Heny Yusrini1
1
Jumlah 17
Teknisi Litkayasa Nonkelas pada Balai Penelitian Veteriner, Jalan
R.E. Martadinata 30, Bogor 16114, Telp. (0251) 334456, 331048 Jumlah seluruhnya 30
s
pada ikatan antara antibodi dan enzim konjugat. Semakin biru
warna yang dihasilkan, semakin kecil aflatoksin B1 yang ter- E Penambahan substrat,
dapat pada contoh yang dianalisis. Hasil analisis ditentukan terbentuk warna
Penyiapan contoh
• Disiapkan 1.000 ml larutan metanol 70% dengan cara
melarutkan 700 ml metanol pa dan 300 ml akuades dalam Cara kerja
gelas ukur 1.000 ml. • Lubang sumur (mikroplat) untuk mencampur larutan
• Disiapkan 100 ml tween 10% dengan melarutkan 10 ml standar disiapkan. Semua pereaksi dari kit aflatoksin B1
tween 20% dan 90 ml akuades. dikeluarkan dari lemari pendingin dan dibiarkan hangat
pada suhu kamar.
• Disiapkan akuades pencuci 500 ml yang telah diberi
500 µl tween 10%. • Untuk melakukan kalibrasi standar aflatoksin B1 diperlu-
kan lima lubang sumur, yaitu satu lubang sumur untuk
• Masing-masing contoh ditimbang 5 g kemudian dimasuk- blanko (tanpa penambahan contoh, berisi pelarut), satu
kan ke dalam erlenmeyer 125 ml. lubang sumur untuk kontrol berisi enzim konjugat, dan
• Masing-masing contoh dilarutkan (ditambahkan) dengan tiga lubang sumur untuk larutan standar yang berlainan
25 ml larutan metanol 70%. konsentrasi dan contoh.
• Contoh dikocok selama 30 menit dan didiamkan sampai • Larutan standar aflatoksin 100 µl dimasukkan ke dalam
mengendap. masing-masing lubang sumur dengan konsentrasi 5 ppb,
15 ppb, dan 50 ppb, begitu juga 100 µl ekstrak contoh
• Contoh disaring dengan memakai kertas saring Whatman
untuk setiap contoh yang akan dianalisis, 100 µl metanol
no. 41.
70% untuk kontrol, dan 200 µl metanol 70% untuk blanko.
• Contoh yang telah disaring dimasukkan ke dalam botol
• Larutan konjugat 100 µl dimasukkan ke setiap lubang
contoh.
sumur, baik yang berisi larutan standar maupun contoh,
• Contoh siap untuk dianalisis secara ELISA. kecuali lubang sumur yang berisi blanko.
1,97
• Dari tiap-tiap lubang sumur yang sudah berisi larutan
standar, contoh maupun blanko dipipet masing-masing 1,77 R 2 = 0,9846
75 µl dan dimasukkan ke dalam lubang sumur yang sudah 1,57
dilapisi antibodi dan dibiarkan selama 2 menit.
1,37
• Setelah 2 menit, larutan dibuang dan semua lubang
1,17
sumur dicuci dengan akuades dengan cara mengisi sumur
dan membuangnya sampai lima kali. 0,97
0,77
• Semua lubang sumur yang sudah dicuci, dikeringkan 0 5 15 50
dengan membalikkan lubang sumur tersebut di atas kain/ Konsentrasi aflatoksin B l (ppb)
kertas peresap air.
• Ke dalam masing-masing sumur ditambahkan 100 µl Gambar 2. Kurva kalibrasi standar aflatoksin B 1
kalibrasi standar, yaitu plot antara nilai OD versus konsen- Pasar 0,889 38,97
0,911 37,30
trasi aflatoksin B1, seperti pada Gambar 2.
1,580 9,37
Data hasil pengukuran nilai OD larutan standar aflatok- 1,824 4,50
sin B 1 (Tabel 2) dan kurva kalibrasi dipakai sebagai acuan 1,664 7,50
standar untuk contoh yang dianalisis. Hubungan antara
konsentrasi aflatoksin dan pembacaan OD terlihat linier
dengan nilai koefisien regresi R 2 = 0,9846. Hubungan yang
linier ini digunakan untuk menghitung kadar aflatoksin pada batas maksimum residu (BMR) menurut Standar Nasional
contoh. Indonesia (SNI 1996), maka kandungan aflatoksin semua
Kadar aflatoksin B1 contoh pakan jadi yang diambil dari contoh pakan jadi yang dianalisis masih berada di bawah nilai
pabrik dan dari pasar berkisar 0,87-38,97 ppb (Tabel 3). Jika BMR yaitu < 50 ppb. Semua contoh pakan jadi yang diperiksa
kadar aflatoksin contoh tersebut dibandingkan dengan nilai terkontaminasi aflatoksin B1 (100% positif), meskipun kadar-
nya masih di bawah nilai BMR. Kenyataan ini sesuai dengan
hasil survei Ginting (1984), yang menyebutkan bahwa 80%
Tabel 2. Rata-rata nilai OD dan persentase inhibisi beberapa pakan unggas komersial telah terkontaminasi aflatoksin.
konsentrasi standar aflatoksin B 1
Kandungan aflatoksin contoh bahan dasar pakan yang
Konsentrasi Rata-rata nilai Inhibisi
diambil dari pabrik berkisar 0,57-21,83 ppb, atau masih
(ppb) OD (%)
memenuhi standar aflatoksin menurut SNI, sedangkan
0 2,154 100
5 1,795 16,67
contoh bahan dasar pakan (jagung) yang diambil dari pasar
15 1,379 35,98 berkisar 10,17-164,4 ppb (Tabel 4). Kualitas pakan ternak
50 0,765 164,49 ditentukan oleh bahan dasar jagung. Widiastuti et al. (1988)
Inhibisi = 1- {(OD kontrol - OD blank) : OD kontrol)} x 100% menyatakan adanya keterkaitan yang erat antara kadar