0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan19 halaman
(1) LPPHPL yang melakukan penilaian kinerja PHPL terhadap PT Samudera Rejeki Perkasa adalah PT Equality Indonesia dengan nomor akreditasi LPPHPL-013-IDN berlokasi di Bogor.
(2) Auditee yang dinilai adalah PT Samudera Rejeki Perkasa seluas ±89,190 ha di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dengan IUPHHK-HA nomor SK.634/Menhut-II/2012.
(3) Hasil penilaian
(1) LPPHPL yang melakukan penilaian kinerja PHPL terhadap PT Samudera Rejeki Perkasa adalah PT Equality Indonesia dengan nomor akreditasi LPPHPL-013-IDN berlokasi di Bogor.
(2) Auditee yang dinilai adalah PT Samudera Rejeki Perkasa seluas ±89,190 ha di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dengan IUPHHK-HA nomor SK.634/Menhut-II/2012.
(3) Hasil penilaian
(1) LPPHPL yang melakukan penilaian kinerja PHPL terhadap PT Samudera Rejeki Perkasa adalah PT Equality Indonesia dengan nomor akreditasi LPPHPL-013-IDN berlokasi di Bogor.
(2) Auditee yang dinilai adalah PT Samudera Rejeki Perkasa seluas ±89,190 ha di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dengan IUPHHK-HA nomor SK.634/Menhut-II/2012.
(3) Hasil penilaian
PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Nomor : 515/EQ.SHPK/IX/2019
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Penilikan Pertama Penilaian
Kinerja PHPL terhadap: Nama Auditee : PT Samudera Rejeki Perkasa Lokasi : Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah IUPHHK-HA : SK.634/Menhut-II/2012 tanggal 12 November 2012 Addendum SK.819/Menhut-II/2014 tanggal 25 September 2014 Luas : ± 89.190 Hektar Tanggal Pelaksanaan : 02 s.d. 09 September 2019 Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan “Tidak Lulus” karena masih terdapat ketidaksesuaian pada Verifier Dominan (bernilai “Buruk”) dan norma penilaian verifier standar VLK dinyatakan “Tidak Memenuhi”, sehingga sertifikat PHPL PT Samudera Rejeki Perkasa dengan Nomor 043/EQC- PHPL/X/2018 yang berlaku sampai dengan tanggal 18 Oktober 2023 untuk sementara ditangguhkan/dibekukan sampai dengan dipenuhinya ketidaksesuaian tersebut.
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 No Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : equalitycert@gmail.com Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 28 September 2019
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI KINERJA PHPL
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor d. Nomor Telepon : 0251-7550722 Nomor Fax : 0251-7550324 E-mail : equalitycert@gmail.com e. Direktur : Ir. Agustri Warsono f. Tim Audit : Ucep Sucitra, S. Hut (L. Auditor/Auditor Prasyarat) Oniranto Adi Fajari, S.Hut, M. Si (Auditor Produksi) Arifin Heri Prasetyo, S. Hut (Auditor Ekologi) Ir. Slamet Mulyadi (Auditor Sosial) Muji Susanto, S. Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu) g. Tim Pengambilan Keputusan : Ir. Agustri Warsono (Pengambil Keputusan) Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Bidang Prasyarat, Produksi, dan VLK) Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Ekologi) Wiyono T. Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Samudera Rejeki Perkasa b. Nomor & Tanggal SK : SK Menhut.634/Menhut-II/2012 Tanggal 12 November 2012 Adendum SK.819/Menhut-II/2014 tanggal 25 September 2014 c. Luas dan Lokasi : ± 89.190 Ha di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah d. Alamat kantor : - Kantor : Jl. Kelapa Hybrida Raya Blok PF 18/32 Pengangsaan Dua Kelapa Gading
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 18
Jakarta 14250 e. Nomor telepon/faks/E-mail : 021.45872047/52/56/57 021.45872048/55 f. Pengurus : - Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Ronald Louis Sanuddin Komisaris : Siti Haryanah - Dewan Direksi : Direktur : Ir. Yati Suryati
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 043/EQC-PHPL/X/2018
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 19 Oktober 2018 s.d. 18 Oktober 2023
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 02 dan 09 September ▪ Koordinasi dengan Dinas 2019 Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah yang diwakili oleh Bapak Agustan Saining (Kasi Perencanaan dan Tata Hutan) dan Bapak Achmad Zaini (Sekretaris Dishut). ▪ Koordinasi dengan BPHP Wilayah X Palangkaraya yang diwakili oleh Bapak Beny Budiansyah dan Miguel Da Costa S (Kasubag TU). ▪ Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan rencana Penilikan Ke-1 Kinerja PHPL di PT Samudera Rejeki Perkasa (Auditee) dan meminta masukan terkait dengan kinerja Auditee selama ini. Pertemuan Pembukaan 03 September 2019 ▪ Pertemuan dilaksanakan di Basecamp Babau, Kabupaten Murung Raya. ▪ Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan tujuan dan ruang lingkup penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja penilaian, menyampaikan metodologi dan prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan kepada Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan. ▪ Pertemuan pembukaan diakhiri
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 18
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan dengan pembuatan BAP yang dilampiri dengan notulensi kegiatan dan daftar hadir. Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 03 – 07 September ▪ Tim Audit menghimpun, 2019 mempelajari data dan dokumen Auditee dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1.1 dan Lampiran 2.1 Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15 /PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016. ▪ Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik, dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 1.1 dan Lampiran 2.1. Pertemuan Penutupan 07 Oktober 2019 ▪ Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Auditee atas bantuan dan kerjasamanya selama penilaian. ▪ Menyampaikan Daftar Periksa PHPL. ▪ Memberitahukan temuan observasi dan ketidaksesuaian. ▪ Membacakan atau memperlihatkan laporan ringkasan ketidaksesuaian. ▪ Pertemuan Penutupan diakhiri dengan pembuatan BAP Pengambilan Keputusan 21 September 2019 Rapat Pengambilan Keputusan (PK) menelaah hasil-hasil dan kesimpulan penilaian yang telah disampaikan Tim Auditor untuk menjamin bahwa penilaian telah dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan Prosedur PT EQUALITY Indonesia serta mengambil keputusan mengenai predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL 1. Prasyarat 1.1. Kepastian Kawasan SEDANG • Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas sebagai Pemegang Izin dan berikut : Pemegang IUPHHK-HA
