Anda di halaman 1dari 2

GAYA KEPEMIMPINAN

1. Perbedaan Manajer dan Pemimpin


Abraham Zaleznik dalam Robbins (1996:38-39) berpendapat bahwa pemimpin dan
manajer berbeda dalam hal motivasi, sejarah pribadi, cara berpikir dan cara
bertindak. John Kotter juga berpendapat bahawa kepemimpinan dan manajemen
berbeda. Manajemen berkaitan dengan mengatasi kerumitan, menghasilkan aturan
dan konsistensi dengan menyusun rencana-rencana formal, merancang struktur
organisasi, dan memantau dan mengawasi hasilnya. Sedangkan kepemimpinan
berkaitan dengan mengatasi perubahan dengan menetapkan visi dan
mengkomunikasikannya.
Seorang manajer dapat juga disebut pemimpin manakala ia mampu menggerakkan
orang lain sesuai dengan keinginan dan tujuannya tanpa melihat aspek legalitasnya.

2. Gaya Kepemimpinan
Salah satu faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
orang lain adalah gaya atau perilaku kepemimpinannya. Kunci keberhasilan gaya
kepemimpinan ini bergantung pada kemampuan pemimpin dalam
mensinkronisasikan kepentingan anggota organisasi dengan kepentingan organisasi
yang ia pimpin. Harold Koont’z dan Heinz Weilrich (1990) mengungkapkan ada 4
(empat) teori yang mengidentifikasikan perilaku atau gaya kepemimpinan seseorang,
yaitu : 1) Kepemimpinan yang berdasarkan penggunaan kekuasaan; 2) Sistem
kepemimpinan Rensist Likert; 3) Kisi-kisi Kepemimpinan (managerial Grid) Robert
R. Blake dan Jane S. Mouton; dan 4) Kepemimpinan Kontinum Robert Tannenbaum
dan Warren H. Schmidt

3. Kepemimpinan Situasional/Kontingensi
Berangkat dari asumsi bahwa “pemimpin merupakan hasil dari adanya situasi
tertentu”. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a Pendekatan kontingensi model Fiedler mendasarkan pandangannya bahwa
menjadi seorang pemimpin tidak hanya disebabkan oleh kepribadiannya semata
namun juga oleh faktor-faktor situasional dan interaksi antara pemimpin dan
anggota kelompoknya. Faktor situasional yang dimaksud antara lain kekuasaan
posisi, struktur tugas, dan hubungan/relasi pemimpin-anggota.
b Teori “X” dan Teori “Y”Douglas Mc. Gregor yang mengembangkan asumsi dasar
tentang manusia pada hakikat manusia dan motivasinya.
c Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi William J. Reddin yang mencakup dimensi
hubungan, dimensi tugas, dan dimensi efektivitas. Reddin dalam modelnya
menggunakan asumsi Teori “X” dan Teori “Y” untuk melihat tingkat kematangan
bawahan. Menurutnya efektivitas kepemimpinan akan dapat dicapai manakala
pemimpin mampu menggunakan tingkat kematangan dan potensi bawahannya.
d Konsep Kepemimpinan Situasional model Hersey & Blanchard didasarkan pada
tingkat kematangan bawahan (tingkat kemampuan dan kemauan bawahan),
tingkat dukungan dan pengarahan yang diberikan atasan.
e Konsep Kepemimpinan Ing-Ing-Tut Ki Hadjar Dewantoro yang mengemukakan
sifat-sifat pemimpin yang unggul sebagai sebuah sistem yang utuh (manunggal).
f. Pendekatan Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Approach) menggariskan bahwa
gaya kepemimpinan yang cocok bergantung pada situasi 1) sejauh mana sifat-sifat
personal bawahan, dan 2) tekanan lingkungannya. Kunci pendekatan ini adalah
bahwa pemimpin mempengaruhi jalan antara perilaku dan tujuan.
g. Gaya Kepemimpinan MBWA (Managing By Wandering Around) oleh Thomas
J. Peters dan Nancy Austin yang menawarkan gaya kepemimpin baru yang
memiliki kemampuan : 1) memadukan kepentingan karyawan dengan
kepentingan organisasi; 2) mendorong seluruh jajaran organisasi agar mampu
memberikam pelayanan prima kepada para pelanggan; dan 3) mendorong seluruh
jajaran organisasi untuk selalu berkreasi dan berkarya secaar inovatif.

Anda mungkin juga menyukai