Anda di halaman 1dari 11

WAHANA INOVASI VOLUME 8 No.

1 JAN-JUNI 2019 ISSN : 2089-8592

PENGARUH KONSELING GIZI PRAKONSEPSI TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA PRANIKAH DI
KECAMATAN BATANG KUIS
Lusyana Gloria Doloksaribu¹, Abdul Malik Simatupang²
1
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Medan
²Alumni Mahasiswa Gizi Poltekkes Medan

ABSTRACT masih di dalam kandungan, bayi, anak-


anak, masa remaja, dewasa sampai usia
Background : Nutritional status lanjut (Supriyono dalam Rahim dkk.
during the preconception period is one of 2013).
the determinants of fluency from the Kementerian Kesehatan RI (2010)
process of pregnancy to later delivery. mendefinisikan bahwa Wanita Usia Subur
The premarital period can be related to (WUS) adalah wanita yang berada dalam
the preconception period, because after periode umur antara 15-49 tahun. Wanita
marriage women will be immediately pranikah merupakan bagian dari
undergo the process of conception. The kelompok WUS perlu mempersiapkan
preconception period is a period before kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai
pregnancy. The preconception period is a calon ibu, gizi yang optimal pada wanita
span of three months to one year before pranikah akan mempengaruhi tumbuh
conception and ideally should include the kembang janin, kondisi kesehatan bayi
time when the ovum and sperm mature, yang dilahirkan dan keselamatan selama
which is about 100 days before proses melahirkan (Paratmanitya dkk.
conception. This study aims to determine 2012).
the effect of preconception nutrition Masa pranikah dapat dikaitkan
counseling to the knowledge and attides dengan masa prakonsepsi, karena
of premarital woman at Batang Kuis setelah menikah wanita akan segera
District. This study used a quasi menjalani proses konsepsi. Masa
experimental design with one group pre- prakonsepsi merupakan masa sebelum
post test. The number of samples in this kehamilan. Periode prakonsepsi adalah
study were 30 people. Data collection was rentang waktu dari tiga bulan hingga satu
done using counseling methods and tahun sebelum konsepsi dan idealnya
giving questionnaires. Data analysis used harus mencakup waktu saat ovum dan
Wilcoxon test and T-dependent test. The sperma matur, yaitu sekitar 100 hari
result showed that there was a significant sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau
effect to knowledge (p=0.001) and attitude wanita pranikah selama tiga sampai enam
(p=0.001) before and after the bulan pada masa prakonsepsi akan
intervention. menentukan kondisi bayi yang dilahirkan.
Prasayarat gizi sempurna pada masa
Keywords : Maternal Knowledge, prakonsepsi merupakan kunci kelahiran
Nutritional Status bayi normal dan sehat (Susilowati dkk.
2016).
PENDAHULUAN Adapun pentingnya menjaga
kecukupan gizi bagi wanita pranikah
Salah satu penentu kualita sumber sebelum kehamilan disebabkan karena
daya manusia adalah terpenuhinya gizi yang baik akan menunjang fungsi
kecukupan gizi individu. Seseorang yang optimal alat-alat reproduksi seperti
mengalami kekurangan gizi maka akan lancarnya proses pematangan telur,
berdampak pada gangguan pertumbuhan produksi sel telur dengan kualitas baik,
fisik, perkembangan kecerdasan, dan proses pembuahan yang sempurna.
menurunnya daya tahan tubuh yang akan Gizi yang baik juga dapat berperan
berakibat meningkatnya angka kesakitan penting dalam penyediaan cadangan gizi
dan kematian. Kecukupan gizi sangat untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon
diperlukan oleh setiap individu sejak ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan
64
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