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi A. Dokumen Legal : a. Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya, SIUP, TDP, dan dokumen legal lainnya. b. IUPHHK-HA PT Samudera Rejeki Perkasa yaitu SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.634/Menhut-II/2012 Tanggal 12 November 2012. c. SK Perubahan luasan areal kerja nomor SK.819/Menhut-II/2014 Tanggal 25 September 2014 Luas Areal : ± 89.190 Hektar, yang berlokasi di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. B. Administrasi Tata Batas : Dokumen tata batas sesuai dengan tingat realisasi kegiatan tersedia lengkap dalam bentuk surat menyurat dengan Kementerian LHK dan proses penyusunan Draft Rencana Kerja Tata Batas. • Upaya merealisasikan tata batas temu gelang, Auditee telah melakukan upaya proses perencanaan pelaksanaan tata batas dengan telah melakukan pembayaran atas biaya pembuatan instrsuki kerja dan pembuatan pedoman tata batas yang dibuktikan dengan adanya kwitansi serta perjanjian kerja sama dengan CV Lintas teknik terkait pelaksanaan tata batas • Untuk tata batas areal kerja tidak terdapat konflik batas dengan pihak manapun, walaupun penataan belum dilakukan. Justru konflik terjadi dalam kegiatan perambahan hutan dan ilegal logging dan hal tetep merupakan konflik batas, tetapi pemegang izin tidak ada upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut. • Hasil telaah dokumen peta lampiran IUPHHK-HA SK.634/Menhut-II/2012 Tanggal 12 November 2012 Addendum SK.819/Menhut-II/2014 Tanggal 25 September 2014 (ha), dan dengan Peta SK Menhut No SK.529/Menhut-II/2012 tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Tengah, menunjukan bahwa tidak tedapat perubahan fungsi kawasan pada areal kerja Auditee. Seluruh areal kerja Auditee masuk kedalam fungsi kawasan hutan produksi terbatas (HPT). Dengan demikian verifier ini masuk kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable). • Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor kehutanan, berupa penggunaan kawasan untuk tambang batu bara oleh PT Maruwai Coal dan terdapat upaya auditee dalam mendata penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan yang sah. namun belum terdapat pelaporan mengenai seluruh penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan yang sah berdasarkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk kegiatan operasi produksi batubara dan sarana penunjangnya an PT Maruawai Coal kepada Instansi berwenang. 1.2. Komitmen Pemegang SEDANG ▪ Auditee telah memiliki dan dapat menunjukan Dokumen Izin IUPHHK-HA Visi dan Misi PT Samudera Rejeki Perkasa, disahkan berdasarkan keputusan Direktur Utama PT Samudera Rejeki Perkasa Nomor: 009/SK-DU/VisiMisi_SRP/I/2019 tanggal 10 Januari 2019 yang menandakan dokumen
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi tersebut legal dan kandungan kalimat visi misi Perusahaan telah sesuai dengan kerangka PHPL ▪ Kegiatan sosialisasi visi dan misi perusahaan dilakukan hanya kepada karyawan dengan bukti BA daftar hadir dan foto kegiatan, sedangkan sosialisasi kepada masyarakat Desa sekitar areal kerja PT SRP, Desa Tumbang Baloi dan Desa Pendasiron, tidak/belum dilakukan, informasi dari bagian Humas Bapak Pajai, sosialisasi visi misi dilakukan secara non formal, dan tidak terdokumentasi ▪ Hasil verifikasi terhadap dokumen terkait implementasi PHl Pelaksanaan Visi Misi Perusahaan, Implementasinya sebagaian belum seluruhnya sesuai dengan Visi Misi PHL 1.3. Jumlah dan SEDANG ▪ Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS kecukupan tenaga PHPL Auditee pada periode tahun 2018- 2019 Auditee profesional terlatih dan tidak memiliki tenaga Ganis PHPL pengukuran dan tenaga teknis pada seluruh perpetaan (kurpet) dan Ganis PHPL Pemanenan hutan tingkatan untuk (Nenhut), serta masih terdapat kekurangan Ganis pada mendukung pemanfaatan setiap bidang Ganis antara lain Ganis Binhut, dan PKB-R, implementasi penelitian, serta Ganis Canhut , sehingga belum sesuai Peraturan pendidikan dan Latihan Menteri Kehutanan No. P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen PHPL No P.16/PHPL-IPHH/2015, tentang syarat kecukupan sesuai luasan areal kerja ▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee dari tahun 2018 - 2019 berdasarkan jenis pelatihan sebesar realisasi 64,70 % dan berdasarkan jumlah peserta pelatihan sebesar 54,76 %. Selain itu pada periode 2018 – 2019 peningkatan kompetensi karyawan dilakukan tidak merata, dan hanya pad pelatihan pada bidang yang diwajibkan saja seperti Ganis dan Sipuh On Line, sedankan peningkatan kemampuan SDM pada bidang lain sama sekali belum dilakukan ▪ Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh Auditee belum tersedia lengkap, dan wajib lapor ketenagakerjaan belum sesuai Dokumen Wajib Lapor Ketenagakerjaan (UU. No. 7 Tahun 1981 Pasal 7 ayat 1) 1.4. Kapasitas dan SEDANG ▪ Auditee telah memiliki struktur organisasi dan job mekanisme untuk description, Namun berdasarkan telaah dokumen, terdapat perencanaan pelaksanaan rangkap jabatan pada Jabatan SPI dan Manager pemantauan periodik, Pengusahaan Hutan yang dijabat oleh Rezeki P Harbani. evaluasi dan penyajian Implementasi dilapangan berdasarkan pencatatan umpan balik mengenai terdapat ketidaksesuaian penugasan dan fungsinya kemajuan pencapaian berbeda dengan yang tercantum dalam struktur organisasi (kegiatan) IUPHHK-HA dan hanya sebagaian yang sesuai dengan kerangka PHPL. ▪ Auditee telah memiliki perangkat SIM, tetapi hanya sebatas perangat komputer saja, sedangkan perangkat untuk komunikasi sangat terbatas untuk tenaga pelaksananya telah tersedia melalui penetapan Surat Keputusan Direktur. ▪ Terdapat Organisasi SPI, tetapi kegiatan internal audit belum mencakup seluruh bidang pekerjaan dalam unit kerja PT SRP, berbeda dengan SOP Nomor 008/SOP- HRD/SRP/2015, bahwa audit internal harus mencakup seluruh bidang dalam unit kerja PT SRP, dengan demikian keberadaan SPI belum efektif mengontrol seluruh tahapan kegiatan pengelolaan hutan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi ▪ terdapat sebagian tindakan pencegahan dan perbaikan manajemen Auditee berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi namun bentuk laporan belum menggambarkan sebuah hasil audit internal pada seluruh bidang tahapan kegiatan operasional PT SRP sesuai dengan SOP Nomor 008/SOP-HRD/SRP/2015. 1.5. Persetujuan Atas BURUK ▪ Masyarakat Desa Tumbang Baloi belum mendapatkan Dasar Informasi Awal informasi awal mengenai rencana penebangan, sehingga Tanpa Paksaan masyarakat Desa Tumbang Baloi belum seluruhnya (PADIATAPA). mendapatkan sosialisasi RKT tahun 2018 – RKT 2019. Berdasarkan telaah dokumen Auditee tidak/belum melakukan sosialisasi RKT 2018 dan RKT 2019, belum mendapat persetujuan. ▪ Penataan batas terhadap areal hutan PT Samudera Rejeki Perkasa masih belum dilakukan karena menunggu kondisi keuangan Perusahaan, terhadap persetujuan dalam proses tata atas sudah melakukan pembuatan dokumen persetujuan dengan instansi Pemerintah terkait, dibuktikan dengan kelengakapan sebagai syarat penataan batas, tetapi Auditee pada tahun 2018 - 2019 belum melakukan sosialisasi batas kawasan hutan kepada masyarakat, sehingga persetujuan proses tata batas hanya sebagian pihak ▪ Auditee telah melakukan kewajiban pelaksanaan CD/CSR kepada salah satu Desa Binaan dengan memberikan bantuan bantuan seperti honor untuk tokoh tokoh masyarakat, bantuan perbaikan jalan yang dibuktikan dengan laporan bantuan CSR (informasi dari Aspek Sosial), hal ini sekaligus sebagai bentuk persetujuan atas proses pelaksanaan CSR/CD untuk tahun 2018 – 2019, namun demikian hal ini hanya menggambarkan bentuk persetujuan dari sebagian pihak atau 50% atas proses pelaksanaan CSR/CD ▪ Auditee telah menetapkan kawasan lindung, berdasarkan Keputusan Direktur Utama PT Samudera Rejeki Perkasa No. SK.002/Direksi/IX/2016 tanggal 25 Juli 2016, dengan luas23.848 Ha, tetapi tidak/belum mendapatkan persetujuan dalam proses penetapan Kawasan lindung karena tidak dilakukan sosialisasi kawasan lindung yang intinya meminta persetujuan. 2. Produksi 2.1. Penataan areal kerja SEDANG ▪ Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK-HA jangka panjang dalam untuk periode tahun 2014 – 2023 dan telah mendapat pengelolaan hutan lestari persetujuan dan pengesahan Menteri Kehutanan berdasarkan surat keputusan Nomor : SK.2100/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/ 5/2016 tanggal 12 Mei 2016. Dalam penyusunan Revisi RKUPHHK-HA tersebut tidak mendapatkan peringatan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. ▪ Implementasi kesesuaian luas blok RKT 2018 dan 2019 sebesar 3.210 ha, atau 98% dari alokasi rencana dalam Revisi RKUPHHK-HA seluas 3.275 ha. ▪ Sebagian besar (lebih dari 50%) batas blok dan petak RKT 2018 masih terlihat dengan jelas di lapangan, yaitu berupa papan nama blok dan papan nama petak kerja.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi Namun, penandaan batas dengan cat atau rintisan kurang jelas. Ketidakjelasan disebabkan karena warna cat pudar, jarak polet terlalu jauh, dan sebagian penandaan batas blok atau petak yang salah 2.2. Tingkat pemanenan BURUK ▪ Auditee telah memiliki data potensi tegakan per tipe lestari untuk setiap jenis ekosistem yang ada dari hasil IHMB dan data potensi hasil hutan kayu utama tegakan dari hasil ITSP selama tahun 2017 - 2019, namun dan nir kayu pada setiap data pendukungnya tidak tersedia secara lengkap seperti tipe ekosistem buku ukur dan peta sebaran pohon. ▪ Auditee telah membuat petak ukur permanen (PUP) di petak 47C, namun tidak melaksanakan kegiatan pengukuran secara rutin setiap tahun ▪ Auditi tidak melakukan pengukuran PUP secara rutin setiap tahun, sehingga tidak memiliki data analisis potensi dan/atau riap, serta belum menyerahkan laporan kepada Badan Litbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2.3. Pelaksanaan SEDANG ▪ Auditee telah memiliki SOP tahapan sistem silvikultur penerapan tahapan sistem secara lengkap, namun sebagian isinya belum mengacu silvikultur untuk menjamin pada peraturan terbaru. regenerasi hutan ▪ Sebagian besar SOP system silvikultur telah dimple- mentasikan di lapangan. Terdapat prosedur yang tidak dilaksanakan dengan baik, seperti kegiatan ITSP tidak 100%, dan kegiatan penanaman tidak menggunakan jenis pohon unggulan setempat atau jenis pohon yang ditebang. ▪ Auditi tidak pernah melaksanakan kegiatan pemantauan ketersediaan tegakan tinggal di area bekas tebangan, dimana hasil uji petik Auditor diketahui bahwa jumlah pohon inti dan pohon yang disisakan (tidak ditebang) dari jenis komersial yang tersebar merata di blok RKT 2018 dengan rata-rata sebanyak 33 pohon/ha. ▪ Auditi tidak melaksankan kegiatan pemantauan tegakan tinggal, dimana hasil uji petik auditor diketahui bahwa ketersediaan permudaan tingkat tiang sebanyak 133 batang/ha dan pancang sebanyak 504 batang/ha 2.4. Ketersediaan dan SEDANG ▪ Auditee telah memiliki SOP prosedur penerapan teknologi tepat pemafaatan/pengelolaan hutan ramah lingkungan (RIL) guna untuk pemanfaatan dan isinya telah sesuai untuk karakteristik kondisi hutan setempat ▪ Auditee baru menerapkan teknologi ramah lingkungan pada 1 – 2 tahapan kegiatan pemanenan hasil atau pengelolaan hutan ▪ Auditi tidak melaksanakan kegiatan pemantauan tingkat kerusakan tegakan tinggal akibat aktivitas penebangan, dimana hasil uji petik oleh auditor diketahui bahwa rata- rata tingkat kerusakan tegakan untuk semua tingkatan permudaan (semai, pancang, tiang, pohon) sebesar 24,70%. ▪ Auditi tidak melaksanakan kegiatan pemantauan limbah tebangan, dimana hasil uji petik limbah tebangan diketahui bahwa Faktor eksploitasi (Fe) sebesar 0,68. 2.5. Realisasi penebangan BAIK ▪ Terdapat dokumen RKT tahun 2018 dan 2019 yang sesuai dengan rencana tersedia secara lengkap, dan telah disahkan oleh Dinas
