Anda di halaman 1dari 62

Standar

ETIKA KEDOKTERAN
dan PROFESIONALISME

dr. Hardisman, MHID, DrPH


Bagian Kedokteran Komunitas & Kesehatan Masyarakat
Bagian Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

Kuliah Pengantar
Etika dan Hukum Kesehatan
Program Pasca Sarjana S2 Magister Kesehatan FK-UNAND
Buku dapat dicari di online store
Ruang Lingkup BAHASAN

 Sejarah dan Perkembangan Praktek & Profesi Kedokteran


 Sejarah Etika Kedokteran
 Maksud Standar Etika Dan Profesi
 Standar Etika & Profesi Dokter
 Isi, Fungsi dan Kedudukan Sumpah Dokter
 Isi, Fungsi dan Kedudukan KODEKI
 Penerapan Standar Etika dan Profesi
 Standar Profesi Bidan
 Hubungan Etika, Profesionalisme dan Hukum

 KODEKI
 Standar Pelayanan Kebidanan (Sebagai
Komparasi)
Praktek Kedokteran

Primitif → Syamanisme
Sakit → akibat dosa
Pengobatan → pengampunan
dosa

Ritual agama: monoteis atau


politeis (pagan)
Parasaintifik

Sumeria
Babilonia
Mesir Kuno

Presaintifik

 Yunani kuno : kelanjutan dari mesir


- Penelitian sederhana → Gallen (129-200 SM)
- Institusionalisai pelatihan kedokteran
→ Hipokrates (460-377)
 Romawi

Kelanjutan hippokrates (Yunani) → stagnasi,


menurun

 Abad Pertengahan

- Kejayaan Islam
- Arrazi (864-930 M), Ibnu Sina (980-1037M), dll
- Institusionalisasi pendidikan
- Spesifikasi keahlian
- Penelitian sederhana
- Penulisan buku
 Di Timur:

➢ Perkembangan Kedokteran Timur:


➢ Aryuveda
➢ Akupunkture, dll
Era Saintifik

 Mulai ?? : seiring dengan eksplorasi


dunia
→ kolonialisasi !!
 maju pada abad 19 dan 20
Etika Kedokteran
 Cikal Bakal:
➢ Babilon → Hammurabbi : code of conduct
➢ Hipokrates (Yunani Kuno)
→ Sumpah Hipokrates (hippocratic oath)

 Deklarasi internasional:
• Geneva(1947): HAM
• Helsinki (1964): Penelitian objek manusia
• Oslo (1970): Aborsi
• Sydney(1968): Mati?
• Tokyo(1975): Obat Terlarang
• Brussel (1985): Bayi Tabung
• Madrid (1987) Euthanasia dan Rekayasa genetik
Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI)

 1969: Musyawarah Susila Kedokteran


→ Kode Etik Kedokteran Indonesia
 1982: Permenkes No.554: Pembinaan
 1983: Musyawarah Kerja Nasional Etik
Kedokteran Ke-2
 1983: Keputusan Menkes No.434 →
Lafal Sumpah Dokter
 1993, Musyawarah Kerja Nasional IDI
XIII → 20 pasal
Etika Kedokteran
: Etika Terapan (practical ethics) dalam
profes kedokteran

Kode Etik
 Kewajiban → profesi
→ :Umum, pasien, sejawat, diri sendiri
Prinsip Dasar

Non Maleficence
Beneficence
Justice
Respect for Autonomy
Standar Etika Kedokteran?

Standar Profesi?
STANDAR Etika Kedokteran

Stnadar Etika Kedokteran → Etika kedokteran pada tatatan praktis dan


tertulis

 Sumpah Dokter
 KODEKI, Since 1962, 1983
 Standar Profesi Dokter, KKI 2006, 20012
 UU Praktek Ked. (UU No.29 th 2004)
UU Kes 23 1992 → No.36 Th 2009.
UU RS 46/2009 dll
Prinsip Etika Kedokteran

 Beneficence / Non Maleficence


 Menghargai autonomi Pasien/ Klien→ Kebebasan
 Keadilan
 Integritas Personal
Sumpah Dokter
(SK Menkes No.434/ 1983)
13 Pernyataan (10 Subtansi):

