Anda di halaman 1dari 30

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, peneliti mencoba menganalisis representasi budaya jawa
yang terdapat pada video klip Tersimpan Di Hati berdasarkan visual dan
audio yang dilakukan para pemeran video klip ini. Peneliti akan meneliti
tanda-tanda dalam video klip yang dibagi menjadi beberapa kategori yang
diklasifikasikan menurut pembagian unsur-unsur budaya.
Dalam menganalisis data visual, penelitian ini akan menggunakan teori
Charles S. Peirce berangkat dari tiga elemen utama yang disebut Peirce teori
segitiga makna (Triangle Meaning), yaitu tanda (sign), objek (object), dan
interpretan (Interpretant).
Hubungan tanda, objek, dan interpretan (Triangle of Meaning)
Sign

Interpretant Object
(Sumber: Kriyantono, 2006: 266, Bagan Teori Charles S. Peirce)
Hasil penelitian di dapat dari mengambil beberapa adegan yang ada
dalam video klip Tersimpan Di Hati yang merepresentasikan budaya jawa
dari segi unsur-unsur budaya, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem
kemasyarakatan, sistem teknologi, sistem mata pencarian manusia, sistem
religi, dan kesenian. Dari 7 unsur budaya tersebut, hanya 4 unsur yang
terdapat dalam video klip ini yaitu, bahasa, sistem teknologi, sistem mata
pencarian, dan kesenian.
1. Bahasa
Bahasa yaitu mencakup bahasa lisan dan tulisan yang memiliki
fungsi sebagai cara berinteraksi, dan merupakan salah satu tanda adanya
budaya suatu peradaban. Dalam video klip ini terdapat unsur bahasa yang

45
46

merepresentasikan budaya jawa yaitu bahasa jawa sebagai lirik dalam lagu
ini, yakni sebagai berikut:
Gambar 5.1 Bahasa Jawa
Durasi 02:26 – 02:39

Lirik lagu:
“Setunggal ewu bintang ing langit ongkoso (seribu bintang di langit
angkasa)
Aku lan kowe ing manunggaling (aku dan dirimu dalam kesatuan)
Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi (menghayati perilaku
mulia dengan budi pekerti luhur)
Ojo mabuk dunyo, uripmu rekoso” (Jangan mabuk dunia, hidupmu
akan sengsara)

Gambar 5.2 Bahasa Jawa


Durasi 03:26 – 03:40

Lirik lagu:
Aku lan kowe ing manunggaling (aku dan dirimu dalam kesatuan)
Ojo mabuk dunyo, uripmu rekoso (Jangan mabuk dunia, hidupmu
akan sengsara)
Aku lan kowe ing manunggaling (aku dan dirimu dalam kesatuan)
Sumber: tayangan video klip Tersimpan di Hati
47

Tabel 5.1
Representasi Unsur Bahasa

Tanda Gambar 5.1: Seorang penyanyi bernama Sara Fajira


sedang bernyanyi dengan teknik rap sambil menggerakkan
tangan dan kepala mengikuti arah pergerakan kamera.
Lirik lagu yang ia nyanyikan adalah:
Setunggal ewu bintang ing langit ongkoso
Aku lan kowe ing manunggaling
Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi
Ojo mabuk dunyo, uripmu rekoso.
Gambar 5.2: Prince Hussein sedang melantunkan nada
sambil berdiri di sebuah sabana diiringi latar suara dari
Sara Fajira yang mengulang beberapa penggalan lirik
lagunya. Lirik lagu yang ia nyanyikan adalah:
Aku lan kowe ing manunggaling
Ojo mabuk dunyo, uripmu rekoso
Aku lan kowe ing manunggaling.
Objek Sara Fajira nge-rap (berkata-kata dengan cepat)
menggunakan bahasa jawa
Interpretan Pandangan Sara Fajira bahwa kita sebagai masyarakat
Indonesia hidup dalam kesatuan dan sangat menjunjung
perilaku yang baik serta berbudi pekerti yang luhur.
Diselipkan pesan bahwa jangan terlalu terlena dengan
dunia jika tidak ingin sengsara.

Gambar 5.1 dan gambar 5.2 menggambarkan bahwa video klip ini
merepresentasikan budaya jawa dari segi bahasa. Terlihat pada gambar 5.1
yang berdurasikan 13 detik ini, Sara Fajira menyanyikan lagu dengan cara
rap menggunakan bahasa jawa. Selain visual Sara Fajira, terselip juga
visual seorang violin yang sedang memainkan biola serta seorang pemusik
yang sedang memainkan gamelan sunda. Pada gambar ini, teknik
48

pengambilan gambar yang digunakan adalah Medium Close Up, dimana


teknik ini untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. 94
Teknik Medium Close Up digunakan untuk memperlihatkan ekspresi dan
gerak tubuh Sara Fajira sehingga fokus penonton tertuju pada Sara dan
yang melatar belakangi lokasi ini yaitu jalanan yang disekelilingnya
rumput dan sebuah bangunan.
Penggalan lirik yang dinyanyikan Sara Fajira mengandung pesan,
dimana masyarakat Indonesia hidup dalam sebuah negara yang
berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika harus menjunjung tinggi nilai
persatuan serta berbudi pekerti yang luhur. Bahasa jawa digunakan pada
rap ini selain karena tema lagu ini tentang kebudayaan jawa, juga
mewakili mayoritas penduduk Indonesia yang bersuku dan bertempat
tinggal di pulau Jawa.
Pada gambar 5.2 yang berdurasi 14 detik ini, terlihat visual Prince
Hussein yang sedang melantunkan nada, dilanjutkan dengan pengambilan
gambar pemandangan alam tanah jawa menggunakan drone yang dilatar
belakangi oleh suara Sara Fajira. Pada gambar ini, teknik pengambilan
gambar yang digunakan adalah Medium Close Up pada visual Prince
Hussein dan Sara Fajira. Kemudian pada shoot selanjutnya menggunakan
teknik Aerial Shoot, yaitu pengambilan gambar dari udara untuk
menciptakan sudut pandang yang lebih spektakuler dan dramatis .95
Sara Fajira mengulang rap-nya kembali pada lirik:
Aku lan kowe ing manunggaling
Ojo mabuk dunyo, uripmu rekos.
Aku lan kowe ing manunggaling
Yang berarti: aku dan dirimu hidup dalam kesatuan, jangan mabuk
dunia, hidupmu akan sengsara. Lirik ini diulang kembali sebagai pengingat
bahwa kita jangan hidup dalam keserakahan.

