisi air, tetapi berisi udara bertekanan. Sedangkan dari dry pipe
valve sampai ke pompa berisi air bertekanan. Cara kerja alat ini yaitu
145

pada saat panas atau asap pada ruang yang dilindungi mencapai suhu
tertentu atau jumlah tertentu, panas/asap tersebut akan dideteksi oleh
detektor yyang
g terpasang
p g ppada sistem sprinkler
p ini. Selanjutnya
j y detector
ini akan menga
gakt
ktif
ifkan katup curah
mengaktifkan h ((deluge
deluge value). Air yang mengalir
de
ke sistem
m sprinkler selanjutnya akan menga
akt
k ifkan pompa kebakaran
mengaktifkan
n alarm bel yangg sekalig
dan gus berfungsi memberi
sekaligus ri peringatan kepada
s be
sebelu
lum terpancarnya
petugas sebelum terp
rpan
anca
carn
nya air
air ddari
arii kepala
ar keepa
p la sprinkler
sprinkl
kler
e yang pecah.
at ini dil
Alat ilet
etak
akkkan di underground
diletakkan undergground area dan
da dipa
pasang den
dipasang nga
g n jarak 4
dengan
mete
meter.
r
meter.
Gambar
Gamb
Gambar sskematiknya
kematiknya dapat dilihat pada gambar dib
ke dibawah
baw
a ah
h iini
ni

Gambar 66.5.4.1
.5.4.1
.5
Ko
Konsep Skematik Pemadam
Peemadamm Kebakaran pada
da Desain
Des
esai
ain
n
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal
tan
nggal 14 Ap
April 2016
146

Daftar Pustaka

Allan,, Douglas
g A. (1995).
( ) “Site Museum in Scotland”,, dalam Museum,, Volume 8,,
Nomor 2., 1955. UN
UNES
ESCO-Paris. p. 107.
UNESCO-Paris. 107
7.
Antoniades, Anthon
ny C. 1990. Poetics of Architecture:
Anthony e: Theory of Design. New
York: Va
Van Nostrand Rei
ein
nhold.
Reinhold.
Balai KSDA
KS
SDA Yogyakarta.
Yogyaaka
kart
rta.
a. 2010.
0. R enca
encana
na K
Rencana erja
erja T
Kerja ahun
ahu 2010-2014
Tahun 14. Yogyakarta:
2010-2014.
Departemen
Departem Kehutanan
emen Kehutanan Direktorat Jenderal
eh Jend al Perlindungan
deral n ungan Hutan
Perliind H tan dan
Hu
Ko
ons
nser
erva
vasi Alam
Konservasi mB alai Konservasi Sumber Da
Balai Daya
y Ala
lam
m Yo
Alam Yogyakarta
ta.
Yogyakarta.
Balaii KSDA
KSDA Yogyakarta.
Yoggyakarta. 2010. Rencana Strategis Tahun 22010-2014.
0 0-20
01 14.. Yogyakarta:
2014 Y gyak
Yo akarta:
Departemen
De
D rtemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan
part Perlind
dun n Hutan
u gan Hu ddan
an
Konservasi
Ko Yogyakarta.
onservasi Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yo
ogy
g ak
akaartaa.
Bupati
Bu p ti Sleman.
Bupa Sleman. 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 2 Tahun
Tahun 22014
ahun 014
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Slem
Sleman
man 9 Tahun
Tahun
un
2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Da
Daerah Tahun
aerah Tah
hun
n
2011-2015. Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2014,, No. 11,, Ser
Seri
ri
E. Sekretaris Daerah
Daer
Daerah Kabupaten
ah K Sleman.
abupaten Slema
ab man Sleman.
n. Slema
leman.
n
Burden, Ernest. 2003. Illustrated
d Dictionary
Dict
Di c iona ry of Architectural Preservation. Un
nary United
Unit
ited
ed
States: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Chabbra,
Ch
Chab
abbr
b a,
a BB.. Ch 1956.
Ch.. 19
1956 “Site
56. “Si
Site Museum
te Museum of India”,, ddalam
alam
al Museum,
am Mu
Muse
seum Volume
um,, Vo lume 9,
Volu 9, Nomor
Nom
No mor
1., 1956.
56. p. 42-49.
1956
19 42-
2-49
49.
Chiara,
Ch
hia
iara Joseph
r , Jo
Jose
seph Dee and
ph D and John Callender.
Cal
alle 1980.
l nder. 1980 Time-Saver
80. Time-Sav er SStandards
aver tand
tandar ds ffor
ards Building
or Building
Types (second ed.). Singapore:
Singap McGraw-Hill.
pore: McG
cGraw-Hill.
Clark, Roger H and Michael Pau
Pause. Precedents
use. 2005. P recedents in Architecture (third ed).
Sons.
Canada: John Wiley & Son
ns. Inc
Coleman, Laurence Vail. 1950. Muse
Museum
eum Buildings. Washington, D.C. The
Museums.
American Association of Muse
seuums.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Ayo Kita Mengenal Museum.
Jakarta: Direktorat Museum.
Galus, Ben Senang. 2015. Hermeneutika Filsafat Jawa dan Kosmologi Jawa.
Yogyakarta: Beta
147

