Anda di halaman 1dari 37

1

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX


(Studi Kasus CV Tiga Serangkai, Balikpapan, Kalimantan Timur)

AFIF MUHAMMAD ZAIN


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
email: afifzain@ymail.com

ABSTRAK
CV Tiga Serangkai adalah perusahaan yang bergerak di bidang General Supplier dan
Kontraktor yang melayani perusahaan menengah dan perusahaan besar, baik swasta dan
pemerintahan. Dalam melakukan aktivitasnya karyawan CV Tiga Serangkai tidak jarang
mendapat tekanan yang cukup tinggi sehingga beban kerja mental karyawan meningkat.
Untuk itu perlu dilakukan analisis seberapa besar beban kerja mental yang dialami dan
faktor apa yang mempengaruhinya. Sehingga CV Tiga Serangkai dapat menentukan
langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi tersebut. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengukur beban kerja mental adalah NASA-TLX. Dari hasil
perhitungan NASA-TLX diperoleh nilai beban kerja mental untuk seluruh pekerja
berjumlah 57,56 berada pada tingkat tinggi dengan indikator beban kerja mental terbesar
pada operator CV Tiga Serangkai adalah skala MD (Mental Demand) sebesar 12,472.

Kata kunci: beban kerja mental, NASA-TLX, Beban Kerja


1

1. PENDAHULUAN organisasi sendiri sangat tergantung


1.1 Latar Belakang pada kualitas sumber daya manusia
Dalam era globalisasi sekarang ini, kita sebagai karyawan dan pelaku layanan
merasa bahwa batas antar benua sudah dalam suatu organisasi (Zeithaml et al.,
semakin tidak jelas. Hal ini 1990, dalam Grace W. Susanto, 2001).
memudahkan bagi suatu negara untuk Untuk itu, diperlukan manajemen
menanamkan modalnya serta sumber daya manusia. Manajemen
mengembangkan usahanya ke negara sumber daya manusia merupakan bagian
lain. Oleh karena itu persaingan dalam yang penting dalam perusahaan, bahkan
dunia usaha menjadi semakin ketat. dapat dikatakan bahwa manajemen
Suatu organisasi yang tidak dapat sumber daya manusia adalah identik
menjawab tantangan tersebut, dapat dengan manajemen itu sendiri. Menurut
dipastikan semakin lama akan semakin Prof. Dr. Buchari Zainun, MPA,
terancam kelangsungan hidupnya. manajeman adalah suatu usaha atau
Agar tetap dapat berkiprah di era kegiatan, kemampuan, keterampilan dan
pasar bebas yang penuh persaingan kewenangan untuk mencapai tujuan
tersebut, dikembangkanlah teknologi dengan memanfaatkan bantuan manusia
dan inovasi industri yang membuat lain dan menggunakan sarana-sarana
perusahaan lebih kompetitif dalam lainnya yang tersedia (Zainun, 2001).
menghadapi persaingan. Dalam hal ini, Manajemen sumber daya manusia
perusahaan dituntut menjalankan melibatkan seluruh keputusan dan
perannya dengan baik dalam mencapai praktek manajemen yang secara
tujuan dan meningkatkan kinerja langsung mempengaruhi orang-orang
perusahaan. yang bekerja untuk perusahaan (Fischer,
Selain itu, masalah kualitas 1990).
sumber daya manusia merupakan suatu Dengan perubahan lingkungan
hal yang penting untuk diperhatikan. yang pesat dan seringkali sulit diprediksi
Sumber daya manusia merupakan salah tersebut menyebabkan setiap perusahaan
satu asset yang menentukan maju menghadapi dua tantangan. Di satu
mundurnya suatu organisasi. pihak perusahaan diharapkan mampu
Sumber daya manusia merupakan menciptakan keteraturan agar dapat
salah satu faktor yang sangat penting diprediksi. Sedangkan di pihak lain,
dalam organisasi, karena kualitas diharapkan tanggap pada perubahan
2

lingkungan agar dapat bersaing dengan aktivitas mental jelas lebih berat
perusahaan lainnya. Dengan kondisi dibandingkan dengan aktivitas fisik.
seperti ini manusia yang memegang Aktivitas fisik dan mental ini
peranan penting dalam menimbulkan konsekuensi, yaitu
perkembanganorganisasi dituntut munculnya beban kerja. Beban kerja
menjalankan tugas dengan sebaik- merupakan perbedaan antara
baiknya demi perkembangan organisasi kemampuan pekerja dengan tuntutan
untuk dapat bertahan dalam era pekerjaan (Meshkati & Hancock, 1988).
globalisasi. Beban kerja seseorang sudah
Manusia sebagai salah satu ditentukan dalam bentuk standar kerja
komponen penting dalam organisasi perusahaan menurut jenis pekerjaannya
maupun kegiatan industri (baik yang (Mangkuprawira, 2003). Beban kerja
menghasilkan produk maupun jasa) yang dibebankan kepada karyawan dapat
memiliki keterbatasan dan kelebihan terjadi dalam tiga kondisi. Pertama,
satu dengan lainnya. Agar manusia ini beban kerja sesuai standar. Kedua, beban
dapat bekerja dan menghasilkan suatu kerja yang terlalu tinggi (over capacity).
output yang optimal maka penting untuk Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah
diperhatikan berbagai aspek terkait (under capacity). Beban kerja yang
dengan manusia tersebut. terlalu berat atau ringan akan berdampak
Kegiatan manusia dapat terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja
digolongkan dalam dua komponen yang terlalu ringan berarti terjadi
utama yaitu kerja fisik (menggunakan kelebihan tenaga kerja. Kelebihan ini
otot sebagai kegiatan sentral) dan kerja menyebabkan organisasi harus menggaji
mental (menggunakan otak sebagai jumlah karyawan lebih banyak dengan
pencetus utama). Kedua kegiatan ini produktifitas yang sama sehingga terjadi
tidak dapat dipisahkan secara sempurna inefisiensi biaya. Sebaliknya, jika terjadi
mengingat terdapat hubungan yang erat kekurangan tenaga kerja atau banyaknya
antara satu dengan yang lainnya. Namun, pekerjaan dengan jumlah karyawan yang
jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, dipekerjakan sedikit, dapat
maka kerja mental murni relatif lebih menyebabkan keletihan fisik maupun
sedikit mengeluarkan energi psikologis bagi karyawan. Akhirnya,
dibandingkan dengan kerja fisik, Namun karyawan pun menjadi tidak produktif
secara moral dan tanggung jawab, karena terlalu lelah.
3

Beban kerja yang berlebih pada organisasi, karir, jabatan, hubungan


karyawan dapat memicu timbulnya stres. antar manusia, keluarga, serta stressor
Karyawan yang mengalami stres juga bersumber dari dalam diri individu,
memungkinkan mereka untuk tidak antara lain kepribadian, sikap terhadap
dapat menampilkan performa secara pekerjaan, lama kerja, pendidikan, serta
efektif dan efisien dikarenakan pengalaman masa lalu. Dari faktor-
kemampuan fisik dan kognitif mereka faktor internal tersebut bukan hanya
menjadi berkurang. Menurut Cox yang aspek intelegensi, minat, bakat dan
mengutip laporan studi yang dilakukan motivasi saja yang penting bagi seorang
oleh Dewe terhadap 1800 perawat 29 karyawan, tetapi aspek kepribadian juga
rumah sakit di Selandia Baru, penting untuk diperhatikan karena
mengidentifikasi lima sumber stres kebutuhan suatu perusahaan akan
kerja, yaitu: beban kerja, kesulitan kepribadian yang sehat dari
berhubungan dengan staf lain. kesulitan karyawannya dapat membantu kemajuan
menjadi perawat di unit perawatan kritis, perusahaan. Bahkan menurut Gibson,
ketentuan pengobatan pasien, dan (1988) kepribadian adalah salah satu
kesulitan menghadapi pasien yang tidak aspek utama dari individu yang dapat
ada harapan. memengaruhi efektivitas sebuah
Schultz (1982) menjelaskan aspek- organisasi.
aspek yang dapat menimbulkan stres Menurut National Institute for
kerja adalah beban kerja yang Occupational Safety and Health, lebih
berlebihan, baik secara kualitatif dari setengah pekerja di Amerika melihat
maupun kuantitatif. Individu akan stres kerja sebagai permasalahan besar
merasa beban kerjanya berlebihan secara dalam kehidupan mereka, persentase ini
kuantitatif apabila terlalu banyak meningkat dua kali lipat dibanding awal
pekerjaan yang harus dia lakukan, 1990. Jumlah orang yang menderita sakit
sedangkan individu akan merasa bahwa karena stres meningkat tiga kali lipat
beban kerjanya berlebihan secara antara 1999-2000. The American
kualitatif apabila menurutnya Institute of Stress memperkirakan bahwa
pekerjaannya sulit bagi dirinya. stres dan sakit yang disebabkannya,
Menurut Kiov dan Kohn, (dalam membuat dunia usaha di Amerika
Miner, 1992) stressor dapat timbul pada mengalami kerugian sebesar 300 miliar
lingkungan kerja, kondisi kerja, dolar pertahun. Adapun Komunitas
4

Eropa secara resmi menyatakan bahwa Oleh karena itu, perlu dilakukan
stres merupakan permasalahan analisis lebih lanjut terkait dengan
kesehatan yang terkait pekerjaan pengukuran beban kerja. Salah satu
terbesar kedua yang dihadapi oleh para metode yang dapat digunakan untuk
pekerja di Eropa (Robbins & Judge, melakukan pengukuran beban mental
2008). adalah metode NASA-TLX.
Apabila kemampuan dari pekerja NASA-TLX adalah metode rating
lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan multi-dimensional yang mampu
maka akan menimbulkan rasa bosan dan mengukur secara keseluruhan beban
sebaliknya, apabila kemampuan pekerja kerja mental berdasar kanbobot rata-rata
lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan dari 6 subskala yaitu Mental Demands,
maka akan menimbulkan dampak Physical Demands, Temporal Demands,
kelelahan yang berlebih yang Own Performance, Effort dan Frustation
menyebabkan stress kerja pada (NASA Performance Research Group,
karyawan dan menyebabkan sering 1988). Metode ini memiliki tingkat
terjadinya kecelakaan kerja dan sensitivitas yang baik karena
kecacatan produk. Hal ini menyebabkan pengukurannya ditinjau dari 6 subskala
keuntungan perusahaan berkurang. dan menyeluruh (Rubio, Diaz, Martin, &
Disamping aspek kemampuan atau Puente, 2004).
kompetensi pekerja, beban kerja juga 1.2 Rumusan Masalah
terkait dengan aspek kuantitas pekerja. Berdasarkan latar belakang masalah
Jika jumlah pekerja dalam suatu fungsi diatas, maka rumusan masalah dalam
terlalu sedikit, maka beban kerja per penelitian ini adalah sebagai berikut:
orang akan terlalu tinggi. Akibatnya 1. Berapa besar beban kerja mental
kualitas pelayanan akan rendah atau pekerja?
bahkan kinerja fungsi tersebut di bawah 2. Apa penyebab beban kerja mental
standar. Sebaliknya jika jumlah pegawai yang dialami oleh pekerja?
terlalu banyak, maka beban kerja akan 1.3 Batasan Masalah
terlalu rendah. Akibatnya SDM akan Agar penelitian yang dilakukan dapat
menanggung biaya tinggi. Oleh karena berjalan sesuai dengan latar belakang
itu, dalam penataan sumber daya masalah dan rumusan masalah diatas,
manusia perlu ditentukan jumlah beban maka batasan masalah dalam penelitian
kerja standar. ini adalah sebagai berikut:
5

1. Penelitian ini hanya dilakukan di CV yang akan dibahas dalam penelitian ini,
Tiga Serangkai sebagai berikut:
2. Waktu pengambilan data dari 7:00 s/d BAB I PENDAHULUAN
17:00 Berisi tentang latar belakang masalah,
3. Metode yang digunakan adalah rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
NASA-TLX penelitian serta sistematika penulisan.
1.4 Tujuan Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan rumusan masalah diatas, Berisi kajian deduktif dan induktif yang
maka tujuan penelitian dalam penelitian menjadi landasan dalam penelitian dan
ini adalah sebagai berikut: menjelaskan posisi penelitian
1. Mendiskusikan seberapa besar beban dibandingkan dengan penelitian
kerja mental perkerja terdahulu.
2. Menganalisa penyebab beban kerja BAB III METODOLOGI PENELITIAN
mental Berisi bagaimana menguraikan kerangka
1.5 Manfaat Penelitian dan bagan aliran penelitian, teknik yang
Manfaat yang diharapkan dapat digunakan, analisis model, bahan atau
diperoleh dari penelitian ini adalah materi penelitian yang digunakan, alat,
1. Hasil penelitian dapat digunakan tata cara penelitian dan data yang akan
sebagai rekomendasi untuk diteliti serta cara analisis yang dipakai
mengetahui seberapa besar beban dan sesuai dengan bagan alir yang telah
kerja mental operator. dibuat.
2. Sebagai rekomendasi untuk BAB IV PENGUMPULAN DATA
mengetahui produktifitas pekerjaan DAN PENGOLAHAN DATA
operator. Berisi tentang cara mengumpulkan data
3. Dapat dijadikan acuan untuk dan bagaimana cara mengelolah data
menentukan pelatihan yang tersebut menggunakan metode yang
diperlukan. telah dtetapkan dan diterapkan sehingga
1.6 Sistematika Penulisan tujuan penelitian dapat tercapai. Bab ini
Berikut ini merupakan Sistemtika pada merupakan acuan agar mendapatkan
penulisan Laporan Tugas Akhir pembahasan hasil yang akan ditulis di
(Skripsi), yang terbagi menjadi beberapa bab V.
bab yang memuat informasi apa saja BAB V PEMBAHASAN
6

Berisi penjelasan tentang pembahasan Keputusan Menteri Pendayagunaan


dan analisis dari penilitian tentang Aparatur Negara Nomor
pengolahan data yang telah didapat di KEP/75/M.PAN/7/2004, beban kerja
bab sebelumnya yang mengacu pada adalah sejumlah target pekerjaan atau
teori dan alur penelitian yang telah target hasil yang harus dicapai dalam
dipaparkan sebelumnya. satu satuan waktu tertentu dalam
BAB VI PENUTUP keadaan normal.
Bab ini merupakan akhir dari penelitian Selain itu, Definisi yang paling
yang dilakukan. Kesimpulan yang sederhana dikemukajan oleh de Waard
merupakan jawaban dari rumusan (1996) bahwa beban kerja merupakan
masalah yang telah dipaparkan diawal adanya tuntutan yang diberikan kepada
penelitian dan saran diajukan untuk manusia. Beban kerja juga berarti ukuran
pengembangan penelitian lanjutan yang atau proporsi kapasitas yang dimiliki
sekiranya mampu dilakukan dengan manusia untuk memenuhi tuntutan
memperbaiki atau menutupi sehingga menghasilkan reaksi berupa
keterbatasan yang terdapat pada performance tertentu. Secara spesifik, de
penelitian ini. Waard (1996) menyebutkan workload
DAFTAR PUSTAKA sebagai “the effect the demand has on the
LAMPIRAN operator in terms of stages that are used
in information processing and their
2. KAJIAN PUSTAKA energetic.” Jadi, workload terbagi
2.1. Beban Kerja berdasarkan keterkaitanya dengan aspek
Workload atau beban kerja merupakan “energi” yang disebut sebagai physical
usaha yang harus dikeluarkan oleh workload, serta aspek “proses
seseorang untuk memenuhi informasi” yang merupakan mental
“permintaan” dari pekerjaan tersebut. workload. Antara physical dan mental
Sedangkan kapasitas adalah kemampuan workload memiliki konsep yang hampir
manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari sama (Sanders & McCormick, 1993).
kondisi fisik maupun mental seseorang. Workload dapat diartikan sebagai total
Beban kerja yang dimaksud adalah energi yang dihasilkan dari sebuah
ukuran (porsi) dari kapasitas operator sistem, orang tertentu atau hewan yang
yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang
melakukan kerja tertentu. Menurut melebihi waktu. Sebagai contoh definisi
7

yang digunakan oleh Hart dan Staveland menyelesaikan pekerjaan lebih


(1988), workload merupakan hubungan besar dari jam kerja tersedia atau
jumlah kemampuan mental dalam volume pekerjaan melebihi
memproses sumber daya lainnya dan kemampuan pekerjaan;
jumlah yang diperlukan untuk suatu 2) Beban kerja normal artinya waktu
penugasan itu. Yang berarti pengertian yang digunakan untuk
beban kerja atau workload mengandung menyelesaikan pekerjaan sama dari
dua dimensi yaitu dimensi kuantitatif jam kerja tersedia atau volume
dan dimensi kualitatif, yaitu: pekerjaan sama dengan kemampuan
1. Workload merupakan total seluruh pekerja;
sumber daya yang digunakan 3) Beban kerja dibawah normal artinya
dibandingkan dengan penugasan atau waktu yang digunakan untuk
pekerjaan yang dibebankan dalam menyelesaikan pekerjaan lebih kecil
periode waktu tertentu (dimensi dari jam kerja tersedia atau volume
kuantitatif, jumlah pekerjaan pekerjaan lebih rendah dari
dibanding sumber daya yang kemampuan pekerjaan.
mengerjakan dalam waktu tertentu) Selain itu, Beban kerja
2. Workload merupakan persepsi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor
pekerja terhadap pekerjaannya eksternal dan faktor internal. Menurut
(kualitatif, bagaimana pekerja Tarwaka (2004), faktor-faktor yang
merespon suatu penugasan yang mempengaruhi beban kerja antara lain:
dikerjakannya, apakah pekerjaan a. Faktor eksternal, yaitu beban yang
menjadi membebaninya atau terlalu berasal dari luar tubuh pekerja,
ringan baginya). seperti;
Untuk mencapai beban kerja 1. Tugas-tugas yang bersifat fisik,
normal dalam arti volume pekerjaan seperti stasiun kerja, tata ruang,
yang sesuai dengan kemampuan kerja tempat kerja, alat dan sarana kerja,
cukup sulit, sehingga selalu terjadi kondisi kerja, sikap kerja, dan
ketidakseimbangan meskipun tugas-tugas yang bersifat
penyimpangannnya kecil. Beban kerja psikologis, seperti kompleksitas
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu: pekerjaan, tingkat kesulitan,
1) Beban kerja diatas normal artinya tanggung jawab pekerjaan.
waktu yang digunakan untuk
8

2. Organisasi kerja, seperti lamanya


waktu bekerja, waktu istirahat,
shift kerja, kerja malam, sistem
pengupahan, model struktur
organisasi, pelimpahan tugas dan
wewenang.
3. Lingkungan kerja adalah
lingkungan kerja fisik, lingkungan
kimiawi, lingkungan kerja biologis
dan lingkungan kerja psikologis
b. Faktor Internal, yaitu faktor yang
berasal dari dalam tubuh itu sendiri
Gambar 2.1 Kategori Beban Kerja
akibat dari reaksi beban kerja
(Sumber: Modul 4 Beban Kerja Mental
eksternal. Faktor internal meliputi
Laboratorium Desain Sistem Kerja &
faktor somatis (jenis kelamin, umur,
Ergonomi)
ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi
2.2. Beban Kerja Mental (Mental
kesehatan) dan faktor psikis
Workload)
(motivasi, persepsi, kepercayaan,
Menurut Henry R. Jex (1998) dalam
keinginan dan kepuasan).
bukunya “Human Mental Workload”,
Pengukuran beban kerja
beban kerja mental adalah: "Beban kerja
dikategorikan menjadi tiga yaitu
yang merupakan selisih antara tuntutan
pengukuran beban kerja berdasarkan
beban kerja dari suatu tugas dengan
pengukuran waktu, mental dan fisik.
kapasitas maksimum beban mental
Kategori pengukuran beban kerja
seseorang dalam kondisi termotivasi”.
disajikan pada gambar 2.1.
Beban kerja mental (mental
workload) didefinisikan oleh Sanders &
mc Cormick (1993) sebagai berikut: A
measurable quantity of information
processing demands placed on an
individual by task. Hal ini menunjukkan
bahwa mental workload dapat diketahui
melalui pengukuran terhadap tugas-
9

tugas (task) yang berupa information manusia ditentukan dari karakteristik


processing yang dikerjakan oleh manusia itu sendiri (internal) maupun
manusia. Secara lebih detail, Sanders & karakteristik tugas yang diberikan
McCormick (1993) juga mengutip dari (eksternal). Faktor-faktor internal itu
Mc Cloy, Derrick & Wickens (1983) antara lain; kemampuan individu,
yaitu: … mental workload as the motivasi dalam bekerja, strategi yang
difference between the amount of dipakai, dan kondisi internal (mood).
resources available within a person and Faktor internal tersebut akan
the amount of resources demanded by mempengaruhi workload berdasarkan
the task situation. This means that apa yang dialami manusia secara
mental workload can be change by individu atau yang disebut sebagai
altering aither the amount of resources experienced load (Rouse et. Al., 1993;
available within a person (e.g, keeping de Waard, 1996). Faktor internal ini
the person awake for 24 hours) or the menyebabkan mental workload bersifat
demands made by the task on the person individual dimana tugas-tugas dengan
(e.g.) increasing the number of tuntutan yang sama belum tentu
information channels). menghasilkan tingkat workload yang
Selain itu, de Waard (1996) juga sama pada setiap individu. Sedangkan
menyebutkan konsep mental workload secara eksternal, usaha manusia akan
secara lebih spesifik: More specifically, bertambah jika tugas-tugas pun
workload is the specification of the bertambah atau semakin banyak sumber
amount of information processing informasi yang diberikan.
capacity that is used for task Beban kerja mental (mental
performance. In the concept of mental workload) juga dapat didefinisikan
workload how the goal is reached (e.g. sebagai evaluasi operator terhadap
the order in terms of accuracy or speed) selang kewaspadaan (kapasitas saat
are included. Therefore, workload sedang termotivasi dengan beban kerja
depends upon the individual, and owing yang ada) ketika melakukan suatu
to the interaction between operator and pekerjaan mental (metacontroller
task structure, the same task demands do activity) untuk mencapai tujuan tertentu
not result in an equal level of workload (Meshkati & Hancock, 1988). Beban
for all individuals. Seberapa banyaknya mental yang dimaksud adalah jarak
kemampuan kognitif yang dikeluarkan antara kebutuhan pekerjaan (task
10

demand) dengan kapasitas pekerja yang terperinci yang berpengaruh dan


sedang melakukan pekerjaan mental mempunyai akibat pada faktor utama
(metacontroller activity) tersebut. tersebut yang dapat kita lihat dari panah-
Beberapa contoh kegiatan yang panah yang berbentuk tulang ikan pada
didominasi oleh aktivitas mental adalah diagram fishbone tersebut. Diagram
seperti operasi pembedahan, perakitan sebab akibat ini pertama kali
secara teliti, membidik sasaran pada saat dikembangkan pada tahun 1950 oleh
menembak, melihat objek berukuran seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu
mikro melalui mikroskop dan lain-lain. Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan
Beban mental memiliki korelasi yang uraian dari unsur-unsur proses untuk
cukup tinggi terhadap kesalahan yang menganalisa sumber-sumber potensial
dilakukan (error). Semakin tinggi beban dari penyimpangan proses. Faktor-faktor
mental yang dibebankan maka semakin penyebab utama ini dapat dikelompokan
tinggi pula kesalahan yang diakibatkan dalam: Materials, Machine dan
atau dapat dikatakan semakin rendah equipment, Manpower, Methods,
performa yang diberikan, jika beban Environment, dan Measurement.
tersebut melebihi kapasitas yang Selain itu, ada beberapa gejala
dimiliki. Shingledecker (1984) dan yang merupakan dampak dari kelebihan
Meshkati & Hancock (1988) beban mental berlebih, seperti yang
mendefinisikan fungsi manusia yang diterangkan oleh Hancock dan
digunakan dalam melakukan pekerjaan Mesahkati (1988), yaitu:
sehubungan dengan beban mental a. Gejala fisik
(aktivitas metakontrol). Sakit kepala, sakit perut, mudah
Penyebab beban kerja mental terkejut, gangguan pola tidur lesu,
pekerja reagent area dianalisis kaku leher belakang sampai
menggunakan cause and effect diagram. punggung, napsu makan menurun dan
Diagram ini merupakan suata alat visual lain-lain.
untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, b. Gejala mental
dan secara grafik menggambarkan Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas,
secara detail semua penyebab yang was-was, mudah marah, mudah
berhubungan dengan suatu tersinggung, gelisah, dan putus asa.
permasalahan. Selain itu juga kita dapat c. Gejala sosial atau perilaku
melihat faktor-faktor yang lebih
11

Banyak merokok, minum alkohol, berlebih maupun beban kerja yang


menarik diri dan menghindar. terlalu ringan.
Beban kerja mental yang 2. Jam kerja harus disesuaikan baik
berlebihan akan mengakibatkan adanya terhadap tuntutan tugas maupun
stres kerja. Menurut Lazarus (Fraser, tanggung jawab di luar pekerjaan.
1992) mengatakan bahwa stres kerja 3. Setiap pekerja harus diberikan
adalah kejadian–kejadian disekitar kerja kesempatan untuk mengembangkan
yang merupakan bahaya atau ancaman karier, mendapatkan promosi dan
seperti rasa takut, cemas, rasa bersalah, pengembangan keahlian.
marah sedih, putus asa, bosan, dan 4. Membentuk lingkungan sosial yang
timbulnya stres kerja disebabkan beban sehat yaitu antara pekerja yang satu
kerja yang diterima melampaui batas– dengan yang lain.
batas kemampuan pekerja yang 5. Tugas-tugas harus harus didesain
berlangsung dalam waktu yang relatif untuk dapat menyediakan stimulasi
lama pada situasi dan kondisi tertentu. dan kesempatan agar pekerja dapat
Stoner (1986) mengatakan bahwa menggunakan keterampilannya.
pekerjaan yang berbeda bagi setiap 2.3. Pengukuran Beban Kerja Mental
pekerja akan menimbulkan tingkat stres 1) Metode Pengukuran Obyektif
kerja yang berbeda pula. Stres kerja Berdasarkan Widyanti, et al
berpengaruh secara langsung maupun (2010), Beban kerja mental dapat
tidak langsung terhadap aspek–aspek diukur dengan pendekatan
pekerjaan terutama terhadap motif fisologis (karena terkuantifikasi
berprestasi yang kelak akan dengan dengan kriteria obyektif,
berhubungan dengan proses kerja. maka disebut metode obyektif).
Cara mencegah dan Kelelahan mental pada seorang
mengendalikan stres kerja menurut pekerja terjadi akibat adanya
Sauter (1990) dalam Prihatini (2007) reaksi fungsionil dari tubuh dan
adalah sebagai berikut pusat kesadaran. Pendekatan
1. Beban kerja mental harus disesuaikan yang bisa dilakukan antara lain:
dengan kemampuan dan kapasitas a. Pengukuran selang waktu
kerja pekerja yang bersangkutan kedipan mata (eye blink rate)
dengan menghindarkan adanya beban Durasi kedipan mata dapat
menunjukkan tingkat beban
12

kerja yang dialami oleh Menurut Widyanti, et al. (2010)


seseorang. Orang yang metode pengukuran beban kerja
mengalami kerja berat dan secara suyektif merupakan
lelah biasanya durasi kedipan pengukuran beban kerja mental
matanya akan lama, berdasarkan persepsi subyektif
sedangkan untuk orang yang responden/pekerja. Berikut ini
bekerja ringan (tidak merupakan beberapa jenis
terbebani mental maupun metode pengukuran subjektif:
psikisnya), durasi kedipan 1. National Aeronautics and
matanya relatif cepat. Space Administration Task
b. Flicker test Load Index (NASA-TLX)
Alat ini dapat menunjukkan 2. Subjective Workload
perbedaan performansi mata Assessment Technique
manusia, melalui perbedaan (SWAT)
nilai flicker dari tiap 3. Modified Cooper Harper
individu. Perbedaan nilai Scaling
flicker ini umumnya sangat 4. Multidescriptor Scale
dipengaruhi oleh 5. Rating Scale Mental Effort
berat/ringannya pekerjaan, (RSME)
khususnya yang Tahapan Pengukuran Beban
berhubungan dengan kerja Kerja Mental Secara Subyektif:
mata. 1. Menentukan faktor-faktor
c. Pengukuran kadar asam beban kerja mental pekerjaan
saliva yang diamati.
Memasang alat khusus untuk 2. Menentukan range dan nilai
mengetahui beban kerja yang interval.
diterima pekerja yang 3. Memilih bagian faktor beban
melibatkan mulut, terutama kerja yang signifikan untuk
dihasilkan oleh tiga pasang tugas-tugas yang spesifik.
kelenjar liur utama yang 4. Menentukan kesalahan
terletak diluar rongga mulut. subjektif yang
2) Metode Pengukuran Subyektif diperhitungkan berpengaruh
13

