Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL (FA3111)

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
KRIM ASIKLOVIR

Tanggal Praktikum : Senin, 20 September 2021

Disusun oleh : Kelompok 5 - Shift Senin

Nyoman Cynthia Krisniani O. (10719003)


Tazkia Adawiyah (10719009)
Liana Okataviani Nur Izmi (10719049)
Raihan Nur Azmi (10719065)
Aqila Hafizha Hanun (10719072)
Marcella Folina (10719088)

SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
A. Tujuan
1. Menentukan nilai konsentrasi dan absorbansi asiklovir dalam sampel krim asiklovir
menggunakan spektrofotometri UV-Vis

B. Prinsip Percobaan
Spektroskopi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cahaya sebagai fungsi dari panjang
gelombang yang telah dipancarkan, dipantulkan atau dihamburkan dari zat padat, cair, atau gas.
Cahaya atau radiasi elektromagnetik dapat dianggap menyerupai gelombang atau dianggap sebagai
aliran paket energi atau partikel yang bergerak sangat cepat. Spektrofotometri serapan UV/Vis
adalah istilah yang digunakan ketika radiasi ultraviolet dan visible region dapat diserap oleh
molekul serta serapannya ternilai.
Salah satu karakteristik zat kimia adalah memiliki tingkatan energi yang spesifik. Tingkatan energi
yang spesifik dari suatu zat menentukan panjang gelombang elektromagnetik yang dapat diserap
atau dipancarkan. Spektrofotometri UV/Vis paling umum digunakan karena nilai absorbansinya
tidak mudah terpengaruh suhu ataupun partikulat asing. Spektrofotometri UV/Vis mengikuti
hukum Lambert-Beer yang dapat menghubungkan nilai absorbansi dengan konsentrasi melalui dua
persamaan yaitu :
A = a b c or A = ε b c
Keterangan :
A : Absorbansi b : Panjang gelombang ε : Molar absorptivity
a : Absorptivity c : Konsentrasi
Hukum Lambert-Beer mengasumsikan bahwa gelombang elektromagnetik yang diabsorbansi
adalah gelombang monokromatik, sehingga panjang gelombang yang diabsorbansi tidak tunggal.
Jika nilai absorptivitas atau molar absorptivitas dari suatu zat tidak mendekati nilai setara, maka
hukum Lambert-Beer tidak berlaku.
Pelarut dalam spektrofotometri UV/Vis sangat berperan penting terhadap hasil yang akan
diperoleh. Hal ini dikarenakan pelarut juga memiliki nilai absorbansi sehingga hasil yang diperoleh
tidak akurat. Maka dari itu ada beberapa persyaratan dalam memilih pelarut diantaranya, harus
dapat melarutkan zat kimia, tidak bereaksi dengan zat yang akan diidentifikasi, serta tidak
menunjukkan absorbansi spesifik di panjang gelombang yang sama dengan zat aktif. Pelarut polar
cenderung mengalami komplikasi menghilangkan struktur dari spektrum yang diabsorpsi. Hal
tersebut dapat dihindari dengan cara menggunakan pelarut non polar contohnya sikloheksana atau
molekul yang mengalami transisi

C. Monografi Bahan Aktif


Asiklovir (FI VI halaman 223)
C8H11N5O3
Berat Molekul 225,20

Krim Asiklovir mengandung Asiklovir, C8H11N5O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih; melebur pada suhu lebih dari
250o disertai peruraian. (FI VI halaman 223)

Kelarutan Larut dalam asam hidroklorida encer; sukar larut dalam air; tidak
larut dalam etanol. (FI VI halaman 223)
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram dari Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
(FI VI halaman 224).

Asiklovir memiliki rentang panjang gelombang antara 230-350 nm


dengan maksimal panjang gelombang sebesar 255 nm. (Anggraini,
2011).
Penetapaan kadar Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT).

