Nilai:
NAMA : ANDHINI PRADIPTASARI
NIM : 835129298
Tgl: TTD:
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat latar belakang masalah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori yang digunakan untuk menjawab masalah 3.
Mahasiswa mampu membuat metodologi penelitian
1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan dan
manfaat penelitian!]
2. Buatlah kajian pustakanya!
3. Buatlah metodologi penelitian yang digunakan!
Jawaban:
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 67 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola pikir
sebagai berikut: (1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik, (2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran
interaktif, (3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, (4) pola
pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif, (5) pola pembelajaran sendiri menjadi
belajar kelompok, (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia, (7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan, (8) pola
pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak,
dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Tujuan khusus muatan pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang terdapat pada
Depdiknas (2006:148) adalah sebagai berikut: (1) Memahami konsep Matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika. (3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.
Adapun ruang lingkup Matematika meliputi bilangan, geometri dan pengukuran, serta
pengolahan data.
Berdasarkan data dari TIMSS (Trends International Mathematics and Science Study)
suatu studi internasional tentang prestasi Matematika dan sains yang dilakukan pada tahun
2011 menunjukkan peringkat 38 dari 42 negara peserta. Perolehan skor Indonesia hanya
386 dari skor rata-rata internasional yang mencapai 500 sehingga Indonesia hanya
mencapai Low International Benchmark . Dengan pencapaian tersebut, rata-rata siswa
Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu
mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-
konsep yang kompleks dan abstrak.
Permasalahan pembelajaran tersebut, merupakan gambaran yang terjadi di SD
Marsudi Utami Semarang. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi melalui data
dokumen, observasi, dan catatan lapangan, bahwa pembelajaran tema peduli terhadap
makhluk hidup pada muatan Matematika pada aspek operasi hitung pecahan
belum optimal, karena guru kurang menggunakan model pembelajaran berhitung yang
bervariasi, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan penggunaan media
pembelajaran masih kurang.
Hal itu didukung data dari pencapaian hasil belajar operasi hitung pecahan pada siswa
kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 67. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai
terendah 38 dan nilai tertinggi 80, dengan rerata kelas 56. Dengan melihat data hasil belajar
dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk
ditingkatkan kualitasnya, agar siswa sekolah dasar tersebut terampil operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran Matematika.
Berdasarkan diskusi dengan kolaborator, untuk memecahkan masalah pembelajaran
tersebut tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan
meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan model pembelajaran RME
(Realistic Mathematics Education) dengan media PPPK (Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan Kertas).
Model RME akan lebih efektif apabila menggunakan media yang bersifat edukatif
sehingga dapat mendorong, menantang, merangsang dan menarik minat siswa untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Media yang bisa digunakan salah
satunya adalah media visual, media visual merupakan sajian yang mengandung pesan yang
disampaikan melalui indera penglihatan. Media visual yang dapat digunakan adalah media
PPPK (Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kertas). Media PPPK (Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Kertas) adalah media konkrit yang terbuat dari kertas yang dibentuk
menjadi blok kertas pecahan untuk mempermudah siswa memahami konsep penjumlahan
dan pengurangan pecahan. (Hernawan, 2011:11.19)
Penelitian yang mendukung dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Dafinta Sarastuti Dwi Wuryani dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan melalui Pendekatan Matematika Realistik
Berbantuan Kertas Origami Siswa Kelas IV SDN Kaligesing Kabupaten Purworejo”. Adapun
temuannya adalah: (1) keterampilan guru meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu dari
78,26 (B) menjadi 87,97 (A), (2) aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II
yaitu dari 68,35% menjadi 82,9%, (3) rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat dari siklus
I ke siklus II yaitu 82,89 dengan persentase tuntas klasikal sebesar 85,29% menjadi 90,64
dengan persentase tuntas belajar klasikal sebesar 91,18%.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran Matematika, dimana siswa lebih aktif, kreatif dan terampil melakukan operasi
hitung pecahan.
Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian
tindakan kelas dengan judul peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan melalui
model RME dengan media PPPK pada siswa kelas IV SD Marsudi Utami Semarang.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran tema peduli terhadap makhluk
hidup pada muatan pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Marsudi Utami
Semarang.
