Anda di halaman 1dari 7

Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN.

2442-9163

Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Sifat–sifat Magnet dengan


Pendekatan Scientific Siswa Kelas V SDN Balowerti I Kota Kediri
Tahun Pelajaran 2015 / 2016
Endang Sumariati
Dinas Pendidikan Kota Kediri
SDN Balowerti I
Kecamatan Kota – Kota Kediri

Abstrak
Hasil belajar siswa pada pembelajaran mendeskripsikan sifat – sifat
magnet menunjukkan bahwa 51 % siswa mendapatkan nilai dibawah KKM.
Dari hasil itulah penulis mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki KBM dan meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan scientific. Sasaran perbaikan pembelajaran
ini adalah siswa kelas V SDN Balowerti I Kediri yang berjumlah 37 siswa.
Data diperoleh melalui observasi selama proses KBM dan tes untuk
mengukur hasil belajar siswa.Selama siklus I dan II telah terjadi peningkatan
baik keaktifan siswa maupun hasil belajar siswa. Rata – rata hasil belajar
siswa setelah pembelajaran awal adalah 66,47; 51 % belum tuntas; 49 %
tuntas. Hasil siklus I nilai rata – rata menjadi 76,35; 24% belum tuntas; 76 %
tuntas. Sedangkan hasil siklus II nilai rata – rata meningkat menjadi 82,03;
11% belum tuntas; dan 89% tuntas.Jadi dengan pendekatan scientific dalam
pembelajaran mendeskripsikan sifat – sifat magnet dapat membantu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa serta dapat membantu
memperbaiki cara mengajar guru selama melaksanakan KBM di SDN
Balowerti I Kediri.

Kata Kunci: kemampuan mendeskripsikan, sifat magnet, scientific.


melalui teknik tes pada pembelajaran ini
PENDAHULUAN tidak memuaskan. Rata-rata nilai siswa
Pada pembelajaran yang dilakukan hanya 66; 51 % siswa yang nilainya
guru, pendekatan, metode, dan media dibawah KKM (KKM 75); 19 siswa dari 37
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. siswa yang belum tuntas untuk materi
Guru harus mampu menciptakan mendeskripsikan sifat – sifat magnet. Oleh
pembelajaran yang menarik dan karena itu guru merumuskan rencana
menyenangkan agar siswa dapat memahami perbaikan pembelajaran dengan
apa yang telah disampaikan guru tanpa menggunakan pendekatan scientific.
merasa ”terbebani” sehingga bisa diperoleh Dengan pendekatan ini diharapkan siswa
hasil belajar siswa yang maksimal. tertarik pada pembelajaran, siswa aktif
Pada pembelajaran menemukan konsepnya sendiri dan pada
mendeskripsikan ciri-ciri magnet yang akhirnya hasil belajar siswa meningkat.
dilakukan hanya dengan metode ceramah Dari hasil pengamatan dan evaluasi
dan penugasan saja kurang untuk guru pada pembelajaran mendeskripsikan
memperoleh hasil belajar yang maksimal. ciri-ciri magnet, dapat diketahui bahwa
Terbukti hasil belajar anak yang diperoleh selama pembelajaran siswa pasif, hanya

url : ojs.unpkediri.ac.id 79
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