Hachlili, Rachel. 1998. “A Question of Interpretation”, dalam Museum


International, No. 198 (Volume 50, Nomor 2, 1998). Paris: UNESCO.
Herusatoto,, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya
y Jawa. Yogyakarta:
gy
Hanindita Graha Widya.
Widy
Widya.
Hudson, Kenneth. 11987.
987. Museum of Influence. Britis
ish:
h Cambridge University
British:
Press.
ICOM. 20
001. Code ooff Et
2001. Ethi
hic of Museum.
Ethic Mus
useu
eum.
m. Fr
Fran
ance
ce: IC
France: ICOM
OM..
ICOM.
ICOM
M. 2004. Running
ICOM. Ru g a Museum:
M seum: A Practical Hand
Mu dbo
book
o . Fr
Handbook. ran
a ce: ICOM
France: OM.
ICOM.
Laand Transport
Land Trans
nspo
port
rt Autho
hori
ritty. 2005. Top-Down C
Authority. onst
on structio
on. USA:
Construction. US C2
2 Design
Stud
St udio
i Ptee Ltd.
Studio Ltd.
Madiichah
ah, Si
Madichah, iti. 2011. “Revitalisasi Bangunan Lama Sebagaii Up
Siti. U ay
ya Ko
Upaya Konserva
vasi
Konservasi
Kota”,
Koota”, dalam Jurnal Arsitektur Komposisi, Volume 9, Nomor
mor 11..
Nom
Martokusumo,
Mart
Martokuusumo, Widjaja. 2008. “Revitalisasi, Sebuah Pendekatan
Pendek
ekatan
an ddalam
a am
al
Peremajaan Kawasan”, dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan
h da Kota,
an Ko
K ta,
ta
Volume 19, Nomor 3. p. 57-73.
Negoro,
N gorro, Suryo S. 2001. Upacara Tradisional dan Ritual Jawa. Surakarta:
Ne CV.
Suraakartaa: CV
V.
Buana Raya.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsit
Arsitek
ek 2 terjemahan
itek ter
erjemahan dari Bauentwurfslehre. Jakarta:
jem Jaka
kartta:
Erlangga.
Panero,
Pane
Pa Julius
nero, Ju
Juli us and
lius and Martin
Mar
arti Zelnik.
tinn Ze
Z lnik. 1979. Human
Huma
man Dimension
n Di
Dime
mens
nsio
ion Interior
n & Interiior SSpace.
Int pace.
pa
New
N w York:
Ne York: Whitney
k Wh itnney Library
Whit Libr
b ar y of Design.
ary Des
esig
ign.
Pemerintah
Peme
meriint
ntah Kabupaten
ah Kabup
abupat
ateen Sleman. Buku
n. 2014. Buku Data S
uk Status Lingkungan
tatus Li
ta Ling
ngku
kunggan Hidup
Sleman Tahun 2014. DIY:: P
Pemerintah
ntah Kabupaten Sleman.
emerint
Pontoh, N.K. 1992. “Preservasi
vasi dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori
“Preserv
Perancangan Kota”. Jurna
Jurnal Volume
al PWK, Volume 4, Nomor 6. p. 36.
Pusat Djawatan Geologi. 1956. Gunung
G nun
Gu ng Gamping, Sebelah Barat Jogjakarta.
Bandung: Pusat Djawatan Geologi
o ogi Bandung.
Geol
Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Lembaran Negara RI
Tahun 1990, No. 49. Menteri Negara Sekretaris Negara. Jakarta.
148

Republik Indonesia. 1995. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 tentang


Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.
Lembaran Negara
g RI Tahun 1995,, No. 35. Menteri Negara
g Sekretaris
Negara. Jakarta.
Republik Indonesia
ia. 2010. Peraturan Menteri No. 18
Indonesia. 1 Tahun 2010 tentang
Pedoma
man Revitalisasi K
Pedoman awasan. Berita Negara RI T
Kawasan. ahun 2010, No. 703.
ah
Tahun
Me
Menteri Peke
erj
r aa
aann Umum
Pekerjaan m.
Umum.
Repu
ubl
blik Indonesia.
Republik Indon
onesia. 2010.
20100. Peraturan Pemerintah
20 h N o 11 Ta
o.
No. T hun 20
Tahun 010 tentang
2010
Ca
aga
garr Bu
Cagar Budaya. Le
Lembaran Negara RI Tah
ahun
un 201
Tahun 10, No.
2010, No. 130. Menteri
M nteri
Me
Hukum
Huku
Hu kum dan
daan Hak Asasi Manusia RI. Jakarta.
Sedyawati,
Sedy
dyawati, Edy.
awat Edy. 2006. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, S
Seni,
eni, dan
dan Sejarah.
Sejarah
a .
Jakarta:
karta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Jaka
Sujatmiko,
Suja
Su ko, Eko. 2014. Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Mediaa Cetakan.
jatmik Cettak
akan
an.
Trisnawati.
Tris
Tr wati. Fiki. 2011. Pergeseran Makna Budaya Bekakak Gampin
i naw Gamping: Analisis
i g: Analisi
na siss
Semiotika Pergeseran Makna Budaya Bekakak di Desa Amba
Ambarketawang,
arketawaang
g,
Kecamatan Gamping, Kab. Sleman. Yogyakarta: Jurusan
Juru
usan Ilmu
u
Komunikasi,, Fakultas
Faku
Fakult as IIlmu
ltas l u Sosial dan
lm Politik,
an P olit
ol ik, Universitas
itik U iversitas Pe
Un Pembangunan
emb
mbanguna
nann
Nasional “Veteran”.
Tzortzi,
Tz rtzi, Kali. 2007. “Museum Building Design and Exhibition Layout: Pa
zo Patterns
att
tterrns of
Interaction”,
In
Inte
tera
ract am Proceedings, 6th In
ionn”,, ddalam
ctio alam
al International
Inte
tern
rnat
atio
iona
nall Space
Sp e Syntax
Syn
Syntax
Symposium,
SSy 2007.
mposiium,, 20 07. IInstanbul.
2007 nstanbu
bul.
l.
White,
Wh
hit e Edward
ite, Edw
dwar T.. 11975.
ardd T Concept
975. Concep
97 Book:
ept Source B ook: A V
Vocabulary
ocab
ocabul aryy of Architectural
ular Arcchi
hitectural
Forms. Arizona: Architect
Architectural Media
tural Med
dia
i Ltd.
Atur:
White, Edward T. 1986. Tata A Pengantar
tur: Pengan
ntar Merancang Arsitektur. Bandung:
Penerbit ITB.
White, Edward T. 2004. Site Analysi
Analysis: Diagramming
iagramming Information for Archtectural
s s: Dia
Design. Florida: Architectural Media
al M edia Ltd.
149

Daftar Referensi

p pp g
http://bappeda.slemankab.go.id/
http://bksdadiy.dephut.go.id
id//
http://bksdadiy.dephut.go.id/
http://www.archdaily
ly.com/
http://www.archdaily.com/
http://www.g
gsa
sapubs.org/
http://www.gsapubs.org/
http://www
ww.hadleypar
a k.
k.co
co.u
. k/
http://www.hadleypark.co.uk/
http://www.indianholiday.co.uk/
http:/
//www.indi
dianholi
lida
day.co.uk/
k
ht
ttp
tp://www
w.l
.lak
aked
edistrictw
twal
alkks.com/
http://www.lakedistrictwalks.com/
http://www.pinterest.com/
http:/
//w
/www
ww.p
. inteere
rest.com/
http://www.slemankab.go.id/
http
p:///w
/www
w .sle
lemankab.go.id/
http://www.worldheritagesite.org/sites/carthage.html
ht
ttp
tp:/
://www
w.worldheritagesite.org/sites/carthage.html
150

Lampiiran
Lampiran
/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


/$03,5$1.( '$5,


9LHZIURP(QWUDQFH
9LHZIUR

*°+QYZKXOUX

/$03,5$1.( '$5,



6XQVHW9LHZIURP7KH$PSKLWKHDWUH
WUH 9LHZIURP7KH5RRIWRS
9LHZIURP
P 7KH5RRIWRS
8QGHUJURXQG6LWH9LHZ

*°/TZKXOUX

/$03,5$1.( '$5,



/REE\9LHZ 'LVSOD\$UHD9LHZ
'LVSOD\$U
$UHD9LHZ
$U

Anda mungkin juga menyukai