Larutan baku ditimbang lebih kurang 25 mg Asiklovir BPFI,


masukkan ke dalam labu tentukur 50- mL, larutkan dalam 5 mL
natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10
mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku guanin ke dalam labu tentukur
50-mL, encerkan dengan natrium hidroksida 0,01 N sampai tanda,
campur hingga diperoleh larutan yang mengandung asiklovir 0,1 mg
per mL dan guanin 0,7 μg per mL.
Larutan uji ditimbang lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam
labu tentukur 200-mL, larutkan dalam 20 mL natrium hidroksida 0,1
N, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mL larutan ini ke dalam
labu tentukur 50-mL, encerkan dengan natrium hidroksida 0,01 N
sampai tanda.

Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 μL)


Larutan baku, Larutan baku guanin dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, ukur respons puncak. (FI VI halaman 223)
Wadah Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang, terlindung cahaya dan
lembap. (FI VI halaman 224)

D. Prosedur
Persiapan larutan uji

Persiapan larutan baku

Analisis sampel
Ringkasan Video Spektrofotometri UV
Sumber: https://youtu.be/be11ta3TX4E
Penentuan kadar ZnO
• Reagen yang digunakan:
Xilenol orange 0.2%, buffer asetat 1 M pH 6 dan ZnO 1000 ppm untuk membuat kurva
kalibrasi
• Bahan kimia yang dibutuhkan: Zn standar 1000 mg/L, Na Asetat 1 M, Asam asetat 1
M, Xilenol Orange 0.2%, akuades
Prosedur:
1. Preparasi dapar asetat pH 6
Sebelum memulai proses pembuatan dapar, terlebih dahulu melakukan kalibrasi pH
meter, dengan cara:
pH elektode dibilas
Perhatikan untuk melakukan
menggunakan aquades dan Dilakukan juga hal yang sama
pembilasan pH elektrode
dicelupkan ke larutan dapar tetapi dengan pH7 dan 10,
sensor dengan akuades setiap
pH4 klik cal pada alat dan sehingga perlu menggunakan
dipindahkan dari larutan dapar
tunggu sampai angka 4 tampi larutan dapar pH7 dan 10.
satu ke larutan dapar lainnya.
di layar pH meter.

Tekan end dan save. pH meter berhasil dikalibrasi

Proses pembuatan dapar asetat pH 6:

Tempatkan pH meter Asam asetat diberikan Penetasan asam


Natrium asetat setetes demi tetes
pada beaker glass asetat dilakukan
ditempatkan di yang berisi natrium
menggunakan pipet
hingga layar pH meter
beaker glass tetes ke dalam natrium
asetat tersebut asetat menunjukkan pH 6

2. Preparasi reagen
Komposisi working solution (Xilenol orange : dapar asetat : Zn standar - 10 mg/ dL)
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 1 : 1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.1: 1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.1 : 0.1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.05 : 0.1 : 8
Target: absorbansi diantara 0.2 – 0.8
Pembuatan working solution dengan
komposisi bervariasi seperti yang tertera di
atas

Instrumen spektrofotometri UV-vis dinyalahkan. Lampu


dinyalakan (VIS ON; UV ON) dengan diklik. Pemindaian
panjang gelombang. Dilakukan pemilihan rentang
panjang gelombang

Blanko dengan akuades. Selalu dilakukan pencucian kuvet


sebelum digunakan. Kuvet diisi dengan akuades. Perhatikan
untuk selalu memegang kuvet pada sisi opaque dan jangan
pegang pada sisi yang jernih. Sisi yang jernih ditempatkan
menghadap sumber cahaya. Kemudian klik blank yang
berada di layar monitor spektrofotometri UV-vis.
spektrofotometri UV-vis akan melakukan pembacaan
blanko.

