Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS

3.1 136 Karyawan Hotel Aryaduta Medan Di-PHK Saat Pandemi Corona

Dilansir dari news.detik.com terdapat ratusan karyawan Hotel Aryaduta Medan


mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah masa pandemi covid-19. Para karyawan
yang itu pun melakukan protes karena merasa hak-haknya tak dipenuhi sebagai seorang
karyawan. Kepala ketenagakerjaan Kota Medan Simanjutak mengatakan saat ini pihaknya
sedang membantu proses mediasi antara 136 karyawan yang terkena PHK dan pihak perusahaan.
Namun tak semua bisa melanjutkan pengaduan hanya 92 yang meneruskan dan sisanya telah
mencapai kesepakatan dengan pihak perusahaan.

Pihak perusahaan sudah mengirim uang pisah atau pesangon ke para karayawan yang
sudah mencapai kesepakaatan. Salah satu dari pihak perwakilan karyawan terkena PHK, Ricky
Alanda mengatakan bahwa saat itu manajemen berkata bahwa operasional hotel ditutup dan
berimbas 136 karyawan di-PHK. Para karyawan mengaku keberatan dengan pihak perusahaan
karena dinilai melakukan PHK tanpa perundingan dengan karyawan dan belum lagi saat ini
sedang dalam kondisi pandemi sehingga menambah sulit hidup karyawan. Menurut fakta yang
disajikan perusahaan hotel hanya memberikan pesangon satu bulan gaji dimana itu tidak sesuai
dengan undang-undang yang berlaku. Padahal disana banyak karyawan yang mengabdi lebih dari
7 tahun sehingga itu dirasa kurang setimpal dengan apa yang telah dilakukan karyawan terhadap
perusahaan. Segala upaya telah dilakukan oleh Disnaker dan pihak detikcom untuk mencoba
menghubungi pihak Hotel Aryaduta. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak
terkait.

Sumber daya manusia merupakan aset penting yang memiliki peran sebagai penggerak
utama dalam pelaksanaan seluruh kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan maka dari itu
perusahaan memerlukan sebuah manajemen sumber daya manusia yang baik agar tidak terjadi
kejadian semena- mena dalam memperlakukan karyawannya. Dalam kasus ini terdapat ketidak
selarasan dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi bisnis pada
aspek finansial dan humanitas hal ini dikarenakan pada saat ini seluruh sektor perekonomian
Indonesia sedang lesu, sehingga menyebabkan perusahaan kehilangan pemasukannya dan
berakibat pada karyawannya.
Dimana pada aspek finansial perusahaan tidak dapat memberikan tunjangan yang sesuai
dengan apa yang telah ada di undang-undang. Sedangkan pada aspek humanitas karyawan
merasa dibatasi ruang geraknya dalam menjalani karier karena adanya pemutusan hubungan
kerja secara sepihak dan mendadak.

Dari sudut pandang penulis kejelasan antara hubungan karyawan yang terkena PHK
dengan pihak hotel harus segera diselesaikan dan ditemukan titik temu antara keduanya. Apabila
pihak hotel tidak segera menanggapi disini peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk
membantu karyawan terdampak dalam mendapatkan hak-nya dengan cara terus menghubungi
pihak terkait. Selain itu karyawan yang terkena PHK bisa mengajukan program dari pemerintah
pusat yang memang ditujukan untuk pihak terkena PHK, yaitu bantuan Insentif untuk korban
PHK dan Kartu Prakerja. Sembari menunggu kejelasan dari pihak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai