Bagaimana Hipertensi Bisa Menyebabkan Terjadinya Stroke – Hipertensi adalah gangguan tekanan
darah atau daya pompa jantung yang berlebihan, pada orang dewasa normal tekanan darah sekitar
120/70 mmHg namun pada penderita hipertensi bisa menjadi lebih tinggi. Saat ini penyakit hipertensi
cukup populer, menurut badan kesehatan dunia WHO dikatakan hipertensi bila tekanan darah di atas
140/90 mmHg jika berada di antara 130/85 – 140/90 mmHg itu disebut tekanan darah normal tinggi.
Sedangkan stroke adalah penyakit atau kerusakan [pembuluh darah] saraf pusat yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem saraf motorik dan sensorik bahkan gangguan
kesadaran. Dulu stroke cenderung terjadi pada usia lanjut tapi sekarang hampir semua usia berisiko
terserang penyakit stroke,. Stroke bisa terjadi pada otak bagian kanan maupun kiri.
Lalu bagaimana hipertensi bisa menyebabkan terjadinya stroke? Hipertensi yang merupakan
gangguan dimana tekanan darah atau tekanan pompa jantung yang tinggi akan mendorong darah
lebih kuat, sedangkan otak merupan organ yang mendapat suplai darah terbesar dibanding organ
lainnya melalui banyak pembuluh darah akan mendapat efek negatif dari tingginya tekanan ini.
Pembuluh dara di otak banyak yang tergolong pembuluh darah mikro berukuran kecil, walaupun kecil
tapi pembuluh darah otak sebenarnya masih bisa mengkompensasi jika terjadi peningkatan tekanan
darah tetapi jika ini terjadi terlalu lama pembuluh darah akan pecah.
Jika pembuluh darah otak sudah pecah itu akan mengganggu suplai oksigen dan nutrisi pada otak,
sel otak akan mengalami penurunan fungsi kekurangan energi sehingga bisa mengakibatkan
kematian sel saraf otak. Selain itu, darah yang keluar dari pembuluh darah bisa menekan jaringan di
sekitarnya dan merusaknya.
Stroke yang terjadi karena hipertensi biasa disebut stroke hemoragik. Ada dua jenis stroke, untuk
mengetahuinya silahkan baca postingan "Stroke Hemoragik dan Stroke Embolik" - Bagaimana
Hipertensi Bisa Menyebabkan Terjadinya Stroke.
Waspadalah 7 Pantangan Makanan
Bagi Penderita Stroke, Darah Tinggi,
Kolesterol Dan Masih Banyak Lagi
Penyakit stroke merupakan penyakit yang menyerang pada sistem saraf manusia.
Penyakit ini tidak memandang umur ataupun jenis kelamin dalam menyerang
seseorang, jadi harus berhati-hati dengan penyakit ini.Stroke merupakan penyakit
yang tergolong sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh dan bahkan
membahayakan nyawa Anda karena stroke memiliki resiko pada KEMATIAN.
Penyakit Stroke yang biasa dialami oleh para penderita diantaranya
Pusing,Pandangan Kabur,Hilang Keseimbangan,Sering kesemutan,Mati Rasa Pada
Sisi Tubuh.
Ada beberapa makanan yang harus di hindari bagi orang yang mengidap
penyakit stroke Apa sajakah itu?
Berikut contoh makanan yang harus di hindari oleh orang yang berpenyakit
STROKE yaitu :
Hindari Konsumsi Pemanis Buatan
Hindari atau minimal mengurangi untuk mengkonsumsi minuman dan makanan
dengan pemanis tambahan. Bahkan, secara umum gula memicu kegemukan dan
penyumbatan pada pembuluh darah, yang memperburuk kondisi stroke.
Hindari Merokok
Penting untuk berusaha berhenti merokok, selain itu juga hindari tempat-tempat para
perokok berkumpul, karena Anda bisa terkena asapnya. Merokok dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan juga penyakit paru-paru.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kenyataan bahwa hipertensi dapat menyebabkan kematian memang
terbukti benar. Namun, ternyata hipertensi tidak menyebabkan kematian secara langsung.