dalam memperkirakan dan tahun 1981 (Hancock dan Meshkati,


mempelajari beban kerja. 1988). Metode ini berupa kuesioner yang
Tujuan Pengukuran Beban Kerja dikembangkan berdasarkan munculnya
Mental Secara Subjektif kebutuhan pengukuran subjektif yang
1. Menentukan skala terbaik lebih mudah namun lebih sensitif pada
berdasarkan perhitungan pengukuran beban kerja. Hancock dan
eksperimental dalam Meshkati (1988) menjelaskan beberapa
percobaan. pengembangan metode NASA-TLX
2. Menentukan perbedaan skala yang ditulis dalam Susilowati (1999),
untuk jenis pekerjaan yang antara lain:
berbeda. 1. Kerangka Konseptual
3. Mengidentifikasi faktor Beban kerja timbul dari interaksi
beban kerja mental yang antara kebutuhan tugas dan
secara signifikan pekerjaan, kondisi kerja, tingkah
berhubungan berdasarkan laku, dan persepsi pekerja (teknisi).
penelitian empiris dan Tujuan kerangka konseptual adalah
subjektif dengan menghindari variabel-variabel yang
menggunakan rating beban tidak berhubungan dengan beban
kerja sampel populasi kerja subjektif. Dalam kerangka
tertentu. konseptual, sumber-sumber yang
Dari beberapa metode berbeda dan hal-hal yang dapat
tersebut metode yang paling banyak mengubah beban kerja disebutkan
digunakan dan terbukti memberikan satu demi satu dan dihubungkan.
hasil yang cukup baik adalah NASA- 2. Informasi yang Diperoleh dari
TLX dan SWAT (Hancock dan Peringkat (Rating) Subjektif
Meshkati, 1988). Peringkat subjektif merupakan
2.4. Metode NASA-TLX metode yang paling sesuai untuk
Metode NASA-TLX (National mengukur beban kerja mental dan
Aeronautics and Space Administration memberikan indikator yang
Task Load Index) dikembangkan oleh umumnya paling valid dan sensitif.
Sandra G. Hart dari NASA-Ames Peringkat subjektif merupakan satu-
Research Center dan Lowell E.Staveland satunya metode yang memberikan
dari San Jose State University pada informasi mengenai pengaruh tugas
14

secara subjektif terhadap pekerja atau persepsi kebutuhan subjek yang


teknisi dan menggabungkan pengaruh dibedakan oleh tugas. Tekanan
dari contributor beban kerja. waktu dinyatakan sebagai faktor
3. Pembuatan Skala Rating Beban Kerja utama dalam definisi dan model
a. Memilih kumpulan sub-skala yang beban kerja yang paling
paling tepat. operasional, dikuantitatifkan
b. Menentukan bagaimana dengan membandingkan waktu
menggabungkan sub-skala yang diperlukan untuk serangkaian
tersebut untuk memperoleh nilai tugas dalam eksperimen.
beban kerja yang sensitif terhadap b. Skala yang berhubungan dengan
sumber dan definisi beban kerja tingkah laku faktor usaha fisik
yang berbeda, baik di antara tugas memanipulasi eksperimen dengan
maupun di antara pemberi faktor kebutuhan fisik sebagai
peringkat. komponen kerja utama. Hasil
c. Menentukan prosedur terbaik eksperimen menunjukkan bahwa
untuk memperoleh nilai terbaik faktor usaha fisik memiliki
untuk memperoleh nilai numeric korelasi yang tinggi tapi tidak
untuk subskala tersebut. memberi kontribusi yang
4. Pemilihan Sub-skala signifikan terhadap beban kerja
Ada tiga subskala dalam penelitian, semuanya. Faktor usaha mental
yaitu skala yang berhubungan dengan merupaka kontributor penting
tugas, dan skala yang berhubungan pada beban kerja pada saat jumlah
dengan tingkah laku (usaha fisik, tugas operasional meningkat
usaha mental, performansi), skala karena tanggung jawab pekerja
yang berhubungan dengan subjek berpindah-pindah dari
(frustasi, stres, dan kelelahan). pengendalian fisik langsung
Susilowati (1999) juga menjelaskan menjadi pengawasan. Peringkat
beberapa subskala yang ditulis Hart usaha mental berkorelasi dengan
dan Staveland (1981), antara lain: peringkat beban kerja keseluruhan
a. Skala yang berhubungan dengan dala setiap katagori eksperimen
tugas peringkat yang diberikan dan merupakan faktor kedua yang
pada kesulitan tugas memberikan paling tinggi korelasinya dengan
informasi langsung terhadap beban kerja keseluruhan.
15

c. Skala yang berhubungan dengan bobot (weighted rating) pada sub skala
subjek frustasi merupakan beban merupakan alternatif dari sub kerja.
kerja ketiga yang paling relevan. Aplikasi NASA-TLX telah
Peringkat frustasi berkorelasi digunakan dalam ekperimen baik yang
dengan peringkat beban kerja menggunakan simulator (dalam
keseluruhan secara signifikan pada penerbangan), simulasi pengendalian
semua katagori eksperimen. supervisi atau untuk tugas-tugas dalam
Peringkat stress mewakili ekperimental (memory task,
manipulasi yang mempengaruhi chiceoperation time, critical instability
peringkat beban kerja keseluruhan tracking, conpesatortytracking, mental
dan merupakan skala yang paling arithmetic, mental rotation, target
independen. ocquisition, dan grammatical
Hart dan Staveland dalam reasoning).
Pheasant, (1991) merumuskan masalah Hancock dan Meshkati (1988)
pembuatan skala peringkat beban kerja menjelaskan langkah-langkah dalam
sebagai berikut: memilih kumpulan sub pengukuran beban kerja mental dengan
skala masalah yang paling tepat; menggunakan metode NASA-TLX,
Menentukan bagaimana yaitu:
menggabungkan sub skala tersebut a. Penjelasan Indikator Beban Mental
untuk memperoleh nilai beban kerja yang Akan Diukur Indikator
yang sensitif terhadap sumber dan Tabel 2.1 Indikator NASA-TLX
defenisi beban kerja yang berbeda, baik No. Dimensi Indikator
di antara tugas maupun diantara pemberi
peringkat; Menentukan prosedur terbaik
Aktivitas mental
untuk memperoleh nilai terbaik untuk Kebutuhan yang dibutuhkan
memperoleh nilai numerick untuk sub Mental
1 seperti melihat,
skala tersebut.
(Mental Demand) mencari informasi,
Dari masing-masing sub skala
dan mengingat
yang terpilih memberikan informasi
yang berguna dan relevan tentang aspek-
aspek pengalaman yang berbeda. Dari Jumlah aktivitas
2 Kebutuhan Fisik
penggabungan peringkat yang diberi fisik (menulis,
16

No. Dimensi Indikator Item


- Kebutuhan mental (Mental
(Physical berjalan, duduk) - Aktivitas mengetik yang
Demand), merupakan kemampuan
demand) yang dibutuhkan dibutuhkan untuk menyelesaikan
tiap-tiap orang dalam memproses
setiap pekerjaan.
informasi terbatas, hal ini dapat
- Aktivitas berjalan yang dibutuhkan
mempengaruhi tingkat kinerja
untuk menyelesaikan setiap
perorang yang dapat dicapai.
pekerjaan.
Hubungan antara beban kerja dan
- Aktivitas duduk yang dibutuhkan
kinerja dapat dilihat pada kurva U
untuk menyelesaikan setiap
yang terbalik. Kinerja manusia
pekerjaan.
pada tingkat rendah tidak juga
- Batasan waktu yang diberikan
Kebutuhan waktu baik, jika tidak banyak hal yang
Jumlah tekanan yang untuk mengerjakan setiap
bisa dikerjakan, orang akan mudah
3 (temporal berkaitan dengan pekerjaan.
bosan dan cenderung kehilangan
demand) waktu - Jumlah waktu yang dibutuhkan
ketertarikan terhadap pekerjaan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
yang dilaksanakannya. Dalam
Performansi - Pencapaian kesuksesan pada setiap
kondisi dapat dikatakan
Keberhasilan setiap pekerjaan.
4 (own underload, peningkatan beban
pekerjaan
performance) kerja setelah titik ini akan
menyebabkan degradasi dalam
- Perasaan tidak aman secara
kinerja. Pada tingkat beban kerja
Perasaan yang psikologis yang dirasakan ketika
yang sangat tinggi atau Overload,
dirasakan seperti bekerja.
pada kondisi ini informasi penting
Tingkat frustasi - Perasaan rendah diri yang
rasa aman, rendah akan hilang akibat dari
5 dirasakan ketika bekerja.
(frustasion) pendangkalan atau pemfokusan
diri, terganggu, dan - Perasaan jengkel yang dirasakan
perhatian hanya satu aspek dari
ketika bekerja.
jengkel pekerjaan.
- Perasaan tersinggung yang
- Kebutuhan fisik (Physical
dirasakan ketika bekerja.
Demand), merupakan dimensi
Usaha mental dan - Usaha mental yang dilakukan
mengenai kebutuhan fisik
6 Usaha (effort) untuk menyempurnakan hasil kerja
fisik yang (physical demand) pada NASA-
- Fisik yang dilakukan untuk
dibutuhkan TLX memiliki deskripsi yaitu
menyempurnakan hasil kerja
tentang seberapa banyak aktivitas
17

fisik yang dibutuhkan seperti - Usaha (Effort), merupakan


mendorong, menarik, memutar, dimensi usaha menjabarkan bahwa
mengontrol, mengoperasikan, dan seberapa besar usaha yang
sebagainya. Selanjutnya mengenai dilakukan oleh anda sebagai
tugas fisik yang dilakukan tersebut pekerja untuk menyelesaikan
apakah termasuk dalam kategori pekerjaan anda sendiri. Dalam hal
mudah atau sulit untuk dikerjakan, ini usaha yang dilakukan meliputi
gerakan yang dilakukan selama usaha mental dan fisik.
aktivitas cepat atau lambat, serta - Kebutuhan frustasi (Frustation
melelahkan atau tidak. Demand), merupakan dimensi ini
- Kebutuhan waktu (Temporal berkaitan dengan kondisi yang
Demand), merupakan dimensi dapat menyebabkan terjadinya
kebutuhan waktu ini tergantung kebingungan, frustasi, dan
dari ketersediaan waktu dan ketakutan selama melaksanakan
kemampuan melengkapi (over- suatu pekerjaan, dengan demikian
lop) dalam menjalankan suatu dalam penyelesaian pekerjaan
aktivitas. Hal ini berkaitan erat menyebabkan lebih sulit dilakukan
dengan analisis batas waktu (time dari pada sebenarnya. Pada
line analysis) yang merupakan keadaan stres rendah, orang
metode primer untuk mengetahui cenderung santai. Sejalan dengan
apakah subjek dapat meningkatnya stres, maka terjadi
menyelesaikan tugas dalam waktu pengacauan konsentrasi terhadap
yang diberikan. aspek yang relevan dari suatu
- Performansi (Performance), pekerjaan yang lebih, hal ini
merupakan dimensi ini memiliki disebabkan adanya faktor
pengertian tentang seberapa individual subjek. Faktor-faktor
berhasil atau sukseskah pekerja ini antara lain sebagai berikut:
dalam menyelesaikan motivasi, kelelahan, ketakutan,
pekerjaannya yang telah tingkat keahlian, suhu, kebisingan,
ditetapkan oleh atasannya. Serta getaran, kenyamanan
apakah pekerja puas dengan b. Pembobotan
performansi dirinya sendiri dalam Pada bagian ini responden diminta
menyelesaikan pekerjaannya. untuk memilih salah satu dari dua
18

indikator yang dirasakan lebih mental yang dirasakan oleh


dominan menimbulkan beban responden tersebut. Rating yang
kerja mental terhadap pekerjaan diberikan adalah subjektif
tersebut. Kuesioner NASA-TLX tergantung pada beban mental
yang diberikan berbentuk yang dirasakan oleh responden
perbandingan berpasangan yang tersebut. Kuisioner pemberian
terdiri dari 15 perbandingan rating dapat dilihat pada gambar
berpasangan. Dari kuesioner ini 2.3.
dihitung jumlah tally dari setiap
indicator yang dirasakan paling
berpengaruh. Jumlah tally ini
kemudian akan menjadi bobot
untuk tiap indicator beban mental.
Bentuk kuisioner pembobotan
dapat dilihat gambar 2.2.

Gambar 2.3 Pemberian Rating

d. Menghitung nilai produk


Diperoleh dengan mengalikan
rating dengan bobot faktor untuk
Gambar 2.2 Pembobotan masing-masing deskriptor.
Dengan demikian dihasilkan 6
c. Pemberian Rating
nilai produk untuk 6 indikator
Pada bagian ini responden
(MD, PD, TD, CE, FR, EF):
diminta memberi rating terhadap
Produk = rating x bobot factor
keenam indikator beban mental.
e. Menghitung Weighted Workload
Rating yang diberikan adalah
(WWL)
subjektif tergantung pada beban
19

Diperoleh dengan menjumlahkan 2.5. Diagram Fishbone


keenam nilai produk Diagram tulang ikan atau fishbone
𝑊𝑊𝐿 = ∑ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 adalah salah satu metode / tool di dalam
………………………………… meningkatkan kualitas. Sering juga
………………………….(i) diagram ini disebut dengan diagram
f. Menghitung rata-rata WWL Sebab-Akibat atau cause effect diagram.
Diperoleh dengan membagi Penemunya adalah seorang ilmuwan
WWL dengan jumlah bobot total jepang pada tahun 60an yang bernama
∑ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑥𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 Dr. Kaoru Ishikawa. Ilmuwan ini lahir
Skor = 15
pada tahun 1915 di Tokyo, Jepang.
…………………………………
Beliau juga alumni teknik kimia
………………………...(ii)
Universitas Tokyo.
g. Interpretasi Hasil Nilai Skor
Oleh karena itu, diagram sering
Berdasarkan penjelasan Hart dan
juga disebut dengan diagram ishikawa.
Staveland (1981) dalam teori
Metode tersebut awalnya lebih banyak
Nasa-TLX, skor beban kerja
digunakan untuk manajemen kualitas.
yang diperoleh dapat
Yang menggunakan data verbal (non-
diintepretasikan sebagaimana
numerical) atau data kualitatif. Dr.
ditampilkan di tabel 2.2
Ishikawa juga ditengarai sebagai orang
pertama yang memperkenalkan 7 alat
atau metode pengendalian kualitas (7
tools). Yakni fishbone diagram, control
chart, run chart, histogram, scatter
diagram, pareto chart, dan flowchart.
Tabel 2.2 Interpretasi Skor
Dikatakan Diagram Fishbone
Golongan
Nilai (Tulang Ikan) karena memang berbentuk
Beban Kerja
mirip dengan tulang ikan yang moncong
Rendah 0-9
kepalanya menghadap ke kanan.
Sedang 10-29
Diagram ini akan menunjukkan sebuah
Agak Tinggi 30-49
dampak atau akibat dari sebuah
Tinggi 50-79
permasalahan, dengan berbagai
Sangat Tinggi 80-100
penyebabnya. Efek atau akibat
dituliskan sebagai moncong kepala.
20

Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab- namun bisa mengasah kemampuan
sebab sesuai dengan pendekatan berpendapat bagi orang–orang yang
permasalahannya. Dikatakan diagram masuk dalam tim identifikasi masalah
Cause and Effect (Sebab dan Akibat) perusahaan yang dalam mencari sebab
karena diagram tersebut menunjukkan masalah menggunakan diagram tulang
hubungan antara sebab dan akibat. ikan.
Berkaitan dengan pengendalian proses Fungsi dasar diagram Fishbone
statistikal, diagram sebab-akibat (Tulang Ikan) adalah untuk
dipergunakan untuk untuk menunjukkan mengidentifikasi dan mengorganisasi
faktor-faktor penyebab (sebab) dan penyebab-penyebab yang mungkin
karakteristik kualitas (akibat) yang timbul dari suatu efek spesifik dan
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab kemudian memisahkan akar
itu. penyebabnya. Sering dijumpai orang
Diagram Fishbone telah mengatakan “penyebab yang mungkin”
menciptakan ide cemerlang yang dapat dan dalam kebanyakan kasus harus
membantu dan memampukan setiap menguji apakah penyebab untuk
orang atau organisasi/perusahaan dalam hipotesa adalah nyata, dan apakah
menyelesaikan masalah dengan tuntas memperbesar atau menguranginya akan
sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk memberikan hasil yang diinginkan.
mengumpulkan beberapa orang yang Dengan adanya diagram Fishbone
mempunyai pengalaman dan keahlian ini sebenarnya memberi banyak sekali
memadai menyangkut problem yang keuntungan bagi dunia bisnis. Selain
dihadapi oleh perusahaan Semua memecahkan masalah kualitas yang
anggota tim memberikan pandangan dan menjadi perhatian penting perusahaan.
pendapat dalam mengidentifikasi semua Masalah – masalah klasik lainnya juga
pertimbangan mengapa masalah tersebut terselesaikan. Masalah – masalah klasik
terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan yang ada di industri manufaktur
di sini, juga kebebasan memberikan khusunya antara lain: a) keterlambatan
pendapat dan pandangan setiap individu. proses produksi, b) tingkat defect (cacat)
Jadi sebenarnya dengan adanya diagram produk yang tinggi, c) mesin produksi
ini sangatlah bermanfaat bagi yang sering mengalami trouble, d)
perusahaan, tidak hanya dapat output lini produksi yang tidak stabil
menyelesaikan masalah sampai akarnya yang berakibat kacaunya plan produksi,
21

e) produktivitas yang tidak mencapai jelas dan memungkinkan kita untuk


target, f) complain pelanggan yang terus dapat melihat semua kemungkinan
berulang. “penyebab” dan mencari “akar”
Namun, pada dasarnya diagram permasalahan sebenarnya.
Fishbone dapat dipergunakan untuk Apabila ingin menggunakan
kebutuhan-kebutuhan berikut: a) Diagram Fishbone, kita terlebih dahulu
Membantu mengidentifikasi akar harus melihat, di departemen, divisi dan
penyebab dari suatu masalah, b) jenis usaha apa diagram ini digunakan.
Membantu membangkitkan ide-ide Perbedaan departemen, divisi dan jenis
untuk solusi suatu masalah, c) usaha juga akan mempengaruhi sebab –
Membantu dalam penyelidikan atau sebab yang berpengaruh signifikan
pencarian fakta lebih lanjut, d) terhadap masalah yang mempengaruhi
Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) kualitas yang nantinya akan digunakan.
untuk menciptakan hasil yang
diinginkan, e) Membahas issue secara 2.6. Kajian Induktif
lengkap dan rapi, f) Menghasilkan Penelitian mengenai beban kerja mental
pemikiran baru. Jadi ditemukannya sebelumnya sudah banyak dilakukan.
diagram Fishbone memberikan Beberapa peneliti menghubungkan
kemudahan dan menjadi bagian penting variabel yang berpengaruh terhadap
bagi penyelesaian masalah yang mucul beban mental. Variabel berpengaruh
bagi perusahaan. tersebut antara lain shift kerja
Penerapan diagram Fishbone dapat (Simanjuntak & Situmorang, 2010)
menolong kita untuk dapat menemukan (Budiman dkk, 2013), aktivitas
akar “penyebab” terjadinya masalah pekerjaan (Mutia, 2014), musik
khususnya di industri manufaktur (Caprianingsih, 2015), kualitas tidur
dimana prosesnya terkenal dengan (Marizki dkk, 2014), kinerja karyawan
banyaknya ragam variabel yang (Asdyanti, 2012), dan kondisi perjalanan
berpotensi menyebabkan munculnya pengemudi bus (Muslimah dkk, 2015).
permasalahan. Apabila “masalah” dan Dari beberapa contoh variabel diatas
“penyebab” sudah diketahui secara pasti, ditujukan untuk mengurangi beban kerja
maka tindakan dan langkah perbaikan mental yang dialami oleh operator,
akan lebih mudah dilakukan. Dengan seperti penggunaan musik pada saat
diagram ini, semuanya menjadi lebih bekerja dapat menurunkan beban kerja
22

