Anda di halaman 1dari 19

NOTULENSI TUTORIAL IKGM 2

SKENARIO 4 KELOMPOK 7
PERTEMUAN 1

Hari / Tanggal : Selasa, 4 Mei 2021


Kelompok : 7
Fasilitator : drg. Deo Agusta Rachmana Putri
Ketua : Tiara Anggun Arini (10619092)
Sekertaris : Mochammad Dafa Althaf (10619100)
Anggota : Shabilla Azzahra Khoirunnisa (10619087)
Shoffiyah Nabila (10619088)
Syahreza Maulana (10619089)
Syifa Kurnia Anindya (10619090)
Taufan Andra Reza (10619091)
Trya Wulandari Musa (10619093)
Valentina Pebrianty (10619094)
Vyandhika Maulida Putri (10619095)
Wahyu Agung Pramukti (10619096)
Widi Nurul Hanifah (10619097)
Yohanes Jos Lawe Nai B (10619098)
Zuhro Jeaniar Alfishanty (10619099)
Presensi Hadir :
Diskusi :
Kata Sulit
1. Menginfeksi
2. Masalah Kesehatan
3. Pengendalian infeksi
4. Limbah
5. Terpapar
6. Proteksi
7. Infeksi Silang
8. Bahan Berbahaya dan Beracun
9. Pencemaran
Identifikasi Masalah
A. Alat Perlindungan Diri
1. Definisi Alat Perlindungan Diri
2. Macam- macam Alat Perlindungan Diri
B. Kontrol Infeksi
1. Definisi Kontrol Infeksi
2. Jalur Penyebaran Infeksi Silang
3. Tujuan Kontrol Infeksi
C. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Difasyankes
1. Definisi Limbah
2. Definisi Limbah B3
3. Tahapan Pengelolaan Limbah B3
4. Macam-macam Limbah yang termasuk kategori Limbah B3
5. Macam- macam Limbah yang termasuk Kelompok Limbah Infeksius
6. Macam-macam Limbah yang termasuk kedalam kelompok Limbah Sitoksik
7. Peraturan Perundang-undangan tentang Pemrosesan Limbah B3