Cara hipertensi mengantarkan Anda pada kematian adalah dengan merusak organ terlebih
dahulu. Hipertensi merupakan penyakit pembuluh darah. Sementara itu, pembuluh darah
terletak di seluruh tubuh mulai ujung kepala sampai ujung kaki.
Akibatnya, kondisi tekanan darah yang tinggi bisa memengaruhi kerja organ lainnya. Yang paling
sering terkena dampaknya secara langsung adalah jantung.
Data mayoritas orang yang terkena serangan jantung juga menderita hipertensi. "Di Rumah
Sakit Harapan Kita, 60-80 persen orang yang terkena serangan jantung ternyata hipertensi
positif," .
Tak hanya serangan jantung, tekanan darah tinggi juga berpotensi menyebabkan gagal jantung
tekanan darah tinggi yang menyebabkan gagal jantung.
"Jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah yang tinggi membuat jantung kerja
lebih keras. Akibatnya jantung harus melawan tekanan darah yang tinggi itu.
Ia pun mengibaratkan kerja jantung tersebut dengan kerja otot ketika sedang angkat beban
karena mekanismenya hampir serupa. "Kalau orang angkat besi ototnya pasti membesar.
Jantung juga begitu," katanya. "Kalau jantung ototnya membesar lama-lama akan kaku dan
bengkak."
Hal tersebutlah yang menyebabkan hipertensi harus ditangani segera untuk mencegah
komplikasi penyakit lebih lanjut.
"Itu harus distop, jangan sampai mengalami penebalan seperti itu. Nanti kalau jantungnya makin
lama bengkak, sesak napas, gagal jantung akhirnya.
Tak hanya jantung, organ lainnya pun tak luput dari serangan hipertensi ini. Misalnya saja otak.
Ketika hipertensi menyerang pembuluh darah dan saraf di otak, hal ini akan menyebabkan
stroke. "Kalau stroke lebih tinggi lagi kasusnya dibandingkan serangan jantung," .
Sedangkan untuk kasus gagal ginjal, tekanan darah yang tinggi pada organ ginjal akan merusak
pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan ginjal itu sendiri. "Jaringan di organ-organ
tersebut tidak bisa memperbaiki sendiri, tidak seperti kulit yang bisa memperbaiki jaringan
sendiri. Kalau sudah rusak ya rusak. Akibatnya terjadilah gagal ginjal.
Mata pun tak luput dari terjangan hipertensi. Bahkan hipertensi yang menyerang mata dapat
menyebabkan hilangnya penglihatan.
Hipertensi menyebabkan pembuluh darah mata menyempit, bocor bahkan mengeras. Hal ini
disebabkan tekanan darah yang berlebihan dan berkelanjutan terhadap dinding pembuluh darah.
Saraf optik pun dapat membengkak dan akhirnya mengakibatkan masalah penglihatan.
Tips Mencegah Supaya Tekanan
Darah Naik Tidak Jadi Hipertensi
Saat tekanan darah meningkat sedikit, juga disebut prehipertensi, mungkin Anda tidak
terlalu mempermasalahkannya. Banyak yang menganggap ini bukanlah suatu hal yang
serius. Akan tetapi, tekanan darah yang lebih sedikit dari normal ternyata bisa menjadi
bahaya. Apakah kondisi prehipertensi ini pasti akan berkembang menjadi hipertensi
(tekanan darah tinggi)?
Sebenarnya apa itu prehipertensi?
Prehipertensi merupakan kategori baru dalam pengukuran tekanan darah. Sebenarnya,
prehipertensi merupakan tanda peringatan dari hipertensi. Tanda ini dibuat agar Anda lebih
memerhatikan tekanan darah Anda sehingga tidak berkembang ke arah yang lebih buruk di
kemudian hari.
Orang dengan prehipertensi memiliki tekanan darah yang sedikit naik, tapi belum bisa
dimasukkan dalam kategori tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Anda termasuk dalam kategori prehipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik (angka atas
dalam pembacaan tekanan darah) sebesar 120-139 mmHg atau memiliki tekanan darah
diastolik sebesar 80-89 mmHg. Sedangkan, orang dengan tekanan darah normal
mempunyai tekanan darah di bawah angka tersebut (120/80 mmHg).