menjadi pendengar, pengalaman berikutnya 4. Apabila Kutub yang sejenis / senama


yang didapat siswa dalam pembelajaran didekatkan satu sama lain maka
adalah mengerjakan tugas-tugas dari guru mereka akan tolak menolak, namun
setelah guru selesai memberi penjelasan. apabila kutub yang berbeda
Pengalaman belajar seperti ini didekatkan satu sama lain maka
mengahasilkan nilai rata-rata evaluasi mereka akan tarik menarik
pembelajaran yang rendah, karena guru 5. Medan magnet akan membentuk gaya
hanya mentransfer pengetahuan saja. Siswa magnet. Semakin dekat benda dengan
hanya diberi tahu, tanpa mencari tahu dulu. magnet, medan magnetnya semakin
Berdasarkan kondisi diatas rapat, sehingga gaya magnetnya akan
permasalahan yang dapat diidentifikasi semakin besar. Demikian pula
adalah: sebaliknya.
1. Pembelajaran belum menggunakan 6. Sifat Kemagnetan dapat hilang atau
pendekatan yang sesuai. melemah karena bebarapa penyebab,
2. Siswa belum terlibat aktif dalam contohnya apabila terus menerus
pembelajaran. jatuh, terbakar, dan sebagainya.
3. Hasil belajar siswa masih banyak yang Benda Berdasarkan Sifat
dibawah KKM dalam pembelajaran I P Kemagnetannya
A yang diukur dengan tes pada akhir Berdasarkan kemagnetannya benda
pembelajaran. dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
Penelitan ini bertujuan meningkatkan 1) Benda Magnetik (Feromagnetik)
prestasi hasil belajar siswa dalam Feromagnetik adalah benda yang dapat
pembelajaran mendeskripsikan sifat-sifat ditarik dengan kuat oleh magnet.
magnet di Kelas V SDN Balowerti I Contoh benda ini adalah besi, baja,
Kediri. nikel, dan lain-lain.
2) Benda Non Magnetik
KAJIAN PUSTAKA Benda ini terbagi lagi menjadi dua
Sifat Magnet kelompok, yaitu :
1. Magnet hanya dapat menarik benda – a) Paramagnetik, yaitu benda yang
benda tertentu dalam jangkauannya, dapat ditarik dengan lemah oleh
artinya tidak semua benda dapat magnet, contohnya alumunium,
ditarik. Contoh logam yang dapat tembaga, kromium, dan lain-lain.
ditarik oleh magnet yaitu besi, baja, b) Diamagnetik, yaitu benda menolak
kobalt, dan nikel. magnet, artinya benda ini tidak
2. Gaya Magnet dapat menembus benda, dapat ditarik oleh magnet,
semakin kuat gaya magnet maka contohnya emas, seng, merkuri,
semakin tebal pula benda yang dapat kayu, dan lain-lain.
ditembus oleh gaya tersebut. Benda Pendekatan Scientific
yang bening dan tipis dapat ditembus Pembelajaran dengan pendekatan
oleh gaya tarik magnet, misalnya saintifik adalah proses pembelajaran yang
plastik, kertas, kaca, dan kain. dirancang sedemikian rupa agar peserta
3. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu didik secara aktif mengonstruk konsep,
Kutub Utara dan Kutub Selatan. hukum atau prinsip melalui tahapan-

80 http://ojs.unpkediri.ac.id
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

tahapan mengamati (untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi


mengidentifikasi atau menemukan siswa.
masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, METODE PENELITIAN
mengumpulkan data dengan berbagai Subjek dan Tempat Penelitian
teknik, menganalisis data, menarik Sebagai subjek penelitian ini adalah
kesimpulan dan mengomunikasikan siswa Kelas V tahun pelajaran 2015/2016
konsep, hukum atau prinsip yang dengan jumlah siswa 37 anak , terdiri dari
“ditemukan”. Pendekatan saintifik 13 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.
dimaksudkan untuk memberikan Penelitian ini dilakukan di SDN Balowerti
pemahaman kepada peserta didik dalam I, Kecamatan Kota, Kota Kediri, pada
mengenal, memahami berbagai materi pembelajaran Tema 7 Sub Tema 1
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa pembelajaran 1.
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan Teknik Pengumpulan Data
saja, tidak bergantung pada informasi a. Tes : digunakan untuk mendapatkan
searah dari guru. Oleh karena itu kondisi data tentang hasil belajar siswa.
pembelajaran yang diharapkan tercipta b. Observasi : digunakan untuk
diarahkan untuk mendorong peserta didik mengumpulkan data tentang partisipasi
dalam mencari tahu dari berbagai sumber siswa dan guru dalam pembelajaran
melalui observasi, dan bukan hanya diberi mendeskripsikan sifat – sifat magnet
tahu. dengan menggunakan pendekatan
Penerapan pendekatan saintifik scientific.
dalam pembelajaran melibatkan c. Diskusi guru dengan teman sejawat
keterampilan proses seperti mengamati, untuk merefleksi hasil perbaikan
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, pembelajaran.
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam Analisa data
melaksanakan proses-proses tersebut, 1. Hasil Belajar : dengan menganalisis
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi rata-rata nilai pada evaluasi akhir.
bantuan guru tersebut harus semakin Kemudian mengkategorikannya dalam
berkurang dengan semakin bertambah klasifikasi kurang, cukup, baik, dan
dewasanya siswa atau semakin tingginya sangat baik.
kelas siswa. 2. Aktifitas atau keterlibatan siswa dalam
Pembelajaran dengan metode pembelajaran perbaikan : dengan
scientifik memiliki karakteristik sebagai menganalisis tingkat keterlibatan siswa
berikut: dalam proses pembelajaran perbaikan.
1) berpusat pada siswa. Kemudian mengkategorikannya dalam
2) melibatkan keterampilan proses sains klasifikasi kurang, cukup, baik, dan
dalam mengonstruksi konsep, hukum sangat baik.
atau prinsip. 3. Penerapan rencana perbaikan
3) melibatkan proses-proses kognitif yang pembelajaran mendeskripsikan sifat –
potensial dalam merangsang sifat magnet dengan menggunakan
perkembangan intelek, khususnya pendekatan scientific : dengan
menganalisis tingkat keberhasilan

