Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIHAN

4.1. Tarian Gawi


Tarian Gawi merupakan kekayaan nenek moyang suku lio yang
mengungkapkan rasa Syukur atas kemenangan dalam peperangan perebutan
wilayah kekuasaan. Seiring dengan perjalanan perang antara suku sudah hilang.
Saat ini tari gawi mengalami perkembangan dan biasanya dipertunjukan pada
saat upacara joka ju atau tolak bala bahkan untuk upacara pernikahan dan
upacara syukuran. Sebelum dimulai tarian gawi diawali dengan bhea (sapaan
adat oleh mosalaki atau pemuka adat sebagai panglima perang).
Tarian gawi dipentaskan dalam bentuk lingkaran,sebagai pertanda
persatuan,kebersamaan dan kekompakan dari seluruh anggota masayarakat adat
setempat. Dalam formasinya para penari gawi terutama laki-laki harus berada
ditegah lingkaran,sedangkan penari Perempuan mengambil formasi diluar
lingkaran. Formasi seperti ini mempunyai arti memberikan penghargaan atau
penghormatan kepada kaum laki-laki dan penari Perempuan memberikan spirit
kepada kaum laki-laki untuk meramaikan suasana tarian gawi tersebut. Sebelum
tari gawi dimulai biasanya diadakan pemukulan gong sebagai isyarat atau
pertanda bahwa ditempat tersebut akan dipentaskan tari gawi. Tarian gawi
memiliki fungsi, antara lain fungsi ritual/religi, fungsi pendidikan, fungsi
hiburan,fungsi moral, dan memiliki makna sebagai kebersamaan /solidaritas,
makna pelestarian, dan makna estetis.
Menurut Andreas Wangge, gerak tarian gawi sebenarnya ada kaitannya
dengan peristiwa todo pare (pelepasan bulir padi dari tangkai dengan cara
diinjak dengan kaki) hingga hentakan yang berulang-ulang itulah yang menjadi
cikal bakal tarian gawi. Atas dasar pengalam todo pare tersebut, akhirnya
muncul istillah (seka jadi kanga, lepa jadi keda) artinya seka yang pada awal
mulanya biasa-biasa saja sebagai tempat todo pare akhirnya berubah menjadi
kanga (tempat keramat yang biasa dipakai oleh para mosa laki untuk membuat
upacara adat dan pada saat ini juga dipakai sebagai tempat gawi).

8
4.2. Bentuk Tari Gawi
Bentuk dalam seni adalah wadah untuk menuangkanisi yang ingin
disampaikan oleh seniman. Bentuk tari terlihat dari keseluruhan penyajian tari
tersebut yang mencakup Paduan antara elemen tari (Gerak, Ruang, Waktu)
maupun berbagai unsur pendukung penyajian tari (Iringan, Tata busana,
Tempat). Dalam tari gawi bentuk tari elemen dasar tari terdiri dari gerak, ruang,
dan waktu serta unsur pendukung iringan, tata rias, dan busana.
4.2.1. Elemen-elemen Tari Gawi
1. Gerak Tari Gawi.
Gerak merupakan elemen dasar tari yang dituangkan melalui
medium tubuh.Gerak dalam tari merupakan Bahasa yang dibentuk
menjadi pola gerak dari seorang penari yang sungguh dinamis, dengan
demikian gerak tidak hanya berupa serangkaian sikap atau postur tubuh
yang dihubungkan tetapi, merupakan sesuatu yang berkelanjutan. Gerak
tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak
ritmis yang indah.
2. Ruang Tari Gawi.
Ruang memiliki keterkaitan dengan gerak. Ruang adalah sesuatu
yang tidak bergerak atau ”Bisu”sampai gerakan terjadi didalamnya
mengintrodusir” Waktu” dan mewujudkan “Keruangan” sebagai suatu
bentuk. Ruang yang dilakukan penari biasanya disebut sebagai pola
lantai seperti yang terdapat pada tari gawi pola lantainya yaitu berbentuk
lingkaran spiral seperti lingkaran ular,setengah dan lingkaran penuh. Tari
gawi biasanya dipentaskan diarea yang luas karena merupakan tarian
massal berlatarkan rumah adat dan batu nisan.
3. Waktu Tari Gawi
Waktu merupakan salah satu elemen pembentuk tari yang
berkaitan dengan ritme. Gerakan yang berlangsung pada tari berarti ada
sebuah satuan waktu yang dibagi-bagi sesuai dengan tujuannya, sehingga
menjadi struktur waktu atau ritmis harmonis. Pada tari gawi yang
berkaitan dengan waktu adalah irama tari gawi dan tempo dalam

10
pertunjukan tari gawi. Irama pada tari gawi mengalir dan tempo pada tari
gawi ada tempo lambat dan tempo sedang.
4.2.2. Unsur-unsur pendukung Tari Gawi
1. Syair Lagu Gawi
Tarian Gawi biasanya diawali dengan nyanyian secara bergantian
oleh para peserta pria dan wanita.Peserta wanita menyanyikan Bele Lele
Lea dan dijawab dengan nyanyian Lea Lele Bele oleh peserta pria begitu
pula sebaliknya.Nyanyian ini terus dinyanyikan hingga jumlah peserta
kian banyak dan gawi makin ramai.Berdasarkan hasil wawancara syair-
syair dalam tari gawi berkaitan dengan kehidupan masyarakat khususnya
didesa woloaro.Syair-syair tersebut menggambarkan keseharian
Masyarakat seperti berkaitan dengan agama,roh-roh leluhur dan alam
gaib.
2. Busana Dan Tata Rias Tarian Gawi.
Busana berfungsi sebagai pendukung tema atau isi materi seni
yang disajikan dan untuk memperjelas peran-peran dalam suatu sajian
seni pertunjukan. Penata busana harus mampu mendukung penyajian
seni sehingga dapat menambah daya Tarik dan mempesona penyajian
penonton. Kostum yang digunakan dalam suatu pertunjukan tari tradisi
adalah mencerminkan kebudayaan dari daerah tersebut. Busana yang
dipakai penari pada umumnya bagi kaum laki-laki mengenakan sarung
adat lio yaitu Ragi Mite ( Sarung Tenun Hitam ) luka ( selendang tenun )
ikat pinggan dan lesu ( ikat kepala ). Sedangkan bagi kaum wanita
mengenakan busana lawo ( sarung tenun ) dan lambu nua/lambu mite
( baju hitam ).Tata rias penata rias adalah salah satu unsur kategori yang
berkaitan dengan karakteristik tokoh. Tata rias berperan penting dalam
membentuk efek wajah penari yang diinginkan.
3. Properti Tari Gawi.
Properti atau alat pendukung tari juga merupakan elemen
pelengkap dalam sajian tari yang berupa alat yang digunakan untuk
menari. Jenis perlengkapan atau properti yang secara langsung
berhubungan dengan tari disebut dance property yaitu segala

Anda mungkin juga menyukai