Walaupun orang dengan prehipertensi mempunyai risiko lebih tinggi untuk menjadi
hipertensi di kemudian hari, namun prehipertensi tidak selalu akan menjadi hipertensi. Hal
ini berlaku jika Anda melakukan perubahan gaya hidup, seperti berolahraga lebih banyak
dan mengatur konsumsi makanan Anda yang lebih sehat.
Sebaliknya, jika gaya hidup Anda tidak berubah dan terus melanjutkan kebiasaan hidup
yang buruk, kemungkinan Anda mengalami hipertensi di kemudian hari dan masalah
kesehatan terkait tekanan darah, seperti penyakit jantung, serangan jantung, gagal ginjal,
dan stroke, akan lebih besar.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi. Sehingga,
menurunkan berat badan jika Anda obesitas perlu dilakukan agar tekanan darah lebih
terkendali.
2. Olahraga teratur
Olahraga dapat membantu Anda dalam menjaga berat badan dan mengurangi stres,
sehingga tekanan darah pun bisa terkontrol. Lakukanlah olahraga setidaknya 30 menit per
hari atau 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, lari, bersepeda, dan berenang.
Makanan dapat memengaruhi tekanan darah Anda. Untuk itu, sebaiknya jaga asupan
makanan Anda. Perbanyaklah asupan sayuran, buah-buahan, makanan sumber protein
rendah lemak (seperti ikan, tahu, dan tempe), dan biji-bijian (seperti gandum). Pilih produk
susu rendah lemak dan batasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak
trans, seperti makanan yang digoreng dan junk food.
Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam atau natrium tinggi dapat
membantu Anda mengontrol tekanan darah. Batasilah asupan natrium Anda hanya sebesar
2400 mg atau setara dengan 6 gram garam (sekitar 1 sendok teh). Kurangi tambahan garam
pada makanan Anda dan batasi konsumsi makanan tinggi natrium, seperti makanan
kemasan, makanan kalengan, dan makanan olahan (makanan beku).
Terlalu banyak konsumsi alkohol dan sering merokok dapat meningkatkan tekanan darah
Anda. Sehingga, baiknya Anda membatasi atau bahkan menghindari konsumsi minuman
beralkohol dan merokok.
Dengan memantau tekanan darah Anda secara rutin, Anda bisa mengetahui adanya
perubahan tekanan darah sejak dini. Sehingga, Anda bisa mengambil langkah lebih awal
sebelum masalah tekanan darah berkembang lebih serius.
Pantangan Makanan Darah Tinggi
Yang Wajib Di Ketahui !
Sebuah prinsip menyatakan bahwa tekanan darah tinggi akan meningkat
ketika jantung berdetak kencang, pembuluh darah menyempit, dan volume
cairan dalam pembuluh darah meningkat. Itulah faktor-faktor utama yang
menjadi acuan dasar apakah suatu makanan dikatakan pantangan untuk darah
tinggi atau tidak.
Selain garam, mie instan juga mengandung banyak lemak dan kalori yang
dapat menaikkan berat badan. Padahal berat badan yang ideal merupakan
salah satu dari program menurunkan berat badan. Satu bungkus mie instan
saja dapat membahayakan, apalagi bila dimakan dalam jumlah yang lebih.
GORENG - GORENGAN
Kita tidak bisa menjamin bahwa makanan cepat saji yang banyak dijual itu
digoreng dengan minyak yang bebas dari lemak trans. sebagai contoh kentang
goreng, itu mengandung lemak yang tinggi serta natrium. Satu porsi kentang
goreng sedang mengandung sekitar 19 gram lemak dan 270 mg sodium.
Sehingga ini menjadi pantangan darah tinggi.
SUSU
Susu merupakan sumber kalsium yang baik, tetapi juga sebagai sumber lemak
yang tinggi, seperti susu biasa (whole milk), memberikan lebih banyak lemak
dari yang Anda butuhkan. Satu cangkir susu mengandung 8 gram lemak
dengan 5 gram lemak jenuh. Lemak jenuh itu buruk bagi kesehatan jantung
dan pemuluh darah. Beralihlah ke susu rendah lemak atau susu skim.