KATA SULIT
1. Infeksi
 Taufan Andra Reza (10619091) Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup
tentunya ingin bertahan hidup dengan cara berkembang biak pada suatu reservoir
yang cocok dan mampu mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar.
(Darmadi, 2008).
2. Masalah Kesehatan
 Perkenalkan saya Valentina Pebrianty (10619094). Izin menjawab Kata Sulit Masalah
Kesehatan. Masalah kesehatan adalah kesenjangan antara yang terjadi dengan apa
yang dikehendaki di bidang kesehatan. Identifikasi masalah kesehatan merupakan
bagian utama dari siklus pemecahan masalah, dimana siklus pemecahan masalah
merupakan proses yang terus menerus yang ditunjukkan untuk pembangunan bidang
kesehatan dan proses perbaikkan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan
melibatkan semua komponen masyarakat.
 Perkenalkan nama saya Mochammad Dafa Althaf (10619100) Izin menambahkan
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Masalah
kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang mencerminkan pada
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
3. Pengendalian Infeksi
 Perkenalkan nama saya Shoffiyah Nabila dengan NIM (10619088) mohon izin
menjawab kata sulit,yakni Pengendalian Infeksi adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat
sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. (PerMenkes, no 27 tahun 2017 )
4. Limbah
 saya Syahreza Maulana NIM 10619089 izin menjawab- kata sulit Menurut kbbi
limbah adalahlim·bah n 1 sisa proses produksi; 2 bahan yang tidak mempunyai nilai
atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian:
-- pabrik mencemarkan air di daerah sekitarnya; 3 barang rusak atau cacat dalam
proses produksi;
5. Terpapar
 Saya Zuhro Jeaniar Alfishanty dengan nim 10619099 mohon izin menjawab kata sulit
terpapar. Terpapar adalah kondisi orang, Barang, atau Alat Angkut yang terkena,
terpajan, terkontaminasi, dalam masa inkubasi, insektasi, pestasi, ratisasi, termasuk
kimia dan radiasi. Sekian, terimakasih
6. Proteksi
 Wahyu Agung Pramukti (10619096) Proteksi adalah perlindungan (dalam
perdagangan, industri, dan sebagainya) (KBBI, 2016).
7. Infeksi silang
 Shabilla Azzahra K 10619087 Izin menjawab Kata sulit dari Infeksi Silang, Infeksi
silang adalah perpindahan mikroorganisme yang dapat terjadi di tempat pelayanan
kesehatan gigi melalui beberapa cara, di antaranya dari pasien ke tenaga pelayanan
kesehatan gigi; tenaga pelayanan kesehatan gigi ke pasien; pasien ke pasien; dan
tempat pelayanan kesehatan gigi ke komunitas masyarakat, termasuk di dalamnya
keluarga dari tenaga pelayanan kesehatan gigi. (Novita P. Lumunon,dkk (2019) Jurnal
e-Gigi (eG), Volume 7 Nomor 1.Universitas Sam Ratulangi Manado.Bahan
Berbahaya dan Beracun
 Syifa Kurnia Anindya (10619090) Bahan berbahaya dan beracun didefinisikan
sebagai bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena sifatnya atau konsentrasinya
baik secara langsung atau tidak langsung dapat mencemarkanlingkungan atau
merusak lingkunganhidup, kesehatan hidup manusia serta, makhluk lain. Dari definisi
tersebut di atas dapat ditafsirkan bahwa B-3 dapat berupa bahan baku (alamiah), atau
bahan olahan(produk), atau sisa dari suatu proses (limbah) yang bersumber dari
kegiatan industri atau domestik (rumah tangga).(Suratmin Utomo, 2012)
8. Pencemaran
 Perkenalkan Saya Mochammad Dafa Althaf (10619100)
Makna pencemaran di KBBI adalah: proses, cara, perbuatan mencemari atau
mencemarkan; pengotoran. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. Perubahan ini
menyebabkan kualitas  lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi  kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.

Identifikasi Masalah :

1. Definisi Alat Perlindungan Diri

 Perkenalkan saya Mochammad Dafa Althaf (10619100) izin menjawab IM Alat


Pelindung Diri. Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang
fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker,
2006).
 saya Syahreza Maulana NIM 10619089 izin menambahkan Alat perlindungan diri
.Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian timbulnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya kecelakaan kerja pada tempat kerja. Penggunaan alat
pelindung diri sering dianggap tidak penting ataupun remeh oleh para pekerja.
Padahal penggunaan alat pelindung diri ini sangat penting dan berpengaruh terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja pekerja. Kedisplinan para pekerja dalam
menggunaakan alat pelindung diri tergolong masih rendah sehingga risiko terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat membahayakan pekerja cukup besar

2. Macam- macam Alat Perlindungan Diri

 Wahyu Agung Pramukti (10619096)aun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup


(Sepatu Boot).
1) Sarung Tangan
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu:
o Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan
invasif atau pembedahan.
o Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
o Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
2) Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan
darah dan cairan tubuh dari pasien ataupermukaan lingkungan udara yang kotor dan
melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara dari petugas pada saat batuk
atau bersin. Masker yang di gunakan harus menutupi hidung danmulut serta
melakukan Fit Test (penekanan di bagian hidung).
Terdapat tiga jenis masker, yaitu:
o Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui
droplet.
o Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.
o Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur
3) Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan
atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari
paparan pakaian petugas pada tindakan steril.
Jenis-jenis gaun pelindung:
o Gaun pelindung tidak kedap air
o Gaun pelindung kedap air
o Gaun steril
o Gaun non steril
Indikasi penggunaan gaun pelindung
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau kontaminasi
pada pakaian petugas, seperti:
o Membersihkan luka
o Tindakan drainase
o Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet
o Menangani pasien perdarahan masif
o Tindakan bedah
o Perawatan gigi
Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien (darah).