1. Bakti untuk perikemanusiaan


2. Memeliharan martabat luhur kedokteran
3. Bekerja terhormat sesuai martabat ked.
4. Mengutamakan kepentingan masy.
5. Menjaga rahasia kedokteran
6. Bekerja tidak bertentangan dengan perikemanusiaan
7. Menghormati hak hidup insani
8. Mengutamakan kesehatan pasien
9. Adil
10. Menghormati guru
11. Menghormati sejawat
12. Mengamalkan KODEKI
13. (Bersumpah dengan sungguh-sungguh)
KODEKI

→ Kewajiban-Kewajiban

✓ Ketentuan umum (ps 1-9)


✓ Kewajiban terhadap pasien (11-13)
✓ Kewajiban terhadap sejawat (14-15)
✓ Kewajiban terhadap diri sendiri (16-17)
Kewajiban Umum

 Menghayati & mengamalakan sumpah dokter


 Bekerja → Standar profesi (p2), kompeten (p7a)
 Mandiri !, tidak ria
 Berbuat untuk kepentingan pasien
 Kehati-hatian: penemuan, keterangan, dll
 Compassion, respect, honesty
 Human dignity
 Kepentingan masyarakat
 Kerjasama saling menghormati
Kewajiban terhadap pasien

 Ikhlas
 Respect → hak pengobatan, Agama
 Simpan rahasia
 Pertolongan darurat → kemanusiaan
Kewajiban terhadap Sejawat

 Perlakuan yang baik (diri sendiri)


 Merebut pasien

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI


 Menjaga kesehatan
 Mengikuti perkembangan ilmu
KODEKI

Sifat Keluhuran dan Kemuliaan


(Six of Honorable Characters)

 Ketuhanan: God or Religious Awareness/ Tauhid


 Kemurnian Niat: Pure Intention/ Niat
 Keluhuran Budi: Good Behavior/ Akhlakul Karimah
 Kerendahan Hati: Respect/ Tawaddu’
 Kesungguhan Bekerja: Hard Work/ Mujahadah
 Integritas Ilmiah dan Sosial: Scientific Base and Social
Awarenes/ ‘Ilmun Nafi’ah
Profesi

Profesi → Profesionalitas

Profesi = Pekerjaan (okupasi)

Profesi:
- Standard Kompetensi
- Tugas, wewenang, hak dan kewajiban jelas Terukur
Profesionalisme:
- Pekerjaan dengan standard diatas rata-rata
- Dilakukan oleh yang terlatih → pendidikan khusus
(Merriam Webster Dict, Oxford ALD, dll)

- Alturisme → Empati
- Akuntabel
- Bertindak tepat (kompeten)
- Disiplin dan bertanggungjawab
- Integritas
- Menghargai: hubungan baik
StAndar Profesi Dokter

Mencakup:
 Standar keilmuan
 Penaduan pelayanan RS
 Panduan pelayanan minimal

SOP / Panduan ??!!


Standar Kompetensi Standar profesi

Standar Kompetensi:
→Batasan kemampuan dan kecakapan

Standar Profesi:
→ Pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik
(Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi &
Praktek Bidan, Pasal 1 ayat 6).
PELAYANAN

Pelayan → Melayani → Pelayanan

Bermutu (Optimal Quality)

Prima (Excellent)
Pelayanan Bermutu → Prima
- Profesional → Standar Pelayanan
- Etika

1. Standar Persyaratan → Input


2. Standar Penampilan → Proses dan Output

Standar Indikator
Standar Persyaratan Minimal

Mutu → Input (Masukan), Proses, Luaran , Hasil

Input → Persyaratan → Input Indikator

▪ Sarana
▪ Prasaranan Standard Persayaratan Minimal
▪ SDM
▪ Finansial
▪ Lingkungan Mutu
Kedudukan Disiplin → Profesionalisme

1. Disiplin Kerja
→ Semangat kerja
→ Pelayanan yang terbaik

2. Disiplin Administrasi
→ Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan: tertib,
teratur, terarah, terbuka dan terukur.
Perilaku negatif (sikap dan tindakan) yang bertentangan dengan nilai-nilai
etika (norma sosial atau standar tertulis)
→ Perilaku tak Beretika (Mal-Ethic)/ Unethical Behavior.

