Anda di halaman 1dari 11

ASAM BASA TUBUH

Disusun oleh Kelompok 2 :

Dea Aditya Paramita ( 2011086 )


Dewi Alfrida ( 2011087 )
Dila Sri Oktaviani ( 2011088 )
Dinda Happy Ayu Silvia ( 2011089 )
Dwi fitriyani ( 2011090 )
Erni Widiyasari ( 2011091 )
Eva Hermana Lia Putri ( 2011092 )
Faisal Hamdani ( 2011093 )

STIKES RS HUSADA
2020
Jl. Raya Mangga Besar No.124, RW.1, Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan kepada kami
untuk menyelesaikan makalah tentang ”ASAM BASA TUBUH”. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun makalah ini tidak akan berjalan dengan baik.
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Asam Basa Tubuh, yang
kami sajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber di nternet. Makalah ini
memuat tentang “ Teori Asam Basa “. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan tapi kami berharap makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada teman-teman semua.
Terima kasih

Jakarta, Oktober 2020

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1

DAFTAR ISI ...............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Pengertisn Asam Basa.......................................................................................4
B. Teori Asam Basa...............................................................................................5
C. Sifat Asam Basa................................................................................................5
D. Keseimbangan Asam Basa................................................................................6
E. Mekanisme pengendalian Asam Basa..............................................................7
F. Asidosis dan Alkalosis......................................................................................8
G. Faktor yang mempengaruhi Asam Basa...........................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................9


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan dalam
tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa
memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan.
Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,
sedangkan larutan netral memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan
indikator pH atau dengan pH meter. Menurut penjelasan tersebut menjelaskan tentang
keseimbangan asam basa serta berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan dengan
keseimbangan asam basa.
Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena dapat
mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang berat, dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Derajat keasaman (pH) darah manusia
normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan
keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan
optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal.

Page | 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam Basa


Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat
lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu
asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima
proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL),
yang berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida
(CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air
membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3 - ).
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL.
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+
, contohnya adalah H2CO3.
Sedangkan Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen.
Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu basa karena dia
dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat
(H2CO3). Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena
beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel
darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa
tubuh yang paling penting.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O).

Page | 4
Basa lemah yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+
secara jauh lebih lemah daripada OH- .Kebanyakan asam dan basa dalam
cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa
normal adalah asam dan basa lemah.
B. Teori Asam Basa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6% siswa yang
dibelajarkan dengan model konvensional beranggapan bahwa senyawa yang
mengandung atom H bersifat asam karena akan mampu menghasilkan ion
H+ saat dilarutkan pada pelarut air. Konsep yang benar adalah terdapat tiga
teori asam basa yang mendefinisikan asam dan basa. Menurut Arhenius
asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H+ sedangkan basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH- .
Menurut Bronsted Lowry asam adalah spesi yang mampu mendonorkan
proton (H+ ) sedangkan basa adalah spesi yang mampu menerima proton
(H+). Menurut Lewis asam adalah spesi yang mampu menerima pasangan
electron dan basa adalah spesi yang mampu mendonorkan pasangan
elektron (Silberberg & Amateis, 2012).
Meskipun terdapat atom H belum tentu senyawa tersebut pasti akan
melepaskan ion H+ contohnya senyawa NaOH. Miskonsepsi yang dialami
kemungkinan berasal dari kecenderungan siswa menjelaskan sifat asam
basa hanya dengan satu teori. Kemungkinan kecenderungan siswa ini serupa
dengan miskonsepsi yang ditemukan oleh Muchtar dan Harizal (2012)
bahwa siswa menganggap bahwa satu teori asam basa dapat menjelaskan
seluruh reaksi asam basa. Miskonsepsi serupa juga dilaporkan pada
penelitian Metin (2011), Demircioglu (2005), Muchtar dan Harizal (2012)
yaitu siswa beranggapan bahwa semua senyawa yang mengandung atom H
merupakan asam dan yang mengandung gugus OH merupakan basa.
Penelitian Efendi (2012) juga melaporkan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi pada teori asam basa yaitu semua senyawa yang dalam rumus
kimianya terdapat atom H akan mampu melepaskan ion H+.

Page | 5
C. Sifat Asam Basa
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari kita. Secara umum, zat–zat yang memiliki rasa masam itu
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam asetat pada cuka
makanan, serta asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet makanan.
Kemudian, basa adalah senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya
pahit seperti obat dan sabun, kemudian ada beberapa jenis basa yang bersifat
korosif (penyebab karat) dan kausatik (merusak kulit).

D. Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada
tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa
lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH yang sangat
rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen.
Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah
sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar
rendah pH 7,4. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar
antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa
agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem
organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2)
dan ginjal berperan dalam pelepasan asam. Beberapa prinsip yang perlu kita
ketahui terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis
bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.

Page | 6
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.

E. Mekaisme Pengendalian Asam Basa


Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan
keseimbangan asam-basa:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau
basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan
perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam
darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa
yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan
penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh
sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru
karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di
otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman

Page | 7
pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH
darah menit demi menit.

F. Asidosis dan Alkalosis


Keseimbangan asam basa dipengaruhi oleh fungsi paru-paru. Manusia
bernapas menghirup oksigen dan membuangnya dalam bentuk
karbondioksida (CO2). CO2 adalah zat yang bersifat asam, sehingga jumlah
CO2 yang keluar akan memengaruhi keseimbangan pH darah, sehingga
dapat menimbulkan asidosis atau alkalosis.
Asidosis dan alkalosis yang disebabkan oleh gangguan pada paru-paru
atau pernapasan disebut dengan asidosis respiratorik dan alkalosis
respiratorik.
Asidosis dan alkalosis juga dapat terjadi ketika produksi asam basa
dalam tubuh tidak seimbang atau bisa juga terjadi akibat ginjal tidak bisa
membuang kelebihan asam atau basa dari dalam tubuh. Asidosis dan
alkalosis yang terjadi akibat dua kondisi di atas disebut asidosis metabolik
dan alkalosis metabolik.

G. Faktor yang mempengaruhi Asam Basa


Faktor – factor yang mempengaruhi Asam Basa :
 Pemberian Asam melalui makanan
 Penambahan secara endogen dari hasil metabolisme (laktat)
 Penambahan secara endogen yang tidak fisiologis (DM)

Page | 8
 Pengeluaran asam atau basa oleh ginjal dan usus
 Pengeluaran asam karbonat (H2CO3) oleh paru
 Pembentukan asam dalam jumlah besar oleh sel – sel lambung

BAB III
PENUTUP

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses
kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam
lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH yang sangat
rendah. Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Terdapat 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa

Page | 9
oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Horne, M. M & Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit, &


Asam Basa. (ed. 2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Urwatil Wutsqo Amry1 , Sri Rahayu2 , Yahmin2 (2017). Jurnal Pendidikan
ANALISIS MISKONSEPSI ASAM BASA PADA PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL DAN DUAL SITUATED LEARNING MODEL (DSLM).
Malang. Pascasarjana Universitas Negeri Malang
3. Abdillah, Fahri. (2018). Mengenal sifat dan Klarifikasi Asam Basa. Jakarta.
Blog Ruangguru
4. Stenly, Hendra (2012). Mekanisme pengendalian Asam Basa. Ambon Maluku.
Blog Discovery
5. Allen, et al. Healthline (2017). Acidosis.
6. Drugs.com (2018). Metabolic Alkalosis.

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai