CRITICAL APPRAISAL
Disusun Oleh:
KELOMPOK A-8
Dosen Pembimbing:
NPM : 1102017103
Skenario
PICO
• Population : laki-laki berusia 18 tahun dengan diagnosis konjungtivitis chlamidia
folikular trachomatis
• Intervention : Melakukan pemeriksaan penunjang dengan Direk Immunofluorensi
• Comparison : Melakukan pemeriksaan penunjang dengan Pewarnaan Giemsa
• Outcomes : Tingkat keefektivitan dalam mendiagnosis Konjungtivitis Folikular
Chlamidia Trachomatis lebih baik menggunakan direk Immunoflourensi dibandingkan
menggunakan pewarnaan giemsa
Type of question:
DIAGNOSTIC
o Apakah terdapat perbandingan yang independen dan blind terhadap suatu standar rujukan
(gold standar)?
Iya, DIF digunakan sebagai diagnosis standar.
Kurang jelas, mungkin pasien yang dijadikan sampel untuk studi ini mengetahui tentang
hasil dari tes/diagnosis yang dilakukan karena pengambilan sampel pasien dilakukan atas
permintaan dokter yang memeriksa pasien.
Sensitivity
True Positive
Sensitivity=
True Positive + False Negative
42
Sensitivity= =0,3853
42+67
Nilai sensitivitas pemeriksaan pewarnaan giemsa sebesar 38,53%. Dimana 67 pasien
(61,46%) diantaranya terkena konjungtivitis folikular Chlamydia trachomatis memiliki hasil tes false
negative. Artinya pemeriksaan pewarnaan Giemsa kurang baik untuk mendeteksi pasien yang sakit
konjungtivitis folikular Chlamydia trachomatis.
Specificity
True Negative
Specificity=
True Negative+ False Positive
171
Specificity= =0,9715
171+5
Nilai spesifisitas pemeriksaan pewarnaan giemsa sebesar 97,15%. Dimana 5 pasien (2,84%)
diantaranya yang tidak terkena konjungtivitis folikular Chlamydia trachomatis memiliki hasil tes false
positive. Artinya pemeriksaan pewarnaan giemsa kurang baik untuk mendeteksi pasien yang tidak
sakit konjungtivitis folikular Chlamydia trachomatis.
171
Negative Predictive Value= =0,71
171+67
Dari 238 orang yang memiliki hasil tes negative terhadap pewarnaan giemsa, 60% benar-
benar tidak mengalami konjunctivitis folikular chlamydia trachomatis.