PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1 Kesehatan
sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas, dan terjangkau oleh
masyarakat.2
Dalam upaya penyelenggaraan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan
yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.2
Untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat, perlu penataan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di
Apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh Apoteker. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian, Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
Apoteker.3 Apotek Mekar Sehat didirikan dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan
obat masyarakat di Kota Banda Aceh.
1
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui proses mengurus semua perizinan terkait apoteker dan apotek
Untuk mengetahui proses menyiapan pelayanan resep berisi obat narkotika di apotek
Untuk mengetahui profil apotek
Unruk mengetahui visi dan misi apotek
Untuk mengetahui logo apotek
Untuk mengetahui sarana dan prasaran di apotek
Untuk mengetahui pengelolaan SDM di apotek
Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan di apotek
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan informasi, wawasan dan
referensi kepustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Proses Pendirian Apotek.
Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan dan wawasan secara
langsung, merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menyusun laporan hasil penelitian,
serta meningkatkan keterampilan peneliti dalam menyajikan data secara jelas dan sistematis.
Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah dan memperkaya ilmu dalam persiapan
mendirikan apotek.
2
BAB II
ISI MATERI
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan
2. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan
Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:
Lokasi
Bangunan
Sarana, prasarana, dan peralatan;
Ketenagaan
b. Bagian kedua (Lokasi)
3
dan orang lanjut usia
2. Bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut
usia.
2.2 Perizinan3,4
A. Proses Izin Mendirikan Bangunan
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Bangunan Gedung
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009 – 2029
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan dan Nonperizinan
Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 15 Tahun 2011 tentang Tata Cara dan Syarat-
Syarat Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman izin
Bangunan Terhadap Bangunan Gedung yang Telah Dibangun dan Dimanfaatkan.
Persyaratan
a. FUNGSI USAHA
Persyaratan Administrasi
Mengajukan Permohonan Bermaterai 6.000,-;
Foto copy KTP pemohon;
Foto copy Bukti Lunas Pajak Bumi Bangunan (PBB) tahun terakhir;
Foto copy Sertifikat Tanah atau Surat Bukti Kepemilikan Tanah lainnya yang
disahkan oleh pejabat berwenang;
Surat Ukur Tanah Asli / Peta bidang tanah yang dikeluarkan oleh BPN Kota Banda
Aceh (Apabila ukuran persil tanah tidak jelas / tidak ada);
Surat Kuasa yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
5
Surat Pernyataan membangun sesuai IMB
Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah mengetahui Keuchik (lokasi permohonan
IMB);
Surat Pernyataan persetujuan tetangga + fotocopy KTP tetangga yang diketahui oleh
Keuchik (lokasi Permohonan IMB).
Persyaratan Teknis
AP & KSB dari Dinas PU Kota Banda Aceh
Gambar rencana bangunan (denah, tampak, potongan dan detail struktur konstruksi)
yang dibuat dan disahkan oleh konsultan perencana;
Surat penunjukan Konsultan Perencana dan Pengawasan;
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Konsultan Perencana dan Pengawasan yang telah
dilegalisir;
Perhitungan Struktur Konstruksi yang dibuat oleh Konsultan Perencana;
Laporan Penyelidikan Tanah (Sondir) khusus untuk bangunan fungsi usaha yang tidak
sederhana atau bangunan usaha 3 (tiga) lantai keatas.
B. Proses SIUP
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 09/M-
DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan
Qanun Nomor 6 Tahun 2004 Ttg Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan
Tanda Daftar Perusahaan
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Banda Aceh
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan dan Nonperizinan
Persyaratan
1. Mengisi formulir permohonan dengan data yang lengkap.
2. Fotocopy KTP yang masih berlaku
3. Fotocopy Izin Gangguan (HO) / Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
6
4. Fotocopy Izin lain yang terkait
5. Fotocopy NPWP
6. Fotocopy Akte Perusahaan (Bagi Usaha yang berbadan Hukum)
7. Surat Keterangan Perubahan (untuk perubahan)
8. Pas Photo uk. 3 x 4 berwarna sebanyak 3 lembar
9. Materai Rp. 6.000 sebanyak 1 lembar
10. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang telah habis masa berlakunya untuk
perpanjangan
C. Proses SIA
Menurut PMK No. 09 Tahuh 2017 Bab III Bagian kesatu Pasal 12 tentang Surat Izin
Apotek yaitu :
1. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
2. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa SIA.
4. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan
Pada Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 8 Tahun 2017, pada pasal 2 dijelaskan
bahwa Walikota mendelegasikan kewenangan penandatangan perizinan dan non perizinan
kepada Kepala DPM-PTSP. Pelimpahan kewenangan adalah penyerahan tugas, hak,
kewajiban dan pertanggungjawaban perizinan dan non perizinan, termasuk
penandatanganannya atas nama pemberi wewenang. Persyaratan izin usaha Apotik adalah :
1. Akte Perusahaan
2. KTP Direktur
3. NIB
4. Izin Usaha dari Oss
5. Izin Komersial (OSS)
6. SPPL
7. Rekomendasi Dinkes
8. SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker)
7
9. STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker)
10. Denah Bangunan
11. Daftar Sarana dan Prasarana
1. Nomor antrian
2. Ruang Pelayanan yang nyaman
3. Ruang tunggu yang nyaman
4. Meja
5. Kursi
6. Kamar Mandi dan WC
7. Tempat Parkir
8. Kotak Pengaduan
Fasilitas pendukung
1) Pelayanan Informasi
2) Papan Informasi alur dan mekanisme pelayanan perizinan
3) Papan informasi alur mekanisme pengaduan
4) Maklumat Pelayanan
5) Water Dispenser
6) Papan Slogan kawasan bebas korupsi
7) Area bebas rokok
8
Kompetensi pelaksana
a) Kepala Dinas
b) Sekretaris
c) Kepala Bidang
d) Kepala Seksi
e) Petugas Layanan Informasi
f) Petugas Pemeroses Izin (pendaftaran, verifikasi, pengetikan SK)
g) Petugas Penomoran
h) Petugas Pengambilan Izin
i) Petugas Pengarsipan Dokumen
Pengawasan Internal terhadap proses maupun produk pelayanan perizinan dipantau
oleh atasan langsung.
1) Ruang Pengaduan
2) SMS Center
3) Telepon
4) Kotak Pengaduan
5) Formulir Pengaduan
6) Website
Penanganan pengaduan melalui media/ surat (pengaduan tidak langsung) tersebut
diatas akan ditindak lanjuti dengan tahap sebagai berikut :
1) Cek Administrasi
2) Survei lapangan
3) Koordinasi Internal
4) Koordinasi dengan Instansi Terkait
Jumlah personil yang menangani Surat Izin Apotek (SIA) Sebanyak 11 orang
9
Jaminan Pelayanan
Menjamin seluruh pelayanan perizinan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
yang dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) dan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung
mengutamakan keamanan dan keselamatan pemohon yang menerina pelayanan melalui
janji layanan.
Surat tanda registrasi tersebut berupa Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).
STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada Apoteker
yang telah diregistrasi. STRA tersebut dikeluarkan oleh Menteri yang kemudian
menteri mendelegasikan kepada KFN. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
memiliki ijazah Apoteker;
memiliki sertifikat kompetensi profesi
10
memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker;
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktik; dan
membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA secara
langsung. Permohonan STRA diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif setelah
memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan
pengucapan sumpah Apoteker baru.
Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi dan akan melakukan
pelayanan kefarmasian di apotek maka harus memiliki Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA).