94
Baksin Askurifai, Videografi Operasi Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar,
(Bandung: Widya Padjajaran, 2009), 85
95
Bintang Pagi, “Sekilas Tentang Foto Udara dan Aerial Sinematografi”, dalam
http://bintangpagi.com/sekilas-tentang-foto-udara-dan-aerial-sinematografi/, (diakses 10 Agustus
2019).
49

2. Sistem Teknologi
Sistem teknologi yaitu mencakup alat-alat produksi, senjata, wadah,
makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat tinggal atau rumah
serta alat transportasi. Dalam video klip ini terdapat unsur budaya
peralatan teknologi manusia, yaitu:
Gambar 5.3 Sistem Teknologi
Durasi ke 03:08

Gambar 5.4 Sistem Teknologi


Durasi ke 03:36

Sumber data: tayangan video klip Tersimpan di Hati

Tabel 5.2
Representasi Unsur Sistem Teknologi
Tanda Gambar 5.3: Terlihat dua orang sedang mendayung perahu
ditengah-tengah sebuah kolam.
Gambar 5.4: Tampak tiga buah speedboat berada di
tengah-tengah perairan biru yang luas
Objek Perahu
Interpretan Masyarakat jawa menggunakan perahu dan speedboat
sebagai alat transportasi mereka di perairan.
50

Gambar 5.3 dan 5.4 menggambarkan bahwa video klip ini


merepresentasikan budaya jawa dari segi sistem teknologi. Terlihat pada
gambar 5.3, tampak dua orang berada diatas perahu sedang mendayung
perahu ke tengah-tengah sebuah kolam. Tampak juga disekitaran kolam
banyak rumah-rumah terapung seperti milik nelayan. Teknik pengambilan
gambar yang digunakan adalah Long Shoot, dimana gambar diambil untuk
menunjukkan objek yaitu dua orang yang berada di perahu dengan latar
belakangnya yaitu pemandangan sekitaran danau.
Lalu pada gambar 5.4, tampak tiga buah speedboat yang sedang
berdekatan di sebuah perairan luas seperti lautan. Speedboat ini adalah
bentuk perkembangan teknologi dari perahu dimana speedboat ini sudah
memakai motor sebagai alat penggeraknya. Hal ini mengindikasikan
bahwa masyarakat jawa juga memakai speedboat sebagai moda
transportasi air mereka. Teknik pengambilan gambar yang digunakan
adalah Aerial Shoot, dimana pengambilan gambar diambil dari udara untuk
memperlihatkan speedboat dan perairan dari ketinggian.
Teknologi yang telah digambarkan pada unsur budaya adalah
bagaimana suatu teknologi dapat berevolusi yang dimulai dari suatu
teknologi tradisional hingga teknologi modern, berkembang seiring pada
perkembangan budaya di sepanjang zaman.
3. Sistem Mata Pencarian
Sistem mata pencarian, yaitu mencakup metode manusia untuk
bertahan hidup. Kegiatannya misalnya bercocok tanam, berdagang,
bertani, dan lain sebagainya. Dalam video klip ini, terdapat visual yang
merepresentasikan sistem mata pencaharian manusia dalam budaya jawa,
yaitu:
51

Gambar 5.5 Mata Pencarian


Durasi ke 03:34

Sumber data: tayangan video klip Tersimpan di Hati


Tabel 5.3
Representasi Unsur Sistem Mata Pencarian
Tanda Seorang petani sedang menanam padi di sawah
Objek Bertani sawah
Interpretan Bertani merupakan salah satu mata pencarian hidup dari
sebagian besar masyarakat Jawa di desa-desa. Di dalam
melakukan pekerjaan pertanian ini, diantara mereka ada
yang menggarap tanah pertaniannya untuk dibuat kebun
kering (tegalan), terutama mereka yang hidup di
pegunungan. Sedangkan yang bertempat tinggal di daerah-
daerah yang lebih rendah mengolah tanah-tanah pertanian
tersebut guna dijadikan sawah.

Gambar 5.5 menggambarkan bahwa video klip ini


merepresentasikan budaya jawa dari segi sistem mata pencaharian. Dalam
gambar ini tampak seorang petani sedang menanam padi di sawah yang
dikelilingi rumah warga. Gambar ini diambil menggunakan drone yang
bergerak mendekati seorang petani padi. Teknik pengambilan gambar
yang digunakan adalah Long Shoot, dimana gambar diambil untuk
menunjukkan objek dengan latar belakangnya, yaitu areal persawahan.
Indonesia dikenal sebagai negara agraria yang masyarakatnya bercocok
tanam. Ditandai dengan mayoritas penduduk pulau jawa yang bekerja
sebagai petani sawah. Berbeda dengan pulau lain di Indonesia yang
masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani sawit atau tambang.
52

4. Kesenian
Kesenian mencakup berbagai bentuk seni, seperti seni musik, seni
tari, seni lukis, sastra, arsitektural, dan lain-lain. Setiap karya kreatif
manusia yang mengandung seni merupakan unsur budaya. Kesenian jawa
yang terdapat dalam video klip ini adalah:
a. Wayang
Wayang adalah suatu jenis pertunjukkan teater yang khas di
Indonesia, terdapat pada berbagai suku bangsa (Jawa, Bali, Sasak,
Sunda, Banjar), dan mempunyai sejumlah varian bentuk ungkapan,
namun kesemuanya ditandai oleh kesamaan ciri teknis, yaitu tokoh-
tokoh cerita dibuat dalam bentuk peraga, berupa boneka pipih atau tiga
dimensi, dan peraga-peraga itu dimainkan oleh seorang dalang. Di
samping itu terdapat varian yang peraganya adalah manusia
(pemeran/penari), dan disebut wayang wong (Jawa dan Bali), atau
wayang wwang (Jawa Kuno).96
Dalam video klip Tersimpan di Hati ini, terdapat visual yang
merepresentasikan kesenian jawa yaitu pertunjukkan wayang orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 5.6 Kesenian Wayang
Durasi 01:24