url : ojs.unpkediri.ac.id 81
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

perbaikan pembelajaran. Kemudian c. Menentukan metode yang digunakan


mengkategorikannya dalam klasifikasi dalam pembelajaran.
kurang, cukup, baik, dan sangat baik. (Ceramah, tanya jawab, penugasan, dan
demonstrasi)
HASIL DAN PEMBAHASAN d. Membuat Lembar Kegiatan Siswa.
Refleksi Awal e. Membuat instrumen yang akan
Setelah pembelajaran tentang digunakan dalam siklus perbaikan
mendeskripsikan sifat – sifat magnet, pembelajaran.
diperoleh hasil belajar siswa yang kurang f. Menyusun soal evaluasi perbaikan
memuaskan. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran.
setelah diadakan diskusi dengan teman
sejawat ternyata ditemukan berbagai Pelaksanaan
kekurangan yang terjadi selama a. Membagi kelas menjadi 4 kelompok.
pembelajaran berlangsung, seperti : b. Memberikan penjelasan tentang kegiatan
a) Penjelasan guru terlalu abstrak; yang akan dilakukan.
b) Guru yang mendominasi kegiatan c. Membagi Lembar Kegiatan Siswa ( LKS
pembelajaran sehingga siswa menjadi ).
pasif; d. Memberi pengarahan dalam melakukan
c) Kurangnya pemanfaatan media dalam kegiatan pada LKS.
pembelajaran; e. Mengkomunikasikan hasil kerja
d) Metode kurang menarik sehingga kelompok.
terkesan monoton. f. Membahas hasil kerja kelompok.
Atas dasar analisa data tersebut, g. Membuat pertanyaan untuk kelompok
maka diadakan perbaikan yaitu : lain.
a) Penjelasan yang terlalu abstrak h. Memberikan kesempatan kepada siswa
diubah menjadi yang lebih konkret, untuk memberikan tanggapan atas
yaitu dengan benda aslinya jawaban temannya.
b) Siswa dilibatkan secara aktif dalam i. Penguatan dan simpulan bersama.
kegiatan pembelajaran Pada awal siklus pertama
c) Menggunakan berbagai media pelaksanaan perbaikan pembelajaran sudah
pembelajaran sesuai dengan rencana. Tetapi kemudian
d) Menggunakan berbagai metode ditemui beberapa kendala antara lain:
pembelajaran a. Siswa belum terlibat secara aktif
bekerjasama dalam kelompok.
Siklus I b. Siswa menjadi kurang aktif saat kegiatan
Perencanaan demonstrasi.
a. Membuat rencana perbaikan c. Semua siswa ingin menjawab pada saat
pembelajaran berdasarkan refleksi awal diadakan tanya jawab untuk soal yang
pada pembelajaran mendeskripsikan mudah, tetapi tidak ada yang mau
sifat – sifat magnet yang sebelumnya menjawab untuk soal yang tingkat
kurang berhasil. kesulitannya cukup tinggi (pertanyaan
b. Menentukan media yang akan digunakan menalar).
pada perbaikan pembelajaran.