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi kerja penebangan/ Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, dan disusun pemanenan/ pemanfaatan berdasarkan Revisi RKUPHHK-HA periode Tahun 2014 – pada areal kerjanya 2023. ▪ Auditee telah membuat dan memiliki peta kerja yang disahkan oleh pejabat yang berwenang berupa Peta Kerja RKU skala 1 : 100.000 dan Peta Kerja RKT skala 1 : 50.000 yang menggambarkan areal yang boleh ditebang/ dipanen/ dimanfaatkan/ ditanam/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi, namun peta kerja kegiatan lapangan skala 1 : 10.000 dan atau skala 1 : 5.000 tidak tersedia. ▪ Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada sebagian batas blok tebangan/dipanen/dimanfaatkan/ ditanam/dipelihara sebesar 78,3%. ▪ Realisasi produksi kayu di RKT 2018 sebesar 58.740,9 m3, atau 99,99% dari rencana sebesar 58.747,94 m3, terdiri atas kelompok jenis Meranti sebesar 53.214,56 m3, atau 100,77% dari rencana sebesar 52.808,54 m3, dan jenis Rimba campuran sebesar 93,05%. Lokasi tebangan sesuai dengan RKT yang disahkan, dengan realisasi tebangan seluas 1.450 ha, atau 94,6% dari target seluas 1.533 Ha 2.6. Tingkat investasi dan BURUK ▪ Terdapat laporan keuangan untuk tahun buku yang reinvestasi yang memadai berakhir 31 Desember 2018, tetapi tidak diaudit sehingga dan memenuhi kebutuhan tidak terdapat opini dari Akuntan Publik. dalam pengelolaan hutan, ▪ Terdapat laporan keuangan untuk tahun tahun yang administrasi, penelitian berakhir 31 Desember 2018, namun penyusunannya tidak dan pengembangan, serta sesuai Pedoman pelaporan keuangan pengelolaan hutan peningkatan kemampuan produksi (Dolapkeu PHP) dan tidak diaudit Akuntan Publik. sumber daya manusia ▪ Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak proporsional dengan rata-rata perbedaan antara kegiatan pemanenan hutan dengan bidang lainnya sebesar 96,43%. ▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan selama tahun 2018 tidak lancar. ▪ Realisasi modal yang dikembalikan ke hutan untuk kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong pada tahun 2018 sebesar Rp 425.275.000, atau 60,2% dari targetnya sebesar Rp 705.880.000. Di samping itu, kegiatan penanaman dan/atau pengayaan tersebut belum mencerminkan kebutuhan di lapangan. ▪ Walaupun realisasi fisik kegiatan penanaman dan/atau pembinaan hutan di blok RKT 2018 sebesar 66,9%, namun kegiatan tersebut tidak didukung dengan bukti administrasi dokumen dan jumlah tenaga kerja yang memadai 3. Ekologi 3.1. Keberadaan, SEDANG ▪ Luas kawasan lindung Auditee telah sesuai dengan kemantapan dan kondisi dokumen revisi RKUPHHK-HA yaitu seluas 23.848 kawasan dilindungi pada (26,74%) dan telah sesuai dengan kondisi biofisiknya saat setiap tipe hutan penetapannya. ▪ Kawasan lindung Auditee yang telah ditata dilapangan mencapai 63% dari panjang rencana dan terdapat penandaan yang terlihat dengan jelas meskipun belum
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi mencakup seluruh kawasan lindung yang ada diseluruh areal kerja ▪ Hasil overlay peta citra landsat dengan peta kawasan lindung kondisi kawasn lindung yang berhutan di PT Samudera Rejeki Perkasa sebesar 87.7%, dan terdapat realisasi penanaman kanan kiri jalan sebesar 100% dari yang direncanakan (berdasasarkan dokumen RKT 2019 dan RKT 2019), dengan jenis tanaman terbanyak adalah Sengon ▪ Kegiatan sosialisai kawasan lindung belum melibatkan pejabat desa serta tokoh masyarakat Desa Tumbang Baloi dan Desa Pendak Siron serta tidak terdapat bukti pengakuan kawasan lindung dari para pihak kedua desa tersebut, dan secara de-fakto terdapat gangguan hutan berupa peladangan/illegal loging di areal kerja dapat menjadi potensi gangguan terhadap kawasan lindung ▪ Sebagian kecil terdapat laporan pengelolaan kawasan lindung yang sesuai dengan sebagian ketentuan terhadap kawasan lindung hasil tata ruang yang ada didalam RKUPHHK-HA. 3.2. Perlindungan dan BURUK ▪ Dari 5 jenis gangguan yang teridentifikasi, belum pengamanan hutan seluruhnya diatur dalam SOP (jenis gangguan hama dan penyakit), sehingga keberadaan SOP perlindungan hutan berdasarkan jenis gangguan tidak mencakup seluruh jenis gangguan yang ada (minimal 50%) ▪ Jenis, jumlah sarana prasarana Auditee sebagian (50%) sesuai dengan ketentuan serta fungsinya sesuai dan berfungsi dengan baik ▪ Auditee telah memiliki SDM perlindungan hutan (Keamanan, Pengendalian Kebakaran dan pengendalian hama penyakit) dengan dengan jumlah dan/atau kualifikasi personil tidak memadai. Auditee juga belum melakukan pembentukan asyarkat Peduli Api (MPA) ▪ Kegiatan perlindungan telah diimplementasikan melalui tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif) namun belum mempertimbangkan jenis gangguan yang ada seperti masih minimnya pendataan terhadap areal peladangan, illegal loging, dan perburuan. 