96
Mukhlis Paeni, loc. cit., hal 49.
53

Gambar 5.7 Kesenian Wayang


Durasi ke 01:46

Gambar 5.8 Kesenian Wayang


Durasi ke 03:13

Gambar 5.9 Kesenian Wayang


Durasi ke 03:17

Sumber: tayangan video klip Tersimpan di Hati

Tabel 5.4
Representasi Unsur Kesenian Wayang
Tanda Gambar 5.6: Tampak dua orang wayang yang
membelakangi kamera sedang memainkan wayang orang
Gambar 5.7: Seorang wayang yang sedang menggerakkan
tangannya di depan seorang wayang
Gambar 5.8: Dua orang wayang yang sedang memegang
tangan dilihat oleh seorang wayang dari jarak yang
54

lumayan jauh yang membelakangi kamera.


Gambar 5.9: seorang wayang perempuan membelakangi
wayang laki-laki yang sama-sama menghadap kebawah
Objek Pementasan wayang orang
Interpretan Eka Gustiwana menampilkan pertunjukkan wayang orang
untuk mengenalkan kesenian wayang yang merupakan
budaya asli dari jawa.

Gambar 5.6 sampai gambar 5.9 menggambarkan bahwa video


klip ini merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian, yaitu
wayang orang. Visual-visual ini diambil secara terpisah dari video klip
dan ditampilkan hanya sepersekian detik, yang jika digabungkan
menjadi sebuah pertunjukkan wayang orang. Wayang orang biasanya
mengambil cerita Ramayana dan Mahabharata sebagai induk
ceritanya. Pertunjukkan wayang orang ditampilkan dalam video klip
ini sebagai budaya asli dari jawa yang harus dilestarikan.
Pada gambar 5.6, teknik pengambilan gambar yang digunakan
adalah Medium Close Up, dimana teknik ini untuk mempertegas profil
dari para wayang orang sehingga penonton jelas, dan yang melatar
belakangi lokasi ini yaitu panggung pementasan. Lalu pada gambar
5.7 dan 5.9, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Two
Shoot, dimana pengambilan gambar dua objek untuk memperlihatkan
adegan dua orang wayang yang sedang berkomunikasi. Sedangkan
pada gambar 5.8, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah
Medium Shoot, dimana pengambilan gambar sebatas kepala hingga
pinggang wayang untuk memperlihatkan sosok wayang orang secara
jelas.
b. Sinden
Sinden adalah sebutan bagi para wanita yang bernyanyi untuk
mengikuti iringan Gendhing Gamelan. Sinden sangat identik dengan
musik Gamelan, karena Sinden biasanya selalu ada pada
55

pertunjukan Wayang atau setiap pertunjukan yang menggunakan


iringan musik Gamelan. Selain memiliki keahlian vokal yang baik,
Sinden juga harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik agar
dapat memeriahkan acara.97 Dalam video klip Tersimpan di Hati ini,
terdapat visual yang merepresentasikan kesenian jawa yaitu sinden.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 5.10 Kesenian Sinden
Durasi 00:41 - 00:56

Gambar 5.11 Kesenian Sinden


Durasi ke 01:20

Gambar 5.12 Kesenian Sinden


Durasi ke 03:48

97
Negeri Indonesia, “Sinden Seni Menyanyi Tradisional Dari Jawa”, dalam
http://www.negerikuindonesia.com/2015/07/sinden-seni-menyanyi-tradisional-dari.html, (diakses
14 Juli 2019).
56

Sumber data: tayangan video klip Tersimpan di Hati


Tabel 5.5
Representasi Unsur Kesenian Sinden
Tanda Gambar 5.10: Seorang sinden sedang bernyanyi sambil
menggerakkan kedua tangannya diiringi alat musik
gamelan
Gambar 5.11: Seorang sinden sedang menari diiringi
gamelan
Gambar 5.12: Seorang sinden sedang menari sambil
menggerakkan kedua tangannya.
Objek Sinden
Interpretan Eka Gustiwana menampilkan sinden sebagai pengisi suara
latar dalam video klipnya. Selain itu sinden ini juga
diiringi oleh beberapa alat musik gamelan.

Gambar 5.10 sampai gambar 5.12 menggambarkan bahwa video


klip ini merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian, yaitu sinden.
Sinden biasanya selalu ada pada pertunjukan Wayang atau setiap
pertunjukan yang menggunakan iringan musik Gamelan. Sinden
ditampilkan dalam video klip ini selain sebagai suara latar dalam
musiknya, juga sebagai perwakilan budaya asli dari jawa yang harus
dilestarikan.
Pada gambar 5.10 yang berdurasikan 15 detik ini, terlihat seorang
sinden laki-laki sedang menyanyikan tembang sambil menari diiringi
alat musik gamelan. Selain visual sinden, terdapat juga visual berbagai
macam alat musik pengiringnya. Teknik pengambilan gambar yang
digunakan adalah Medium Close Up, dimana teknik ini untuk
mempertegas profil sinden sehingga penonton jelas. Begitu juga pada
gambar 5.12 yang menampilkan seorang sinden laki-laki sedang menari
dengan teknik pengambilan gambar Medium Close Up.
57

Pada gambar 5.11, seorang sinden sedang menari dilatar


belakangi pemain gamelan. Teknik pengambilan gambar yang
digunakan adalah Knee Shoot, yaitu pengambilan gambar diambil
sebatas kepala hingga lutut untuk memperlihatkan sosok objek secara
jelas, dimana objeknya adalah seorang sinden dan yang
melatarbelakangi lokasi ini adalah pantai pada malam hari.
c. Alat Musik
Alat musik tradisional Jawa beraneka ragam sesuai dengan
daerahnya. Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah gamelan
jawa. Gamelan ini tentu saja memiliki perbedaan dengan gamelan bali
dan gamelan sunda. Nada yang dimiliki oleh gamelan jawa lebih
lembut, sedangkan gamelan bali cenderung rancak dan gamelan sunda
sangat mendayu-dayu.98 Selain itu ada angklung yang merupakan salah
satu alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu,
dan berbagai jenis alat musik lainnya.
Dalam video klip Tersimpan di Hati ini terdapat berbagai alat
musik yang ditampilkan, yaitu:
Gambar 5.13 Kesenian Alat Musik Gamelan
Durasi ke 00:44

98
Hamid Bahari, loc. cit., hal. 47.
58

Gambar 5.14 Kesenian Alat Musik Gamelan


Durasi ke 00:46

Gambar 5.15 Kesenian Alat Musik Gamelan


Durasi ke 02:32

Gambar 5.16 Kesenian Alat Musik Gamelan


Durasi ke 00:48

Gambar 5.17 Kesenian Alat Musik Gamelan


Durasi ke 01:56
59

Gambar 5.18 Kesenian Alat Musik Gamelan


Durasi ke 01:58

Sumber data: tayangan video klip Tersimpan di Hati

Tabel 5.6
Representasi Unsur Kesenian Alat Musik Gamelan
Tanda Gambar 5. 13: Tiga orang pemain gamelan sedang
memainkan alat musik gambang dan bonang
Gambar 5.14: Tampak sepasang tangan sedang memukul
alat musik gambang
Gambar 5.15: Seorang pemain gamelan sedang memukul
alat musik bonang
Gambar 5.16: Seorang pemain gamelan sedang memukul
gambang, disampingnya terdapat sebuah alat musik
kendang, sambil duduk di atas karang di pantai
Gambar 5.17: Seorang pemain gamelan sedang memukul
kendang
Gambar 5.18: Enam orang pemain gamelan sedang
memainkan alat musik gamelan yang mereka pegang
masing-masing, dan seorang pria ditengah-tengah pemusik
sedang melantunkan tembang.
Objek Gamelan
Interpretan Eka Gustiwana menampilkan gamelan sebagai musik
pendukung dalam video klipnya.
60

Gambar 5.13 sampai gambar 5.18 menggambarkan bahwa video


klip ini merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian alat musik,
yaitu Gamelan. Gamelan merupakan seperangkat alat musik khas dari
jawa terutama Yogyakarta dengan alat musiknya yaitu gambang,
kendang, bonang, gong, dll. Gamelan ini sebagai ciri khas dari alat
musik jawa. Eka Gustiwana menggunakan suara dari gamelan ini untuk
memperkaya musik dalam lagunya.
Terlihat pada gambar 5.13, tiga orang pemain gamelan sedang
memainkan alat musik gambang dan bonang dengan teknik
pengambilan Medium Shoot. Dilanjutkan pada gambar 5.14 dimana
terlihat tangan seorang pemusik sedang memukul alat musik gambang,
dengan teknik pengambilan gambar Close Up, berfungsi memberi
gambaran jelas tentang objek, yaitu gambang. Pada gambar 5.15,
terlihat seorang pemusik sedang memukul alat musik bonang yang ada
didepannya dengan teknik pengambilan gambar Medium Shoot. Ketiga
gambar ini berlatar tempat di pekarangan sebuah rumah.
Pada gambar 5.16, tampak seorang pemain gamelan sedang
memukul gambang yang disampingnya terdapat alat musik kendang,
berlatar di pantai dengan bebatuan karang. Teknik pengambilan gambar
yang digunakan adalah Long Shoot, dimana untuk memperlihatkan
objek beserta lingkungannya. Lalu pada gambar 5.17, tampak seorang
pemain gamelan sedang memukul kendang yang berada didepannya.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Close Up, dengan
gambar yang berfokus pada alat musik kendang.
Pada gambar 5.18, terlihat enam pemain gamelan sedang
memainkan alat musik gamelan, dan ditengah-tengah mereka terdapat
seorang sinden laki-laki sedang melantunkan tembang. Tembang yang
ia nyanyikan menjadi suara latar pada lagu ini dari menit ke 01:58
hingga 02:13. Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah
Long Shoot, dimana memperlihatkan keseluruhan pemain beserta
lingkungan disekitar pemain gamelan.
61

Gambar 5.19 Kesenian Alat Musik Drumblek


Durasi ke 00:34

Gambar 5.20 Kesenian Alat Musik Drumblek


Durasi ke 00:40

Gambar 5.21 Kesenian Alat Musik Drumblek


Durasi ke 01:17

Sumber data: tayangan video klip Tersimpan di Hati

Tabel 5.7
Representasi Unsur Kesenian Alat Musik Drumblek
Tanda Gambar 5.19: Sebuah drum yang dipukul oleh pemain
drumblek
Gambar 5.20: Lima orang pemusik sedang memainkan alat
musik drumblek
62

Gambar 5.21: Sepuluh orang penabuh drum berbaris


berhadapan sambil memainkan drumblek, dan seorang
pemukul bambu berdiri ditengah-tengahnya
Objek Drumblek
Interpretan Penampilan drumblek sebagai musik pendukung dalam
video klip ini, serta memperkenalkan keunikan alat musik
yang ada di jawa.

Gambar 5.19 sampai gambar 5.21 menggambarkan bahwa video


klip ini merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian alat musik,
yaitu Drumblek. Kesenian drumblek merupakan bentuk kesenian dari
Kota Salatiga yang mengadopsi orkes harmoni (musik lapangan-drum
band). Apabila dalam orkes harmoni alat musik yang digunakan adalah
instrument musik Barat, namun dalam kesenian drumblek, alat musik
yang dipakai adalah barang-barang bekas, misalnya tong plastik, tong
seng, bambu, pentongan, dll. 99 Drumblek ditampilkan dalam video klip
ini untuk memperkenalkan dan membangkitkan lagi kesenian asal
Salatiga ini kepada masyarakat luas. Selain itu, penampilan drumblek
ini juga menjadi musik pendukung pada lagu ini.
Terlihat pada gambar 5.19, seorang pemain drumblek sedang
memukul drum yang disandangnya. Teknik pengambilan gambar yang
digunakan adalah Over Shoulder Shot, dimana kamera berada di
belakang bahu salah satu pemain. Objek utama yaitu drum tampak
menghadap kamera dengan latar bahu sang pemain.
Pada gambar 5.20, terlihat tiga orang penabuh drum sedang
memainkan drumblek, sedang dua orang lagi kamera tak menampakkan
alat musik yang mereka gunakan. Visual ini diambil menggunakan
teknik Medium Shot, dimana pengambilan gambar sebatas kepala
hingga pinggang untuk memperlihatkan sosok objek secara jelas.
Pada gambar 5.21, tampak sepuluh orang penabuh drum berbaris
berhadapan sambil memainkan drum, dan seorang pemukul bambu