a. Persyaratan :
Mengisi formulir yang disediakan dengan dibubuhi materai Rp. 6.000,-;
Foto copy STRA yang dilegalisir oleh KFN;
Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari
pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi
atau distribusi/ penyaluran;
Surat rekomendasi dari organisasi profesi;
Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak 2
(dua) lembar;
Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping harus
dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian
pertama, kedua, atau ketiga;
Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan/ pejabat yang ditunjuk/ Tim Teknis;
Surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan bagi Warga negara Asing;
Foto copy STTS PBB tempat kerja atau tempat tinggal pemohon;
Materai Rp. 6.000 sebanyak 2 lembar.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
Penyampaian komitmen perizinan beserta persyaratan
11
Menerima dan memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas sesuai dengan
persyaratan
Menyerahkan tanda terima berkas
Verifikasi dan validasi berkas
Persetujuan pemenuhan komitmen perizinan
c. Waktu Penyelesaian : Paling lama 7 hari kerja sejak permohonan dan
persyaratan di terima dengan benar dan lengkap.
d. Biaya atau tarif : tidak dipungut biaya
Bangunan Apotek adalah gedung ataupun bagian dari gedung yang dipergunakan
untuk mengelola suatu Apotek. Bangunan Apotek harus mempunyai luas dan memenuhi
persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu.
Bangunan Apotek tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu :
1. Dinding bangunan harus kuat dan tahan dengan air, permukaan sebelah dalam
bangunan harus rata dan tidak mudah mengelupas.
2. Lantai bangunan harus bersih dan tidak boleh lembab dan berlumut yang terbuat dari
ubin ataupun bahan – bahan lainnya yang memadai
3. Langit – langit bangunan dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak serta permukaan
sebelam dalam dari bangunan diberi warna yang terang.
4. Atap tidak boleh bocor, terbuat dari genteng atau bahan lainnya yang tidak merembes
kedalam bangunan.
Syarat – syarat lain yang harus dimiliki oleh Bangunan dari sebuah Apotek terdiri
dari beberapa ruangan yaitu :
2. Bangunan Apotek harus dilengkapi ruang administrasi dan ruang kerja apoteker.
Yang dimaksud dengan perbekalan laboratorium dalam Apotek adalah segala alat
perbekalan yang diperlukan dalam Laboratorium yang berfungsi untuk pengujian
sederhana yaitu:
2.6 Contoh Proposal Apotek yang akan didirikan di Kota Banda Aceh
A. Profil Apotek
Nama apotek yang akan dibuka adalah Apotek Mekar Sehat yang terletak di Jl. T. Nyak
Arief Kota Banda Aceh. Adapun Apoteker Pengelola Apotek (APA) apt. Meutia Dewi
Safrida, S. Farm. Apoteker Pendamping (Aping) Nama : apt. Arief Muchwan, S. Farm.
Asisten apoteker Risna, Amd. Farm dan Putri Andayani, Amd. Farm. Jam Apotek Mekar
Sehat buka setiap hari pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 22.00 WIB .
B. Tujuan Khusus Pendirian Apotek
Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker untuk melakukan pelayanan kefarmasian.
Sebagai tempat kerja apoteker dalam melakukan kegiatan kefarmasian seperti
peracikan, pengubah bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat.
Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya daerah Banda Aceh dan
masyarakat pada umumnya.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional
dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).
Menyediakan dan memberikan informasi, edukasi dan konsultasi obat bagi pasien.
C. Visi dan Misi
Visi
Menjadi pilihan utama dari masyarakat dan menjadi apotek yang menerapkan
pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan terpercaya serta
menguntungkan bagi masyarakat.
Misi
1. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
2. Melaksanakan Pharmaceutical Care secara profesional.
3. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.
4. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
16
5. Melaksanakan sistem manajemen yang efektif dan efisien.
D. Strategi
1. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat sehingga mampu meningkatkan
pendapatan dan mempercepat tercapainya keuntungan yang besar.
2. Menjamin terapi obat yang diberikan kepada pasien tepat, efektif, nyaman dan
aman.
3. Membuka praktek Apoteker bagi masyarakat yang membutuhkan informasi obat
yang digunakan secara khusus.
4. Memberikan KIE kepada pasien.
5. Meningkatkan kualitas kinerja karyawan dan memberlakukan sistem reward dan
punishment bagi seluruh karyawan.
6. Merancang standar operasi prosedur dan standar organisasi kerja.
7. Melakukan efisiensi biaya pengobatan.
8. Melakukan sosialisasi dan edukasi peranan apoteker kepada masyarakat serta
informasi obat.