mental para pekerja di Batik Putra N Meto


Judul Peneliti Objek
Laweyan (Caprianingsih, 2015). o de
Sementara variabel yang lain ditujukan
Analisa
supaya analisis beban kerja mental dapat
Beban
lebih mendalam. Dengan adanya
Kerja
variabel tersebut membuat penelitian Budima
Operat Opera
mengenai beban kerja mental menjadi n,
or Air tor
lebih terfokus sehingga tujuan penelitian Jerry.,
Traffic Air Nasa
dapat tercapai. Pujang
2 Control Traffi -
Tabel 2.3 Kajian Induktif koro,
Dengan c TLX
N Meto S.A., &
Judul Peneliti Objek Mengg Contr
o de Anizar.
unakan ol
2013
Penguk Metode
uran NASA-
Beban TLX
Kerja
Pengar
Fisiolo
uh
gis Dan
Opera Musik
Psikolo Peker
tor Terhad
gis ja
Peme ap
Pada Caprian Home
Mutia, tikan Nasa Beban
Operat ingsih, Indus Nasa
1 Mega. Teh - Kerja
or 3 Farinda tri -
2014 Dan TLX Mental
Pemeti Ewin. Batik TLX
Produ Pekerja
kan 2015 Putra
ksi Batik
Teh Lawe
Teh Tulis
Dan yan
Dan
Operat
Cap Di
or
Batik
Produk
Putra
si The
Hijau
23

N Meto N Meto
Judul Peneliti Objek Judul Peneliti Objek
o de o de

Lawey Load
an Index
(TLX)
Evalua
si Analisi
Beban Muslim s
Penge
Kerja ah, Tingkat
mudi
Fisik Etika., Stress
Bus
Dan Nandhi Pekerja
AKD Nasa
Mental roh, Operasi
4 P -
Penge Siti., & onal Di
Rute TLX
mudi Akriya Stasiun
Solo- Akti
Busakd nto, Kereta Darma,
Sema vitas
p Rute L.A. Api Teguh., Unit
rang Amil
Solo 2015 Bandun S.W, Pelak
ase
Semara 6 g Caecili sana
Dan
ng Berdas a., P.L, Tekni
NAS
arkan Gita. s
Measur A-
Hoonak Aktivit 2014
ing TLX
ker, as A-
Worklo
Peter., Amilas
ad Of
Carayo e Dan
ICU
n, ICU Nasa NASA-
Nurses
5 Pascale Nurse - TLX
With A
., s TLX (Task
Questio
Gurses, Load
nnaire
Index)
Survey: A.P., Et
The Al. Analisa Ramad Opera Wor
NASA 2011 7 Beban han, tor k
Task Kerja Rahadi Pelak Sam
24

N Meto N Meto
Judul Peneliti Objek Judul Peneliti Objek
o de o de

Dengan an., sana pling Nasa-


Mengg Tama, Mesi Dan Tlx
unakan I.P., & n NAS Dan
Work Efranto A- Rsme
Sampli , R.Y. TLX (Studi
ng Dan 2014 Kasus
NASA- Pada
TLX Pt. Kai
Untuk Daop 6
Menent Yogya
ukan karta)
Jumlah
Operat
3. METODE PENELITIAN
or
3.1. Lokasi Penelitian
Evalua Lokasi penelitian adalah tempat di mana
si penelitian akan dilakukan, beserta jalan
Beban dan kotanya. Lokasi penelitian tersebut
Kerja Opera merupakan tempat penelitian yang
Mental tor diharapkan mampu memberikan
Pengat Penga Nasa informasi yang peneliti butuhkan dalam
ur tur - penelitian yang diangkat. Adapun lokasi
Prayog
Perjala Perjal TLX lokasi penelitian adalah CV Tiga
8 o, Aji.
nan anan Dan Serangkai.
2016
Kereta Keret RSM CV Tiga Serangkai adalah
Api a Api E perusahaan yang bergerak di bidang
(Ppka) (PPK General Supplier dan Kontraktor yang
Dengan A) melayani perusahaan menengah dan
Mengg perusahaan besar, baik swasta dan
unakan pemerintahan. Perusahaan ini
Metode menyediakan solusi bisnis yang inovatif
25

kepada perusahaan yang menjadi mitra, Studi Pustaka adalah kegiatan


yang mana selalu mengutamakan mutu pencarian dan mempelajari data
serta kepercayaan demi kelangsungan dengan menggunakan instrument dan
bisnis yang harmonis dan berkelanjutan. referensi terpecaya, seperti; buku,
CV Tiga Serangkai saat ini focus pada surat kabar, majalah, dan dokumen-
men-supply alat teknik baik mekanikal dokumen lainnya. Mempelajari
maupun eletrikal, ATK, Alat K3, berbagai laporan serta dokumen-
Seragam Kerja, dan transportasi. CV dokumen yang ada, melalui literatur
Tiga Serangkai beralamat di Perum yang mampu menunjang dalam
Melati Anugerah Block OI Nomor 09 proses penyusunan laporan di
Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan perusahaan.
Timur. 2. Observasi
3.2. Subyek Penelitian Observasi merupakan teknik
Subyek penelitian adalah orang, tempat, pengumpulan data yang dilakukan
atau benda yang diamati dalam rangka dengan aktivitas pengamatan secara
pembumbutan sebagai sasaran (Kamus langsung terhadap objek yang
Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun menunjang penulisan laporan. Objek
subyek penelitian dalam tulisan ini, amatan tersebut adalah segala bentuk
adalah seluruh karyawan CV Tiga aktivitas yang terjadi di unit kerja
Serangkai yang berjumlah 12 orang. pada perusahaan.
Karyawan ini tersebar di 3 bagian, yaitu: 3. Kuisioner
bagian finansial, operasional, dan Kuisioner adalah teknik
umum. pengumpulan data yang dilakukan
3.3. Pengumpulan Data dengan cara memberikan seperangkat
Penelitian ini menggunakan metode pertanyaan atau pernyataan kepada
kualitatif atau riset lapangan, yakni orang lain yang dijadikan responden
melakukan pengamatan secara langsung untuk dijawabnya. Jawaban
terhadap objek di lapangan atau kegiatan responden atas semua pertanyaan
masing-masing bidang, oleh karena itu dalam kuesioner kemudian
dalam penyusunan laporan magang ini dicatat/direkam. Kuisioner ini berasal
digunakan beberapa teknik dari metode Nasa-TLX itu sendiri.
pengumpulan data, seperti: Kuisioner yang digunakan ada 2,
1. Studi Pustaka
26

yaitu:1) pembobotan dan 2) relatif kecil dan penelitian yang ingin


pemberian rating. membuat generalisasi dengan kesalahan
4. Dokumentasi yang sangat kecil (Sugiyono, 2009).
Dokumentasi merupakan metode Total sampling digunakan pada
pengumpulan data yang berkaitan penelitian ini karena penyebaran jumlah
dengan permasalahan atas objek yang responden di populasi yang tidak merata
diteliti dengan teknik pencatatan dan cakupan wilayah yang tidak terlalu
ataupun pengkopian dokumen- luas sehingga tidak menyulitkan peneliti
dokumen terkait, yang berhubungan untuk mengambil data dari semua
dengan keperluan penyusunan sampel. Teknik ini juga digunakan untuk
laporan. Dokumen-dokumen tersebut mengurangi kemungkinan terjadinya
didapatkan secara resmi dengan bias, karena dengan teknik ini data
menggunakan rangkaian prosedural diambil dari semua sampel yang
milik perusahaan. Data yang memenuhi kriteria.
digunakan untuk penilitian ini 3.5. Instrumen Penelitian
bersumber dari: Instrumen penelitian adalah alat – alat
• Data primer: data yang diperoleh yang digunakan untuk pengumpulan
secara langsung dari sumber data (Notoatmodjo, 2005). Dalam
pertama, yaitu; melalui kuisioner penelitian ini instrument yang digunakan
dengan karyawan. berupa kuisioner atau angket. Kuesioner
• Data sekunder: data yang diberikan langsung kepada responden
diperoleh secara tidak langsung, untuk diisi. Kuesioner dibagi menjadi
yaitu; catatan, arsip, dan segala tiga bagian yakni kuesioner (A)
bentuk dokumen secara tertulis mengenai pembobotan dan kuesioner
maupun digital. (B) mengenai pemberian rating.
3.4. Teknik Sampling Kuisioner A ini responden diminta
Metode pengambilan sampel yang untuk memilih salah satu dari dua
digunakan pada penelitian ini adalah indikator yang dirasakan lebih dominan
teknik sampling jenuh (total sampling). menimbulkan beban kerja mental
Sampling jenuh (total sampling) adalah terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner
teknik penentuan sampel bila semua NASA-TLX yang diberikan berbentuk
anggota populasi digunakan sebagai perbandingan berpasangan yang terdiri
sampel dikarenakan jumlah populasi dari 15 perbandingan berpasangan. Dari
27

kuesioner ini dihitung jumlah tally dari


setiap indicator yang dirasakan paling
berpengaruh. Jumlah tally ini kemudian
akan menjadi bobot untuk tiap indicator
beban mental. Adapun bentuk dari
kusioner A dapat dilihat di Gambar 3.1.

Gambar 3.1 kuisioner A (Pembobotan)


Sedangkan Kuisioner B,
responden diminta memberi rating Gambar 3.2 Kuisioner B (Pemberian

terhadap keenam indikator beban rating)

mental. Rating yang diberikan adalah Kuesioner beban kerja mental

subjektif tergantung pada beban mental telah banyak digunakan dan telah

yang dirasakan oleh responden tersebut. mengalami validitas serta uji reabilitas

Rating yang diberikan adalah subjektif dengan uji Pearson (α = 0,781, r hitung =

tergantung pada beban mental yang 0, 734, p = 0,00). Instrumen ini diadopsi

dirasakan oleh responden tersebut. dari Human Performance Research

Adapun bentuk dari kusioner B dapat Goup, NASA Ames Research Center’

dilihat di Gambar 3.2. Moffett Field, California.


Validasi dilakukan untuk
menentukan 1) apakah keenam subskala
NASA-TLX cukup memadai untuk
merepresentasikan variasi dalam sumber
beban kerja diantara tugas yang berbeda,
28

2) apakah bobot yang didapat dari subjek


mengenai sumber beban kerja bernilai, Mulai
3) apakah prosedur pembobotan yang
berhubungan dengan tugas memberikan
nilai beban kerja global yang sensitif
Pengumpulan Data
terhadap variasi beban kerja dalam dan
diantara tugas.
3.6. Diagram Alur Penelitian Penyebaran Kuisioner

Pembobotan dan Pemberian Rating

Pengolahan Data

Perhitungan Nilai Produk

Perhitungan Nilai dan Rata-rata WWL

Interpretasi Skor

Pembahasan

Selesai

Gambar 3.3 Alur Penilitian


Gambar 3.3 diatas merupakan alur
penetian selama penetian, dan
penjelasan alurnya adalah sebagai
berikut:
29

a. Pengumpulan Data Menyesuaikan skor per orang


Menentukan subyek dan obyek dengan arti dari skor tersebut
yang akan diteliti. h. Pembahasan
b. Penyebaran Kuisioner Menganalisa sebab-akibat dari
c. Pembobotan dan Pemberian skor akhir yang didapat
Rating
Di sini responden diminta untuk 4. PENGOLAHAN DATA
memilih salah satu dari dua 4.1. Pengumpulan Data
indikator yang dirasakan lebih 4.1.1. Pembobotan
dominan menimbulkan beban Dari hasil kuisioner kemudian dilakukan
kerja mental terhadap pekerjaan rekapitulasi pada jumlah tally kuisioner
tersebut dan memberi rating yang disebarkan sehingga mendapatkan
terhadap keenam indikator beban hasil sebagaimana ditampilkan di tabel
mental 4.1.
d. Pengolahan Data Tabel 4.1 Pembobotan
Memasukan data
yang sudah Indikator
Operator to
didapat di dalam table yang sudah MD PD TD OP EF FR
disiapkan sebelumnya. A 2 0 4 1 4 4 1
e. Perhitungan Nilai Produk B 1 5 3 3 0 3 1
Diperoleh dengan mengalikan
C 1 4 1 5 3 1 1
rating dengan bobot faktor
D untuk 4 1 3 5 2 0 1
masing-masing E 2 3 3 2 2 3 1
deskriptor. Dengan demikian
F 2 3 2 3 2 3 1
dihasilkan 6 nilai produk G
untuk 6 1 0 4 2 3 5 1
indikator (MD, PD, TD, CE,
H FR, 3 2 1 4 5 0 1
EF) I 2 5 1 4 2 1 1
f. Perhitungan Nilai dan Rata-rata
J 4 3 1 2 5 0 1
WWL
K 3 1 2 5 4 0 1
Diperoleh dengan menjumlahkan
L 5 0 4 1 2 3 1
keenam nilai produk lalu membagi
WWL dengan jumlah bobot total.
4.1.2. Pemberian Rating
g. Interpretasi Skor
Pada tahap ini operator diberikan rating
penilaian pada enam indikator. Hasil dari
30

pemberian rating
dapat dilihat Indikator
Operator WW
sebagaimana ditampilkan di tabel 4.2. MD PD TD OP EF FR
Tabel 4.2 Pemberian RatingA 130 0 300 5 220 240 89
Indikator B 45 200 150 120 0 75 59
Operator
MD PD TD OPC EF 60 FR 320 45 100 225 50 80
A 65 60 75 5D 55 360 60 70 240 0 160 0 83
B 45 40 50 40 E 70 140 25 180 165 40 60 210 79
C 60 80 45 20 F 75 160 50 225 130 60 140 225 94
D 90 70 80 0G 80 40 10 0 280 40 240 450 10
E 70 60 55 20 H 30 240 70 160 70 60 125 0 65
F 80 75 65 20 I 70 110 75 350 50 160 120 30 82
G 40 40 70 20 J 80 360 90 180 60 40 425 0 10
H 80 80 70 15 K 25 150 85 40 120 100 240 0 65
I 55 70 50 40 L 60 450 30 0 360 10 180 270 12
J 90 60 60 20 85 70
K 50 40 60 20 60 30 Rata-rata Weighted Workload
4.1.4.
L 90 20 90 10 90 90
Diperoleh dengan membagi WWL
dengan jumlah bobot total, hasilnya
4.1.3. Perhitungan Nilai Produk dan sebagaimana ditampilkan di tabel 4.4.
Weighted Workload (WWL) Tabel 4.4 Average of WWL
Diperoleh dengan mengalikan rating Indikator
Operator
dengan bobot faktor untuk masing-
MD PD TD OP EF FR
masing descriptor dan Amenjumlahkan
8,666667 0 20 0,333333 14,66667 16
keenam nilai produk. Dengan
B demikian
3 13,33333 10 8 0 5
dihasilkan 6 nilai produk
C untuk 4 6 21,33333 3 6,666667 15 3,333333
indikator (MD, PD, TD, OP,
D EF, FR) 24
dan 4,666667 16 0 10,66667 0
WWL per-operator E sebagaimana
9,333333 12 11 2,666667 4 14
ditampilkan di tabel 4.3. F 10,66667 15 8,666667 4 9,333333 15
Tabel 4.3 Perhitung NilaiG Produk dan
2,666667 0 18,66667 2,666667 16 30
WWL H 16 10,66667 4,666667 4 8,333333 0
I 7,333333 23,33333 3,333333 10,66667 8 2
J 24 12 4 2,666667 28,33333 0
31

Indikator adalah diagram fishbone. Diagram ini


ator WWL
MD PD TD OP EF dapat membantu untuk mengetahui akar
FR
10 2,666667 8 6,666667 16 permasalahan
0 penyebab tingginya beban
43,33333
30 0 24 0,666667 12 kerja mental
18 pekerja reagent area
84,66667
berdasarkan aspek Human Resources
4.1.5. Interpretasi skor (5M + I), yaitu man, method, money,
Dari total WWL yang didapatkan, meka market, machine, dan information.
dapat dikategorikan pada setiap Berikut adalah diagram fishbone pada
pekerjaan sebagaimana ditampilkan di gambar 4.1 yang telah dirancang untuk
tabel 4.5. mendefinisikan akar permasalahan di
Tabel 4.5 Interpretasi Skor setiap faktor penyebab tingginya beban
Operator WWL Katagori kerja mental pekerja pada proses bisnis.

A 59,66667 Tinggi
Agak
B 39,33333
Tinggi
C 53,33333 Tinggi
D 55,33333 Tinggi
E 53 Tinggi
F 62,66667 Tinggi
G 70 Tinggi
Agak
H 43,66667
Tinggi
I 54,66667 Tinggi
Gambar 4.1 Diagram Fishbone
J 71 Tinggi
Agak
K 43,33333 5. PEMBAHASAN
Tinggi
Tingkat beban kerja mental didapatkan
L 84,66667 Tinggi
dari hasil perhitungan rata rata WWL
dengan menjumlahkan keenam nilai
4.2. Diagram Fishbone
produk lalu dibagi bobot total yaitu 15.
Untuk mengidentifikasi masalah-
Adapun faktor-faktor yang paling
masalah yang menjadi penyebab
mempengaruhi tingginya beban kerja
tingginya beban kerja mental pada
mental adalah Mental Demand (MD),
proses bisnis, tools yang digunakan
32