 Widi Nurul Hanifah (10619097)


1. Kacamata goggle dan perisai wajah
Tujuan pemakaian Goggle dan perisai wajah:
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi.
Indikasi:
Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan, tindakan
perawatan gigi dan mulut, pencampuran B3 cair, pemulasaraan
jenazah,penangananlinen terkontaminasidi laundry, di ruang dekontaminasi CSSD.
2. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan
tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak boleh berlubang agar
berfungsi optimal.
Indikasi pemakaian sepatu pelindung:
- Penanganan pemulasaraan jenazah
- Penanganan limbah
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan Tindakan persalinan
- Penanganan linen
- Pencucian peralatan di ruang gizi
- Ruang dekontaminasi CSSD
3. Topi pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme
yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau
membran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut
petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari pasien.
Indikasi pemakaian topi pelindung:
- Tindakan operasi
- Pertolongan dan tindakan persalinan
- Tindakan insersi CVL
- Intubasi Trachea
- Penghisapan lendir massive
- Pembersihan peralatan kesehatan

3. Definisi Kontrol Infeksi


 Yohanes Jos Lawe Nai B (10619098) Kontrol Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi
dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada
berbagai fasilitas kesehatan, sehingga meminimalkan terjadinya infeksi pada pada
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan, dan masyarakat umum.
 Wahyu Agung Pramukti (10619096) Kontrol infeksi adalah suatu upaya pencegahan
penyebaran mikroorganisme, baik dari pasien ke pasien lainnya, pasien ke operator,
operator ke pasien, operator ke lingkungan dan lingkungan ke pasien. Kontrol infeksi
yang efektif adalah salah satu indikator penting menunjukkan tercapainya
pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang baik
 Perkenalkan nama saya Shoffiyah Nabila dengan NIM (10619088) mohon izin
menjawab identifikasi masalah definisi Kontrol infeksi adalah proses pencegahan
terjadinya infeksi silang yang merupakan tindakan meminimalkan resiko infeksi dan
transmisi agen infeksi. Dasar-dasar dari tindakan kontrol infeksi adalah kebersihan
tangan, pemakaian alat pelindung diri (APD), evaluasi pasien, pengelolaan instrumen
alat, manajemen health care weste yaitu penanganan dan pembuangan secara tepat
Jarum dan benda tajam ( Oktavina M, 2018)

4. Jalur Penyebaran Infeksi Silang

 Tiara Anggun Arini (10619092)


Penyebaran bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu:
a.) Pasien ke Operator
Misalnya terjadi kontak langsung dengan saliva atau darah pasien setelah melakukan
tindakan, kemudian kontak langsung dengan saliva dan darah pasien tersebut dapat
menjadi jalan masuk mikroba melalui kulit yang luka, mukosa mata, hidung, dan
mulut.
b.) Operator ke Pasien
Infeksi ini dapat berasal dari tenaga kesehatannya yang tidak menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) misalnya saat menangani pasien, dokter gigi tidak memaki
handscoon dan jika memiliki luka lalu dokter tersebut memegang alat yang digunakan
pada mulut pasien, maka mikroorganisme dari luka tersebut bisa berpindah ke mulut
pasien.
c.) Operator ke Lingkungan
Dapat terjadi bila mikroorganisme dari pasien mengkontaminasi benda atau sisa dari
pelayanan tindakan untuk pasien tersebut dan tidak disterilkan dulu sebelum dibuang.
Atau sisa limbah medis cair dan padat sisa pelayanan kesehatan pasien tidak dikelola
sesuai dengan aturan yang bener.
d.) Lingkungan Sekitar ke Pasien
Dapat bersumber dari sumber air yang digunakan ditempat pelayanan kesehatan gigi.
 Shabilla Azzahra K 10619087 Izin menjawab Identifikasi Masalah dari Jalur
Penyebaran Infeksi Silang, Pada jalur penyebaran dari infeksi silang dapat terjadi di
tempat pelayanan kesehatan gigi melalui empat cara, yaitu pasien ke tenaga pelayanan
kesehatan gigi, tenaga pelayanan kesehatan gigi ke pasien, pasien ke pasien, dan
tempat pelayanan kesehatan gigi ke komunitas masyarakat. Dokter gigi dalam
melakukan tindakan perawatan berkontak dengan saliva (air liur) dan darah. Saliva
dan darah merupakan perantara penularan infeksi sehingga tindakan dalam praktek
dokter gigi beresiko tinggi tertular infeksi. Salah satu tindakan di bidang kedokteran
gigi dengan resiko tertular infeksi yang tinggi yaitu tindakan ekstraksi gigi. (Moh.
Fahmi M. Mokodompit,dkk (2019) Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 7, Nomor
2.Universitas Sam Ratulangi Manado.

5. Tujuan Kontrol Infeksi

 Saya Zuhro Jeaniar Alfishanty dengan nim 10619099 mohon izin menjawab
identifikasi masalah tujuan kontrol infeksi.
Tujuan dari kontrol infeksi adalah untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah
mikroorganisme antar individu atau antara individu dengan permukaan yang
terkontaminasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Pemakaian rubberdam,
b. Prosedur mencuci tangan yang tepat
c. Penggunaan alat pelindung diri
d. Mencuci dan mensterilisasi instrumen
e. Pengelolaan limbah infeksius
Sekian, terimakasih

 Vyandhika Maulida Putri (10619095)


Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu
mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan
penilaian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control
Policies. Selain itu,Tujuan untuk mendukung kualitas pelayanan kesehatan yang aman
bagi pasien, petugas kesehatan, dan orang lain dalam perawatan kesehatan dan
lingkungan dengan cara yang hemat biaya (WHO, 2014). untuk mencegah atau
mengurangi resiko terjadinya infeksi pada pasien, petugas kesehatan dan masyarakat
RS maupun fasilitas kesehatan lainnya dengan mempertimbangkan Cost
Effective.untuk Meningkatkan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan; Melindungi
sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang
berbahaya; serta Menurunkan angka kejadian Infeksi.

6. Definisi Limbah

 saya Syahreza Maulana NIM 10619089 izin menjawab Limbah merupakan buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah
tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah
dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
 Saya Trya Wulandari Musa dengan Nim 10619093 izin menambahkan jawaban dari
identifikasi dari Definisi Limbah. Menurut Keputusan MENPERINDAG RI
No.231/MPP/KEP/7/1997 Pasal 1 Limbah merupakan barang sisa atau bekas suatu
kegiatan produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat
dimakan oleh manusia atau hewan. Bedasarkan wujudnya limbah dapat didibagi
menjadi 3 yaitu: Limbah padat ( berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu,
dan ampas hasil industri), limbah cair(air bekas cuci piring dan pakaian,dan limbah
cair industri, dan limbah gas ( buangan kendaraan bermotor dan buangan gas dari
hasil industri ) ( Abdurrahman, 2006 )
 Shabilla Azzahra K 10619087 Izin menjawab Identifikasi Masalah Definisi Limbah,
Pengertian Limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai,
tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Pengertian lain yang berasal dari keputusan
Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 tentang prosedur impor limbah,
menyatakan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan
atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat
dimakan oleh manusia dan hewan. (RESI KUNCORO HERJUNO KARTIKO, (2016)
Perbedaan Kadar Air dan Lama Simpan Tepung Tulang Ikan Laut. Diploma thesis,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.)

7. Definisi Limbah B3
 TAUFAN ANDRA REZA (10619091) limbah B3 adalah sisa suatu usaha yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya,
baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.)
 Perkenalkan nama saya Mochammad dafa althaf (10619100) Izin menambahkan
jawaban dari Taufan Sedangkan definisi menurut OSHA (Occupational Safety and
Health of the United State Government) B3 adalah bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Dari kata sifat dan konsentrasinya
sudah dapat kita simpulkan bahwa B3 merupakan bahan kima, baik kimia organik,
maupun anorganik

8. Tahapan Pengelolaan Limbah B3

 Perkenalkan saya Valentina Pebrianty (10629094). Izin menjawab Identifikasi


Masalah Tahapan pengelolaan limbah B3.
Pengelolaan limbah B3 yang timbul dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
beberapa tahapan yaitu :
a. Pengurangan dan pemilahan limbah b3
Cara pengurangan limbah B3 dapat ditempuh dengan menghindari penggunaan
material yang mengandung bahan berbahaya dan beracun jika terdapat pilihan
lainnya. Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau material yang
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran terhadap
lingkungan, melakukan tata kelola yang baik dalam pengadaan bahan kimia dan
bahan farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa; dan
melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai jadwal.

Cara pemilahan limbah B3 dapat dengan memisahkan Limbah B3 berdasarkan jenis,


kelompok, dan/atau karakteristik Limbah B3; dan mewadahi Limbah B3 sesuai
kelompok Limbah B3. Tindakan ini dilakukan oleh penghasil limbah B3.

b. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok Limbah
B3. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3; dan pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap
kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3.

Keterangan warna pada limbah B3 adalah :


- merah, untuk Limbah radioaktif;
- kuning, untuk Limbah infeksius dan Limbah patologis
- ungu, untuk Limbah sitotoksik; dan
- cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan, dan Limbah farmasi. Keterangan simbol pada limbah B3 adalah:
- radioaktif, untuk Limbah radioaktif;
- infeksius, untuk Limbah infeksius; dan
- sitotoksik, untuk Limbah sitotoksik
kegiatan penyimpanan limbah paling lama 2 (dua) hari saat limbah itu dihasilkan bagi
fasilitas pelayanan yang tidak memiliki izin penyimpanan limbah dan diserahkan
kepada pemegang izin pengelolaan limbah B3.

c. Pengangkutan limbah B3
Jika pengolahan limbah dilakukan di wilayah fasilitas kesehatan dapat langsung
diangkut oleh sumber daya manusia yang terlatih dibidangnya. Pengangkut Limbah
B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Kegiatan Pengangkutan Limbah
B3, jika Pengangkutan Limbah B3 dilakukan di luar wilayah kerja fasilitas pelayanan
kesehatan

d. Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 secara termal meliputi autoklaf tipe alir gravitasi dan / atau
tipe vakum, gelombang mikro, iradiasi frekwensi radio, insinerator

e.Penguburan limbah B3
Penguburan Limbah B3 hanya dapat dilakukan untuk Limbah B3: patologis; dan/atau
benda tajam.

f. Penimbunan limbah B3
Penimbunan Limbah B3 dilakukan terhadap Limbah B3 berupa:
- Abu terbang insinerator; dan
- slag atau abu dasar insinerator.
 Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan,
pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna
menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji
analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat
guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan
limbah. Beberapa metode yg umumnya biasa digunakan yaitu, Metode
pengolahan secara kimia, fisik, dan biologi
1. roses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan
adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses
pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan
peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi
pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi
adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.
2. Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume
B3 namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat
agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.
3. Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang
saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi
adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/
mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan
untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3,
tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai
dengan jenis dan materi limbah.

9. Macam-macam Limbah yang termasuk kategori Limbah B3

 Widi Nurul Hanifah (10619097)


Macam-macam limbah B3 berdasarkan karakteristiknya (Padmaningrum, 2010):
1) Mudah terbakar (Flamable)
Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api, percikan, gesekan mudah
menyala dalam waktu yang lama baik selama pengangkutan, penyimpanan atau
pembuangan. Contoh jenis ini buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau
buangan pelarut (benzena, toluen, aseton).
2) Mudah meledak (Explosive)
limbah dengan sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan
standar dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya. Limbah B3 dengan sifat mudah meledak yang paling
berbahaya adalah limbah B3 peroksida organik karena bersifat oksidator dan
tidak stabil. Senyawa ini sangat sensitif terhadap guncangan, gesekan dan
panas, serta terdekomposisi secara eksotermis dengan melepaskan energi panas
yang sangat tinggi.
3) Menimbulkan karat (Corrosive)
Buangan yang pH nya sangat rendah (pH <3) atau sangat tinggi pH >
12,5) karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan karat besi
dengan adanya buangan lain, dapat menyebabkan karat baja/besi. Contoh: sisa
karat besi/ logam, dan limbah baterai/ aki.
4) Menimbulkan penyaki (Infectious Waste)
Buangan yang dapat menularkan penyakit. Contoh: tubuh manusia, cairan
tubuh manusia yang terinfeksi, limbah bengkel yang terinfeksi kuman penyakit
yang dapat menular.
5) Menimbulkan beracun (Toxic waste)
Buangan berkemampuan meracuni, menjadikan cacat sampai
membunuh mahluk hidup dalam jangka panjang ataupun jangka pendek.
Sebagai contoh logam berat (seperti Hg, Cr), pestisida, pelarut, halogenida.
 Perkenalkan nama saya Shoffiyah Nabila dengan NIM (10619088) mohon izin
menjawab identifikasi masalah dari macam-macam limbah yang termasuk kategori
limbah B3,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2014, limbah B3 dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Limbah B3 berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas :
a. Limbah B3 kategori 1
b. LImbah B3 kategori 2
2. Limbah B3 berdasarkan sumbernya terdiri atas :
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
b. Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3
yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan bekas kemasan B3
c. Limbah B3 dari sumber spesifik
3. Limbah B3 dari sumber spesifik meliputi :
a. Limbah B3 dari sumber spesifik umum
b. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
Dimana Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya
berasal bukan dari proses utamanya, pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain.
sedangkan Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu
industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditemukan. (Dinas lingkungan
hidup : Surabaya, 2019)

10. Macam- macam Limbah yang termasuk Kelompok Limbah

 Saya Trya Wulandari Musa dengan Nim 10619093 izin menambahkan jawaban dari
identifikasi macam-macam limbah yang termasuk kelompok limbah infeksius.
Limbah infeksius sendiri yaitu mbah yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.. Yang termasuk dalam
kelompok limbah infeksius yaitu :
a) Darah dan cairan tubuh
b) Limbah laboratorium yang bersifat infeksius
c) Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi
d) Limbah yang berasal dari kegiatan yang menggunakan hewan uji
limbah infeksius berupa darah dan cairan tubuh meliputi :
a) Darah atau produk darah
b) Serum
c) Plasma
Cairan tubuh :
a) Cairan pleural
b) Cairan perikardial
c) Sekresi vagina
d) Cairan serebrospinal
(Adisamito, 2009:129-131 dalam Dyah Pratiwi 2013) :
 Perkenalkan saya Valentina Pebrianty (10629094). Izin menjawabnLimbah infeksius,
yaitu limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit dan
jamur) yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Limbah dengan kategori infeksius dihasilkan juga pada ruang perawatan,
laboraturium, dan ruang hemodialisa
Pertiwi, V., dkk. 2017. EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT ROEMANI
MUHAMMADIYAH SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal) Vol 5, No 3, (ISSN : 2356-3346)
 Syifa Kurnia Anindya (10619090)
Macam Macam Limbah yang Tergolong Infeksius
Limba medis infeksius adalah limbah yang mengandung darah atau cairan tubuh yang
biasanya berasal dari prosedur medis tertentu, seperti operasi atau pengambilan
sampel di laboratorium yang bersentuhan langsung dengan penyakit menular atau
media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Limbah ini juga bisa
berasal dari berbagai bahan sekali pakai yang digunakan untuk menyerap darah atau
cairan tubuh, seperti kain kasa atau selang infus. Baik darah maupun cairan tubuh,
seperti air liur, keringat, dan urine, bisa saja mengandung bakteri, virus, maupun
sumber penyakit lain yang bisa menular. Oleh karena itu, limbah ini disebut sebagai
limbah infeksius.

11. Macam-macam Limbah yang termasuk kedalam kelompok Limbah Sitoksik\


 Saya Zuhro Jeaniar Alfishanty dengan nim 10619099 mohon izin menjawab
identifikasi masalah macam-macam limbah yang termasuk dalam limbah sitoksik.
Limbah sitotoksik yaitu Limbah genotoksik yang merupakan Limbah bersifat sangat
berbahaya, mutagenik (menyebabkan mutasi genetik), teratogenik (menyebabkan
kerusakan embrio atau fetus), dan/atau karsinogenik (menyebabkan kanker).
Sitotoksik berarti toksik terhadap sel. limbah ini biasanya berasal dari sisa obat
pelayanan kemoterapi. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik ungu.Sekian,
terimakasih
 TAUFAN ANDRA REZA (10619091) Macam-macam limbah yang termasuk
kedalam kelompok limbah sitoksik. Limbah sitotoksik adalah bahan yang
terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutanatau tindakan terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini memerlukan
absorben yang tepat dan bahan pembersih nya harus selalu tersediadalam ruangan
peracikan. Bahan-bahan tersebut antara lain swadust,granula absorpsi, atau
perlengkapan pembersih lainnya. Semua pembersih tersebut harus diperlakukan
sebagai limbah sitotoksik yang pemusnahannya harus menggunakan incinerator
karena sifat racunnyayang tinggi. Limbah dengan kandungan obat sitotoksik rendah,
sepertiurin, tinja, dan muntahan dapat dibuang kedalam saluran air kotor.Limbah
sitotosik harus dimasukkan ke dalam kantong plastik yangberwarna ungu yang akan
dibuang setiap hari atau boleh juga dibuang setelah kantong plastik penuh. Metode
umum yang dilakukan dalampenanganan minimalisasi limbah sitotoksik adalah
mengurangi jumlahpenggunaanya, mengoptimalkan ukuran kontainer obat
ketikamembeli, mengembalikan obat yang kadaluarsa kepemasok, memusatkan
tempat pembuangan bahan kemotherapi, meminimalkan limbah yang dihasilkan dan
membersihkan tempat pengumpulan, menyediakan alat pembersih tumpahan obat dan
melakukan pemisahanlimbah. (Dr. Erlanda,2019 : 9)
 Tiara Anggun Arini (10619092) Macam - Macam Limbah yang Termasuk Kedalam
Kelompok Limbah Sitoksik. Limbah sitoksik ini sangat berbahaya dan tidak boleh
dibuang dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum secara langsung.
Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan penghasil atau
distributornya, insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Limbah yang
sitotoksik harus dibakar dalam insinerator dengan suhu diatas 1000°C. Insinerasi pada
suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara. Untuk
metode degradasi kimia yang mengubah senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak
hanya untuk residu obat tapi juga untuk pencucian tempat urin, tumpahan dan pakaian
pelindung. Apabila cara insinerasi maupun degredasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi
atau inersisasi dapat dipertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.

12. Peraturan Perundang-undangan tentang Pemrosesan Limbah B3


 Syifa Kurnia Anindya (10619090)
Peraturan Perundang Undangan yang Mengatur tentang Pemrosesan Limbah B3
a. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK Indonesia NOMOR 101 TAHUN
2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
b. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANANREPUBLIK Indonesia NOMOR
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020TENTANG PENYIMPANAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
c. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Penyimpanan Sementara dan
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
d. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.95/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018
TENTANGPERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN ERINTEGRASI DENGAN IZIN LINGKUNGAN MELALUI
PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK

 Vyandhika Maulida Putri (10619095)


PER UU Pemrosesan Limbah B3
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN
2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
Terdapat bab-bab untuk pemrosesan Limbah B3 yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini mengatur mengenai:
6. BAB II PENETAPAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
11.BAB III PENGURANGAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
12.BAB IV PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
24. BAB V PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
35. BAB VI PENGANGKUTAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
39. BAB VII PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
75. BAB VIII PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
108. BAB IX PENIMBUNAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
132. BAB X DUMPING (PEMBUANGAN) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN

Rumusan Masalah :
Apakah pengendalian infeksi dan pengolahan limbah medis berpengaruh terhadap
peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan ?
Presensi Selesai :

Anda mungkin juga menyukai