E. Logo Apotik
18
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai dibidangnya,
oleh karena itu diperlukan pengelolaan SDM yang efektif dan efisien sehingga tujuan apotek
dapat tercapai. Apotek akan merekrut karyawan sebagai berikut :
23
Telepon Rp. 400.000,-
Timbangan mg dan gram Rp. 4.000.000,-
Timbangan badan Rp. 120.000,-
Lemari es Rp. 1.000.000,-
Lemari narkotik dan psikotropik Rp. 450.000,-
Alat peracikan obat (Stemper, Mortir) Rp. 100.000,-
Alat gelas (Beker glass, Gelas ukur 50 ml,100 ml,Batang Rp. 500.000,-
pengaduk, tabung reaksi)
Perlengkapan administrasi Rp. 500.000,-
Buku standard kefarmasian Rp. 2.000.000,-
Stempel apotek Rp. 150.000,-
Kalkulator Rp. 200.000,-
Dispenser+gallon Rp. 350.000,-
Kipas angina Rp. 250.000,-
Papan nama Rp. 500.000,-
Lampu Rp. 500.000,-
Jam dinding Rp. 100.000,-
Alat Kebersihan Rp. 100.000,-
Alat Makan Rp. 10.000,-
TV 14 Inch Rp. 600.000,-
Alat Pemadam Kebakaran Fire Indo 2@200.000 Rp. 400.000,-
TOTAL Rp. 28. 825.000,-
2) Biaya Perizinan
Biaya Perizinan Rp. 2.000.000,-
Modal Operasional (obat) Rp. 50.000.000,-
Cadangan Modal Rp. 14.175.000,-
Total Modal Rp. 95.000.000,-
Biaya lain-lain:
Beban Listrik, air, telepon, bensin dan Rp. 500.000,-
keamanan
Lain-lain Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 1.000.000,-
Biaya Keseluruhan Rp. 9.100.000,-
THR Rp.
8.100.000,-
Total Rp. 117. 300.000,-
= 1
Pendapatan
4. Margin
BEP
5. Prosentase BEP
Berdasarkan profesinya Apoteker merupakan Sarjana Farmasi yang sudah lulus dan
telah melafalkan sumpah apoteker berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sehingga berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.
Berdasarkan tempatnya Apotek merupakan tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya.
Adapun Proses Pembuatan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker yang
27
baru lulus pendidikan profesi dan akan melakukan pelayanan kefarmasian di apotek maka
harus memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA), dengan cara Sertifikat Kompetensi
Profesi Apoteker, Registrasi Apoteker, dan Izin Praktik dan Izin Kerja Apoteker.
Standar operasional prosedur pada badan pelayanan perizinan terpadu kota Banda
Aceh yaitu Jenis pelayanan, Dasar hukum, Maksud dan Tujuan, Sasaran Apoteker,
Persyaratan, Biaya Perizinan, Jangka Waktu Penyelesaian, SKPD, dan Mekanisme
Pemrosesan Perizinan.
Melihat dari banyak aspek studi kelayakan yang telah dilakukan seperti aspek lokasi,
aspek pasar, aspek ekonomi dan permodalan, aspek managerial dan aspek teknis maka
Apotek “Mekar Sehat” yang akan didirikan di Kota Banda Aceh memiliki peluang yang
tingi.
DAFTAR PUSTAKA
28
6. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
7. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009 – 2029
8. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan dan Nonperizinan
9. Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 15 Tahun 2011 tentang Tata Cara dan Syarat-
Syarat Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
10. Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman izin
Bangunan Terhadap Bangunan Gedung yang Telah Dibangun dan Dimanfaatkan.
11. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
12. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 09/M-DAG/PER/3/2006
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
13. Qanun Nomor 6 Tahun 2004 Ttg Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan
Tanda Daftar Perusahaan
14. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Banda Aceh.
15. RI, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 “Tentang Narkotika”.
16. Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015 “tentang PEREDARAN, PENYIMPANAN,
PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN
PREKURSOR FARMASI
29
LAMPIRAN
30
31
32
33