Physical Demand (PD), Temporal merasakan susah dalam mencari dan


Demand (TD), Own Performance (OP), mengingat informasi yang diterima.
Effort (EF) dan Frustation Level (FR). Selain itu, operator J memiliki
Didapatkan hasil perhitungan rata-rata WWL yang besar juga. Di mana
beban kerja mental operator A, operator hal ini dipengaruhi tingginya nilai rata-
C, operator D, operator E, operator F, rata EF. Jika dibandingkan dengan
operator G, operator I, operator J, dan operator lain, faktor EF pada operator J
operator L termasuk ke dalam kategori adalah yang paling besar. Untuk rata-rata
“Tinggi” dikarenakan berada pada range indikator EF, Operator J memdapatkan
50-79. Sedangkan, pada operator B, nilai sebesar 28,33 dengan jumlah rata-
operator H, dan operator K termasuk ke rata WWL sebesar 71.
dalam kategori “Agak Tinggi” Selain itu, operator G memiliki
dikarenakan berada pada range 30-49. rata-rata WWL yang besar juga. Di mana
Operator L memiliki rata-rata hal ini dipengaruhi tingginya nilai rata-
weighted workload terbesar. Faktor yang rata FR. Jika dibandingkan dengan
sangat mempengaruhi ialah faktor MD operator lain, faktor FR pada operator G
dan TD. Jika dibandingkan dengan adalah yang paling besar. Untuk rata-rata
operator lain, faktor MD dan TD pada indikator FR, Operator G memdapatkan
operator L adalah yang paling besar. nilai sebesar 30 dengan jumlah rata-rata
Untuk rata-rata indikator MD, Operator WWL sebesar 70.
L memdapatkan nilai sebesar 30. Untuk Operator F memiliki rata-rata
rata-rata indikator TD, Operator L WWL sebesar 62,67 yang mana angka
memdapatkan nilai sebesar 24. Di mana, ini berada di bawah operator G. Rata-rata
untuk rata-rata WWL, Operator L WWL ini didapat dari tingginya
memdapatkan nilai sebesar 84,67. indikator PD dan FR. Jika dibandingkan
Dari hasil pengamatan, dapat dengan operator lain, faktor PD dan FR
dilihat bahwa jumlah tekanan yang pada operator G bukanlah yang terbesar.
terjadi pada operator L ini sangat tinggi. Karena indicator PD sebesar 15 dan
Operator L ini merasa tertekan terhadap indikator FR sebesar 15. Walaupun
waktu sehingga operator L bekerja demikian, rata-rata WWL pada operator
secara cepat tanpa mempedulikan hasil F adalah terbesar ke-4.
dari pekerjaannya tersebut. Oleh karena Operator A memiliki rata-rata
itu, hal ini membuat operator L WWL sebesar 59,67 yang di mana nilai
33

sebesar ini dipengaruhi oleh besar terbesar ke-3 setelah operator L dan
indikator TD sebesar 20. Jika operator D.
dibandingkan dengan operator lain, Operator K memiliki rata-rata
faktor TD pada operator A adalah WWL sebesar 43,33 yang di mana nilai
terbesar ke-2 setelah operator L. sebesar ini dipengaruhi oleh besar
Operator D memiliki rata-rata indikator EF sebesar 16. Jika
WWL sebesar 55,33 yang mana angka dibandingkan dengan operator lain,
ini berada di bawah operator F. Rata-rata faktor EF pada operator K sama dengan
WWL ini didapat dari tingginya operator G.
indikator MD. Jika dibandingkan dengan Operator B memiliki rata-rata
operator lain, faktor MD pada operator D WWL sebesar 39,33. Jumlah ini adalah
adalah terbesar ke-2 setelah operator L. jumlah terkecil. Walaupun demikian,
Karena indikator MD sebesar 24. angka belum bias dikatakan aman karena
Operator I memiliki rata-rata masuk kategori agak tinggi dan perlu
WWL sebesar 54,67 yang di mana nilai dilakukan evaluasi.
sebesar ini dipengaruhi oleh besar
indikator PD sebesar 23,33. Jika 6. KESIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan operator lain, 6.1. Kesimpulan
faktor PD pada operator I adalah yang 1. Rata-rata WWL keseluruhan
paling besar. berjumlah 57,56 dengan faktor
Operator C memiliki rata-rata dominan oleh MD sebesar
WWL sebesar 53,33 yang di mana nilai 12,472 diikuti EF sebesar
sebesar ini dipengaruhi oleh besar 11,86; TD sebesar 10,94; PD
indikator PD sebesar 21,33. Jika sebesar 9,58; FR sebesar 8,61;
dibandingkan dengan operator lain, OP sebesar 4,08
faktor PD pada operator C adalah 2. Tinggi MD di CV Tiga
terbesar ke-2 setelah operator I. Serangkai membuktikan
Operator H memiliki rata-rata pekerjaan di CV Tiga Serangkai
WWL sebesar 43,67 yang di mana nilai membutuhkan kosentrasi yang
sebesar ini dipengaruhi oleh besar tinggi
indikator MD sebesar 16. Jika 6.2. Saran
dibandingkan dengan operator lain, Dalam upaya penyelesaian akar
faktor MD pada operator H adalah permasalahan untuk menurunkan
34

beban kerja mental pekerja pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
departemen produksi, maka Manajemen Universitas Sam Ratulangi
perusahaan perlu melakukan: Manado.
1. Pemberian motivasi terhadap Ahmad Ahid Mudayana.,2010.,
pekerja untuk melakukan Pengaruh Motivasi Dan Beban Kerja
pekerjaan sebaik mungkin Terhadap Kinerja Karyawan Di Rumah
tanpa harus merasa tertekan Sakit Nur Hidayah Bantul., Fakultas
dengan kualitas yang harus Kesehatan Masyarakat Universitas
dicapai oleh perusahaan Ahmad Dahlan.
2. Penyediaan tempat kerja yang Albert Christian.2015. Analisis Beban
nyaman agar pekerja merasa Kerja Fisik Dan Mental Pekerja di
nyaman dalam melakukan Rumah Makan Racik Desa. Yogyakarta:
pekerjaannya dan dapat bekerja Program Studi Teknik Industri Fakultas
secara optimal Teknologi Industri Universitas Atma
3. Pemberian SOP yang jelas Jaya
sehingga pekerja dapat Anugrah Tito, Sri Putri Ayu, Murti Sari
melakukan pekerjaan sesuai Dewi, Hayattul Riski.2008. Pengukuran
dengan standar dari perusahaan. Beban Kerja Psikologis di Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik
DAFTAR PUSTAKA Universitas Andalas. Padang: Jurusan
Abdullah, N. L., Senik, Z., & Mohd, Z. Teknik Industri, Fakultas Teknik,
(2013). Jurnal Pengurusan. Ergonomics Universitas Andalas
and Stress at Workplace: Engineering Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur
Contributions to Social Sciences, 125- Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
131. Jakarta: Rineka Cipta
Adipradana, 2008, Analisis beban kerja, Dhini Rama Dhania.2010., Pengaruh
Sumber Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap
http://adipradana.wordpress.com. [2008- Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical
11-27]. Representatif Di Kota Kudus).,
Agripa Toar Sitepu.2013. Beban Kerja Universitas Muria Kudus
Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Fraser, 1992, Stres dan Kepuasan Kerja,
Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Jakarta: Pustaka Binawan Pressindo
Tabungan Negara Tbk Cabang Manado.
35

Hart, S. G. (2006), NASA-Task Load Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004).


Index (NASA-TLX), 20 years later. In Jakarta.
Human Factors and Ergonomics Society Lucki Kurniadi Hanapi.2014.
50th Annual Meeting (pp. 904-908). Pengukuran Beban Kerja Dengan
Santa Monica, CA: Human Factors and Metode Nasa-Talk Load Index di CV
Ergonomics Society. Gimera Jaya Bandung. Fakultas Teknik,
Henry, R. J., 1988, Human Mental Jurusan Teknik Industri, Universitas
Workload, Elsevier Science Publisher Dian Nuswantoro.
B.V., New York, USA. Lilis Dian Prihatini.2007. Analisis
Hancock, P. A. & Meshkati, N.,1988, Hubungan Beban Kerja dengan Stress
Human Mental Workload. Elsevier. Kerja Perawat Di Tiap Ruang Rawat
Herrianto, R.,2010, Kesehatan Kerja. Inap Rsud Sidikalang. Medan: Sekolah
Jakarta: Buku kedokteran EGC. Pascasarjana Universitas Sumatera
Hidayat, T.F., Pujangkoro,S. & Anizar, Utara
2013, Pengukuran Beban Kerja Perawat Manuaba. 2000. Ergonomi, Kesehatan
Menggunakan Metode NASA-TLX di dan Keselamatan Kerja, Surabaya: Guna
Rumah Sakit XYZ, e-Jurnal Teknik Widya
Industri FT USU, 1(2), pp.42-47. MIRANTI SITI ASTUTY, CAECILLIA
James, A.F.Stoner, 1986, Manajemen II. S.W, YUNIAR.,2013., Tingkat Beban
Jakarta: Erlangga Kerja Mental Masinis berdasarkan
Julia Anita, Nasir Aziz, Mukhlis NASA-TLX (Task Load Index) di PT.
Yunus.2013. Pengaruh Penempatan Dan KAI Daop. II Bandung. Jurusan Teknik
Beban Kerja Terhadap Motivasi Kerja Industri Itenas Bandung.
Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Purnomo, H. 2014. Metode Pengukuran
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Kerja. Yogyakarta: Sigma
Mobilitas Penduduk Aceh. Fakultas Prihatini, 2007, Analisis Hubungan
Ekonomi Universitas Syiah Kuala baban Kerja dengan Stres Kerja Perawat
Kementerian Pendayagunaan Aparatur di Tiap
Negara Republik Indonesia, 2004, Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang,
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Medan.
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Rahadian Ramadhan, Ishardita Pambudi
dalam Rangka Penyusunan Formasi Tama, ST., MT., Ph.D, Remba Yanuar,
Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men.PAN ST., MT.,2010., Analisa Beban Kerja
36

Dengan Menggunakan Work Sampling


Dan Nasa-Tlx Untuk Menentukan
Jumlah Operator., Jurusan Teknik
Industri Universitas Brawijaya.
Tarwaka, 2004, Ergonomi untuk
Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Penerbit UNIBA Press,
Universitas Islam Surakarta
Titik Haryani.2008. Hubungan Antara
Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada
Perawat Di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Program Studi Keperawatan
S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
T.Fariz Hidayat, Sugiharto Pujangkoro,
Anizar.2013. Pengukuran Beban Kerja
Perawat Menggunakan Metode Nasa-
Tlx Di Rumah Sakit XYZ. Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai