Anda di halaman 1dari 48

KAJIAN JURNAL DIAGNOSTIK

How Accurate are The ISAAC Questions for


Diagnosis of Allergic Rhinitis in Korean Children?

Dea Sella Sabrina (Dea)


MS-PPDS Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Skenario Klinis Dea Sella Sabrina (DEA)

• Seorang dokter spesialis anak yang bertugas di rumah sakit mendapatkan anak laki- laki
berumur 3 tahun datang ke poliklinik dengan utama pilek. Pilek dirasakan hilang timbul
sejak 1 tahun SMRS, pilek memberat bila pagi hari atau udara dingin. Pilek terjadi sewaktu-
waktu, tidak didahului demam sebelumnya. Anak sudah pernah berobat dan diberikan
obat, sempat membaik namun berulang ketika udara dingin.
• Pada riwayat keluarga, ayah pasien menderita asthma dan ibu pasien sering gatal- gatal bila
mengonsumsi udang.
• Pasien dicurigai menderita rhinitis alergi. Dokter mengetahui adanya kuisioner ISAAC dan
kemudian ingin mengetahui kuisioner ISAAC dalam mendiagnosis rhinitis alergi?
Pertanyaan Klinis Dea Sella Sabrina (DEA)

• Apakah ada perangkat lain yang lebih mudah dan dapat


membatu penegakkan diagnosis rhinitis alergi pada anak?
Analisis PICO Dea Sella Sabrina (DEA)

Patients Anak

Intervention Kuisioner ISAAC

Comparison Skin Prick Test (Uji cukit kulit) dan gejala rhinitis alergi

Outcome Diagnosis rhinitis alergi


Strategi pencarian jurnal Dea Sella Sabrina (DEA)

 Google scholar database (


www.ncbi.nlm.gov/pubmed)
 Kata kunci ((child) AND
(rhinitis allergy) AND (ISAAC)
Dea Sella Sabrina (DEA)
Pendahuluan Dea Sella Sabrina (DEA)

• Rhinitis alergi adalah peradangan nasal yang dimediasi igE


disebabkan karena sensitisasi pada allergen yang terhirup.
• Rhinitis alergi terkadang sulit dibedakan dengan non rhinitis
alergi
• Beberapa epidemiologi menegakkan diagnosis dengan
melihat gejala dan pengukuran igE secara objektif.
• International study of asthma and allergies of childhood
(ISAAC) questionnaires adalah alat yang terstandarisasi untuk
membandingkan dan menilai gejala asma dan penyakit-
penyakit alergi.
Tujuan Penelitian Dea Sella Sabrina (DEA)

• Mengetahui prevalensi rhinitis alergi dan non rhinitis alergi di Korea


Selatan dan menentukan akurasi kuisioner ISAAC pada rhinitis alergi
dibandingkan dengan gejala dan hasil uji cukit kulit
Besar Sample Dan Prosedur Sampling
Dea Sella Sabrina (DEA)

• Besar Sample
– 18425 anak-anak Korea Selatan
• Prosedur Sampling
– Random sampling
Alur Penelitian Dea Sella Sabrina (DEA)
Metode Penelitian Dea Sella Sabrina (DEA)

Lokasi penelitian
Waktu penelitian Korea Selatan
Data pada tahun 2010-2017 (Incheon, Gyeonggi, Chungbuk, Gyeonggi Bay
archipelago, Gwangju, Busan)

Subjek Desain
18425 anak Korea Selatan Cross sectional study
Metode Penelitian Dea Sella Sabrina (DEA)

Uji Cukit Kulit (Skin Prick Test)


Positif dikatakan bila adanya wheal > 3mm, dilakukan petugas yang sudah
ditraining dan dilakukan pada pagi hari. Allergen yang digunakan
menggunakan 18 allergen (antara lain house dust mites, pollen, dll) yang
diproduksi oleh Allegopharma
Metode Penelitian
Kuisioner ISAAC
Metode Penelitian
Analisis Statistik
Prevalensi dianalisis pada semua peserta penelitian dan distratifikasi
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Hubungan variable kategorikal dinilai
dengan chi square. Data statistikal dihitung menggunakan SAS (Statistical
Analysis System) version 9.4

Informed Consent
Persetujuan penelitian dilakukan pada semua peserta penelitian
Hasil Penelitian Dea Sella Sabrina (DEA)

Total patients
KESIMPULAN Dea Sella Sabrina (DEA)

• Akurasi diagnosis berdasarkan kuisioner ISAAC adalah sebesar 60%.


MENILAI BUKTI APPRAISE THE
EVIDENCE

• APAKAH PENELITIAN INI VALID?


Apakah jurnal tentang test Diagnostik ini VALID?

Apakah hasil dari jurnal diagnostik ini PENTING?

Apakah hasil dari jurnal Diagnostik ini DAPAT DITERAPKAN untuk pasien
saya?
Apakah hasil dari penelitian uji diagnosis ini valid?