82 http://ojs.unpkediri.ac.id
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

Pada akhir siklus pertama dari hasil j. Memberikan permainan pada saat
pegamatan guru dan kolaborasi dengan pembelajaran.
teman sejawat dapat disimpulkan : k. Memberi penguatan dan penghargaan.
a. Siswa mulai terbiasa dengan kondisi
belajar kelompok. Pelaksanaan
b. Yang dipelajari siswa tidak lagi bersifat a. Membagi kelas menjadi 7 kelompok.
abstrak tetapi sudah konkret. b. Mengumpulkan informasi dari siswa
Refleksi tentang pemahamannya dari
Dari hasil siklus I, sudah ada pembelajaran pada siklus 1.
peningkatan tetapi masih sangat kecil dan c. Memberi kesempatan siswa untuk
belum sesuai dengan target keberhasilan mengajukan pertanyaan kepada guru.
pembelajaran yang direncanakan oleh guru. d. Membagi Lembar Kegiatan Siswa ( LKS
Oleh karena itu guru merencanakan ).
perbaikan pembelajaran mendeskripsikan e. Memberi pengarahan dalam melakukan
sifat – sifat magnet dengan menggunakan kegiatan sesuai LKS.
pendekatan scientific pada siklus II. f. Melakukan kegiatan eksperimen.
g. Penyampaian hasil pekerjaan kelompok.
Siklus II h. Memberikan kesempatan kepada
Perencanaan kelompok lain untuk memberikan
a. Membuat rencana perbaikan tanggapan atas hasil pekerjaan kelompok
pembelajaran siklus II berdasarkan tersebut.
refleksi pada perbaikan pembelajaran i. Membahas hasil kerja kelompok.
siklus I. j. Memberikan permainan berupa tepuk
b. Menentukan media yang akan digunakan benda magnetis dan non magnetis.
dalam perbaikan pembelajaran siklus II k. Penguatan dan simpulan bersama.
c. Menentukan metode yang lebih l. Merayakan akhir pembelajaran dengan
bervariasi lagi dalam perbaikan menyanyikan sebuah lagu.
pembelajaran siklus II Refleksi
d. Mengurangi kuantitas metode ceramah a. Pelaksanaan pembelajaran berjalan
dengan memberi kesempatan yang lebih sesuai rencana perbaikan pembelajaran
banyak kepada siswa untuk melakukan yang dibuat guru. Tugas yang diberikan
setiap kegiatan pembelajaran. guru kepada kelompok mampu
e. Membuat Lembar Kerja Siswa. diselesaikan dengan baik dan tepat
f. Memberi motivasi kepada kelompok waktu. Siswa dalam satu kelompok telah
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. menunjukkan sikap saling bekerja sama
g. Lebih intensif dalam membimbing siswa untuk dalam melakukan eksperimen.
yang mengalami kesulitan dalam b. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa
melakukan eksperimen.. pada pembelajaran mendeskripsikan
h. Membuat instrumen yang akan sifat–sifat magnet karena guru
digunakan dalam siklus perbaikan memberikan pengalaman langsung
pembelajaran. kepada siswa.
i. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
perbaikan.

url : ojs.unpkediri.ac.id 83
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