99
Budaya Jawa, “Kesenian Drumblek, Seni Asli Salatiga”, dalam
https://budayajawa.id/kesenian-drumblek-seni-asli-salatiga/, (diakses 14 Juli 2019).
63

berdiri ditengah-tengahnya, dengan latar pepohonan yang rindang.


Kamera bergerak mendekati pemusik agar objek yang diambil lebih
jelas. Visual ini diambil menggunakan teknik Full Shoot, dimana
pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki untuk
memperlihatkan objek beserta lingkungannya. 100
Gambar 5.22 Kesenian Alat Musik Patrol
Durasi ke 01:50

Gambar 5.23 Kesenian Alat Musik Patrol


Durasi ke 01:56

Sumber: tayangan video klip Tersimpan di Hati


Tabel 5.8
Representasi Unsur Kesenian Alat Musik Patrol
Tanda Gambar 5.22: Tiga orang pemain alat musik patrol sedang
memukul kentongan yang ada didepannya
Gambar 5.23: Dua orang pemusik sedang memukul
kentongan yang masing-masing berbeda ukuran
Objek Patrol
Interpretan Penampilan patrol sebagai musik pendukung dalam video
klip ini, serta memperkenalkan keunikan alat musik yang
ada di jawa.

100
Baksin Askurifai, loc. cit.,hal. 85
64

Gambar 5.22 sampai gambar 5.23 menggambarkan bahwa video


klip ini merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian alat musik,
yaitu Patrol. Musik Patrol adalah kesenian musik tradisional dari Jawa
Timur yang bebunyiannya keluar dari alat musik kentongan. Kentongan
yang dipakai bermacam-macam dengan berbagai ukuran. Cara
membunyikannya pun dibunyikan dengan teratur. Alhasil bebunyian
yang keluar pun terdengar enak di telinga. 101 Patrol ditampilkan dalam
video klip ini sebagai musik pendukung dari lagu ini, dan juga untuk
memperkenalkan alat musik masyarakat jawa yang jarang diketahui
masyarakat luas.
Terlihat pada gambar 5.22, tiga orang pemain alat musik patrol
sedang memukul kentongan dengan berbagai ukuran secara bersamaan.
Visual ini menggunakan teknik pengambilan gambar Knee Shoot
dimana pengambilan gambar diambil dari batas kepala pemain musik
hingga lutut untuk memperlihatkan pemain yang sedang memukul
kentongan secara jelas.
Pada gambar 5.23, tampak dua orang pemain patrol sedang
memukul kentongan, dimana kamera hanya menampakkan badan
mereka dari dada ke kaki agar penonton fokus melihat ke alat musik
yang digunakan. Teknik pengambilan gambar yang digunakkan adalah
Medium Shot, dimana pengambilan gambar diambil untuk
memperlihatkan objek kentongan secara jelas.

101
Budaya Jawa, “Musik Patrol, Musik Tradisional Asal Jawa Timur”, dalam
https://budayajawa.id/musik-patrol-musik-tradisional-asal-jawa-timur/, (diakses 15 Juli 2019).
65

Gambar 5.24 Kesenian Alat Musik Gejog Lesung


Durasi ke 00:55

Sumber: tayangan video klip Tersimpan di Hati

Tabel 5.9
Representasi Unsur Kesenian Alat Musik Gejog Lesung
Tanda Terlihat sebuah lesung yang sedang dipukul oleh beberapa
petani menggunakan alu
Objek Lesung yang sedang dipukul
Interpretan Pemanfaataan lesung yang tak hanya sebagai alat
penumbuk padi, namun juga sebagai kesenian musik dari
jawa.

Gambar 5.24 menggambarkan bahwa video klip ini


merepresentasikan budaya jawa dari segi kesenian. Terlihat sebuah
Gejog Lesung yang sedang di ditumbuk beramai-ramai oleh para
petani. Lesung adalah benda yang terbuat dari kayu yang dilubangi
berbentuk perahu, digunakan dengan cara ditumbuk untuk melepaskan
kulit padi dengan daging padinya. Lesung ini juga digunakan para
petani untuk menghibur mereka di waktu senggang dengan cara dipukul
yang menghasilkan musik yang indah, yang dinamakan kesenian Gejog
Lesung. Namun setelah berkembangnya alat penggiling padi yang
semakin modern, maka gejog lesung saat ini berkembang menjadi
kesenian musik tradisional. Pada Gambar 5.24, teknik pengambilan
gambar yang digunakan adalah Close Up, dimana memberikan
66

gambaran yang jelas tentang objek yang diambil, yaitu fokus pada
lesung.