memengaruhi kondisi kesehatan secara kehamilan. Faktor-faktor yang


menyeluruh pada masa konsepsi dan mempengaruh adalah umur, pendidikan,
kehamilan serta akan dapat memutuskan dan status gizi. Sedangkan selama
mata rantai masalah kekurangan gizi kehamilan beberapa faktor yang
pada masa kehamilan (Susilowati dkk. mempengaruhi adalah frekuensi
2016). kehamilan, derajat aktivitas fisik,
Kurang energi kronik (KEK) masih komplikasi penyakit saat hamil, kondisi
merupakan masalah gizi utama yang psikologis dan asupan pangan (Badriah
sering menimpa WUS. Seseorang dapat dalam Fauziyah 2012).
dikatakan KEK apabila hasil dari Pengetahuan mengenai gizi
pengukuran lingkar lengan atas (LILA) berperan penting dalam pemenuhan
dibawah 23,5 cm. Prevalensi KEK pada kecukupan gizi seseorang. Tingkat
WUS di Indonesia menurut Indeks pengetahuan akan mendorong seseorang
Pembangunan Kesehatan Masyarakat memiliki kemampuan yang optimal berupa
(IPKM) tahun 2013 menunjukkan angka pengetahuan dan sikap. Kurangnya
sebesar 20,97% sementara untuk provinsi pengetahuan terhadap gizi akan
Sumatera Utara sendiri sebesar 17,61% mempengaruhi seseorang dalam
(IPKM, 2013). memahami konsep dan perinsip serta
Dampak dari wanita pranikah yang informasi yang berhubungan dengan gizi
menderita KEK antara lain dapat (Siwi, 2009).
mengakibatkan terjadinya anemia, Upaya peningkatan pengetahuan
kematian pada ibu pada saat melahirkan, dapat dilakukan dengan cara memberikan
kematian janin, bayi berat lahir rendah pendidikan gizi (Supariasa, 2014).
(BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat Pendidikan gizi mendorong seseorang
hingga kematian pada bayi (Stephanie berupa pengetahuan, dan perubahan
dkk. 2016). Di Indonesia Angka Kematian sikap (Notoadmojo, 2012). Hal ini
Ibu (AKI) masih tergolong besar yaitu 228 disebutkan dalam hasil penelitian Sineke
ibu per 100.000 kelahiran demikian juga dkk. tahun (2013) di wilayah puskesmas
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) Likupang Kecamatan Likupang Timur
sebesar 34 bayi per 1.000 kelahiran Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan
(Bappenas, 2010). Menurut World Health terjadi perubahan pengetahuan ibu nifas
Organization (WHO) mendefinisikan setelah diberikan penyuluhan. Dimana
bahwa bayi yang dikatakan BBLR adalah sebelum penyuluhan rata-rata
bayi yang terlahir dengan berat kurang pengetahuan ibu nifas adalah 13,8
dari 2500 gram (WHO, 2014). Di setelah penyuluhan mengalami peningkat
Indonesia sendiri prevalensi BBLR pada rata-rata pengetahuan menjadi sebesar
tahun 2013 mencapai 10,2% (Riskesdas, 21,1. Apabila secara dini mereka telah
2013). memiliki pengetahuan tentang tanda
Bayi yang mengalami gangguan bahaya kehamilan, maka diharapkan
pertumbuhan selama masa janin, kewaspadaan mereka pada saat hamil
berwujud kecil untuk masa kehamilan dapat ditingkatkan.
(small for gestational age), beresiko tinggi Penelitian serupa juga pernah
untuk mengalami gagal tumbuh dalam 2 dilakukan oleh Rahim dkk tahun (2013) di
tahun pertama kehidupan. Diestimasi Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar
sekitar 20% yang mengalami stunting menunjukkan terjadi perubahan
ditandai oleh gangguan pertumbuhan pengetahuan mengenai gizi dan
selama masa janin. Gangguan kesehatan reproduksi setelah diberikan
pertumbuhan janin dan pertumbuhan Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
yang buruk di masa bayi saat ini diakui kepada wanita prakonsepsi. Dimana
sebagai determinan penting dari kematian sebelum Suscatin hanya 70,4%
neonatal dan bayi, stunting, berat badan responden yang berpengetahuan cukup
lebih dan obesitas pada masa kanak- dan 29,6% yang berpengetahuan kurang.
kanak dan usia dewasa. Oleh karena itu, Setelah dilakukan Suscatin mengalami
intervensi gizi harus ditekankan pada peningkatan dimana semua responden
masa sebelum hamil dan selama hamil berpengetahuan cukup yaitu sebesar
(Black, et al dalam Patimah 2017). 100% dan tidak ada lagi yang
Berbagai faktor dapat mempengaruhi berpengetahuan kurang.
status gizi wanita pranikah sebelum
65
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Saptawati (2012) mengungkapkan Tujuan Penelitian