Perbedaan Siklus I dan Siklus II Nilai Nilai


Nilai pada pada
Dalam prosesnya ada beberapa perbedaan No Nama Siswa
Awal siklus siklus
pada siklus I dan siklus II. I II
a) Pada siklus I ada 4 kelompok, tiap 1 Bagus Puji Satrio 30 50 60
Adzha Novadila
kelompok ada 9 siswa. 2
Rahima 20 50 60
Pada siklus II ada 7 kelompok, tiap 3 Afdhollul Zacky 50 70 75
kelompok ada 5 siswa. 4 Agista Noor Azizah 80 90 100
5 Alfarrell Satriawan 75 85 90
Jumlah anggota kelompok diperkecil Alfina Rendra
agar siswa menjadi lebih aktif. 6
Fonseca 50 70 75
b) Pada siklus II menggunakan media yang 7 Anindya Larisa Putri 70 80 80
8 Anita Tri Wulandari 60 75 75
lebih banyak. 9 Aulia Yunia Wati 80 90 100
c) Pada siklus I metode yang digunakan Ceviano
10
ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Chuswidyaramzi 50 70 75
11 Dara Ayu Valen 70 80 80
Sedangkan pada siklus II metode yang 12 Dwi Mustika Putri 60 75 75
digunakan ceramah, tanya jawab, Farhan Rizal
13
penugasan, diskusi kelompok, dan Purwono 70 80 80
14 Febrita Valensia 75 80 80
eksperimen. Halfian Alaudin
15
d) Pada siklus I menggunakan metode Rafsanjani 75 85 90
demonstrasi (kegiatan diperagakan Jhofanni Alexander
16
Nillson 70 80 80
guru). Sedangkan pada siklus II Jovanca Naisyla
17
menggunakan metode eksperimen (tiap Windy 40 70 90
kelompok melakukan percobaan sendiri 18 Laila Amalia Putri 80 90 90
19 M. Farel Al Syifa 70 80 80
). 20 M. Davit Prasetyo 80 90 100
e) Pada siklus II guru memberikan 21 M. Amar Ma'ruf 80 90 100
permainan, sehingga siswa merasa M. Daiva Nur
22
Adiseno 75 80 90
senang. Najwa Berliana
23
Perbedaan Hasil Siklus I dan Siklus II Dwiarum 50 50 60
Nauzwa Aurura
Keaktifan Siswa Siklus I Siklus II 24
Angelica 75 75 80
Sangat baik 4 siswa / 11 siswa / 30 Nayla Fadia
11 % % 25
Novariskaputri 50 60 75
Baik 4 siswa / 12 siswa / 32 Raditya Zakarya
11 % % 26
Priyatama 75 75 80
Cukup 10 siswa / 27 10 siswa / 27 27 Rafifah Hana Nisrina 75 80 80
% % Rayhan Agung
Kurang 19 siswa / 51 4 siswa / 11 28
Kurniawan 80 90 100
% % Risanthatia Isti
29
Kumairoh 70 75 80
30 Septia Natasya Sahira 75 80 90
Hasil Belajar Siklus I Siklus II
31 Shafania Aulia 80 80 90
Belum tuntas 9 siswa / 24 4 siswa / 11
% % 32 Shinta Mia Meilana 75 80 80
Tuntas 28 siswa / 76 33 siswa / 89 33 Sukma Amellia 80 85 100
% % 34 Syafa Ardha Qischil 75 75 85
Tahta Alfina
35
Zazilatunadia 70 80 80
REKAPITULASI HASIL BELAJAR 36 Tania Septa Aurelia 70 75 75
Vellyne Dwi
37
SISWA KELAS V Krisnandriani 50 60 80
Rata – Rata 66,47 76,35 82,03

84 http://ojs.unpkediri.ac.id
Jurnal PINUS Vol. 3 No. 2 Maret 2018 ISSN. 2442-9163

Nilai Tertinggi 80 90 100 Irene MJA, dkk.2014. Bupena 5g Tema


Nilai Terendah 20 50 60 Sejarah Peradaban Indonesia.
Jakarta : Erlangga
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Sudadi, Imam. 2016. Desain Pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian Jakarta : Kemendikbud.
perbaikan pembelajaran dari siklus I dan Sunardi, dkk. 2016. Teori Belajar. Jakarta :
siklus II ini dapat diambil simpulan bahwa Kemendikbud.
penggunaan pendekatan scientific dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Suparno, Moh. Yunus, 2007. Ketrampilan
pembelajaran mendeskripsikan sifat – sifat Dasar Menulis. Jakarta : Pusat
magnet. Penerbitan UT.
Saran
Wardani, I GAK. 2007. Penelitian
Telah terbukti penggunaan Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat
pendekatan scientific dapat meningkatkan Penerbitan UT.
hasil belajar siswa pada materi
mendeskripsikan sifat – sifat magnet, maka Winataputra, S. Udin. 2007. Teori Belajar
penulis menyarankan hal-hal sebagai dan Pembelajaran. Jakarta : Pusat
berikut : Penerbitan UT.
1. Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
untuk memperbaiki pembelajaran yang
belum berhasil.
2. Guru dapat memilih media dan metode
yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar siswanya.
3. Pada umumnya guru mengalami
kesulitan dalam membuat karya tulis
ilmiah, termasuk membuat laporan
penelitian. Oleh karena itu pihak sekolah
khususnya dan Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten pada umumnya harus
memfasilitasi para guru untuk mengikuti
pelatihan – pelatihan tentang penulisan
karya ilmiah. Sehingga guru akan
semakin terlatih dan terampil dalam
membuat KTI.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.

url : ojs.unpkediri.ac.id 85

Anda mungkin juga menyukai