B. Pembahasan
Video klip berjudul Tersimpan Di Hati yang dirilis pada tanggal 1 Juni
2018 adalah sebuah video klip musik yang berdurasikan 4 menit 6 detik,
karya Eka Gustiwana dan dinyanyikan oleh Prince Husein dan Sara Fajira.
Video klip ini menampilkan wajah baru dari musik tradisional di Indonesia,
khususnya kesenian musik yang berasal dari tanah Jawa.
Setelah dilakukan penyajian data dan pengolahan data pada bab
sebelumnya, maka data tersebut dapat dianalisis secara ilmiah berdasarkan
teori dan konsep yang digunakan pada penelitian ini. Pada bagian ini, peneliti
akan menjelaskan pembahasan yang didasari dari hasil penelitian mengenai
representasi makna budaya jawa terkait tanda, objek, dan interpretan dalam
video klip Tersimpan di Hati.
Dalam semiotika Charles Sanders Peirce terdapat tiga elemen utama
yang disebut Peirce sebagai teori segitiga makna atau Triangle Meaning,
yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek) dan penggunaan tanda (interpretan).
Tanda diartikan sebagai sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap
oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk
(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Dalam video klip
Tersimpan di Hati tanda-tanda yang ditampilkan yang berkaitan dengan
budaya Jawa yakni visual para musisi lokal dan lirik dalam video klip
Tersimpan di Hati yang mewakili budaya Jawa. Hal tersebut dapat dilihat dari
ditampilkannya berbagai kesenian, alam, serta penggunaan bahasa jawa
sebagai lirik lagunya.
Dari hasil analisis diatas, para musisi lokal dalam video klip Tersimpan
di Hati merupakan bagian dari masyarakat Jawa karena para musisi tersebut
menggunakan alat musik Jawa serta berbahasa Jawa dalam liriknya. Dapat
dikatakan bahwa video klip ini mencerminkan kebudayaan Jawa yang kental
akan bahasa dan keseniannya. Sejalan dengan konsep representasi yang
67

dikemukakan oleh Stuart Hall, representasi budaya Jawa dihadirkan dalam


video klip lewat gambar dan lirik, maka representasi ini masuk dalam
kategori reflective, dimana bahasa dan kesenian yang dibawakan musisi lokal
merupakan cerminan makna sesungguhnya seperti di dunia nyata.
Objek adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau
sesuatu yang dirujuk tanda. Dalam video klip Tersimpan di Hati ini, objek
yang menunjukkan budaya Jawa ditampilkan berupa bahasa Jawa, alat musik,
transportasi, dan mata pencarian masyarakat jawa. Hal ini tampak pada lirik
lagu, gestur tubuh, alat-alat yang digunakan, pakaian dan aksesoris yang
dikenakan pengisi gambar. Lalu hal-hal tersebut melahirkan referensi dari
tanda-tanda yang ada dalam video klip Tersimpan di Hati. Seperti kesenian
wayang orang yang ditampilkan dalam video klip ini, dari gerakan tubuh,
pakaian dan aksesoris yang dikenakan para pemain menjadi tanda sehingga
kita merujuk bahwa yang mereka lakukan ini adalah pementasan wayang
orang. Begitu juga penggunaan bahasa jawa, dari lirik yang dinyanyikan oleh
Sara Fajira dapat diketahui bahwa video klip ini menggunakan bahasa jawa
sebagai identitas bahwa video klip ini menyajikan kebudayaan jawa dalam
bentuk bahasa.Sesuai dengan konsep representasi yang dikemukakan Stuart
Hall, dapat dinyatakan objek dalam video klip ini merepresentasikan
kebudayaan Jawa secara intensional, dimana tanda diciptakan oleh pengarang
melalui bahasa.
Interpretan adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan
tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada
dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Interpretan
dalam video klip Tersimpan di Hati yang menunjukkan budaya Jawa yakni
makna dari lirik bahasa Jawa, makna transportasi perahu, makna bercocok
tanam, dan makna berbagai kesenian berdasarkan objek yang ditampilkan
dalam video klip ini. Sesuai dengan konsep representasi yang dikemukakan
Stuart Hall, dapat dinyatakan interpretan dalam video klip ini
merepresentasikan kebudayaan Jawa secara constructionist, dimana kita lah
yang memberi makna menggunakan representasi sistem konsep dan tanda.
68

Berbicara masalah kebudayaan Jawa, seperti diketahui, bahwa


kebudayaan Jawa telah tua umurnya sepanjang orang Jawa ada sejak itu pula
orang Jawa memiliki citra progresif dengan mengekspresikan karyanya lewat
budaya. Budaya Jawa adalah pancaran atau pengejawantahan budi manusia
Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide dan semangat dalam mencapai
kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin.102
Video klip Tersimpan di Hati memiliki makna dan syarat akan pesan-
pesan budaya yang terkandung didalamnya. Penggambaran alam dan
kesenian yang ada di Jawa menunjukkan bahwa identitas Jawa masih terjaga
dan eksis dari masa ke masa. Seperti yang tergambar dari keseluruhan gambar
(visual) dan audio (lirik) dalam video klip ini yang terbagi berdasarkan unsur-
unsur budaya. Ternyata dari ke-7 unsur budaya yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat, dalam video klip ini hanya terdapat 4 unsur, yaitu Bahasa,
Sistem Teknologi, Sistem Mata Pencarian, dan Kesenian. Berikut ini
merupakan data-data yang telah peneliti dapatkan dalam video klip
Tersimpan di Hati:
1. Bahasa
Pada video klip Tersimpan Di Hati, terdapat 1 unsur budaya bahasa
yaitu bahasa jawa pada durasi 02:26 - 02:39 dan durasi 03:26 - 03:40,
dimana pada adegan tersebut Sara Fajira bernyanyi dengan gaya rap
menggunakan bahasa jawa. Bahasa jawa yang digunakan oleh Sara Fajira
adalah bahasa Jawa Krama. Jawa krama ini paling umum dipakai
dikalangan orang jawa. Pemakaiannya sangat baik untuk berbicara pada
orang yang dihormati atau orang yang lebih tua.
Terlihat pada bait pertama kalimat pertama lirik rap yang
dinyanyikan oleh Sara Fajira, yaitu: Setunggal ewu bintang ing langit
ongkoso. Kata “Setunggal” pada bilangan bahasa jawa termasuk dalam
tingkatan bahasa Jawa Krama yang berarti satu. Berbeda dengan bahasa
Jawa Ngoko dimana bilangan satu adalah “siji”. Lirik ini jika