Pemeriksaan panjang gelombang maksimum dan absorpsi dari


working reagent yang memiliki komposisi bervariasi. Dilakukan
pencucian kuvet atau pembilasan kuvet menggunakan working
reagent sebelum digunakan. Perhatikan untuk selalu memegang
kuvet pada sisi opaque dan jangan pegang pada sisi yang jernih.
Sisi yang jernih ditempatkan menghadap sumber cahaya. Kuvet
diisi dengan working reagent. Klik read sample pada
spektrofotometri UV-vis, maka pada layar akan mulai terlihat hasil
pengukuran.

Diketahui dari video, bahwa


absorbansi Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat =
0.05 : 0.1 : 8
adalah sebesar 0.2 – 0,8

3. Preparasi konsentrasi seri untuk kurva kalibrasi berdasarkan komposisi yang diperoleh
Komposisi yang diperoleh:
Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.05 : 0.1 : 8

Karena absorbansinya sebesar 0.2 – 0.8


Catatan: Pengambilan Xilenol orange, dapar asetat dan Zn dilakukan menggunakan
bantuan mikropipet dan ditempatkan ke labu ukur 5 mL yang sudah diberi label ppm-
nya masing-masing (Pada video jumlah labu ukur ada 5 buah).
Akan terjadi
Pertama xilenol orange Dilanjutkan dengan
pembentukan warna
ditempatkan terlebih penempatan dapar
orange hasil reaksi
dahulu pada seluruh asetat pada setiap labu
Xilenol Orange dan
labu ukur. ukur.
dapar.

Kemudian dilanjutkan Akan terjadi Dilakukan penggenapan


dengan penambahan pembentukan warna volume sampai batas
larutan stok Zn ke violet hasil reaksi Xilenol garis, homogenkan, dan
seluruh labu ukur. orange dan Zn inkubasi

4. Pengukuran absorbansi dari konsentrasi seri dan mematikan instrumen


Spektofotometri UV-Vis jika sudah selesai digunakan.

Jika sudah selesai, matikan


Pada layar monitor Lakukan hal yang instrumen spektrofotometri
spektrofotometri UV- Pembacaan sama untuk semua UV-vis dengan cara: matikan
vis tandai kotak save sample blanko. standard dan lampu (VIS OFF; UV OFF), klik
quit dan tombol untuk
result dan klik ok sampel (triplo) mematikannya.

E. Justifikasi dan Hasil yang Diharapkan


Spektroskopi adalah teknik (analisis) yang mempelajari tentang interaksi radiasi
elektromagnetik (REM) dengan materi (atom dan molekul). Spektrofotometri UV-Vis adalah jenis
spektroskopi molekul dimana REM yang digunakan pada daerah UV-Vis (200-400 nm dan 400-
800 nm). Senyawa yang dapat dianalisis memiliki kriteria diantaranya adanya kromofor pada suatu
struktur senyawa kimia zat yang akan dianalisis. Kromofor adalah ikatan atau gugus fungsi
spesifik dalam molekul yang bertanggung jawab atas penyerapan cahaya pada panjang gelombang
tertentu, contohnya adalah ikatan rangkap terkonjugasi seperti aromatik, dan lain-lain. Asiklovir
memiliki gugus aromatik, sehingga asiklovir dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-
Vis.
Aplikasi spektrofotometri UV-Vis di bidang farmasi adalah dapat digunakan untuk analisis
kualitatif dan analisis kualitatif dari zat aktif bahan baku atau sediaan. Pada analisis kualitatif,
spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk identifikasi dan pemeriksaan kemurnian. Pada
analisis kuantitatif, spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk penetapan kadar dan uji
disolusi. Analisis lainnya juga dapat dilakukan seperti elusidasi struktur, laju reaksi, dan lain-lain.
Identifikasi zat aktif asiklovir dalam sediaan krim dapat ditentukan dengan cara membuat
spektrum absorpsi larutan pembanding vs larutan uji, menentukan nilai lambda maks, dan nilai
absorbansi/absorptivitas molar. Hasil uji kemudian dibandingkan dengan monografi sediaan.
Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI, krim asiklovir mengandung asiklovir, C8H11N5O3,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Menurut
Rivai,et al dalam World Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Science Vol.9 Tahun 2020,
panjang gelombang yang digunakan untuk analisis krim asiklovir menggunakan spektrofotometri
UV-Vis adalah 255 nm dan menggunakan pelarut H2SO4 0,5 M. Serapan pada panjang gelombang
maksimal sekitar 255 nm kemudian diukur. Hasilnya, asiklovir menunjukkan absorbansi
maksimum pada 253 nm dengan absorptivitas molar 1,3733 × 104 L/mol. cm dalam rentang
konsentrasi 2-20 g/mL.
Selain itu, penentuan kadar asiklovir dalam bentuk aktif atau sediaan krim telah dilakukan oleh
Lasure A, et al dalam Internasional Journal Of Current Pharmaceutical Research 2020
menggunakan air suling sebagai pelarut. Panjang gelombang yang digunakan adalah 254 nm.
Dilakukan spektrofotometri UV-Vis double beam dan pedoman ICH Guidelines untuk
memvalidasi metode. Metode ini divalidasi untuk linearitas, jangkauan, akurasi, presisi,
ketahanan, LOD, dan LOQ. Linearitas ditemukan pada kisaran 5-30 g/mL. Jumlah obat yang
didapat berada pada rentang 100,1 – 100,5 %. Hasil yang diharapkan pada percobaan ini adalah
jumlah asiklovir pada krim asiklovir berada pada rentang 90-110% sehingga dapat memenuhi
syarat yang tertera pada Farmakope Indonesia VI.
F. MSDS (Material Safety Data Sheet)