1. Apakah tes diagnosis ini dievaluasi


pada spektrum pasien yang tepat (seperti
pada pasien yang biasanya akan kita ukur
dengan tes tersebut)?
• Ya. Pemeriksaan dilakukan pada pasien
dengan kecurigaan rhinitis alergi.
2. Apakah dilakukan suatu pembandingan
yang independen dan disamarkan dengan
standar referensi / gold standard
diagnosis?
• Ya. Pada penelitian ini dilakukan
pembandingkan dengan skin
prick test sebagai gold standard
3. Apakah standar referensi uji
diaplikasikan terlepas dari hasil tes
diagnosis?
• Ya. Pemeriksaan dengan kuisioner ISAAC
dilakukan pada semua pasien, terlepas
dari hasil tes diagnosis.
KESIMPULAN
JURNAL DIAGNOSTIK INI
VALID
Apakah bukti mengenai aspek diagnosis
yang valid ini penting?
Tabel 2x2 Interpretasi Uji
Diagnostik
Berdasarkan Berdasarkan SPT Total Sensitivitas
kuisioner Positif Negatif  
ISAAC = A/A+C = 3380/5127 x 100% =
66%
Pos 3380 4351 7731 Spesifisitas
Neg 1747 5371 7118 = D/B+D = 5371/9722x 100%
Total 5127 9722 14849 =55%
Parameter Formula Hasil
Sensitivity a/(a+c) x 100% 3380/ 5127 x 100% =66%
Specificity d/(b+d) x 100% 5371/ 9722 x 100% = 55%
Negative predictive value d/(c+d) x 100% 5371/ 7118 x 100% = 75%
Positive predictive value a/(a+b) x 100% 3380/7731 x 100% = 43.7%
Likelihood ratio for positive result
sensitivity/(1-specificity) 0.66/ ( 1-0.55) = 1.5
Likelihood ratio for negative result
(1-sensitivity)/specificity (1-0.66) / 0.55 = 0.6
Pre test probability (prevalence) (a+c)/(a+b+c+d) x 100% 5127/ 14839 x 100% = 34.5%
Pretest-odds prev/(1-prev) 0.345/ 1-0.345 = 0.52
Post test-odds Pretest odds x LR 0.52 x 1.5 = 0.78
Post test probability
Post test odds/(post test odds+1) x 100% 0.78/ (1+0.78) x 100% = 44%
Accuracy (a+d)/(a+b+c+d) x 100% 8751/ 14839 x 100% = 60%
44

34.5
KESIMPULAN
JURNAL DIAGNOSTIK INI
PENTING
Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan
1. Apakah prosedur tes ini tersedia, terjangkau, akurat, dan tepat untuk
pasien di wilayah ini?
• Ya. Penggunaan kuisioner ISAAC tersedia, terjangkau. Namun perlu
diterjemahkan lebih dahulu ke dalam Bahasa Indonesia dan dilakukan
validasi dengan populasi anak Indonesia
2. Apakah kita dapat secara klinis melihat estimasi pretest
probability pasien kita?
• Ya. Estimasi pretest probability/prevalensi dapat diketahui dari
penelitian sebelumnya.
• Diperkirakan prevalensi anak dengan rhinitis alergi sekitar 34.5%
3. Apakah hasil post-test probability berpengaruh pada
penanganan terhadap pasien kita?

•3a. Dapatkah hal ini melampaui test-treatment treshold?


• Ya. Dengan pre-test probability sekitar 34.5 % dengan
penapisan menggunakan kuisioner ISAAC didapatkan post-
test probability menjadi berkisar 40%
3b. Apakah pasien kita dapat diajak bekerjasama
sebagai mitra yang baik (willingpartner)?
• Ya. Pengukuran penggunaan kuisioner ISAAC
merupakan pemeriksaan yang mudah dilakukan pada
pasien.
4. Apakah konsekuensi dari tes tersebut akan menolong pasien
kita untuk mencapai tujuan?
• Ya. Kuisioner ISAAC dapat menjadi parameter tambahan
dalam penegakan diagnosis rhinitis alergi, sehingga pasien
dapat mendapat terapi sesuai diagnosis yang dibuat. Kuisioner
ISAAC dapat digunakan pada pelayanan kesehatan yang tidak
memiliki alat uji cukit kulit.
KESIMPULAN

DAPAT DITERAPKAN
Kesimpulan

HASIL PENELITIAN INI VALID, PENTING, dan DAPAT


DITERAPKAN UNTUK PASIEN KITA
TERIMA KASIH
MOHON ASUPAN
The general course of atopic march and the temporal sequence of major factors involved.
Atopic march is the clinical history of atopic diseases in different organs, wherein different
causal allergens develop sequentially with age. Some symptoms become more prominent over
time, while others subside. Atopic dermatitis (AD) generally develops first based on genetic
predisposition and/or environmental factors. The skin barrier dysfunction derived from AD
easily allows the allergen to penetrate the body, causing epicutaneous sensitization and type 2
inflammation in some children. Then, memory T helper 2 (Th2) cells circulate back to the skin
and exacerbate AD. The cells then distribute to the gut, lung, and nose. Patients develop food
allergy, allergic asthma, and allergic rhinitis with increased sensitization to food and/or
environmental allergens, resulting in the induction of atopic march.
Berdasarkan studi epidemiologi, prevalensi rinitis alergi di Indonesia
diperkirakan berkisar antara 10 - 20% dan secara konstan meningkat. Usia
rata-rata onset rinitis alergi adalah 8 - 11 tahun dan 80% rinitis alergi
berkembang dengan usia 20 tahun

Anda mungkin juga menyukai