3.3. Pengelolaan dan SEDANG ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan pemantauan dampak pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang terhadap tanah dan air mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat akibat pemanfaatan hutan pemanfaatan hutan. ▪ Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air sebagian (50%) sesuai dengan dokumen perencanaan lingkungan AMDAL (ANDAL, RKL/RPL) tahun 2009 dengan kondisi yang masih berfungsi dengan baik ▪ Auditee telah memiliki SDM pengelolaan dan pemantauan dengan jumlah dan kualifikasi sebagian (60%) sesuai dengan ketentuan ▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air (RKL, RKUPHHK) dan sebagian (56%) telah diimplementasikan sesuai ketentuan. ▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan pemantan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi dampak terhadap tanah dan air (AMDAL/RKL/RPL tahun 2009, Revisi tahun 2016 RKUPH-HA periode 2014 s.d 2023), namun pada periode pemantauan semester I dan II tahun 2018 tidak terdapat implementasi dan dokumen kegiatan pemantauan dampak terhadap tanah dan air ▪ Terdapat indikasi terjadinya dampak besar dan penting terhadap tanah dan air, namun Auditee telah berupaya untuk mengurangi dampak meskipun belum optimal, seperti pada kegiatan pemeliharaan jalan angkutan, penyediaan persemaian, penanaman kanan kiri jalan dan menyediakan Ganis Binhut. 3.4. Identifikasi spesies BURUK ▪ Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora dan fauna flora dan fauna yang dilindungi dan/atau RTE namun prosedur masih bersifat dilindungi dan/atau langka umum dan belum dilengkapi dengan metode identifikasi (endangered), jarang yang jelas mencakup sebagian (50%) ketentuan, sehingga (rare), terancam punah ketersediaan prosedur identifikasi flora dan fauna (threatened) dan endemik mencakup sebagian jenis-jenis yang dilindungi dan/atau RTE yang terdapat diareal Auditee. ▪ Tidak terdapat implementasi kegiatan identifikasi seluruh jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin 3.5. Pengelolaan flora SEDANG ▪ Prosedur pengelolaan flora dilindungi dan/atau RTE yang untuk : ada di areal Auditee masih bersifat umum baru mencakup a. Luasan tertentu dari sebagian (50%) ketentuan, sehingga ketersediaan hutan produksi yang prosedur pengelolaan flora mencakup sebagian jenis-jenis tidak terganggu, dan yang dilindungi dan/atau RTE yang terdapat diareal bagian yang tidak Auditee. rusak. ▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan flora b. Perlindungan terhadap sebagian (50%) sesuai ketentuan, sehingga kegiatan species flora dilindungi pengelolaan mencakup sebagian jenis-jenis yang dan/atau jarang, dilindungi dan/atau RTE diareal Auditee langka dan terancam ▪ Terdapat indikasi gangguan terhadap kondisi sebagian punah dan endemic species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik yang terdapat di areal Auditee, namun Auditee telah berupaya untuk menanggulangi dan melakukan pengelolaan sebagaimana dijelaskan pada verifier 3.5.2. 3.6. Pengelolaan fauna SEDANG ▪ Terdapat indikasi gangguan terhadap kondisi sebagian untuk : species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan a. Luasan tertentu dari terancam punah dan endemik yang terdapat di areal hutan produksi yang Auditee, namun Auditee telah berupaya untuk tidak terganggu, dan menanggulangi dan melakukan pengelolaan sebagaimana bagian yang tidak dijelaskan pada verifier 3.5.2. rusak. ▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna b. Perlindungan terhadap sebagian (50%) sesuai ketentuan, sehingga kegiatan species fauna pengelolaan mencakup sebagian jenis-jenis yang dilindungi dan/atau dilindungi dan/atau RTE diareal Auditee. jarang, langka dan ▪ Terdapat indikasi gangguan terhadap kondisi sebagian terancam punah dan species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan endemik terancam punah dan endemik yang terdapat di areal Auditee, namun Auditee telah berupaya untuk menanggulangi dan melakukan pengelolaan sebagaimana dijelaskan pada verifier 3.6.2.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 4. Sosial 4.1. Kejelasan deliniasi SEDANG ▪ Auditee telah memiliki sebagian dokumen/ laporan kawasan operasional mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH perusahaan/ pemegang setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum izin dengan kawasan adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana masyarakat hukum adat pemanfaatan SDH oleh pemegang izin. dan/atau masyarakat ▪ Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/ setempat rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian konflik yang diketahui para pihak ▪ Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, namun tidak lengkap dan tidak jelas. ▪ Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat ▪ Auditee telah memperoleh persetujuan dari sebagian para pihak dan masih ada konflik. 4.2. Implementasi SEDANG ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan. peraturan perundangan ▪ Auditee telah memiliki sebagian (minimal 50%) mekanisme yang berlaku. pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat ▪ Auditee telah memiliki bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya sebagian. ▪ Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. ▪ Auditee telah memiliki laporan/dokumen terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi namun belum lengkap 4.3. Ketersediaan SEDANG ▪ Auditee belum memiliki data terdokuemtasi terkait mekanisme dan informasi tentang masyarakat hukum adat dan/atau implementasi distribusi masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, manfaat yang adil antar terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH para pihak ▪ Auditee telah memiliki mekanisme mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, namun belum lengkap. ▪ Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas. ▪ Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang izin. ▪ Auditee telah memiliki bukti dokumen/laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang namun belum lengkap & jelas 4.4. Keberadaan BURUK ▪ Terdapat mekanisme resolusi konflik namun belum mekanisme resolusi konflik lengkap (50%) yang lengkap dan jelas