No. Nama Sifat Bahaya Penanganan


Bahan
1. Xilenol Cairan berwarna • Sangat mudah • Bila terhirup, pindahkan
orange merah, berbau terbakar (cairan pasien ke udara segar dan
0.2% alcohol dan uap) letakkan pada posisi yang
Titik didih tidak • Dapat nyaman untuk bernapas.
ada data menyebabkan • Bila tertelan, bilas mulut.
Titik leleh: kerusakan organ Jangan paksa muntah.
195℃ Dpaatkan pertolongan medis.
• Bila terkena mata, lepaskan
kontak lensa bila
menggunakan dan mudah
dilakukan. Bilas dengan air
selama beberapa menit.
Dapatkan pertolongan medis
jika rasa sakit, berkedip, atau
kemerahan berlanjut.
• Bila terkena kulit, bilas
dengan air. Segera lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
2. Asam Cairan tidak • Menghirup uap • Bila terkena mata, bilas
asetat 1 berwarna dengan dapat membuat dengan air selama 20-30
M aroma cuka yang batuk, sakit dada, menit. Jangan beri obat ke
kuat. Korosif dan iritasi hidung mata
terhadap besi dan tenggorokan • Bila terkena kulit,
dan jaringan. • Kontak dengan tenggelamkan di air dan
Titik didih: mata dan kulit lepaskan pakaian
117,9 ℃ dapat membuat terkontaminasi. Cuci dengan
Titik leleh: 16,6 luka bakar air dan sabun
℃ • Korosif • Bila terhirup, pindahkan
pasien dari tempat
kontaminasi dan beri udara
segar
3. Natrium Serbuk putih, • Dapat • Bila terkena mata, bilas
asetat 1 tidak berbau, menyebabkan dengan air selama 15 menit.
M higroskopik. iritasi mata dan Sesekali mengangkat bagian
Titik didih: 881,4 kulit atas dan bawah kelopak