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran RME dan media PPPK dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Marsudi Utami Semarang ?
2. Apakah model pembelajaran RME dan media PPPK dapat meningkatkan keterampilan guru
dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Marsudi Utami Semarang ?
3. Apakah model pembelajaran RME dapat meningkatkan keterampilan operasi hitung pecahan
siswa kelas IV SD Marsudi Utami Semarang ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tema peduli terhadap makhluk hidup muatan
Matematika pada siswa kelas IV SD Marsudi Utami Semarang.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan
menggunakan model RME dan media PPPK.
2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan model RME dan media PPPK.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan operasi hitung pecahan.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa
Dengan penerapan model pembelajaran RME siswa dapat menerima pengalaman belajar
yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan minat, keterampilan tentang operasi hitung
pecahan.
2. Guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang model pembelajaran RME
sehingga dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran Matematika agar lebih menarik dan
menyenangkan.
3. Lembaga
Dengan menerapkan model pembelajaran RME dapat menambah pengetahuan dan
memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran sehingga mutu lembaga
dapat meningkat.
2. KAJIAN PUSTAKA
1 Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
Belajar adalah proses yang komples yang terjadi pada semua individu dan
berlangsung sejak masih bayi hingga seumur hidup dan sampai ke liang lahat nanti. Salah
satu tanda bahwa orang sudah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku tersebut terkait dengan perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan
maupun nilai dan sikap. Perubahan tersebut sebaik akibat dari interaksi seseorang dengan
lingkungan, tidak karena poses pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan. Perubahan tersebut seyogyanya bersifat
permanen, tahan lama, dan menetap, tidak hanya berlangsung sesaat.
2. Hakikat Pembelajaran
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
4. Kualitas Pembelajaran
Keterampilan guru
Aktivitas siswa
Materi Pembelajaran
Media Pembelajaran
Media Pembelajaran PPPK
Hasil Belajar
5. Penilaian Otentik
6. Hakikat Matematika
7. Keterampilan Operasi Hitung
8. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education
9. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Realistic Mathematics Education
10. Penerapan Langkah-Langkah Model Realistic Mathematics Education dan Media
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kertas
2. Kajian Empiris
Penelitian yang dilakukan oleh Erna Siti Nur’aini tahun 2016 pada siswa kelas IV SDN Talun
dan Kelas IV SDN Rancamulya dengan judul “Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa
pada Materi Menyederhanakan Pecahan” menunjukkan bahwa pendekatan RME dan
pendekatan konvensional dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan
kepercayaan diri siswa. Namun, pendekatan RME lebih baik daripada pendekatan konvensional
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kepercayaan diri siswa. (Jurnal
nasional)
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ananda tahun 2018
pada siswa kelas IV SDN 018 Bangkinang Kota dengan judul “Penerapan Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah
Dasar” menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran pecahan
berpenyebut tidak sama dengan pendekatan RME pada setiap siklus dapat terlihat dari nilai
rata-rata 74,58 dengan persentase ketuntasan belajar 83,33% pada siklus I dan nilai rata-rata
86,25 dengan persentase ketuntasan belajar 100% pada siklus II. Jadi, pembelajaran operasi
penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dengan pendekatan RME dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SDN 018 Bangkinang Kota. (Jurnal nasional)
3 Kerangka Berpikir
Berikut disajikan skema kerangka berpikir dari penelitian ini:
Guru:
1. Masih menggunakan ceramah satu arah.
2. Guru dalam mengajar masih tidak berorientasi pada kenyataan, sehingga
pemahaman siswa terhadap materi pecahan rendah.
Kondisi 3. Media yang digunakan belum bervariasi.
awal Siswa:
1. Siswa tidak tahu konsep dari pecahan.
2. Siswa masih bingung dalam menghitung pecahan.
3. Siswa masih sulit dalam menyamakan penyebutnya dalam pecahan.
4. Siswa masih bingung dalam merubah berbagai bentuk pecahan.
5. Beberapa siswa masih ada yang belum hafal perkalian dan pembagian
angka 1 sampai 100.
6. Siswa sering diberi contoh soal matematika dan diharuskan
mengerjakan latihan berdasarkan contoh, sehingga aktivitas keterlibatan
siswa dalam pembelajaran tersebut masih kurang.
Hasil belajar:
Hasil belajar siswa rendah,75% siswa belum mencapai KKM.
3. METODE PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa
laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Jepang Pakis.
2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika.
2. Keterampilan guru dalam pembelajaran Matematika.
3. Keterampilan operasi hitung
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
4. Siklus Penelitian
Perencanaan dalam siklus
4.1 Siklus Pertama
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP dengan KD 3.3 Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah,
selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
Indikator 3.3.1 Menjelaskan cara melakukan penjumlahan bilangan pecahan pada
muatan Matematika tema peduli terhadap makhluk hidup pembelajaran 4.
Tema Peduli terhadap makhluk hidup
Pembelajaran 4
Pembelajaran 5
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal
1) Pengkondisian kelas
2) Menyampaikan salam dan doa
3) Melakukan presensi
4) Apersepsi
5) Menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru memperkenalkan materi kepada siswa dengan contoh benda kontekstual yang
ada di lingkungan sekitar mereka, yaitu dengan memotong kue (mengamati)
2) Siswa menunjukkan nilai pecahan yang terdapat pada kue tersebut (mencoba)
3) Siswa diberikan penjelasan tentang pengurangan pecahan berpenyebut sama dan
pengurangan berpenyebut beda secara klasikal (mengamati)
4) Guru menggali pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai siswa untuk menghitung
pecahan berpenyebut beda yaitu tentang KPK
5) Guru menegaskan lagi dengan menggunakan alat peraga (mengamati)
6) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen, satu kelompok
terdiri atas 5-6 siswa. Siswa berkelompok mendiskusikan penemuan konsep
pengurangan pecahan berpenyebut sama dan pengurangan pecahan berpenyebut
beda (mengumpulkan informasi)
7) Guru memberikan bimbingan baik secara individual maupun secara kelompok
(mengasosiasi)
8) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi (penemuan konsep
pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut beda serta penyelesaian
masalah kontekstual)
9) Siswa menyelesaikan masalah realistik (berupa soal cerita yang disesuaikan dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari di lingkungan siswa) tentang pengurangan
pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut beda secara individu (evaluasi)
10) Beberapa siswa maju untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis
11) Siswa dan guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang
berani maju
c. Observasi
1) Mengamati keterampilan guru dalam proses pembelajaran tema peduli terhadap
makhluk hidup subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku dengan
menggunakan model RME dengan media PPPK (Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan Kertas)
2) Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tema peduli terhadap makhluk
hidup subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku dengan menggunakan
model RME dengan media PPPK (Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kertas)
3) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
d. Refleksi
1) Mengkaji proses pelaksanaan tindakan pada siklus 2 melalui lembar hasil observasi
dan catatan lapangan.
2) Menganalisis proses dan hasil pembelajaran pada siklus 2 berdasarkan hasil
pengamatan dan dokumentasi
3) Mengkaji hasil penelitian tindakan pada siklus 2 dan mengidentifikasi indikator
keberhasilan tindakan siklus 2 sesuai indikator keberhasilan yang telah disusun
4) Menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2 mengenai pelaksanaan
tindakan pada siklus 2
5) Menyusun tindakan siklus berikutnya jika indikator keberhasilan belum tercapai
6. Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa keterampilan siswa dalam
melakukan operasi hitung pecahan yang diperoleh siswa.
2. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan
aktivitas siswa, keterampilan guru, dan wawancara serta catatan lapangan dalam
pembelajaran.
9. Indikator Keberhasilan
Model RME dan media PPPK dapat meningkatkan keterampilan operasi hitung pecahan
pada siswa kelas IV SDN 2 Jepang Pakis dengan indikator sebagai berikut:
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika menggunakan model RME dengan media
PPPK meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (B)
b. Keterampilan guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan model RME dengan
media PPPK meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (B)
c. Kriteria ketuntasan aspek sosial spiritual dalam kriteria baik (B)
Kriteria ketuntasan belajar pada aspek pengetahuan 75% dengan nilai 67.
Kriteria pada aspek keterampilan operasi hitung 75% siswa dengan nilai 67.