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi ▪ Auditee telah memiliki konflik namun tidak tersedia peta konflik. ▪ Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik. ▪ Auditee Tidak memiliki dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap dan jelas. 4.5. Perlindungan, SEDANG ▪ Auditee telah mengimplementasikan sebagian besar Pengembangan dan hubungan industrial dengan seluruh karyawan Peningkatan Kesejah- ▪ Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana teraan Tenaga Kerja pengembangan kompetensi. ▪ Terdapat dokumen standar jenjang karir dan baru sebagian diimplementasikan. ▪ Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan baru sebagian diimplementasikan
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable 1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi Indikator 1.1.1. Pemegang MEMENUHI ▪ Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HAPT izin mampu menunjukkan Samudera Rejeki Perkasa yaitui Keputusan Menteri keabsahan Izin Usaha Kehutanan Nomor : SK 634/Menhut-II/2012 Tanggal Pemanfaatan Hasil Hutan 12 November 2012 seluas ± 57.355 Ha dan Addendum Kayu (IUPHHK) dan izin lain SK Menhut No. SK 819/Menhut-II/2014 Tanggal 25 yang berada dalam September 2014 tentang perubahan atas Keputusan kawasan hutan yang Menteri Kehutanan Nomor : SK. 634/ Menhut-II/2012 dikelola IUPHHK. Tanggal 12 November 2012 Tentang pemberian IUPHHK-HA PT Samudera Rejeki Perkasa Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 57.355 Ha di Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah menjadi luasan ± 89.190 Ha sudah dipenuhi seluruhnya. Berdasarkan Peta Kawasan Hutan Dan Konservasi Perairan serta wilayah tertentu yang ditunjuk sebagai Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Tengah skala 1 : 250.000 (Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.529/Menhut-II/2012 Tanggal 25 September 2012) seluruhnya berada pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas. ▪ Surat Perintah Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil (SPP-IIUPH) Nomor : S.108/VI- BIKPHH/2013 dikeluarkan di Jakarta oleh Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tanggal 4 Februari 2013 dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Ir. Bambang Hendroyono, MM,NIP. 19640930 198903 1 001. Luas areal IUPHHK : ± 57.355 Ha dan Besarnya IIUPHHK : Rp 6.452.437.500,00 (57.355 Ha x 45/20 x Rp 50.000,00) Addendum Surat Perintah Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil (SPP-IIUPH) Nomor : S.728/VI- BIKPHH/2014 dikeluarkan di Jakarta oleh Kementerian
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tanggal 23 Oktober 2014 dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Ir. Bambang Hendroyono, MM,NIP. 19640930 198903 1 001, dengan Luas areal IUPH: ± 89.190 Ha dan Besarnya IIUPH : Rp 7.162.875.000,00 (31.835 Ha x 45 tahun x Rp 5.000,00/Ha/thn) Bukti setor IIUPHHK sesuai dengan SPP yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : S.108/VI- BIKPHH/2013 melalui Bank Nasional Indonesia (BNI) pada Tanggal 27 Maret 2013 sejumlah Rp 6.452.437.500,00 (Enam Milyar Empat Ratus Lima Puluh Dua Juta Empat Ratus Tiga Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah). Bukti setor IIUPHHK sesuai dengan SPP yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : S.728/VI- BIKPHH/2014 melalui Bank Mandiri Cabang Kelapa Gading Bolevard Raya Jakarta Pusat pada Tanggal 12 Pebruari 2014 sejumlah Rp 7.162.875.000,00 (Tujuh Milyar Seratus Enam Puluh Dua Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah). ▪ Terdapat data dan informasi penggunaan kawasan yang sah diluar kegiatan IUPHHK yaitu berupa Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.99/ Menhut- II/ 2013 Tanggal 6 Februari 2013 atas nama PT Maruwai Coal Indikator 2.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan MEMENUHI ▪ Auditee telah menyusun Rencana Kerja Usaha Rencana Kerja Tahunan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (RKUPHHK- (RKT/Bagan Kerja/RTT) HA) Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode Tahun disahkan oleh yang 2014 s/d 2023 dan telah mendapat persetujuan dan berwenang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.35/VI-BUHT/2014 Tanggal 16 September 2013, dilampiri Peta RKUPHHK-HA Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa dengan Luas ± 57.355 Ha Skala 1 : 100.000 Dokumen Revisi RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Periode Tahun 2014 -2023 disusun oleh pemegang ijin dan telah disetujui dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2100/MenLHKPHPL/UHP/HPL.1/ 5/2016 Tanggal 12 Mei 2016, dilampiri Peta Revisi RKUPHHK-HA Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Luas ± 89.190 Ha Skala 1 : 100.000 ▪ Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 522. 1027/II.2/Dishut Tentang Persetujuan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam (RKTUPHHK-HA) Tahun 2018 Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Di Provinsi Kalimantan Tengah
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable Ditetapkan Di Palangka Raya Tanggal 26 Maret 2018, sejak tanggal ditetapkandan berakhir sampai dengan 31 Desember 2018, ditandatangani Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Ir. Sipet Hermanto (Pembina Utama Madya/NIP. 19600303 198901 1 004) beserta Lampiran Peta. Surat Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 522. 45/II.2/Dishut Tentang Persetujuan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam (RKTUPHHK-HA) Tahun 2019 Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Di Provinsi Kalimantan Tengah Ditetapkan Di Palangka Raya Tanggal 22 Februari 2019, berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, ditandatangani Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah (Ir. Sri Suwanto, MS; Pembina Tingkat I/NIP. 1970416 199803 1 002) beserta Lampiran Peta. ▪ Auditee telah memiliki kawasan lindung seperti yang tercantum dalam peta lampiran dokumen RKUPHHK-HT dan RKTUPHHK Tahun 2018 dan 2019 terdapat penandaan kawasan lindung Sempadan Sungai, Buffer Zone, dan KPPN yang ditandai dengan bloking dan arsir warna biru. Hasil pemeriksaan di lapangan auditee telah melakukan pemasangan plang/papan nama kawasan lindung dan jalur rintis yang diberi cat warna merah. Dan hasil pengambilan tiitk koordinat dengan menggunakan alat GPS menunjukkan kesesuaian antara kawasan lindung pada peta dan di lapangan ▪ Peta RKTUPHHK-HA Tahun 2018 dan RKTUPHHK-HA Tahun 2019, telah disahkan dan ditandatangan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Blok RKT dilapangan ditandai dengan Plang Nama Blok RKT dan pada petak ditandai dengan pemasangan Patok Petak. K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku 2.2.1.a. MEMENUHI Auditee telah menyusun Rencana Kerja Usaha Dokumen Rencana Kerja Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (RKUPHHK-HA) Usaha Pemanfaatan Hasil Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode Tahun 2014 s/d Hutan Kayu (RKUPHHK) 2023 dan telah mendapat persetujuan dan disahkan (bisa dalam proses) dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : lampiran- lampirannya. SK.35/VI-BUHT/2014 Tanggal 16 September 2013, dilampiri Peta RKUPHHK-HA Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa dengan Luas ± 57.355 Ha Skala 1 : 100.000 Surat Direktur Utama PT Samudera Rejeki Perkasa No. 019/DIR-SRP/ihmb/VII/2015 Tanggal 13 Juli 2015 tentang Permohonan Penilaian dan Persetujuan Rencana Kerja IHMB Perluasan IUPHHK-HA PT Samudera Rejeki Perkasa dan surat Direktorat Usaha Hutan Produksi No. S.661/UHP-
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable 1/2015 Tanggal 15 September 2015 tentang Rencana Pelaksanaan Kegiatan IHMB Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa, sebagai dasar dokumen RKUPHHK-HA. Dokumen Revisi RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Periode Tahun 2014 s/d 2023 disusun oleh pemegang ijin dan telah disetujui dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.2100/MenLHKPHPL/UHP/HPL.1/5/ 2016 Tanggal 12 Mei 2016, dilampiri Peta Revisi RKUPHHK-HA Atas Nama PT Samudera Rejeki Perkasa Luas ± 89.190 Ha Skala 1 : 100.000 2.2.1.b. NOT APPLICABLE Pada Verifier 2.2.1.b. ini dilakukan verifikasi tetapi tidak Kesesuaian lokasi dan dapat diterapkan karena IUPHHK-HA PT Samudera Rejeki volume pemanfaatan kayu Perkasa merupakan pemegang Izin UPHHK-Hutan Alam, hutan alam pada areal sehingga tidak ada areal penyiapan lahan untuk penyiapan lahan yang pembangunan hutan tanaman industri (Not Applicable). diizinkan untuk pembangunan hutan tanaman industri. K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan Dokumen LHP yang telah TIDAK MEMENUHI ▪ Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa dalam disahkan oleh pejabat yang rentang waktu September 2018 s/d Agustus 2019, berwenang. Auditee telah meng-LHP-kan kayu hasil penebangan terdiri dari : - Kayu Bulat Besar (KB) sejumlah 13.964 batang dengan volume 74.541,02 M3. - Kayu Bulat Sedang (KBS) sejumlah 1.609 batang dengan volume 4.620,14 M3. - Kayu Bulat Kecil (KBK) sejumlah 14 batang dengan volume 49,71 M3. Berdasarkan data hasil pengukuran terhadap 100 batang kayu diketahui bahwa Jumlah volume 100 batang kayu hasil uji petik adalah 585,35 M3, sedangkan menurut dokumen LHP adalah 572,91 M3, dengan demikian terdapat perbedaan sebesar 12,44 M3 atau 2,13 %. Nomor batang di LHP tidak dapat ditemukan di lapangan karena tidak terdapat penandaan pada tunggak sehingga kayu tidak dapat di lacak balak. Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan. Surat keterangan sahnya TIDAK MEMENUHI Auditee melakukan pengangkutan kayu dari TPK Hutan ke hasil hutan dan TPK Antara disertai dengan dokumen SKSHHK tetapi hasil lampirannya dari: uji petik persediaan kayu di Logpond Beras Belange - TPK hutan ke TPK penerbitan dokumen SKSHHK tidak sesuai dengan waktu Antara, pengangkutan kayu - TPK hutan ke industri primer dan/atau
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable penampung kayu terdaftar, - TPK Antara ke industri primer hasil hutan dan/atau penampung kayu terdaftar. Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA Verifier 3.1.3.a. TIDAK MEMENUHI Auditee telah melakukan penandaan/Identitas pada Tanda- tanda PUHH/ Log/kayu berupa label merah yang berisi informasi nomor barcode pada kayu dari produksi dan label kuning (label barcode), tetapi Auditee pemegang IUPHHK-HA bisa tidak melakukan penandaan pada tunggak kayu sehingga tidak memungkinkan penelusuran identitas kayu (lacak balak) dapat ditelusuri sampai ke tunggak. Verifier 3.1.3.b. TIDAK MEMENUHI Penandaan pada fisik kayu bulat di PT Samudera Rejeki Identitas kayu diterapkan Perkasa telah dilaksanakan dengan cara memasangkan secara konsisten oleh dua label yaitu label plastik warna orange dan barcode pemegang izin. (warna kuning). Hasil verifikasi lapangan, Auditee tidak melakukan penandaan pada tunggak kayu sehingga tidak ada sistem yang dapat ditelusuri karena identitas/penandaan tunggak tidak diterapkan secara konsisten Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK. Arsip SKSKB dan dilampiri MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen angkutan kayu yaitu Daftar Hasil Hutan (DHH) SKSHHK yang diterbitkan oleh petugas yang berwenang untuk hutan alam, dan yang ditunjuk oleh Direktur PT Samudera Rejeki Perkasa. arsip FAKB dan lampirannya untuk hutan tanaman. K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). Verifier 3.2.1.a. MEMENUHI Dokumen SPP PSDH-DR (kelompok jenis, volume dan tarif) Dokumen SPP (Surat terbit melalui SIMPONI sesuai dengan LHP yang telah Perintah Pembayaran) DR disahkan. Kewajiban pembayaran PSDH periode bulan dan/atau PSDH telah September 2018 sampai dengan Agustus 2019 dengan diterbitkan. volume produksi sebesar 79.210,87 M3 adalah PSDH adalah Rp 6.040.373.557,00,- dan pembayaran DR adalah US $ 1.243.448,69. Verifier 3.2.1.b. MEMENUHI Auditee telah membayar kewajiban PSDH dan DR periode Bukti Setor DR dan/atau September 2018 s/d Juli 2019 sesuai dengan SPP yang PSDH diterbitkan. Bukti setor pembayaran PSDH dan DR yang ditunjukan oleh Auditee berupa print out dan bill setoran dari Bank Mandiri sesuai dengan jumlah tagihan yang harus dibayar yaitu PSDH sebesar Rp 5.193.540.977,00dan DR sebesar US $ 1.070.847,15. Pembayaran PSDH-DR periode bulan Agustus 2019 (LHP 06/LHP-SRP/DK-MR/VIII/2019 tanggal 26 Agustus 2019) masih dalam proses pembayaran. Verifier 3.2.1.c. MEMENUHI Auditee telah melakukan pembayaran PSDH dan DR sesuai Kesesuaian tarif DR dan dengan tariff, volume, ukuran dan jenis yang berlaku yaitu PSDH atas kayu hutan alam mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable (termasuk hasil kegiatan Nomor 12 tahun 2014 tentang jenis dan tarif atas jenis penyiapan lahan untuk penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada pembangunan hutan Kementerian Kehutanan dan berdasarkan Permenhut, RI tanaman) dan kesesuaian Nomor : P.64/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tanggal tarif PSDH untuk kayu 19 Desember 2017. hutan tanaman. K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau. Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 68/MPP/ Kep/2/2003 Tanggal 11 Pebruari 2003 Tentang Perdagangan Kayu Antar Pulau Terdaftar dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 53/M-DAG/PER/9/2014 Tanggal 2 September 2014 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan, Auditee diberikan pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) melalui surat Nomor : 79/UPP/PKAPT/09/2015 Tanggal 10 September 2015, masa berlaku sampai dengan Tanggal 10 September 2020. Pada saat dilakukan penilaian awal, verifier ini dilakukan verifikasi akan tetapi tidak dapat diterapkan karena berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 81 Tahun 2018 Tanggal 30 Juli 2018 Tentang Pencabutan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 68/ MPP/KEP/2/2003 Tentang Perdagangan Kayu Antar Pulau (PKAPT), (Not Applicable). Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah. Dokumen yang MEMENUHI Kapal yang digunakan oleh Auditee untuk mengangkut kayu menunjukkan identitas ke tempat tujuan sebagaimana yang tercantum dalam kapal SKSHHK, memiliki ijin dan kapal tersebut berbendera Indonesia Kriteria K.3.4. Pemenuhan penggunaan tanda V-Legal Indikator 3.4.1 Implementasi Tanda V-Legal. Tanda V-Legal yang MEMENUHI Auditee telah melakukan penandaan tanda v-legal pada dibubuhkan sesuai dengan dokumen SKSHHK dan label barcode pada bontos kayu dan ketentuan. tunggak kayu di lapangan. Pembubuhan tanda v-legal telah mengacu pada peraturan perdirjen PHPL P.14/PHPL/Set/4/2016 lampiran 6. K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut. 4.1.1. Pemegang Izin/Hak MEMENUHI Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan PT Pengelolaan telah Samudera Rejeki Perkasa telah mendapatkan memiliki dokumen persetujuanberdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan AMDAL/DPPL/UKL-UPL Tengah Nomor : 188.44/342/2009 Tanggal 10 Oktober meliputi ANDAL, RKL dan 2009 atas areal seluas 57.694 Ha di Kabupaten Murung RPL yang telah disahkan Raya Provinsi Kalimantan Tengah. sesuai peraturan yang Dengan adanya perubahan luas kawasan, SK tersebut berlaku meliputi seluruh diperbaharui melalui SK Gubernur Kalimantan Tengah areal kerjanya Nomor : 188.44/69/2012 Tanggal 15 Februari 2012 dari luasan 57.694 Ha menjadi 89.855 Ha di Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Penyusunan studi AMDAL PT Samudera Rejeki Perkasa
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 18
Memenuhi/ Tidak Kriteria/Indikator Memenuhi/ Not Ringkasan Justifikasi Applicable mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 4.1.2. Pemegang Izin/Hak TIDAK MEMENUHI ▪ Dokumen RKL dan RPL PT Samudera Rejeki Perkasa Pengelolaan memiliki disusun mengacu pada dokumen AMDAL dan telah laporan pelaksanaan RKL disetujui oleh SK Gubernur Kalimantan Tengah Nomor dan RPL yang :188.44/342/2009 Tanggal 10 Oktober 2009 dan menunjukkan penerapan perubahannya Nomor : 188.44/69/2012 Tanggal 15 tindakan untuk mengatasi Februari 2012. dampak lingkungan dan Pada saat dilakukan penilaian auditee tidak bisa menyediakan manfaat menunjukan dokumen Laporan RKL-RPL Semerter II sosial Tahun 2018 dan Semester I tahun 2019 beserta bukti penyerahannya kepada Instansi terkait. ▪ Auditee telah mengimplementasikan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 5.1.1. Prosedur dan TIDAK MEMENUHI ▪ Auditee mempunyai dokumen SOP tentang K3 dan telah Implementasi K3 menunjuk Personel yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan SOP K3 ▪ Auditee belum memiliki peralatan K3 sesuai ketentuan dan implementasinya dilapangan. ▪ Auditee belum memiliki dokumen Catatan Kecelakaan Kerja dan Program K3 Periode September 2018 s/d Agustus 2019. Kriteria K.5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja. 5.2.1. Kebebasan MEMENUHI Tersedia Surat Pernyataan Direksi PT Samudera Rejeki berserikat bagi pekerja Perkasa (Ronald L. Sanuddin) Tanggal 1 Januari 2016 Tentang Kebebasan Berserikat bagi seluruh karyawan PT Samudera Rejeki Perkasa. 5.2.2. Adanya Kesepakatan MEMENUHI Auditee telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah Kerja Bersama (KKB) atau disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peraturan Perusahaan (PP) Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor : KEP.437/PHIJSK- PKKAD/PP/X/2018. 5.2.3. Perusahaan tidak MEMENUHI Berdasarkan laporan daftar karyawan periode bulan mempekerjakan anak di Agustus 2019, jumlah karyawan PT SRP di lapangan adalah bawah umur 115 orang, yang terdiri dari karyawan bulanan sebanyak 78 orang, tenaga borongan sebanyak 31 orang dan tenaga harian sebanyak 6 orang. Seluruh tenaga kerja yang bekerja di areal Auditee tidak ada yang berusia di bawah 18 tahun.