• Penelanan na mata. Dapatkan bantuan
Titik leleh: 324 ℃ medis
asetat dalam
jumlah banyak • Bila terkena kulit, dapatkan
dapat pertolonga medis. Basuh
menyebbakan kulit dengan banyak air
iritasi selama 15 menit sambil
gastrointestinal melepaskan pakaian
terkontaminasi. Pakaian
dicuci sebelum digunakan
Kembali
• Bila tertelan, dan pasien
dalam kondisi sadar, beri 2-4
gelas susu atau air. Jangan
beri apapun pada pasien yang
tidak sadarkan diri. Dapatkan
pertolongan medis segera.
• Bila terhirup, pindahkan dari
tempat terkontaminasi dan
beri udara segar. Bila tidak
bernapas, beri napas buatan.
Bila sulit bernapas, beri
oksigen. Dapatkan
pertolongan medis
4. Standar Serbuk keabu- • Dapat korosif • Jika terkena kulit, cuci
Zn 1000 abuan. Dapat terhadap logam dengan air yang banyak
mg/ml memproduksi • Menyebabkan • Jika terkena mata, bilas
uap toksik ZnO iritasi kulit dengan seksama
saat dipanaskan menggunakan air selama
pada suhu yang beberapa menit. Lepaskan
sangat tinggi • Menyebabkan lensa kontak jika
atau saat iritasi mata yang memakainya dan mudah
terbakar. serius melakukannya. Lanjutkan
Titik didih: 907 • Toksik pada membilas
℃ kehidupan
Titik leleh: 419 perairan dengan
℃ efek jangka
panjang
5. Asam Cairan berair • Korosif terhadap • Bila terkena mata, bilas
hidroklo tidak berwarna logam dan dengan air selama 15 menit.
rida 0,1 dengan bau yang jaringan dan Sesekali mengangkat bagian
N tajam mengiritasi mata atas dan bawah kelopak
Titik leleh: - dan sistem mata. Dapatkan bantuan
174.6 °F medis
pernapasan.
Titik didih: -121 • Bila terkena kulit, dapatkan
°F pertolonga medis. Basuh
kulit dengan banyak air
selama 15 menit sambil
melepaskan pakaian
terkontaminasi. Pakaian
dicuci sebelum digunakan
Kembali
• Bila tertelan, dan pasien
dalam kondisi sadar, beri 2-4
gelas susu atau air. Jangan
beri apapun pada pasien yang
tidak sadarkan diri. Dapatkan
pertolongan medis segera.
• Bila terhirup, pindahkan dari
tempat terkontaminasi dan
beri udara segar. Bila tidak
bernapas, beri napas buatan.
Bila sulit bernapas, beri
oksigen. Dapatkan
pertolongan medis

6. Aquades Cairan jernih, - -


tidak berbau,
tidak berasa
Titik leleh: 0 ℃
Titik didih: 100

G. Referensi
Anggraini, T. (2011). Penetapan Kadar Asiklovir pada Sediaan Tablet Menggunakan Pelarut HCl
secara Spektrofotometri Ultra Violet. Retrieved September 19, 2021, from
https://repository.usd.ac.id/17582/2/078114106_Full.pdf.
Farmakope Indonesia Ed. VI, Dep.Kes RI, 2020.
Lasure A, Ansari A, Kalshetti M. UV spectrophotometric analysis and validation of acyclovir in
solid dosage form. International Journal of Current Pharmaceutical Research, 2020;
12(2): 100-103. DOI: http://dx.doi.org/10.22159/ijcpr.2020v12i2.37501
Rivai, et al. 2020. Review of Acyclovir Analysis in Pharmaceutical Preparations and Biological
Matrices. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol. 9 Issue 6, 849-
875.
H. Kontribusi Individual
No Nama NIM Kontribusi
1 Nyoman Cynthia Krisniani O. 10719003 Prosedur
2 Tazkia Adawiyah 10719009 MSDS
3 Liana Okataviani Nur Izmi 10719049 Prinsip
4 Raihan Nur Azmi 10719065 Justifikasi
5 Aqila Hafizha Hanun 10719072 Cover, Tujuan,
Monografi, Prosedur
6 Marcella Folina 10719088 Prosedur

Anda mungkin juga menyukai