102
Suwardi Endraswara, loc. cit.
69

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “Seribu bintang di langit


angkasa”, dimana dianalogikan sebagai kita manusia di lautan manusia.
Kemudian di bait kedua kalimat pertama terdapat lirik Ngudi laku
utama kanthi sentosa ing budi. Kata ngudi termasuk dalam jawa krama
yang berarti menghayati. Jika dalam jawa ngoko, kata menghayati berarti
ngayati. Lirik ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti
“Menghayati perilaku mulia dengan budi pekerti”.
Lalu kata lain yang termasuk jawa Krama adalah dunyo yang berarti
dunia, rekoso yang berarti sengsara, dan ing manunggaling yang berarti
dalam kesatuan. Secara keseluruhan, makna lirik bahasa jawa dalam video
klip Tersimpan di Hati ini adalah kita sebagai manusia jangan hidup dalam
keserakahan jika tidak ingin sengsara.
Gambar diatas dianalisis menggunakan Teori Semiotika Charles S.
Peirce bahwa makna tanda budaya jawa dalam video klip Tersimpan di
Hati, yakni walau video klip ini merupakan gabungan dari budaya
tradisional dan modern, Eka Gustiwana tetap memasukkan bahasa jawa
disamping bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai identitas bahwa
lagu ini tentang budaya jawa. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat
jawa menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari dan merupakan
bahasa yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
2. Sistem Teknologi
Dalam video klip Tersimpan di Hati ini, terdapat 1 unsur teknologi
yang ada dalam budaya jawa, seperti pada Gambar 5.3. dan gambar 5.4.
Pada kedua gambar tersebut terdapat alat transportasi air berupa perahu
yang berbeda bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa masyarakat jawa menggunakan perahu sebagai
alat transportasi air mereka. Perahu yang digunakan telah mengalami
perkembangan yang awalnya bergerak menggunakan tenaga manusia
dengan bantuan dayung seperti pada gambar 5.3, kini masyarakat memakai
speedboat yang telah menggunakan motor agar pergerakan perahu bisa
lebih cepat seperti pada gambar 5.4. Perbedaan perahu ini pun disesuaikan
70

dengan kebutuhan dan dimana perahu ini digunakan. Alat transportasi


merupakan contoh dari sistem teknologi manusia yang berkaitan erat
dengan sistem mata pencarian, karena tanpa adanya teknologi manusia
tidak dapat bekerja.
Gambar diatas dianalisis menggunakan Teori Semiotika Charles S.
Peirce bahwa makna tanda budaya jawa dalam video klip Tersimpan di
Hati, yakni perahu sebagai moda transportasi masyarakat jawa yang
tinggal disekitaran perairan. Terutama masyarakat yang tinggal di
sekitaran pantai utara jawa.
3. Sistem Mata Pencarian
Selain dikenal sebagai bangsa bahari, Indonesia juga dikenal sebagai
bangsa agraris, dalam artian bahwa dalam mata pencariannya, mayoritas
penduduk bercocok tanam padi di sawah. Pertanian sebagai mata
pencarian utama dimiliki oleh orang-orang dari daerah Yogyakarta dan
Surakarta, dan sistem pertanian yang dipakai telah berusia berabad-abad
lamanya sebagaimana dipahatkan pada relief-relief candi dan dituliskan
dalam prasasti-prasasti di Jawa dan Bali.103
Sistem mata pencarian masyarakat jawa dapat diteliti dengan
memperhatikan gambar dimana terdapat seorang petani yang sedang
menanam padi pada durasi 03:34. Disekeliling sawah tersebut, terdapat
pemukiman warga yang cukup padat. Hal ini mengindikasikan bahwa
masyarakat jawa di desa-desa hidup dengan menjadi petani. Di dalam
melakukan pekerjaan pertanian ini, terlihat masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah-daerah yang lebih rendah mengolah tanah-tanah
pertanian tersebut untuk dijadikan sawah.
Gambar diatas dianalisis menggunakan Teori Semiotika Charles S.
Peirce bahwa makna tanda budaya jawa dalam video klip Tersimpan di
Hati, yakni petani sawah sebagai sumber mata pencarian masyarakat jawa
di daerah pedesaan.

103
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia Sistem Teknologi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009), hal. 39.
71

4. Kesenian
Dalam video klip Tersimpan di Hati, seringkali ditampilkan berbagai
jenis kesenian yang ada dalam budaya jawa. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat jawa mengenal dan melestarikan kesenian mereka. Berikut ini
merupakan penjelasan mengenai unsur kesenian jawa:
a. Wayang orang
Visual wayang orang dalam video klip ini terdapat pada gambar
5.7 hingga 5.10. Wayang orang ini adalah versi wayang yang
dimainkan oleh orang dengan memakai kostum yang mirip dengan
wayang versi boneka. Terlihat pada video klip ini, para pemain wayang
orang memakai pakaian yang sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai
pada wayang kulit. Muka mereka pun dibuat mirip dengan wayang kulit
yaitu dihias mukanya dengan gambar atau lukisan. Pertunjukkan
wayang orang dalam video klip ini sebenarnya ada dalam satu cerita,
namun Eka Gustiwana membagi-bagi videonya menjadi sepenggal-
sepenggal yang disebar disepanjang video.
Diketahui bahwa pertunjukkan wayang orang dalam video klip ini
dibawakan oleh Sanggar Wayang Orang Sriwedari yang berasal dari
Solo, Jawa Tengah. Ditampilkannya pertunjukkan wayang orang dalam
video klipnya sebagai bentuk representasi dari budaya jawa berupa
wayang orang dan sebagai bentuk apresiasi pekerja seni serta
menunjukkan bahwa masyarakat jawa masih melestarikan kesenian
wayang orang dari zaman ke zaman.
Gambar diatas dianalisis menggunakan Teori Semiotika Charles
S. Peirce maka didapatkan makna tanda budaya jawa dalam video klip
Tersimpan di Hati, yakni pertunjukkan wayang orang yang merupakan
bentuk nyata dari wayang kulit sebagai kesenian khas dari jawa.
b. Sinden
Selain seni pertunjukkan, masyarakat jawa juga memiliki seni
menyanyi dengan musikalitas yang tinggi. Hal ini dilihat dari
ditampilkannya sinden dalam video klip ini. Sinden merupakan sebutan
72

bagi para wanita yang bernyanyi untuk mengikuti iringan gamelan.