bahwa pengetahuan mengenai
pentingnya gizi bagi calon ibu dapat a. Menilai karakteristik wanita pranikah di
meningkatkan kesadaran akan Kecamatan Batang Kuis menurut usia,
pemenuhan gizi sebelum ia hamil. Hal ini pendidikan, status gizi
sejalan dengan hasil penelitian Fauziyah b. Menilai pengetahuan dan sikap wanita
(2012) di Kota Tegal yang menunjukkan pranikah di Kecamatan Batang Kuis
ada pengaruh pendidikan kesehatan sebelum dan sesudah diberikan
tentang nutrisi prakonsepsi dimana konseling gizi prakonsepsi.
terdapat kenaikan skor pengetahuan dan c. Menganalisis pengaruh konseling gizi
sikap sebelum dan sesudah intervensi. prakonsepsi terhadap pengetahuan
Pada skor pengetahuan terdapat dan sikap wanita pranikah di
kenaikan dari kurang baik menjadi baik Kecamatan Batang Kuis
sebesar 24,2%, dan pada skor sikap
terdapat kenaikan dari kurang baik METODE PENELITIAN
menjadi baik sebesar 36,45% setelah
diberikan intervensi. Berdasarkan Desain, Subjek, dan Waktu
Bappenas (2013) menyatakan bahwa Penelitian ini adalah Quasi
sasaran intervensif harus dilakukan oleh Eksperimen dengan disain One Group
masyarakat umum dengan lintas sektoral, Pre – Post Test (Notoatmodjo, 2010).
termasuk sektor agama. KUA sebagai Penentuan sampel dilakukan dengan
lembaga keagamaan biasanya akan melakukan screening sesuai dengan
memberikan konseling mengenai kriteria inklusi (Fauziyah, 2012) :
keagamaan dan kerukunan berumah
tangga bagi calon pengantin. Namun a. Kriteria Inklusi untuk wanita/sampel:
sayangnya jarang sekali pihak KUA 1) Sudah terdaftar resmi di KUA
menyampaikan konseling mengenai Kecamatan Batang Kuis
kesehatan khususnya pentingnya gizi 2) Bersedia menjadi sampel penelitian
prakonsepsi bagi wanita pranikah. 3) Dapat berkomunikasi dengan baik
Menurut hasil laporan data Profil b. Kriteria eksklusi sampel dalam
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang pada penelitian ini adalah tidak mengikuti
tahun 2016 terdapat 19 ibu yang atau menghadiri konseling secara
meninggal per 100.000 kelahiran, rutin.
sedangkan bayi yang meninggal sebesar Seluruh populasi pada penelitian ini
70 bayi per 100.000 kelahiran. dijadikan sampel (total sampling).
Kecamatan Batang Kuis termasuk salah Waktu penelitian dilaksanakan bulan
satu wilayah yang menunjukkan status November 2017 sampai Maret 2018.
rawan gizi, dengan ditemukannya 14 bayi
BBLR, 10 kematian pada bayi, serta 2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
kematian pada ibu pada saat bersalin.
Berdasarkan survei pendahuluan
rata-rata umur pernikahan serta status a. Data Primer
gizi melalui pengukuran lingkar lengan Dikumpulkan melalui wawancara
atas (LILA) pada wanita pranikah yang dengan mengisi formulir, meliputi :
mendaftar di KUA Kecamatan Batang identitas sampel, dan status gizi dengan
Kuis yang dilakukan peneliti pada tanggal mengukur lingkar lengan atas (LILA),
23 Oktober 25 Oktober 2017, didapatkan pengetahuan dan sikap sebelum dan
bahwa rata-rata umur pernikahan wanita setelah konseling.
pranikah adalah 21 tahun, kemudian
peneliti melakukan pengukuran LILA dan b. Data Skunder
mendapatkan data bahwa dari 10 sampel Dikumpulkan berdasarkan
terdapat 5 (50%) wanita pranikah yang informasi dari pengurus KUA seperti
memiliki ukuran LILA dibawah 23,5 cm. gambaran umum lokasi penelitian, jumlah
Berdasarkan hasil uraian diatas maka wanita pranikah, alamat rumah, dan
penulis tertarik untuk meneliti “pengaruh nomor telepon
konseling gizi prakonsepsi terhadap
pengetahuan dan sikap wanita pranikah di Pengolahan dan Analisis Data
KUA Kecamatan Batang Kuis”.
66
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

a. Data identitas sampel (umur,


pekerjaan, pendidikan terakhir) yang HASIL PENELITIAN
sudah dikumpulkan diolah
menggunakan program komputer
(SPSS) 1. Karakteristik Sampel
Sampel pada penelitian ini
b. Data Pengetahuan merupakan wanita pranikah yang sudah
Data pengetahuan dikumpulkan terdaftar di KUA Kecamatan Batang Kuis.
dengan menggunakan 20 pertanyaan. Karakteristik sampel meliputi usia, tingkat
Setiap pertanyaan diberikan skor 1 untuk pendidikan, dan status Lingkar Lengan
jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban Atas (LILA), disajikan dalam tabel berikut :
yang salah. Nilai pengetahuan kemudian Tabel 1. Gambaran Karakterisktik
diklasifikasikan menjadi nilai pengetahuan Sampel
kategorikal dimana menurut Arikunto
(2006) yaitu :
No Variabel Jumlah
 Baik : hasil persentase 76 – 100%
 Cukup : hasil persentase 56 – 75% N %
 Kurang : hasil persentase < 56%
c. Data Sikap 1 Kategori Usia
Sampel
Data sikap dikumpulkan dengan
menggunakan 10 pertanyaan, yang
terbagi menjadi 6 pertanyaan positif ≤ 20 3 10
(favorable), yaitu pertanyaan pada nomor
1, 2, 5, 6, 8, 9 dan 4 pertanyaan negatif 21-35 25 83.3
(unfavorable), yakni pada nomor 3, 4, 7
dan 10. Pada pertanyaan positif, > 35 2 6.7
diberikan skor 3 untuk jawaban setuju dan
skor 1 untuk setiap jawaban tidak setuju. 2 Pendidikan
Sedangkan pada pertanyaan negatif, Sampel
diberikan skor 3 untuk jawaban tidak
setuju dan skor 1 untuk jawaban setuju. SD 1 3,3
Dan untuk jawaban ragu-ragu diberikan
skor 2 pada setiap jenis pertanyaan. Nilai SMP 5 16,7
sikap kemudian diklasifikasikan (Arikunto,
2006) : SMA 20 66,7