Prosedur dan tindakan medis yang tidak sesuai dengan standar profesi
→ Tidak Profesional

Unethical Behavior + Unprofessional Action → Malpractice


Tantangan Etika dan
Profesionalisme:

 Tantangan Exsternal
: Masyarakat/ Konsumen/ Klien/ Pasien

 Tantangan Internal
- Dokter
- Petugas Kesehatan Lain
- Institusi Pelayanan Kesehatan
Konsumen (Pasien / Klien adalah raja)

- Kualitas Tinggi (high quality)


- Jumlah Banyak (high quantity)
- Harga Terhangkau → Murah → Gratis
(low cost)
- Dihargai (respect)
- Nila Kemanusiaan Tingggi
(humanity approach)
- Kebebasan Memilih (freedom)

Profesionalisme,Kompetensi & Etika


Khusus PASIEn/ KLIEN
(Konsemen RS)
Psikologis orang sakit:

Cenderung cemas.
Tidak suka penyakitnya.
Ingin cepat sembuh.
Ingin dibantu dan dilayani dengan
baik.
Ingin dimengerti.
Cenderung sensitif.
Ingin perlakuan khusus.
Al-Qur’an:

 Syukur: dan Kepedulian Sosial


QS Ibrahim [14]:34,, An-Nahl [16]:18. QS Ar-Rahman [55], Al-
Mu’minun [23]:78-80.

(Rezki: Harta adalah pemberian Allah: AL-Qaqi’ah [56]:63-73, AL-


Jatsiyah [45]:12, Ar-Ruum [30]:46, Al-Qashash [28]:73 dan An-Nahl
[16]:14).
→ - : Ibrahim [14]:7, At-Takatsur [102]: 1-2
+: Al-Baqarah [2]:261, 265, dan 245.

Al-Ma‘`arij [70]:19-25, Ad-Dhuha [93]:9-10, Al-Ma`un [107]:1-3.


Taqwa
(Al-Baqarah [2]:2-5, Ali-Imran [3]:133-134). →: Thaha [20]:14, Al-
Ankabut [29]:45.

Al-A`raf [7]:35, Al-Hujurat [49]:13, Ath-Thalaq [65]:2-5.


profesi BIDAN ?
 Standar Kompetensi
 Standar Disiplin
 Standar Mutu
 Standar Penyelenggaraan Pelayanan
Kinerja SDM → Bidan

Profesional

Kompetensi
Disiplin
Kerjasama

Kepemimpinan Etika
Standar kompetensi bidan

I. Standar Pengetahuan dan Keterampilan Dasar


→ Pengetahuan & keterampilan Ilmu Sosial,
Kesmas & Etika- Budaya.
→ Asuhan bermutu.

II. Standar Profesi dan Praktik Kebidanan


→ Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan: Epid,
Imun & PHC.

III. Perilaku Profesional Bidan


→ Prilaku dalam pelayanan: meningkatkan mutu
Standar kompetensi bidan

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar

1. Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.


2. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan
modern.
3. Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat-daruratan.
4. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan
kesakitan ibu & dan bayi.
5. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita.
6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang
tersedia.
7. Advokasi bagi wanita → bersalin sehat & aman.
8. Kesmas & Kesling, ie: Gizi, SAMIJAGA, dll
Standar Profesi dan Praktik Kebidanan

1. Epidemiologi: Diagnosa masyarakat dan statistik.


2. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional
3. Akses sumberdaya → asuhan kebidanan.
4. Primary Health Care (PHC)
5. Promosi kesehatan
6. Strategi penvegahan penyakit.
7. Program imunisasi nasional
& akses pelayanan imunisasi.
Perilaku Profesional Bidan

1. Berpegang teguh → filosofi, etika profesi dan aspek hukum


2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis.
3. Mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
4. Menggunakan cara pencegahan universal → Pengendalian penularan infeksi.
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat.
6. Menghargai budaya.
7. Kemitraan → wanita/ibu : menentukan pilihan.
8. Mendengar dan memfasilitasi.
9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain → pelayanan kesehatan kepada ibu dan
keluarga.
10. Advokasi terhadap pilihan ibu.
Kualifikasi Pendidikan → Kompetensi

1. Bidan pelaksana/ Setara D1 (<2000) & Diploma III


Kompetensi:
Praktik: baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.

2. D-IV / S1: Bidan professional


Kompetensi:
 Melaksanakan praktik baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.
 Dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.

3. Bidan setingkat S2 dan S3: Bidan professional


Kompetensi:
 Praktik
 Dapat sebagai pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti.
 Pengembang dan konsultan
→ Pendidikan bidan
→ System pelayanan kesehatan.
Disiplin
dalam standar pelayanan kebidanan

→:
✓ Pelayanan kebidanan yang tetap berpodaman pada
standar pelayanan kebidanan.

✓ Selalu mengacu pada 24 Standar Mutu Pelayanan.


STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Standar
Penampilan
Minimal

24 STANDAR:
 Standar Pelayanan Umum (2 standar)
 Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
?
 Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
 Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9
standar)
Standar Pelayanan

1. Masukan (Input)

SDM: Kompetensi, kualifikasi & spesifikasi.


Sarana
Prasarana/ Peralatan
Finansial

2. Lingkungan

 → Internal & Eksternal


STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Standar
Penampilan
Minimal

24 STANDAR:
 Standar Pelayanan Umum (2 standar)
 Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
?
 Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
 Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9
standar)
STANDAR ADMINISTRATIF
Terukur (Standard)

Tercatat/ Terdokumentasi (Record)


1. Ada pedoman pengelolaan pelayanan.
2. Ada standar →alat, ruangan & ketenagaan.
3. Ada SOP kegiatan/kebidanan.
4. Ada rencana / program kerja.
5. Ada bukti tertulis → pertemuan berkala.
6. Ada naskah kerjasama.
7. Ada bukti administrasi.
Standar SDM (Staf dan Pimpinan)

1. Tersedia SDM → kebutuhan: kualifikasi &jumlah.


2. Mempunyai jdwal pengaturan kerja harian.
3. Jadwal dinas →tanggung jawab dan uraian kerja.
4. Jadwal bidan pengganti.
5. Ada data personil yang bertugas.
STANDAR FASILITAS DAN
PERALATAN

1. Tersedia sarana dan peralatan → Tujuan.


2. Tersedianya peralatan → jumlah dan kualitas.
3. Sertifikasi → penggunaan alat-alat tertentu
4. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.
STANDAR KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR

1. Ada kebijakan tertulis →tentang prosedur pelayanan.


2. Ada prosedur → Rekruitmen.
3. Ada regulasi internal → Hak dan kewajiban.
4. Ada kebijakan dan prosedur → pembinaan.
STANDAR
PENGEMBANGA
N STAF
Ada program pembinaan →berkesinambungan
Ada program orientasi dan pelatihan.
 Ada data →kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil
pelatihan
STANDAR ASUHAN

1. Ada standar manajemen asuhan kebidanan →


pedoman .
2. Ada format manajemen kebidanan → catatan medik.
3. Ada pengkajian asuhan kebidanan.
4. Ada diagnosa kebidanan
5. Ada rencana asuhan kebidanan
6. Ada dokumen tertulis →tindakan kebidanan
7. Ada catatan perkembangan klien.
8. Ada evaluasi.
9. Ada dokumentasi.
STANDAR EVALUASI DAN
PENGENDALIAN MUTU

Ada program atau rencana tertulis →


Peningkatan mutu.
Ada program atau rencana tertulis → Penilaian.
Ada bukti tertulis → Rapat → Mutu
Ada bukti tertulis → pelaksanaan evaluasi →
tindak lanjut.
Ada laporan hasil evaluasi →Publikasi tertulis
→Staf.
Hubungan Etika, Profesi dan Hukum

(Pelanggaran Etika , Pelanggaran Profesi,


dan Pelanggaran Hukum)
Etika Ked, Profesionalisme
& Hukum
 Etika → Kewajiban
→ Pelanggaran Etika → MKEK
 Profesionalisme → Standar Profesi
→ Pelanggaran Dispilin Profesi → MKDKI

 Dampak Masyarakat/ Pasien → Rugi → Tuntutan Hukum


 Dampak berat: bida ada unsur pidana
: Terbukti : Pelanggaran Hukum
Area Kompetensi (KKI 2006 & 2012)
Medical Ethics
-Benefice
-Nonmaleficence
-Autonomy
-Justice
-Integrity

Patient Safety (KARS)


-Awareness Patient Safety (JCI)
-Commitment -Right Identification
-Skill → Risk
-Communication
-Compliance
-Communication -Safe Medication
-Skill → RCA -Right Procedure
-Skill → Repetition Problem -Minimize Risk Infection
-Minimize patient fall
Hukum ?

 Kesalahan → Sangsi

 Pidana → Hukuman pidana: penjara dll

Kesalahan Kelalaian Kedokteran


→ Pidana ?
Contoh-Contoh

 Aborsi → bertentangan dengan etika, sumpah dokter


dan bahkan keselamatan pasien *

 Sekaligus melanggar UU KUHP → Tindakan Pidana


(Kriminal)
→ KUHP Ps 336: Melakukan atau menyuruh → 4 TH#
→ Izin Wanita tsb: KUHP Ps 348 → 5,5 TH# / 7 TH#
→ Tanpa Izin Wanita tsb: 347 → 12 TH# / 15 TH#
→ Menunjukkan cara/alat: 283 → 9 TH#
→ Menganjurkan/ merawat agar aborsi: 299 → 4 TH#
→ Dr/ Bidan/ Petugas: 349 → +1/3
 Rahasia Kedokteran → Standar Profesi & Prinsip Etika
 → Dibocorkan→ Pelanggaran Etika dan disiplin profesi
→ Komite Etik-Medik ?MKEK/ MKDKI

 Sekaligus pelanggran hukum, krn diatur dlm UU KUHP


Psl 322 → 9 bln# / Tuntutan
Unsur Keslahan/ Kelalaian → Pasien Meninggal

 Keslahan prosedur, salah obat, slah dosis dll


 Tidak Kompeten
 Lupa tindakan yang penting
→ Pelanggran Disiplin Profesi

 Pelanggran Hukum
 Pasal 359 KUHP → 5 TH#
Dokter Praktek Tanpa STR dan atau tanpa IZIN (SIP)
 Pelanggaran administrasi → Pelanggran Disiplin

 Karena diatur dalam UU → UUPK No29/2004


 Pasal 29 dll (STR) dan Psl 36 dll (SIP) Serta ketentuan
Pidanannya jelas (Pasal 75 dan 76)
→ Pelanggaran Hukum
 Tanpa STR → 3 TH#
 Tanpa SIP → 3 TH#
Kepustakaan Terpilih

 Harden R M and Crosby J R (2000). AMEE Education Guide No 20: The


good teacher is more than a lecturer – the twelve roles of the teacher.
Medical Teacher 22(4): 334-347.
 Opini Publik tentang malpraktek kedokteran, Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia, vol. 1, no.1, hal. 16-25.
 Hardisman (2012). Medical malpractice in Indonesian news media
discourses and the potential impact on medical services. In Marhum, M.,et
al. In Touch: The Perspectives of Indonesian Students in Australia on Better
Indonesia. Flinders University – PPIA, 2012; 83-94
 Rogers WA, Braunack-Mayer AJ. Practical Ethics for General Practice, 2nd
edition. Oxford: Oxford University Press, 2009.
 Ashcroft RE, Dawson A, Draper H, McMilllan JR. Principles of Health Care
Ethics. Sussex, England: Johnson Willey and Son, 2007.
 Pemerintah Republik of Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia, 2004.
 Wu CY, Lai HJ, Chen RC. Patient characteristic predict occurrence and
outcome of complaints against physician: a study from a medical center
Taiwan. Journal Form. Med Assc. 2009; 108(2): 126-134.
 Engel E, Livingston EH. Solving the medical malpractice crisis: use a clear
and convincing evidence standard. Archive Surgical 2009; 145(3): 296-300.

Anda mungkin juga menyukai