Selain memiliki keahlian vokal yang baik, Sinden juga harus
mempunyai kemampuan komunikasi yang baik agar dapat
memeriahkan acara.
Pada video klip Tersimpan di Hati, yang menggambarkan
kesenian sinden ditampilkan pada pada Gambar 5.10 durasi 00:41 -
00:56, Gambar 5.12 durasi 01:20, dan Gambar 5.13 durasi 03:48
memperlihatkan bagaimana seorang sinden bernyanyi dan menari
mengikuti irama gamelan yang berada dibelakangnya. Suara sinden ini
pun mengisi latar suara dari video klip ini. Dalam pementasan wayang
atau setiap pertunjukkan yang menggunakan iringan gamelan,
kehadiran sinden sangat diperlukan karena sinden juga bisa
berkomunikasi dengan dalang atau para penonton dengan diselingi
guyonan agar pertunjukkan berjalan meriah.104 Hal ini menandakan
bahwa masyarakat jawa sangat menyukai kehadiran sinden didalam
suatu pertunjukkan budaya.
Gambar diatas dianalisis menggunakan Teori Semiotika Charles
S. Peirce maka didapatkan makna tanda budaya jawa dalam video klip
Tersimpan di Hati, yakni penampilan sinden selain menjadi suara latar
dalam lagunya, juga sebagai ciri khas budaya jawa yang harus
dilestraikan.
c. Alat Musik
Dalam video klip Tersimpan di Hati, seringkali ditampilkan
beberapa jenis alat musik dari daerah dan bentuk yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat jawa mengenal dan melestarikan seni
musik. Seperti halnya gamelan yang paling banyak ditampilkan dalam
video klip ini. Dimana pada Gambar 5.13 durasi 00:44, Gambar 5.14
durasi 00:46, Gambar 5.15 durasi 02:32, Gambar 5.16 durasi 00:48 dan
Gambar 5.17 durasi 01:56 permainan gamelan terfokus pada satu

104
Negeri Indonesia, op.cit.
73

hingga tiga jenis alat musik. Sedangkan pada Gambar 5.18 durasi
01:58, permainan gamelan ditampilkan dalam formasi lengkap beserta
dengan sindennya.
Gamelan yang merupakan seperangkat alat musik berupa
kendang, bonang, gong, dan lain-lain ini tampil di beberapa tempat
seperti di pekarangan rumah, di tepi pantai dan di dalam ruangan. Hal
ini menandakan bahwa gamelan menjadi alat musik yang paling
diminati masyarakat jawa dimanapun pertunjukannya.
Lalu ada alat musik Drumblek yang merupakan bentuk kesenian
khas Kota Salatiga seperti drumband yang menggunakan barang-barang
bekas sebagai sebagai alat musiknya. Hal ini diperlihatkan pada
Gambar 5.19 durasi 00:34, Gambar 5.20 durasi 00:40, dan Gambar
5.21 durasi 01:17. Masyarakat Indonesia mungkin belum banyak yang
mengetahui tentang kesenian ini, namun di pulau jawa khususnya kota
Salatiga kesenian ini sudah ada sejak tahun 1986. Namun musik
drumblek berkembang pesat sejak 8 tahun terakhir ini, ditandai dengan
munculnya grup-grup drumblek baru di Kota Salatiga yang meramaikan
acara-acara kota.105 Seperti drumblek pada video klip ini yang
dibawakan oleh Sanggar Drumblek Abiyoso.
Selanjutnya alat musik Patrol yang merupakan kesenian musik
tradisional dari Jawa Timur yang bebunyiannya keluar dari alat musik
kentongan. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 5.22 durasi 01:50 dan
Gambar 5.23 durasi 01:56, dimana terdapat kentongan dengan berbagai
ukuran dipukul mengikuti irama lagu. Diketahui patrol ini dibawakan
oleh Sanggar Kartika Budaya dari Jember Jawa Timur. Tak hanya
Patrol, Sanggar Kartika Budaya juga mengkolaborasikan kesenian
patrol dengan gamelan. Hal ini mengindikasikan bahwa berbagai
kesenian alat musik jawa dapat digabung menjadi suatu kesenian yang
menarik. Sama seperti drumblek, patrol juga tidak banyak diketahui
oleh masyarakat Indonesia. Namun dengan ditampilkannya patrol

105
Budaya Jawa, op., cit.
74

dalam video klip ini, dapat mengenalkan kesenian patrol kepada


masyarakat Indonesia dan juga macanegara.
Lalu yang terakhir ada alat musik Gejog Lesung. Kesenian
tradisional yang masih dapat ditemukan di desa-desa Yogyakarta ini
dimainkan secara beramai-ramai. Biasanya terdapat 12 orang yang
memainkan. Terdiri dari lima atau enam orang yang menumbuk lesung,
sisanya akan menyanyi sambil menari dengan membawa tampah.106 Hal
ini diperlihatkan pada Gambar 5.24 durasi 00:55, dimana gejog lesung
dimainkan oleh beberapa orang menggunakan alu sebagai
penumbuknya. Kesenian ini telah berlangsung sejak ratusan tahun silam
dan masih dilestarikan hingga saat ini. Dalam video klip Tersimpan di
Hati, Gejog Lesung ini dimainkan oleh Tim Gejog Lesung Desa
Barepan dan Koramil, Klaten, Jawa Tengah. Menandakan bahwa
masyarakat di desa Barepan ini masih memainkan kesenian ini dikala
waktu luang para petani setelah seharian bekerja menumbuk padi.
Berbagai jenis alat musik diatas dianalisis menggunakan Teori
Semiotika Charles S. Peirce maka didapatkan makna tanda budaya jawa
dalam video klip Tersimpan di Hati, yakni keberagaman alat musik
yang ada dalam masyarakat jawa ditampilkan dalam video klip ini. Tak
hanya yang telah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia saja
seperti gamelan, namun banyak lagi kesenian musik yang dari berbagai
kota di pulau jawa yang sudah ada sejak lama dan masih dimainkan
hingga saat ini.

106
Good News From Indonesia, “Gejog Lesung Musik Klasik Alat Tani”, dalam
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/gejog-lesung-musik-klasik-alat-tani, (diakses
12 Agustus 2019).

Anda mungkin juga menyukai