 Baik : hasil persentase 76 – 100% DIII 3 10,0


 Cukup : hasil persentase 56 – 75%
 Kurang : hasil persentase < 56% S1 1 3,3
Data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisa secara univariat 3 Status LILA
(deskriptif masing-masing variabel, yaitu:
nama sampel, umur, pendidikan, yang KEK 11 36,7
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
dan dianalisis dalam bentuk persentase). Non KEK 19 63,3
dan Bivariat (menilai pengaruh konseling
Gizi Prakonsepsi terhadap pengetahuan
dan sikap wanita pranikah di Kecamatan Karakteristik sampel menurut usia
Batang Kuis). Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho dikategorikan berdasarkan usia ideal
ditolak berarti ada pengaruh yang menikah dan usia reproduksi yang baik
signifikan antara variabel independent bagi seorang wanita. Menurut Badan
dan dependent, dan jika diperoleh p > Kependudukan dan Keluarga Berencana
0,05, maka tidak ada hubungan yang Nasional atau BKKBN (2017) yaitu 21-25
signifikan antara variabel independent tahun. Hasil penelitian menunjukkan
dengan variabel dependent. bahwa masih ada sampel wanita yang
67
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Penge Nilai
tahuan dengan peningkatan nilai minimum yang
didapat sampel yaitu 11 dan nilai
Mean SD Min Max maksimum 18. Rata-rata nilai
pengetahuan meningkat sesudah
Sebelum 12,60 ± 2,17 8 11
konseling sebesar 3,37. Sedangkan
Konseling tingkat pengetahuan sampel berdasarkan
jawaban yang diberikan adalah sebagai
Sesudah 15,97 ± 1,62 11 18 berikut :
Konseling
Tabel 3. Tingkat Pengetahuan Sebelum
Selisih 3,37* dan Sesudah Konseling
Pengetahua
n
Tingkat Sebelum Sesudah
menikah bukan pada usia yang Pengetahuan Konseling Konseling
seharusnya, yaitu sebanyak 10% sampel
wanita menikah lebih muda dari kategori N % n %
usia ideal dan reproduksi (21-25 tahun)
dan 6,7% lebih tua dari kategori usia
Baik 1 3,3 21 70,0
ideal dan reproduksi (>35 tahun).
Karakteristik sampel menurut tingkat
Cukup 16 53,3 8 26,7
pendidikan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan sampel yang paling rendah
Kurang 13 43,3 1 3,3
adalah SD, yakni sebesar 3,3% dan
tertinggi adalah S1 sebesar 3,3%.
Total 30 100 30 100
Karakteristik sampel menurut status
LILA menunjukkan bahwa masih ada
Kategori pengetahuan sampel
wanita pranikah yang mengalami KEK,
sebelum diberikan konseling yang paling
yaitu sebesar 36,7%
banyak adalah kategori cukup sebesar
53,3% dan kategori kurang sebesar
2. Pengetahuan dan Sikap Wanita
43,3% sementara kategori baik hanya
Pranikah
sebesar 3,3%. Setelah diberikan
a. Pengetahuan
konseling, 70,0% sampel memiliki
Setelah dilakukan intervensi berupa
pengetahuan kategori baik dan hanya
konseling, diperoleh hasil bahwa nilai
tersisa 3,3% sampel yang memiliki
rata-rata pengetahuan sampel sebagai
pengetahuan dengan kategori kurang.
berikut :

b. Sikap
Tabel 2. Rata-rata Nilai Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi berupa
Sampel Sebelum dan konseling, diperoleh hasil bahwa nilai
Sesudah Konseling rata-rata sikap sampel sebagai berikut :
Tabel 4. Rata-rata nilai Sikap Sebelum
Tabel 2 menunjukkan rata-rata nilai dan Sesudah Konseling
pengetahuan sampel sebelum diberikan
intervensi berupa konseling adalah 12,60 Sikap Nilai
dari total skor 20. Hal ini berarti
persentase pertanyaan pengetahuan Mean SD Min Max
yang dapat dijawab benar oleh sampel
adalah sebesar 63%. Sebelum intervensi Sebelum 23,70 ± 18 24
nilai minimum yang didapat sampel Konseling 2,60
adalah 8 dan nilai maksimum 11.
Sementara itu setelah diberikan intervensi Sesudah 27,00 ± 30 30
berupa konseling terjadi pengingkatan Konseling 1,46
rata-rata nilai menjadi 15,97. Dengan
persentase pertanyaan yang dapat
dijawab oleh sampel menjadi sebesar Selisih Sikap 3,30*
79,8%. Peningkatan ini sejalan juga
68
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