KULIT AYAM
Kulit ayam mengandung banyak lemak jenuh seperti halnya susu penuh
lemak, daging merah, dan mentega. Bahaya juga karena kandungan lemak
trans. Lemak trans ditemukan secara alami dalam jumlah kecil pada daging
berlemak dan produk susu. Namun, penyumbang terbesar dari lemak trans
adalah makanan yang dikemas dan makanan siap saji seperti goreng-
gorengan. Jadi makin tidak boleh lagi memakan daging ayam berkulit yang
digoreng.
DAGING MERAH
Tahukah Anda bahwa daging merah seperti sapi, kambing, kerbau, dan babi
mengandung banyak lemak jenuh dan trans apabila dibandingkan dengan
jenis daging lainnya. Padahal makanan berlemak tidak baik bagi jantung dan
pembuluh darah. Hindari daging merah dan makanan cepat saji bersama
dengan lemak lain yang termasuk minyak terhidrogenasi.
GULA
Tidak semua margarin itu buruk, hanya saja Anda hanya harus memastikan
untuk memilih jenis margarin yang tanpa lemak trans.
KOPI
Konsumsi alkohol secara aktif menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal ini
juga merusak dinding pembuluh darah, sekaligus meningkatkan risiko
komplikasi lebih lanjut.
Apa Hubungan Hipertensi Dengan Penyakit Ginjal?
Apa hubungan Hipertensi dengan Penyakit Ginjal? Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal.
Sedangkan penderita gagal ginjal sudah pasti terkena hipertensi.
Hipertensi
Menurut Dr. Pudji Rahardjo SpPD KGH, penyakit hipertensi tak mengenal usia. Namun semakin
bertambah usia, persentase penyakit hipertensi cenderung mengalami peningkatan. Bila
seseorang tekanan darah sistolik dan diastoliknya lebih di atas batas normal yaitu 140/80 mmHg,
sudah terkena hipertensi. Meski tekanan darah seseorang masih dibawah definisi normal
tersebut tidak secara otomatis terbebas dari kemungkinan terkena hipertensi. Tetapi dianggap
berpotensi terkena hipertensi jika ditemukan beberapa faktor risiko mengalami kegemukan atau
karena kolesterol. Pada kelompok ini tetap perlu diberikan pengobatan untuk mengatasi
hipertensi. Di dalam darah antara lain dialiri asupan-asupan lemak ke sel-sel pembuluh darah.
Selanjutnya dinding pembuluh darah yang makin tebal karena lemak tersebut bisa
mempersempit pembuluh darah.
Hipertensi pada dasarnya merusak pembuluh darah. Jika pembuluh darahnya ada pada ginjal,
tentu ginjalnya yang mengalami kerusakan. Belum lagi salah satu kerja ginjal adalah
memproduksi enzim angio tension. Selanjutnya diubah menjadi angio tension II yang
menyebabkan pembuluh darah mengkerut atau menjadi keras. Pada saat seperti inilah terjadi
hipertensi.
Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal. Sedangkan bila sudah menderita gagal ginjal sudah pasti
terkena hipertensi. Bahkan hipertensi pada gilirannya menjadi salah satu faktor risiko
meningkatnya kematian pada pasien hemodialisis (pasien ginjal yang menjalani terapi pengganti
ginjal dengan cara cuci darah/hemodialisis di rumah sakit).
Naiknya tekanan darah di atas ambang batas normal bisa merupakan salah satu gejala
munculnya penyakit pada ginjal. Beberapa gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya jumlah
urine atau sulit berkemih, edema (penimbunan cairan) dan meningkatnya frekuensi berkemih
terutama pada malam hari.
Bila sudah dinyatakan gagal ginjal tahap akhir, maka pasien harus menjalankan terapi pengganti
ginjal seumur hidupnya. Ada 3 jenis terapi pengganti pengganti ginjal yaitu Transplantasi
(cangkok ginjal), Hemodialisis (sering disebut cuci darah), Peritoneal Dialisis (CAPD = continous
ambulatory peritoneal dialysis) yang semuanya membutuhkan dana yang cukup besar.