setelah diberikan konseling, 100% sampel


Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai memiliki sikap dengan kategori baik.
sikap sampel sebelum diberikan
intervensi berupa konseling adalah 23,70
dari total nilai 30. Hal ini berarti
persentase pertanyaan sikap yang dapat 3. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap
dijawab benar oleh sampel adalah Wanita Pranikah Tentang Gizi
sebesar 79%. Sebelum intervensi nilai Prakonsepsi
minimum yang didapat sampel adalah 18 a. Pengetahuan
dan nilai maksimum 24. Setelah diberikan
intervensi terjadi peningkatan rata-rata Tabel 6. Perbedaan Pengetahuan
nilai sikap menjadi 27,00, dengan Sebelum dan Sesudah
persentase pertanyaan sikap yang dapat Konseling
dijawab sampel menjadi 90%.
Peningkatan ini sejalan juga dengan
peningkatan nilai minimum yang didapat Tabel 6 menunjukkan bahwa secara
sampel yaitu 30 dan nilai maksimum 30. statistik hasil penelitian signifikan (p<0,05)
Rata-rata nilai sikap meningkat sesudah meningkatkan pengetahuan sampel.
konseling sebesar 3,30. Sedangkan Dengan nilai signifikan diperoleh p =
0,001<0,05 yang berarti ada pengaruh
Sikap Nilai p-value konseling gizi prakonsepsi terhadap
pengetahuan.
Mean SD
b. Sikap
Sebelum 32,70 ± 2,60 0,001 Setelah dilakukan intervensi berupa
Konseling

Sesudah 27,00 ± 1,46 Tingkatan Sebelum Sesudah


Konseling Sikap Konseling Konseling

Selisih Sikap 3,30*


N % n %
tingkatan sikap sampel berdasarkan
jawaban yang diberikan adalah sebagai
Baik 18 60,0 30 100
berikut:

Tabel 5. Tingkatan Sikap Sampel Cukup 12 40,0 0 0,00


Sebelum dan Sesudah
Konseling Kurang 0 0,00 0 0,00

Total 30 100 30 100


Tingkatan sikap sampel sebelum konseling, diperoleh hasil perbedaan
diberikan konseling yang paling banyak pengetahuan sampel sebelum dan
adalah kategori baik sebesar 60% dan sesudah diberikan konseling sebagai
kategori cukup sebesar 40%. Sedangkan berikut :

Tabel 7. Perbedaan Pengetahuan


Sebelum dan Sesudah
Pengetahuan Nilai p-value
Konseling
Mean SD
Tabel 7 menunjukkan bahwa secara
statistik hasil penelitian signifikan (p<0,05)
Sebelum 12,60 ± 2,17 0,001
Konseling
meningkatkan pengetahuan sampel.
Dengan nilai signifikan diperoleh p =
Sesudah 15,97 ± 1,62
0,001<0,05 yang berarti ada pengaruh
Konseling konseling gizi prakonsepsi terhadap
pengetahuan.
Selisih 3,37*
Pengetahuan
69
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

PEMBAHASAN pranikah di Kecamatan Batang Kuis


sejalan dengan hasil laporan data Profil
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang pada
1. Karakteristik Sampel tahun 2016 dimana ditemukannya 14 bayi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR, 10 kematian pada bayi, serta 2
terdapat 3 wanita pranikah (10%) yang kematian pada ibu pada saat bersalin.
menikah pada usia ≤ 20 tahun dan 2 2. Pengaruh Konseling Gizi
wanita pranikah (6,7%) yang menikah Prakonsepsi Terhadap
pada usia >35 tahun. Dimana pada usia Pengetahuan Wanita Pranikah
<20 tahun seorang wanita cenderung Hasil penelitian menunjukkan, terjadi
belum siap baik dari segi organ peningkatan pengetahuan. Dimana
reproduksi, keterampilan dalam merawat sebelum diberikan konseling rata-rata nilai
diri dan bayi serta psikologis yang belum pengetahuan yang didapat sampel
stabil. Sementara pada usia >35 tahun sebesar 12,60 dengan nilai terendah 8
telah terjadi perubahan pada alat-alat dan nilai tertinggi 16 dari total nilai 20.
reproduksi sehingga akan meningkatkan Dan setelah diberikan konseling rata-rata
risiko terhadap pendarahan dan BBLR nilai pengetahuan yang didapat sampel
(Rahayu, 2015). Hal ini sejalan dengan sebesar 15,97 dengan nilai terendah 11
penelitian yang dilakukan oleh Sholiha dan nilai tertinggi 18.
dkk (2015) bahwa kejadian BBLR lebih Sebelum diberikan konseling, sampel
banyak terjadi pada ibu yang saat hamil hanya mampu menguasai 63% dari total
berusia <20 tahun dan >35 tahun semua pertanyaan yang diberikan.
(61,5%), sedangkan ibu yang saat hamil Dengan nilai pengetahuan yang paling
berusia 20-35 tahun (92,3%) lebih banyak tinggi diperoleh oleh sampel yang
melahirkan bayi dengan berat badan memiliki kategori pendidikan tinggi dan
normal. nilai pengetahuan terendah diperoleh oleh
Tingkat pendidikan sampel sampel yang memiliki kategori pendidikan
menunjukkan bahwa sampel yang menengah. Hal ini berarti semakin tinggi
berpendidikan tinggi, lebih besar tingkat pendidikan seseorang maka
persentasenya (13,3%) dibandingkan keinginan untuk balajar dan mudah
dengan sampel yang berpendidikan melakukan perubahan positif semakin
rendah (3,3%). Sementara rata-rata tinggi juga. Kategori pengetahuan sampel
tingkat pendidikan sampel yaitu sebelum konseling secara umum adalah
menengah (83,3%). Temuan ini cukup. Sebelum diberikan konseling gizi
menggambarkan bahwa wanita yang prakonsepsi, ada 5 pertanyaan tentang
akan menikah di Kecamatan Batang Kuis pengetahuan yang ≥50% dijawab salah
rata-rata mulai menikah setelah tamat oleh sampel, yaitu pertanyaan tentang
Sekolah Menengah Atas (SMA). berapa bulan sebelum konsepsi wanita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prakonsepsi seharusnya mengonsumsi
11 (36,7%) dari total 30 sampel wanita suplemen asam folat (nomor 4),
pranikah di Kecamatan Batang Kuis pengertian KEK (nomor 7) cut of point
mengalami KEK dengan hasil pengukuran bagi seseorang wanita dapat dikatakan
LILA <23,5 cm. Jika dibandingkan dengan mengalami KEK dari hasil pengukuran
prevalensi KEK pada WUS menurut LILA (nomor 8) akibat KEK pada anak
Indeks Pembangunan Kesehatan ketika dewasa (nomor 10) dan bahan
Masyarakat (IPKM) tahun 2013 secara makanan sumber protein (nomor 13).
nasional sebesar 20,97% dan Sumatera Setelah diberikan konseling, terjadi
Utara sebesar 17,61%, maka prevalensi peningkatan dimana sampel sudah
KEK pada WUS di Kecamatan Batang mampu menguasai 78,9% dari total
Kuis cukup tinggi. Dampak dari KEK semua pertanyaan yang diberikan. Hal ini
antara lain dapat mengakibatkan sejalan dengan rata-rata kategori
terjadinya anemia, kematian pada ibu pengetahuan sampel meningkat menjadi
pada saat melahirkan (AKI), kematian baik. Setelah diberikan konseling
pada bayi (AKB), bayi berat lahir rendah diperoleh hasil bahwa pengetahuan
(BBLR), kelahiran prematur serta lahir sampel meningkat mengenai pertanyaan
cacat (Stephanie dkk. 2016). Tingginya tersebut, dengan tidak ditemukannya lagi
angka prevalensi KEK pada wanita persentase sampel menjawab salah
diatas 50%.
70
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Hasil penelitian menunjukkan, peran konsepsi (nomor 3), wanita prakonsepsi


konseling gizi prakonsepsi selama satu tidak perlu makan makanan tinggi asam
minggu dengan tiga kali pengulangan folat dan zat besi saat sebelum kehamilan
materi mampu meningkatkan (nomor 4), wanita prakonsepsi boleh
pengetahuan sampel secara signifikan. mengonsumsi fast food (nomor 7) dan
Berdasarkan uji Wilcoxon Signed Ranks bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan
Test didapatkan hasil bahwa ada berat badan <2500 gram (nomor 9).
perbedaan pengetahuan sebelum dan 53% sampel tidak setuju atau ragu-
sesudah pemberian intervensi berupa ragu bahwa wanita prakonsepsi perlu
konseling. Hasil analisis menunjukkan menonsumsi makanan beragam. 60%
bahwa terjadi peningkatan rata-rata sampel setuju bahwa wanita prakonsepsi
pengetahuan sampel sebelum dan tidak perlu mengonsumsi asam folat 3
sesudah diberikan konseling. Dengan nilai bulan sebelum konsepsi. 80% sampel
signifikan diperoleh p = 0,001<0,05 yang setuju bahwa wanita prakonsepsi tidak
artinya ada pengaruh konseling gizi perlu makan makanan tinggi asam folat
prakonsepsi terhadap pengetahuan dan zat besi sebelum kehamilan. 60%
sampel. sampel setuju wanita prakonsepsi boleh
Hal ini sejalan dengan penelitian mengonsumsi fast food dan 63% tidak
yang dilakukan oleh Fauziyah (2012) setuju atau ragu-ragu bayi BBLR adalah
bahwa pemberian intervensi berupa bayi dengan berat lahir <2500 gram.
pendidikan kesehatan dapat Setelah diberikan konseling, terjadi
meningkatkan pengetahuan wanita peningkatan dimana sampel sudah
pranikah mengenai gizi prakonsepsi, mampu menguasai 90% dari total semua
dengan hasil yang signifikan p=0,001. pertanyaan yang diberikan. Hal ini sejalan
Penelitian ini juga menghasilkan dengan kategori sikap sampel meningkat
kesimpulan yang sama dengan Azzahra menjadi baik dengan persentase
(2015) bahwa metode konseling dapat mencapai 100%. Setelah diberikan
meningkatkan pengetahuan ibu terhadap konseling diperoleh hasil bahwa sikap
pemberian MP-ASI. sampel meningkat mengenai pertanyaan
tersebut, dengan tidak ditemukannya lagi
3. Pengaruh Konseling Gizi persentase sampel menjawab salah
Prakonsepsi Terhadap Sikap diatas 50%. Hal ini membuktikan bahwa
Wanita Pranikah dengan pemberian intervensi berupa
Hasil penelitian menunjukkan, terjadi konseling gizi prakonsepsi selama
peningkatan sikap pada sampel. Dimana seminggu dengan tiga kali pengulangan
sebelum diberikan konseling rata-rata nilai materi dapat meningkatkan atau merubah
sikap yang didapat sampel sebesar 23,70 sikap wanita pranikah tentang gizi
dengan nilai terendah 18 dan nilai prakonsepsi. Selain itu, perubahan sikap
tertinggi 30 dari total nilai 30. Dan setelah sampel setelah diberikan konseling
diberikan konseling rata-rata nilai sikap dikarenakan media pendidikan berupa
yang didapat sampel sebesar 27,00 leaflet yang mudah dimengerti tidak
dengan nilai terendah 25 dan nilai hanya berguna untuk menambah
tertinggi 30. pengetahuan, tetapi juga berpengaruh
pada sikap sampel yang akan termotivasi
Sebelum diberikan konseling, sampel untuk bersikap mendukung pemenuhuan
sudah mampu menguasai 79% dari total gizi pada masa prakonsepsi.
semua pertanyaan yang diberikan. Seseorang yang berpengetahuan
Kategori sikap sampel tentang Gizi baik tidak menjamin akan mempunyai
Prakonsepsi adalah cukup. Sebelum sikap yang positif. Sampel harus mampu
diberikan konseling tentang gizi menyerap, mengolah dan memahami
prakonsepsi, ada 5 pertanyaan tentang informasi yang diperoleh. Sikap positif
sikap yang ≥50% disikapi secara negatif yang dimaksud adalah adanya
oleh sampel, yaitu pertanyaan tentang keselarasan antara pengetahuan dengan
wanita prakonsepsi perlu mengonsumsi sikap sampel itu sendiri. Sampel yang
makanan beragam (nomor 1), wanita masih memiliki sikap negatif terhadap
prakonsepsi tidak perlu mengonsumsi pernyataan tertentu pada akhir penelitian
suplemen asam folat 3 bulan sebelum dapat disebabkan karena interpretasi
71
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

yang salah atau kurang tepat terhadap Agama agar setiap wanita pranikah
pernyataan sikap tersebut. yang mendaftarkan diri agar
Hasil penelitian menunjukkan, peran mendapatkan konseling tentang gizi
konseling gizi prakonsepsi dalam prakonsepsi.
penelitian ini signifikan meningkatkan 2. Agar pihak KUA membuat unit
sikap sampel. Berdasarkan uji T- konseling mengenai gizi prakonsepsi
Dependent didapatkan hasil bahwa ada di setiap konseling pranikah.
perbedaan sebelum dan sesudah
pemberian intervensi. Hasil analisis
menunjukkan, terjadi peningkatan rata-
rata nilai sikap sampel sebelum dan
sesudah diberikan konseling. Dengan nilai DAFTAR PUSTAKA
signifikan diperoleh p = 0,001<0,05 yang
artinya ada pengaruh konseling gizi Azzahra Margareta Fatimah dan Lailatul
prakonsepsi terhadap sikap sampel. Muniroh. 2015. Pengaruh Konseling
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian Mp-Asi. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kesimpulan
Azwar, Saifuddin. 2002. Sikap Manusia,
1. Hasil penelitian berdasarkan Teori dan Pengukurannya.
karakteristik sampel didapatkan bahwa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
masih ditemukan wanita yang
menikah diusia ≤20 (10%) tahun dan Baker, PN.;S.J. Wheeler; Sanders, TA.;
diatas >35 tahun (6,7%). Rata-rata Thomas, JE.; Hutchinson, Cj,;
tingkat pendidikan wanita pranikah di Clarke, K.; et al. 2009. A Prospective
Kecamatan Batang Kuis adalah Study of Micronutrient Status in
Sekolah Menengah Atas (SMA). Adolescent Pregnancy. American
Terdapat 11 wanita pranikah yang Journal of Clinical Nutrition, Vol. 89
mengalami KEK dari total 30 sampel (4); 1114-1124.
wanita pranikah.
2. Selisih peningkatan pengetahuan Cornelia, Edith Sumedi dan Irfanny
sampel sebesar 3,37 sehingga rata- Anwar. 2013. Konseling Gizi. Jakarta:
rata skor pengetahuan sampel Penerbit Plus.
sebelum dan sesudah pemberian
intervensi berupa konseling gizi Dinkes Deli Serdang. (2016). Profil
prakonsepsi meningkat dari 12,60 Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
menjadi 15,97. Tahun 2016. Deli Serdang : Tidak
3. Selisih peningkatan sikap sampel dipublikasikan.
sebesar 3,30 sehingga rata-rata skor
sikap sampel sebelum dan sesudah Fauziyah, Anny. 2012. Pengaruh
pemberian intervensi berupa konseling Pendidikan Kesehatan Tentang
gizi prakonsepsi meningkat dari 23,70 Nutrisi Prakonsepsi Terhadap Tingkat
menjadi 27,00. Pengetahuan, Sikap dan Praktik
4. Konseling yang dilakukan dengan tiga Konsumsi Makanan Sehat Wanita
kali pengulangan dalam waktu satu Pranikah di Kota Tegal. Tesis.
minggu memberikan pengaruh yang Jakarta: Universitas Indonesia.
signifikan (p=0,001) terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap Fikawati, Sandra, Ahmad Syafiq dan
wanita pranikah tentang gizi Khaula Karima. 2015. Gizi Ibu dan
prakonsepsi di Kecamatan Batang Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Kuis. Persada

Saran Hestuningtyas, Tiara Rosania dan Etika


Ratna Noer. 2014. Pengaruh
Konseling Gizi Terhadap
1. Diharapkan Dinas Kesehatan
Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu
bekerjasama dengan Departemen
Dalam Pemberian Makan Anak, Dan
72
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia Rahim Rahmiyati, A.Razak Thaha dan
1-2 Tahun Di Kecamatan Semarang Citrakesumasari. 2013. Pengetahuan
Timur. Journal of Nutrition College, dan sikap wanita prakonsepsi
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, tentang gizi dan kesehatan
Halaman 17 – 25. reproduksi sebelum dan setelah
suscatin di kecamatan ujung tanah.
Makassar: Universitas Hasanudin.

Ramlan, Ani Margawati dan Martha I.


Indriani Yaktiworo, Reni Zuraida dan Kartasurya. 2015. Pengaruh
Rabiatul Adawiyah. 2013. Pola Konseling Gizi Dan Laktasi Intensif
Makan Dan Tingkat Kecukupan Gizi Dan Dukungan Suami Terhadap
Wanita Usia Subur Pada Rumah Pemberian Air Susu Ibu (Asi)
Tangga Miskin. Seminar Nasional Eksklusif Sampai Umur 1 Bulan.
Sains & Teknologi V Lembaga Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-
Penelitian. Universitas Lampung. 4942) Vol. 3, No. 2, Juni 2015: 101-
107.
Irawati, Anies. 2009. Faktor Determinan
Resiko Kurang Energi Kronis (Kek) Shulhaeni, Husnul Fatah Noor. 2016.
Pada Ibu Menyusui dl Indonesia. Hubungan Antara Pendidikan Orang
Puslitbang Gizi dan Makanan, Badan Tua Dan Status Gizi Balita Di Desa
Litbang Kesehatan, Depkes RI. Ngargosari Kecamatan Samigaluh
Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Riset Universitas Muhammadiyah
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Surakarta.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Sholiha Hidayatush dan Sri Sumarmi.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: 2015. Analisis Risiko Kejadian Berat
2013. Bayi Lahir Rendah (Bblr) Pada
Primigravida. Media Gizi Indonesia,
Ni’mah Cholifatum dan Lailatul Muniroh. Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015:
2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, hlm. 57–63.
Tingkat Pengetahuan Dan Pola Asuh
Ibu Dengan Wasting Dan Stunting Sineke Jufri, Yohanis Tomastola dan
Pada Balita Keluarga Miskin. Media Kristina Nanangkong. 2013.
Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Pengaruh penyuluhan gizi terhadap
Januari–Juni 2015: hlm. 84–90. pengetahuan dan praktek gizi ibu
nifas di wilayah Puskesmas Likupang
Patimah, Sitti. 2017. Gizi Remaja Putri Kecamatan Likupang Timur
Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Kabupaten Minahasa Utara. Jurusan
Bandung: PT Refika Aditama Gizi Poltekkes Kemenkes Manado.
Vol. 5 No. 1.
Permatasari, Novelinda. 2017. Hubungan
Usia Ibu Saat Melahirkan Dengan Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu
Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Kartika. 2016. Gambaran kejadian
Rendah Di Rsud Tidar Magelang. kurang energi kronik dan pola makan
Universitas Muhammadiyah wanita usia subur di desa
Yogyakarta. pesinggahan kecamatan dawan
klungkung bali 2014. E-jurnal
Rahayu YP, M. Basit dan Mega Silvia. medika, vol. 5 no.6.
2015. HubungAn Usia Ibu Dengan
Bayi Berat Badan Lahir Renda Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam
(BBLR) di RSUD DR. H. MOCH. Daur Kehidupan, Bandung: PT
Ansari Saleh Banjar Masin Tahun Refika Aditama.
2013-2014. Dinamika Kesehatan,
Vol.5 No.2 Desember 2015 Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014.
Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
73
Lusyana Gloria Doloksaribu dan Abdul Malik Simatupang : Pengaruh Konseling Gizi ………...

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Anda mungkin juga menyukai